“Iya, Mom. Kuliahku lancar. Kemarin hari pertamaku kuliah. Aku senang bisa kuliah di sana, Mom.” Camelia berujar lembut, dalam sambungan telepon yang tengah terhubung dengan Marsha. Di kala pagi menyapa, Camelia sudah mendapatkan telepon dari Marsha. “Mommy senang mendengarnya, Sayang. Bagaimana teman kampusmu? Di sana baik semua, kan? Tidak ada yang menyakitimu, Kan?” tanya Marsha hangat, namun tersirat khawatir.“Semuanya baik, Mom. Kau tidak usah mencemaskanku. Aku pasti bisa membaur dengan teman-teman kuliahku.” “Good, Mommy senang mendengarnya. Ya sudah, Mommy tutup dulu. Mommy ingin menemani Daddy bertemu dengan rekan bisnisnya. Kau jaga dirimu dengan baik. Kalau kau butuh sesuatu, kau bilang saja pada Mommy.” “Iya, Mommy. Terima kasih.” Panggilan tertutup. Camelia memasukan ponselnya ke dalam tasnya. Lantas, gadis itu menatap ke cermin, melihat penampilannya pagi ini sudah rapi. Seperti biasa, hari ini Camelia harus ke kampus. “Camelia, pagi ini aku akan mengantarmu kuliah
Alunan musik biola yang begitu lembut membuat semua orang terpaku kagum akan permainan biola. Tak ada satu pun, yang tak terpukau akan permainan biola yang dimainkan oleh Camelia. Alunan musik yang hangat seakan menyalurkan energy positive pada semua orang. Camelia sukses menyihir suasana di ruang kelas megah itu. Di kala dosen meminta Camelia memainkan musik biola seorang diri, rupanya Camelia mampu memainkan musik biola dengan sangat indah dan sempurna. Suara tepuk tangan riuh terdengar kala Camelia sudah menghentikan permainan biola itu. Sang dosen mendekat pada Camelia, menatap Camelia dengan tatapan tersirat kagum. “Permainan biolamu sangat indah, Camelia,” ucap Delmon Aldoph—sang dosen. Camelia tersenyum. “Terima kasih, Tuan Aldoph.” “Bergabunglah dengan yang lain. Kita akan meneruskan pelajaran kita,” ujar Delmon Aldoph pada Camelia. Camelia mengangguk sopan. Kemudian, duduk bergabung dengan teman-teman kuliahnya. Saat pelajaran kembali dimulai, tatapan Yovanka menatap
Camelia menghela napas dalam. Tatapan gadis itu melihat testpack pemberian dari Stella. Sekitar satu jam lalu, Stella baru saja pulang. Sungguh Camelia bingung, apakah harus dirinya menggunakan testpack?Camelia melangkah menuju cermin, melihat perutnya yang memang sedikit buncit. Akan tetapi, Camelia berpikir perutnya sedikit buncit akibat terlalu banyak makan. Gadis itu kini mengusap perutnya sendiri. “Aku tidak mungkin hamil secepat ini.” Buru-buru Camelia menepis pikirannya, menyakinkan bahwa dirinya tak mungkin hamil secepat itu. Detik selanjutnya, Camelia memilih untuk menyimpan testpack pemberian Stella ke dalam laci nakas. Canmelia merasa belum perlu untuk menggunkan testpack itu. Suara ketukan pintu terdengar. Refleks, Camelia mengalihkan pandangannya ke arah pintu, dan menginterupsi orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam. “Camelia, apa aku mengganggumu?” Hedy melangkah mendekat ke arah Camelia. Camelia tersenyum seraya menatap Hedy yang datang. “Tidak, Hedy. Dom
