Semua Bab TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA: Bab 31 - Bab 40

78 Bab

BAB 31. HAMPIR MENEMUKAN IBU

Erdo menghentikan mobil di sebuah hutan yang besar. Bintara melirik tajam beberapa penjaga di depan hutan tersebut yang berdiri tegap dengan perawakan tinggi besar. Bintara membuka mobilnya, lalu keluar dari sana. Sontak tatapan semua penjaga itu tertoleh padanya. Ada seorang penjaga yang berbisik pada temannya di samping.Bintara berjalan depan santai mendekati hutan dengan kedua tangan terselip di celana. Erdo mengikutinya dari belakang dengan tubuh tegap. Begitu Bintara hampir memasuki hutan, para penjaga tersebut langsung menghadang di depannya. Bintara menatap santai, tetapi setelahnya tersenyum sinis.“Minggirlah. Jangan menghalangi jalanku,“ titah Bintara.“Hutan ini tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang,” sahut salah satu dari mereka.“Tapi aku bukan sembarang orang. Aku bahkan bisa membeli hutan ini. Minggirlah,” sahut Bintara dengan tenang.“Jangan membuat kami melakukan kekerasan. Pulanglah dengan damai, Tuan,” pinta mereka.“Aku pantang pulang sebelum mendapatkan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

BAB 32. PAKAIAN IBU YANG KURINDUKAN

Bintara disekap di rumah kosong tempat Rusmini disekap sebelumnya. Bahkan sekarang Bintara berada di kamar yang baru ibunya tempati. Hari sudah semakin sore, tetapi Bintara masih tak sadar dari pingsannya. Hingga tak lama, kedua mata Bintara terbuka perlahan. Ia mengerjap beberapa kali untuk memokuskan pandangan. Bintara terkejut melihat dimana ia berada sekarang. Ia berada di sebuah kamar sederhana yang sangat tertutup. Bahkan pagar besi membentengi jendela bagai sebuah sel penjara.“Di mana aku? Akh!” Bintara memegangi lehernya yang terasa sangat sakit. Ada benjolan yang sangat rentan di leher bagian belakangnya, tentu karena pukulan keras itu.“Sialan! Berani sekali mereka menyakitiku dan menyekapku di sini!”Bintara berdiri dari sebuah kursi. Saat ia melangkah, tubuhnya nyaris terjerembab karena ikatan kuat pada kaki sebelah kanannya. Bintara menoleh ke belakang, ternyata kakinya di ikat dengan sebuah rantai yang membelit pada kursi itu.“Argh!” Erang Bintara. Ia menatap tajam ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

BAB 33. HASUTAN LARAS UNTUK FERRY

“Kau menemukan ibumu? Sungguh?” tanya Viona membolakan matanya.Bintara mengangguk lesu. Ia kembali mengambil sesendok es krim dan melahapnya. Viona menyadari perbedaan sikap sang kekasih, sudah pasti Bintara mendapatkan kenyataan yang tak sesuai dengan keinginan hatinya.“Apa kenyataan yang kau dapat tak sesuai dengan harapanmu? Kau tampak tak bersemangat, Bin.” Viona menatap lekat kekasihnya yang kini menatap ke arah luar kedai es krim itu.“Aku menemukan ibuku, tetapi aku gagal membawanya bersamaku,” sahut Bintara yang justru membuat kening Viona berkerut. Ia tak paham dengan yang Bintara ucapkan barusan.“Maksudmu? Ayolah jangan bicara teka-teki,” rengek Viona.Barulah Bintara beralih menatap kekasihnya lekat. “Semalam aku dan Erdo pergi ke hutan Kalang tempat ibuku disekap. Ternyata seluruh hutan besar itu dijaga oleh anak buah ayahku. Sebagian dari mereka bukan orang asli Indonesia. Aku dapat dengan mudah melumpuhkan mereka bersama Erdo. Namun, ketika memasuki hutan terdalam aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

