Semua Bab Godaan Hasrat Pria Misterius: Bab 151 - Bab 160

190 Bab

Bab 151 – Age Just a Number

“Apa yang ingin kau bicarakan padaku?” Dominic menyesap wine di tangannya, dan tatapan yang menatap Martin lekat serta tersirat tegas. Pria itu tahu, kalau ada hal penting yang ingin Martin katakan padanya. Martin terdiam sebentar. Tatapan pria paruh baya itu tak lepas menatap Dominic dengan tatapan penuh keseriusan. “Aku baru saja mendapatkan kabar dari asistenku, kalau lahan bangunan yang ingin aku beli untuk membangun restoran telah kau beli atas namaku. Kenapa kau melakukan itu, Dominic?” Tujuan Martin menemui putrinya tentu ingin mengucapkan selamat atas kelulusan putrinya. Namun, selain itu Martin juga memiliki tujuan khusus bertemu dengan Dominic. Pria paruh baya itu memiliki rencana untuk membeli lahan bangunan untuk membangun sebuah restoran. Akan tetapi, betapa terkejutnya Martin tahu kalau lahan bangunan yang ingin dirinya beli, telah dibeli oleh Dominic menggunakan atas namanya. “Kau bisa gunakan lahan bangunan itu untuk membangun restoranmu. Meski aku yang membeli, tap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 152 – First Day in Campus 

Hari berganti hari. Tiba waktunya kini Camelia masuk ke kampus. Ya, segala kebutuhan Camelia telah disiapkan. Tas, sepatu, laptop, iPad, dan buku-buru tentu telah Dominic siapkan untuk Camelia. Jam dinding menunjukan pukul tujuh pagi. Camelia sudah cantik dengan dress berwarna kuning terang, dan rambut diikat kuda. Midi dress yang dipakai Camelia sangatlah elegan. Sekalipun, Camelia tak memakai pakaian seksi, namun kecantikan gadis itu sangatlah terpancar. Camelia menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlahan. Tampak jelas Camelia sangat gugup. Wajar saja, hari ini adalah hari pertama Camelia masuk kuliah. Camelia akan bertemu dengan banyak orang, yang sebelumnya belum pernah Camelia temui. Selama ini, Camelia selalu menjalani pendidikannya lewat home schooling. Maklum, kalau Camelia gugup luar biasa akan masuk kuliah umum. Camelia malu dan canggung, jika bertemu dengan orang baru. “Camelia? Apa kau sudah siap?” Hedy melangkah menghampiri Camelia yang sejak tadi menatap ce
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 153 – Dominic’s Ban 

Mata Camelia menatap terkejut ada sosok laki-laki memakai jaket hitam, menahan tangan gadis yang hampir memukulnya. Camelia menggigit bibir bawahnya takut. Sungguh, Camelia tak pernah ingin mencari masalah di hari pertamanya kuliah. “Aw! Charles, sakit! Lepaskan tanganku!” Gadis itu menatap tajam laki-laki tampan yang menahan tangannya. Laki-laki yang bernama Charles itu, membuat pergelangan tangan gadis itu memerah dan memar. “Kau sudah keterlaluan Yovanka! Kau berani ingin memukul mahasiswi baru. Apa kau tidak takut terkena masalah?!” seru Charles dengan nada keras. Gadis yang bernama Yovanka itu menatap tajam Charles. “Lepaskan aku, Berengsek! Kau melukai tanganku!” Charles mulai melepaskan tangan Yovanka. Tampak Yovanka sedikit meringis kesakitan di kala cengkraman tangan Charles sudah terlepas. Raut wajah Yovanka menunjukan jelas kemarahan yang tak tertahan. “Beraninya kau, Charles! Apa kau lupa siapa diriku?!” Yovanka menatap emosi Charles. Charles mendekat, membalas tatap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 154 – What Does Sugar Daddy Mean?