Dominic membubuhkan tanda tangan di dokumen yang baru saja diberikan oleh Eldon. Kemudian, Dominic memberikan dokumen yang telah dia tanda tangani pada sang asisten. Ya, sudah beberapa hari ini Dominic memang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. “Eldon, apa masalah Shawn sudah selesai?” tanya Dominic seraya menatap Eldon dengan tatapan serius. “Masih cukup rumit, Tuan. Pihak orang tua siswa masih tetap tidak terima anak mereka dipukul Tuan Muda Shawn. Mereka masih terus mencerca Tuan Sean. Dalam kasus ini, mereka pun memiliki kekuasaan. Itu yang membuat masalah menjadi rumit,” jawab Eldon memberi tahu. Dominic memejamkan mata singkat, dan memijat pelipisnya. “Keponakanku selalu saja membuat masalah.” Eldon menggaruk-garuk kepalanya tidak gatal. “Anak-anak memang seperti ini, Tuan.” “Eldon, weekend ini, aku akan menemani Camelia untuk fitting gaun pengantin. Aku tidak ingin kau ganggu saat aku weekend. Kalau ada pekerjaan tertunda, kau bereskan saja.” “Tuan, apa Anda yakin bulan in
“Jadi, kau kekasih dari putra bungsu Keluarga Geovan?” Charles memulai percakapan dengan Camelia. Pemuda itu membawa Camelia ke taman belakang kampus, sambil memakan ice cream. Charles tak berlama-lama di kantin. Pasalnya, Charles enggan untuk melihat Yovanka dan Nayra. Beruntung, Camelia pun mau diajak pergi ke taman bersama dengannya. “Kau mengenal Dominic?” Kening Camelia mengerut, menatap bingung Charles. Sungguh, Camelia tak menyangka banyak yang mengenal Dominic. “Ya, ibuku adalah manager di perusahaan keluarga Geovan yang ada di Manhattan,” jawab Charles memberi tahu. “Oh, begitu.” Camelia mengangguk-anggukan kepalanya. Charles menatap lurus ke depan. “Jujur, aku tidak menyangka kau adalah kekasih dari Boss ibuku. Aku pernah ke cabang Geovan Group beberapa kali, dan di sana aku lebih sering melihat Sean Geovan, putra sulung dari keluarga Geovan. Aku pernah bertemu dengan Dominic, tapi hanya satu kali saja. Yang aku tahu Dominic tidak tinggal di New York.” Camelia tersenyum
Hari berganti hari, tiba waktunya yang ditunggu-tunggu Dominic dan Camelia, yaitu fitting gaun pengantin. Salah satu gaun pengantin Camelia didesain khusus oleh Stella yang merupakan perancang busana ternama. Ya, gaun pengantin Camelia memang dirancang dari tiga designer berbeda. Ini semua tentunya atas permintaan Dominic. Konsep pernikahan Dominic dan Camelia, bisa dikatakan akan menjadi konsep pernikahan termegah di tahun ini. Mengingat Dominic adalah anak bungsu di keluarga Geovan yang belum menikah, maka pasti akan dibuat semegah mungkin. “Camelia, apa kau lihat dompetku?” Dominic keluar dari walk-in closet, pria itu sedikit lupa di mana meletakan dompet. Camelia mendesah panjang. “Dominic, kau ini sudah mulai tua, ya? Meletakan dompet di atas nakas tapi malah lupa.” Lalu, Camelia mengambil dompet Dominic yang ada di atas nakas, dan menyerahkan dompet itu. Dominic menerima dompetnya, dan memasukan ke kantong sakunya. “Tadi aku mendapatkan pesan dari sekretarisku yang melaporka
Dominic terdiam membaca pesan dari Eldon. Kening Dominic mengerut dalam. Dominic belum pernah mendengar nama ‘Yovanka’ sebagai perwakilan dari Nachum Group—perusahaan yang tengah memiliki kerja sama bisnis dengan Geovan Group. Nama Yovanka tak pernah Dominic dengar sebagai perwakilan Nachum Group. Pun tak mungkin project yang berjalan tiba-tiba diganti. Jika orang baru, maka tak mungkin juga langsung memegang project besar. Dominic merasakan ada yang janggal. Pria itu memutuskan untuk segera menghubungi Eldon. “Selamat pagi, Tuan.” Eldon lebih dulu menyapa. “Siapa Yovanka Nachum? Aku belum pernah mengenal namanya,” seru Dominic dingin dan tegas. “Nona Yovanka Nachum adalah anak dari Tuan Corben Nachum, Tuan. Saya baru saja mendapatkan kabar dari Tuan Corben, kalau Nona Yovanka ingin memegang project Nachum Group yang bersama dengan Geovan Group.” “Berapa usia Yovanka?” “Hm, mungkin sekitar 20 atau 21 tahun, Tuan. Beliau masih muda.” Dominic berdecak. “Aku tidak suka bekerja d