BAB 34. SERANGAN MENTAL DARI BINTARA

“Kau yakin akan tetap di kantor? Aku akan pulang segera, Laras. Kepalaku berat sekali ingin segera tidur,” tanya David pada istrinya yang masih sibuk memeriksa berkas.“Pulang saja lebih dulu. Berkas ini harus aku periksa semuanya dan diserahkan besok sekitar jam sebelas pagi. Sedangkan aku memiliki acara penting dari jam delapan pagi hingga siang. Aku takut tak sempat mengerjakannya,” sahut Laras.“Kerjakan di rumah,” ucap David lagi.“Jika sampai rumah aku malas mengerjakannya, Mas. Sudahlah kau pulang saja. Masih ada beberapa karyawan yang bekerja lembur. Kau tak perlu khawatir,” sahut Latas tampak acuh tak acuh.David pun akhirnya mengangguk. “Baiklah. Aku pulang lebih dulu. Jika terjadi sesuatu lekas hubungi aku,” ucap David yang diangguki oleh Laras.Sepeninggalan David, wanita itu masih fokus dengan beberapa berkas, sesekali menandatangi berkas tersebut. Hingga tiga jam berlalu, Laras baru selesai dengan kegiatannya memeriksa berkas sambil menonton acara kesukaannya di tab mili
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

BAB 35. USAHA FERRY MENDEKATI VIONA

David dan Laras berkunjung ke markas untuk menemui semua anak buahnya, termasuk mafia dari Hongkong. Mereka berbaris menjadi dua bagian dengan dipimpin oleh Dhani dan mafia Hongkong bernama Barnad.“Apa kalian tahu mengapa kami kumpulkan di sini?” tanya Laras tersenyum miring.Tak ada yang menjawab sebab mereka lebih menunggu lanjutan ucapan dari Nyonya mereka. “Tentu saja ada rencana besar yang ingin kami lakukan. Sebelum itu, aku mengucapkan terima kasih pada kalian yang telah berjaga di hutan Kalang. Walau banyak dari kalian yang ditumbangkan Bintara, tetapi kalian mampu mempertahankan tahananku. Sehingga Bintara tak dapat bertemu dengan Ibunya,” tukasnya memberikan senyuman penuh kebanggaan.“Aku ingin membagi tugas pada kalian. Mulai sekarang berjagalah di depan rumah ini, depan perusahaanku, dan aku butuh pengawal lebih untuk berada di sekeliling kami. Keadaan sudah tak aman seperti dulu. Bintara sudah hilang kendali. Kapan saja ia bisa mencelakai kami berdua. Jadi aku pinta kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

BAB 36. KETIKA BINTARA DAN FERRY BERTEMU

Viona telah sampai di mansion Bintara. Gadis itu terperagah melihat betapa besarnya mansion kekasihnya. Letaknya di samping pantai yang sangat indah. Rumah bak istana itu bernuansa cokelat muda. Banyak ornamen pada tembok-tembok bagian dalam mansion tersebut.Viona keluar dari mobil. Ia melangkahkan kaki di teras mansion itu dengan pandangan sangat kagum. Pintu pun terbuka, menampilkan Bintara yang tersenyum padanya. Bintara tampak memakai setelan kasual. Setelan yang nyaris tak pernah ia kenakan di hadapan Viona.“Welcome my house, Baby!”Viona langsung menghambur ke pelukan kekasihnya. “Kau tampak berbeda dengan setelan seperti ini. Aku jadi mengingat Kelvin. Rambutmu … kau sengaja mengubahnya?’’ Viona memperhatikan dengan lekat penampilan pria di hadapannya.“Aku akan menjadi Kelvin jika di rumah. Berharap ibuku akan datang ke sini dan langsung mengenaliku,” ucap Bintara tersenyum.“Sabarlah. Suatu saat hal itu akan terjadi.” Viona menunjukkan senyum manisnya.Bintara menarik pelan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

BAB 37. HINAAN TELAK DARI BINTARA

“Tutup mulutmu! Telan saja kenyataan sampah yang diucapkan oleh wanita itu. Viona akan selamanya menjadi milikku!”Viona langsung berdiri dan memegangi pundak kekasihnya untuk menenangkan. “Bin, tenangkan dirimu,” ucapnya lembut.Ferry tertawa sumbang. Ia juga ikut berdiri sambil bersedekap dan menatap pogah lawannya. Sementara kedua orang tuanya serba salah melihat momen yang semakin memanas tersebut.“Apa artinya hubungan tanpa restu orang tuanya? Kau pasti tak mendapatkan restu dari Bu Laras. Ibunya Viona sudah pasti tidak merestuimu. Oleh sebab itu hubungan kalian dari awal sudah tak dianggap,” ucap Ferry santai.“Tidakkah kau malu? Kau berusaha untuk mendapatkan gadis yang sudah memiliki kekasih. Apa tak ada gadis lagi yang bisa kau dekati? Kasihan sekali. Bersaing bisnis denganku saja kau tak mampu, apalagi ingin memilki kekasihku. Jangan membuat dirimu gila dengan kegagalan,” cetus Bintara tersenyum mengejek.Ferry terlihat sangat geram dengan kepalan tangan yang sangat erat te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

