All Chapters of TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA: Chapter 11 - Chapter 20

78 Chapters

BAB 11. KEMBALI MENJADI KEKASIH

Viona memasuki kantor perusahaan Bintara Corp dengan setelan kuliah. Ia bertanya pada resepsionis di mana ruangan Bintara, tetapi ia malah ditanya apakah memiliki janji atau tidak dengan pimpinan perusahaan tersebut.“Maaf sebelumnya, Nona. Apakah Nona sudah ada janji pada Tuan Bintara sebelumnya?” tanya wanita resepsionis itu.“Dia kekasihku. Aku bisa menjumpainya tanpa membuat janji terlebih dahulu. Katakan dimana ruangannya,” sahut Viona.“Aku akan menghubungi Tuan Bintara terlebih dahulu. Mohon ditunggu sebentar, Nona.”Viona merotasikan matanya karena harus menunggu. Tak ada pilihan lain, ia biarkan saja wanita itu menghubungi Bintara. Namun, tampaknya Bintara tak memberikan izin pada wanita itu membuat Viona menatap dengan lamat raut tak menyenangkan resepsionis.“Apa katanya?” tanya Viona.“Maaf, Nona. Kata Tuan Bintara dia tak memiliki kekasih, jadi Nona ini ….”“Omong kosong apa yang dia katakan! Cepat hubungi dia lagi dan aku akan berbicara kali ini” desak Viona.Meski ragu,
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

BAB 12. AKSI BINTARA MELUMPUHKAN MUSUH

Viona melangkahkan kakinya masuk ke dalam kediaman ibu kandungnya. Saat itu David dan Laras tengah melakukan makan malam bersama dengan anak mereka, Sonny. Viona datang tak memberi kabar, membuat Laras terkejut melihat kedatangannya.“Halo, Selamat Malam,” sapa Viona.“Viona, kau datang? Kenapa tak mengabari Ibu?” tanya Laras langsung bangkit dari duduknya.“Ini mendadak. Aku takut sendiri di rumah,” sahut Viona.“Takut sendiri?” tanya Laras bingung. “Ah, sebaiknya kau ikut makan bersama kami dan jelaskan sambil makan, ya,” ucap Laras menarik sebuah bangku di samping Sonny.“Dia anak perempuanmu, Laras?” tanya David.“Iya, Mas. Aku belum memperkenalkan kalian. Viona, beri salam pada ayah tirimu,” titah Laras.Viona membungkuk sambil tersenyum. “Salam kenal, Paman. Perkenalkan aku Viona berusia 21 tahun,” ucapnya singkat.“Salam kenal, aku David. Panggil saja Ayah atau daddy. Kau juga anakku sekarang. Ayo duduk, makan bersama kami!” ucap David tersenyum senang.“Terima kasih, Ayah,” uc
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

BAB 13. MENGGALI INFORMASI PERTAMA

Viona menghampiri ibunya yang sedang menikmati salat buah di ruang tengah. Ia akan melancarkan aksinya untuk mengorek informasi tentang ibunya Bintara. Sebelumnya, Viona sudah mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan ia ajukan kepada ibunya tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun.“Halo, Bu,” sapa Viona duduk tak jauh dari ibunya.“Halo. Kau tak kuliah hari ini?”“Aku hanya ada kelas sore. Pagi ini aku akan bersantai di rumah. Ibu tak ke kantor?”“Tidak untuk sementara waktu. Ibu harus memastikan kasus David clear, baru Ibu berani menunjukkan wajah di sana. Ibu tak ingin terlibat apapun tentang masalah dia,” sahut Laras.“Oh, soal parfume itu? Aku kemarin sempat membaca beritanya. Katanya ayah David bermasalah dengan Bintara Corp, bukan begitu?’“Yeah, begitulah. Tapi dia salah perhitungan sehingga terjebak dalam jebakan yang dia buat sendiri. Dia memang selalu gegabah, kadang ibu juga masuk ke dalam jebakan itu karena dia,” keluh Laras tampak tak suka.Viona semakin mendekatkan d
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 14. RENCANA BARU BINTARA

Bintara memasuki sebuah hotel tempat di mana penandatanganan kontrak kerja sama bisnis dilakukan. Ia sengaja datang di akhir waktu agar ketika kontrak berhasil ditandatangani, ia muncul pada saat itu. Tepat sekali, usai membereskan semua berkas kontrak kerja sama, Bintara menyapa mereka.“Maaf terlambat, apa semuanya sudah selesai ditandatangani?” ucap Bintara membuat kolega bisnisnya terkejut melihatnya.“K-kau … apa yang kau lakukan di sini?” tanya kolega bisnis Bintara yang tak lain adalah Laras.Bintara menyunggingkan senyuman. “Tentu saja aku adalah CEO brand pakaian Jews. Maaf Bu Laras, sebelumnya aku menyuruh kepercayaanku untuk mewakilkan kerja sama ini karena bisnisku sangat banyak dan menyibukkan,” ucapnya terkesan angkuh.“Kurang ajar kau! Aku akan membatalkan kontrak kerja ini!” ketus Laras marah besar. Ia membuka berkas kembali dengan perasaan yang teramat membara, sedangkan Bintara tertawa tanpa suara.“Jangan lupa bayar pembatalannya, Bu Laras,” ucap Bintara mengingatka
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