Dominic menepati janjinya, menghabiskan weekend bersama dengan Camelia. Pria itu menyerahkan pekerjaannya pada asisten dan sekretarisnya. Belakangan ini memang Dominic disibukan menggantikan kakak sulungnya, dan ayahnya. Namun, meski demikian Dominic tetap akan selalu berusaha mengutamakan Camelia di hidupnya.Kemarin, adalah jadwal Dominic dan Camelia untuk fitting gaun pengantin. Sedangkan hari ini adalah jadwal di mana Dominic menuruti keinginan Camelia pergi ke mana pun. Dominic khusus melakukan hal itu sebagai bentuk permintaan maaf, terlalu banyak sibuk dengan pekerjaannya. Tindakan Dominic, tentu membuat Camelia begitu bahagia. Camelia memang sudah sangat merindukan menghabiskan waktu bersama dengan Dominic. Wajar saja, dua insan saling mencintai itu belakangan ini disibukan dengan banyaknya aktivitas mereka. “Dominic, ayo kita pergi sekarang.” Camelia menarik-narik kaus Dominic, persis seperti anak kecil yang tengah merengek meminta dibelikan mainan. Camelia nampak sangat ta
Pemberitaan tentang Camelia di media semakin meluas. Nama Camelia kian melambung akibat rekaman suaranya yang menjadi trending pertama. Tak sedikit media yang selalu ingin mewawancarai Camelia. Memang, sejak di mana Camelia banyak sekali dikenal publik, Dominic membatasi Camelia berinteraksi pada media. Pasalnya, Dominic tak ingin Camelia kelelahan. Usia kandungan Camelia yang sudah mulai besar membuat Dominic sangat memilih-milih apa yang Camelia lakukan dan tak dilakukan. Jika ditanya, maka Camelia pun tak pernah mengira akan berada di titik sekarang. Camelia seperti berada di dalam dunia mimpi. Memiliki suami yang luar biasa hebat, dan karir yang cemerlang. Hari demi hari, Camelia selalu lewati dengan penuh kebahagiaan. Tak pernah sedikit pun Camelia mengeluh, karena hidupnya sekarang memang sudah berkelimpahan dengan berkat kebahagiaan. Dan hari ini akan menjadi hari di mana yang mengukir sejarah. Untuk pertama kalinya Camelia akan turun di konser penghargaan musik. Ya, jelas
Hari berganti hari. Usia kandungan Camelia sudah memasuki enam belas minggu—yang mana Camelia sudah memasuki trimester kedua. Perut Camelia semakin membesar. Setiap kali orang melihat Camelia pasti menduga kalau Camelia tengah hamil tujuh bulan. Wajar saja, selain hamil kembar, Camelia juga hobby sekali makan. Setiap jam, Camelia selalu lapar. Jadi tak heran kalau melihat tubuh Camelia sekarang lebih berisi dari sebelumnya. Weekend ini, Camelia akan turut serta dalam konser penghargaan musik. Hidup Camelia sehari-hari memang kerap masuk dapur rekaman suara. Hamil, sama sekali tidak menghalangi Camelia dalam meraih impiannya. Pun Dominic sangat mendukung apa pun hal positive yang dilakukan Camelia. Tentunya, Camelia tetap dalam pengawasan ketat dokter kandungan. Sekalipun, Dominic membebaskan Camelia untuk berkarir tetap saja Dominic sangat menjaga ketat Camelia. Makanan yang Camelia makan saja wajib dari chef terbaik, dan tidak boleh sembarangan. Dominic memang ingin memberikan yang