BAB 38. SERANGAN ANAK BUAH FERRY

Bintara baru selesai dengan pekerjaannya di kantor. Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Matanya sudah memberat karena banyaknya pekerjaan yang harus ia selesaikan. Bintara memeriksa ponselnya, barang kali ada kabar dari anak buahnya soal beberapa penyelidikan yang berlangsung.“Mereka belum mengabariku. Apa wanita itu memilih tempat penyekapan di luar kota?” monolog Bintara bingung.“Jika demikian, tak mungkin mudah untuk menemukan tempat penyekapan itu. Aku perlu menambah anak buah untuk melakukan pencarian di luar kota.”Bintara meraih jas hitamnya yang tersampir di kursi. Setelah membereskan laptop, Bintara segera keluar dari ruangannya.Erdo sudah pulang lebih dulu karena ada urusan dengan istrinya yang entah ke berapa. Membuat Bintara Mengemudi mobilnya sendiri menuju mansion. Matanya yang lelah tetap terjaga memperhatikan jalanan. Tak sengaja matanya melirik spion. Sebuah mobil Kijang hitam mengikutinya.“Ada-ada saja,” gumam Bintara mempercepat laju mob
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

BAB 39. MENEMUKAN RENCANA BAGUS UNTUK BALAS DENDAM

Surat KeduaAku awalnya masih tak mengerti apa yang sebenarkan wanita itu maksud. Tapi setelah tahu apa yang dia lakukan padaku, membuatku paham mengapa dia tak membunuhku saja. Dia mempertahankanku karena perusahaan. Para kolega yang bekerja sama dengan perusahaan itu hanya mengenalku, tidak dengan Laras. Mereka yang menyukai ide kreatifku membuat kerja sama kami terus berlanjut hingga sekarang. Setiap kali rapat online dengan kolega, dia menggunakanku tampil di hadapan mereka. Wanita itu juga menggunakanku untuk meminta suntikan dana pada orang tua David. Ternyata ini alasan dia selalu ingin melenyapkanku. Wanita ini sungguh gila harta. Dengan tak tahu malu merebut suamiku dan mengincar hartanya. Jika aku diberi kesempatan hidup lebih lama, aku ingin menyuarakan pada dunia semua keburukannya.Bintara kembali membuka surat ketiga. Ia menelan kekesalannya dengan susah payah, agar bisa membawa semua surat yang telah ibunya tulis. Bukan tanpa tujuan ibunya menuliskan surat itu, pasti ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

BAB 40. DAVID ; PERASAAN APA INI?

David memasuki ruangan bawah tanah tempat disekapnya Rusmini. Tibalah David di depan sebuah pintu dengan pagar kecil di bagian atas pintu sebagai akses untuk melihat ke dalam. David menilik isi kamar lewat pagar kecil itu, tampak seorang wanita sedang duduk di kursi sambil menjahit pakaian. Melihat wanita itu, membuat hati David mencelos. Sudah tiga tahun lamanya, akhirnya ia bisa melihat mantan istrinya tersebut. Bukan, David bahkan belum bercerai dengannya.David menyuruh anak buahnya untuk membuka pintu tersebut. Begitu pintu terbuka, ia melangkah masuk. Ternyata Rusmini tak terusik dengan suara kedatangannya. David menguatkan dirinya, ia pun mengetuk pintu. Tampak Rusmini menoleh padanya, wanita itu terkejut melihat sosok pria yang sudah sangat lama tidak ia jumpai. Rusmini berdiri, ia menatap geram pada David yang mematung tanpa ekspresi apapun.“Mau apa kau ke sini?” Rusmini bertanya dengan raut wajah dingin.“Hanya mampir karena kebetulan tempat meeting-ku di kota ini,” sahut D
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status