“Iya, Mom. Kuliahku lancar. Kemarin hari pertamaku kuliah. Aku senang bisa kuliah di sana, Mom.” Camelia berujar lembut, dalam sambungan telepon yang tengah terhubung dengan Marsha. Di kala pagi menyapa, Camelia sudah mendapatkan telepon dari Marsha. “Mommy senang mendengarnya, Sayang. Bagaimana teman kampusmu? Di sana baik semua, kan? Tidak ada yang menyakitimu, Kan?” tanya Marsha hangat, namun tersirat khawatir.“Semuanya baik, Mom. Kau tidak usah mencemaskanku. Aku pasti bisa membaur dengan teman-teman kuliahku.” “Good, Mommy senang mendengarnya. Ya sudah, Mommy tutup dulu. Mommy ingin menemani Daddy bertemu dengan rekan bisnisnya. Kau jaga dirimu dengan baik. Kalau kau butuh sesuatu, kau bilang saja pada Mommy.” “Iya, Mommy. Terima kasih.” Panggilan tertutup. Camelia memasukan ponselnya ke dalam tasnya. Lantas, gadis itu menatap ke cermin, melihat penampilannya pagi ini sudah rapi. Seperti biasa, hari ini Camelia harus ke kampus. “Camelia, pagi ini aku akan mengantarmu kuliah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 155 – Testpack? 

Alunan musik biola yang begitu lembut membuat semua orang terpaku kagum akan permainan biola. Tak ada satu pun, yang tak terpukau akan permainan biola yang dimainkan oleh Camelia. Alunan musik yang hangat seakan menyalurkan energy positive pada semua orang. Camelia sukses menyihir suasana di ruang kelas megah itu. Di kala dosen meminta Camelia memainkan musik biola seorang diri, rupanya Camelia mampu memainkan musik biola dengan sangat indah dan sempurna. Suara tepuk tangan riuh terdengar kala Camelia sudah menghentikan permainan biola itu. Sang dosen mendekat pada Camelia, menatap Camelia dengan tatapan tersirat kagum. “Permainan biolamu sangat indah, Camelia,” ucap Delmon Aldoph—sang dosen. Camelia tersenyum. “Terima kasih, Tuan Aldoph.” “Bergabunglah dengan yang lain. Kita akan meneruskan pelajaran kita,” ujar Delmon Aldoph pada Camelia. Camelia mengangguk sopan. Kemudian, duduk bergabung dengan teman-teman kuliahnya. Saat pelajaran kembali dimulai, tatapan Yovanka menatap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 156 – Surprising Facts

Camelia menghela napas dalam. Tatapan gadis itu melihat testpack pemberian dari Stella. Sekitar satu jam lalu, Stella baru saja pulang. Sungguh Camelia bingung, apakah harus dirinya menggunakan testpack?Camelia melangkah menuju cermin, melihat perutnya yang memang sedikit buncit. Akan tetapi, Camelia berpikir perutnya sedikit buncit akibat terlalu banyak makan. Gadis itu kini mengusap perutnya sendiri. “Aku tidak mungkin hamil secepat ini.” Buru-buru Camelia menepis pikirannya, menyakinkan bahwa dirinya tak mungkin hamil secepat itu. Detik selanjutnya, Camelia memilih untuk menyimpan testpack pemberian Stella ke dalam laci nakas. Canmelia merasa belum perlu untuk menggunkan testpack itu. Suara ketukan pintu terdengar. Refleks, Camelia mengalihkan pandangannya ke arah pintu, dan menginterupsi orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam. “Camelia, apa aku mengganggumu?” Hedy melangkah mendekat ke arah Camelia. Camelia tersenyum seraya menatap Hedy yang datang. “Tidak, Hedy. Dom
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 157 – Arrogant Girl

Dominic membubuhkan tanda tangan di dokumen yang baru saja diberikan oleh Eldon. Kemudian, Dominic memberikan dokumen yang telah dia tanda tangani pada sang asisten. Ya, sudah beberapa hari ini Dominic memang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. “Eldon, apa masalah Shawn sudah selesai?” tanya Dominic seraya menatap Eldon dengan tatapan serius. “Masih cukup rumit, Tuan. Pihak orang tua siswa masih tetap tidak terima anak mereka dipukul Tuan Muda Shawn. Mereka masih terus mencerca Tuan Sean. Dalam kasus ini, mereka pun memiliki kekuasaan. Itu yang membuat masalah menjadi rumit,” jawab Eldon memberi tahu. Dominic memejamkan mata singkat, dan memijat pelipisnya. “Keponakanku selalu saja membuat masalah.” Eldon menggaruk-garuk kepalanya tidak gatal. “Anak-anak memang seperti ini, Tuan.” “Eldon, weekend ini, aku akan menemani Camelia untuk fitting gaun pengantin. Aku tidak ingin kau ganggu saat aku weekend. Kalau ada pekerjaan tertunda, kau bereskan saja.” “Tuan, apa Anda yakin bulan in
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 158 – Part of the Plan