Camelia tak henti tersenyum sambil mengusap perut buncitnya. Ingatan Camelia mengingat perkataan ibu mertuanya yang mengatakan dirinya hamil bayi kembar. Hatinya bergetar dilingkupi kebahagiaan. Tentu, Camelia sangat senang jika bayi beruang yang ada di perutnya adalah kembar.Sejak awal, impian Camelia adalah memiliki banyak anak dari Dominic. Camelia ingin sekali mansionnya penuh dengan canda dan tawa dari anak-anaknya kelak. Sungguh, membayangkan itu semua, membuat Camelia terus melukiskan senyuman bahagia. “Camelia, apa kau sudah siap?” Dominic melangkah mendekat pada Camelia yang berada di kamar sambil menatap cermin. Camelia mengalihkan pandangannya, menatap Dominic yang mendekat padanya. “Sudah, Sayang. Tadi siapa yang menghubungimu?” tanyanya ingin tahu. Baru saja Dominic keluar, karena mendapatkan telepon. Akan tetapi, Camelia tidak tahu sang suami mendapatkan telepon dari siapa. “Irwin Leaman yang menghubungiku. Dia mengatakan konser penghargaan musik akan diadakan bulan
Kabar tentang Camelia telah rekaman suara, dan berhasil menjadi trending topic membuat keluarga Geovan kerap dimintai wawancara oleh wartawan. Hal ini kadang membuat seluruh anggota tanpa terkecuali cukup risih dengan kejaran para wartawan. Akan tetapi, keluarga Geovan nampak tetap mendukung Camelia. Walau tak dipungkiri, bisa dikatakan Camelia telah mengukir sejarah. Selama ini, belum pernah ada anggota keluarga Geovan yang masuk ke dalam dunia entertainment. Seluruh anggota keluarga selalu murni pengusaha. Hari berlalu begitu cepat. Dominic dan Camelia kini telah kembali ke kota yang menjadi tempat di mana mereka tinggali. Beberapa minggu berbulan madu di Spanyol, telah meninggalkan jutaan memori indah yang tak bisa diungkap oleh kata. Bukan hanya memori indah tentang mereka berdua, tapi memori di mana perjalanan karir Camelia dimulai. Siapa yang menyangka sosok yang terkenal memiliki jutaan kekurangan rupanya memiliki segudang talenta yang belum tentu dimiliki oleh orang lain.
Satu minggu sudah Dominic dan Camelia berbulan madu. Dua hari pertama Dominic dan Camelia menikmati waktu mereka berjalan-jalan di Madrid. Sekarang mereka berada di Barcelona menikmati keindahan kota terbesar kedua di Spanyol. Tiga hari lalu, setelah Camelia melakukan rekaman suara, dia belum mendapatkan info apa pun, karena proses masuk ke dalam kanal youtube tidak bisa langsung. Tentu selama berada di Barcelona, Dominic mengajak Camelia berjalan-jalan ke tempat romantis. Dominic mengalihkan perhatian Camelia agar tak terlalu memikirkan hasil dari test pasar yang akan dilakukan pihak PH tempo hari. Pun memang Dominic selalu mendukung apa pun yang Camelia lakukan. Jikalau, sang istri gagal tetap baginya Camelia telah melakukan yang terbaik. Plaza de España adalah tempat yang kini tengah Dominic dan Camelia kunjungi. Dua insan yang saling mencintai itu sudah datang ke Plaza de España menikmati indahnya pagi. Dominic memeluk pinggang Camelia menatap pemandangan indahnya bangunan yang
Langkah kaki Dominic dan Camelia sama-sama terhenti kala sosok pria berdiri menghalangi langkah mereka. Tampak Dominic dan Camelia menatap pria asing di hadapan mereka. Tinggi tubuh pria asing itu nyaris sama seperti tinggi tubuh Dominic. Hanya saja dari wajah pria asing itu sepertinya jauh lebih tua dari Dominic. “Kau siapa?” Dominic bertanya tanpa basa-basi. Sepasang iris mata cokelat gelap Dominic menatap dingin pria asing yang menghalangi langkahnya itu. “Irwin Leaman. Namaku Irwin Leaman. Maaf, apa benar kau Tuan Dominic Geovan?” Pria bernama Irwin Leaman tersenyum sopan ke hadapan Dominic. “Dari mana kau mengenalku?” Sebelah alis Dominic, penuh selidik. Dominic nampak seperti mengenal pria bernama ‘Irwin Leaman’, namun Dominic lupa. Irwin kembali tersenyum. “Aku pemilik Leaman Framont, salah satu Production House Di New York. Aku cukup sering bertemu dengan ayahmu.”Dominic terdiam sejenak mendengar apa yang dikatakan Irwin. Nama ‘Leaman Framont’, benar-benar tak asing di te
Para pelayan nampak tengah sibuk membawakan barang-barang milik Dominic dan Camelia masuk ke dalam mobil. Tak hanya barang-barang saja, tapi beberapa cemilan khusus juga wajib dibawa. Tentu, karena Camelia tak bisa menahan lapar. Camelia kerap mengemil setiap satu jam sekali atau dua jam sekali. Seperti yang Camelia kerap katakan dirinya tengah hamil bayi beruang, jadi wajar saja kalau Camelia mudah sekali lapar. “Dominic, kenapa kita tidak naik mobil saja ke Barcelona? Kalaiu menggunakan mobil hanya memakan waktu tidak sampai enam jam, Dominic,” kata Camelia yang ingin menuju ke Barcelona lewat darat. Camelia sedang enggan lewat udara. Terlebih Madrid ke Barcelona tidaklah jauh. Ya, sesuai dengan janji Dominic, hari ini Dominic akan mengajak Camelia ke Barcelona. Hanya saja tadi malam Camelia meminta ke Barcelona lewat jalur darat. Itu adalah permintaan konyol yang tak mungkin Dominic setujui. “Camelia Madrid ke Barcelona memakan waktu hampir enam jam. Kau pasti akan kelelahan,” u
Camelia memejamkan mata seraya merentangkan kedua tangannya, menikmati udara sore di hutan. Tak menampik, Camelia merindukan moment di mana dirinya dan Dominic menikmati bersama di hutan waktu dulu. Kala itu Camelia masih menjadi tawanan Dominic. Siapa yang sangka kalau dalam sekejap semuanya berubah. Camelia jatuh cinta pada pria yang menyandera dirinya. Kalau orang dengar pasti akan berpikir dirinya sudah tak waras. Tapi inilah fakta yang ada. “Kau di sini rupanya.” Dominic memeluk pinggang Camelia dari belakang, membenamkan wajahnya di leher istrinya itu. Sedari tadi Dominic mencari keberadaan sang istri, malah ternyata istrinya ada di belakang rumah menikmati udara sore hari yang menyejukan. Camelia tersenyum saat Dominic memeluknya dari belakang. Camelia memeluk tangan Dominic sambil berkata, “Sayang, dulu pertama kali kau membawaku ke hutan, aku sangat takut, tapi sekarang berbeda. Memang, aku masih sedikit takut, tapi sudah jauh lebih baik. Buktinya tadi aku bisa dekat denga
Madrid, Spain. Camelia menatap hamparan jalanan kota Madrid dari dalam mobil. Camelia tersenyum hangat. Rasanya sudah lama dirinya meninggalkan kota kelahirannya. Padahal Camelia belum meninggalkan Madrid sampai satu tahun, tapi nampaknya Camelia sudah sangat merindukan kota kelahiran dan kota di mana dirinya dibesarkan. Madrid menjadi kota di mana Camelia menyimpan jutaan kenangan. Kenangan indah, dan kenangan tidak menyenangkan ada di kota itu. Namun, sekalipun ada kenangan tidak menyenangkan, Camelia tetaplah sangat bahagia. Karena Madrid pun mempertemukannya dengan belahan jiwanya. “Camelia, apa kau ingin kita langsung ke pemakaman ibu dan saudara kembarmu?” tanya Dominic seraya membelai pipi Camelia. Camelia mengangguk. “Ya, aku ingin ke makam mereka sekarang, Sayang. Aku merindukan mereka.” Dominic mengecup kening Camelia, menyetujui keinginan sang istri tercinta. Ya, baru saja mendarat di Madrid, Dominic pun langsung menawarkan pada Camelia untuk mengunjungi makam. Sepanja