“Jadi, kau kekasih dari putra bungsu Keluarga Geovan?” Charles memulai percakapan dengan Camelia. Pemuda itu membawa Camelia ke taman belakang kampus, sambil memakan ice cream. Charles tak berlama-lama di kantin. Pasalnya, Charles enggan untuk melihat Yovanka dan Nayra. Beruntung, Camelia pun mau diajak pergi ke taman bersama dengannya. “Kau mengenal Dominic?” Kening Camelia mengerut, menatap bingung Charles. Sungguh, Camelia tak menyangka banyak yang mengenal Dominic. “Ya, ibuku adalah manager di perusahaan keluarga Geovan yang ada di Manhattan,” jawab Charles memberi tahu. “Oh, begitu.” Camelia mengangguk-anggukan kepalanya. Charles menatap lurus ke depan. “Jujur, aku tidak menyangka kau adalah kekasih dari Boss ibuku. Aku pernah ke cabang Geovan Group beberapa kali, dan di sana aku lebih sering melihat Sean Geovan, putra sulung dari keluarga Geovan. Aku pernah bertemu dengan Dominic, tapi hanya satu kali saja. Yang aku tahu Dominic tidak tinggal di New York.” Camelia tersenyum
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 159 – Wedding Dress Fittings

Hari berganti hari, tiba waktunya yang ditunggu-tunggu Dominic dan Camelia, yaitu fitting gaun pengantin. Salah satu gaun pengantin Camelia didesain khusus oleh Stella yang merupakan perancang busana ternama. Ya, gaun pengantin Camelia memang dirancang dari tiga designer berbeda. Ini semua tentunya atas permintaan Dominic. Konsep pernikahan Dominic dan Camelia, bisa dikatakan akan menjadi konsep pernikahan termegah di tahun ini. Mengingat Dominic adalah anak bungsu di keluarga Geovan yang belum menikah, maka pasti akan dibuat semegah mungkin. “Camelia, apa kau lihat dompetku?” Dominic keluar dari walk-in closet, pria itu sedikit lupa di mana meletakan dompet. Camelia mendesah panjang. “Dominic, kau ini sudah mulai tua, ya? Meletakan dompet di atas nakas tapi malah lupa.” Lalu, Camelia mengambil dompet Dominic yang ada di atas nakas, dan menyerahkan dompet itu. Dominic menerima dompetnya, dan memasukan ke kantong sakunya. “Tadi aku mendapatkan pesan dari sekretarisku yang melaporka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 160 – Dominic’s Rejection

Dominic terdiam membaca pesan dari Eldon. Kening Dominic mengerut dalam. Dominic belum pernah mendengar nama ‘Yovanka’ sebagai perwakilan dari Nachum Group—perusahaan yang tengah memiliki kerja sama bisnis dengan Geovan Group. Nama Yovanka tak pernah Dominic dengar sebagai perwakilan Nachum Group. Pun tak mungkin project yang berjalan tiba-tiba diganti. Jika orang baru, maka tak mungkin juga langsung memegang project besar. Dominic merasakan ada yang janggal. Pria itu memutuskan untuk segera menghubungi Eldon. “Selamat pagi, Tuan.” Eldon lebih dulu menyapa. “Siapa Yovanka Nachum? Aku belum pernah mengenal namanya,” seru Dominic dingin dan tegas. “Nona Yovanka Nachum adalah anak dari Tuan Corben Nachum, Tuan. Saya baru saja mendapatkan kabar dari Tuan Corben, kalau Nona Yovanka ingin memegang project Nachum Group yang bersama dengan Geovan Group.” “Berapa usia Yovanka?” “Hm, mungkin sekitar 20 atau 21 tahun, Tuan. Beliau masih muda.” Dominic berdecak. “Aku tidak suka bekerja d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status