BAB 15. KETERANGAN FARAH SOAL LARAS

Bintara tersenyum pada seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik. Wanita itu adalah Farah, ibu dari Geno. Saat ini Bintara berada di rumah temannya tersebut dengan maksud menyapa ibu temannya apakah masih mengenalnya atau tidak. Sudah bertahun-tahun berlalu, pasti wanita itu sudah tak mengenalinya.“Bu, apa Ibu kenal dengan temanku yang satu ini? Dulu sewaktu SMP dia pernah berkunjung ke rumah kita sebanyak dua kali. Ibu bahkan tampak menyukainya dulu,” tanya Geno yang duduk di samping Bintara.Farah memperhatikan wajah Bintara yang ada di hadapannya dengan saksama. Sementara Bintara yang ditatapan hanya tersenyum dan sesekali menunduk malu. Farah sungguh berusaha mengenali wajahnya.“Apa kau dulu mempunyai gangguan pendengaran?”Tanpa diduga Farah bertanya demikian yang menandakan ia mengingat sosok Bintara. Hal tersebut membuat Geno dan Bintara sambil bertukar pandang dengan tatapan takjub.“Ibu mengingatnya?” tanya Geno.“Ya, Ibu mengingat senyumnya. Walau dia banyak ber
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

BAB 16. MEMASUKI KAMAR RUSMINI

Viona keluar kamarnya. Rumah sudah sangat sepi. David dan Laras sudah berangkat bekerja sejak pagi. Sonny juga sudah diantar ke sekolahnya yang baru. Viona dapat melancarkan akinya untuk mencari informasi tentang ibunya Bintara di kamar dekat tangga. Walau tak ada anggota keluarga di rumah, Viona tetap waspada jikalau pembantu di rumahnya melihat aksinya.Akhirnya Viona dapat menyelinap masuk ke dalam kamar itu. Untungnya Viona telah berhasil mengamankan kunci kamar itu. Ia mendapatkannya ketika bertanya dimana letak kunci kamar tamu. Ibunya menunjukkan sendiri di mana letak-letak kunci rumah tersebut, yakni di dalam laci lemari.“Apa yang bisa aku dapatkan di kamar ini?” gumam Viona menelisik sekitar kamar itu. Kamar tersebut terlihat masih sangat rapi, walau beberapa barang terlihat berdebu.Viona membuka satu per satu laci nakas untuk memeriksa barang-barang yang mungkin dapat ia serahkan pada Bintara. Namun, ia tak dapat menemukan barang berharga apapun.Viona beralih ke lemari. A
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

BAB 17. SAKIT HATI

Dua buah toko yang mereka kunjungi ternyata tak memasang CCTV. Ada juga yang memasang CCTV, hanya saja tidak dengan tiga tahun yang lalu. Hingga mereka menyinggahi toko boneka dekat persimpangan jalan. Ternyata toko boneka itu sudah berdiri sejak lima tahun lalu dan memiliki CCTV.“Aku akan bayar berapapun yang kau mau. Cepat tunjukkan rekaman CCTV yang aku pinta,” ucap Bintara.Pria perawakan berisi itu pun mengangguk. Ia membawa laptopnya ke hadapan Bintara. Lalu mulai memutar rekaman yang Bintara pinta. Tak mudah untuk mendapatkan petunjuk, mobil hitam yang menjadi incaran Bintara tak juga muncul. Apalagi sudah memasuki jalan raya, ada banyak sekali mobil hitam yang lewat dan mereka harus memeriksa satu per satu.Beberapa kali menjeda Video akhirnya Bintara menemukan mobil yang dimaksud. Mobil itu tampak belok ke arah kiri lampu merah. Bintara memotret arah belok mobil itu dan menghentikan pemutaran videonya.“Kurasa sudah cukup. Terima kasih atas bantuanmu,” ucap Bintara beranjak
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 18. SURAT DARI VIONA

Bintara menuju rumah sakit untuk bertanya soal penyakit yang ibunya derita. Bintara juga menanyakan obat yang ia temukan di dalam tas ibunya. Dokter pun menjelaskan dengan detail apa dan mengapa penyakit tersebut bisa muncul.“Sepertinya ibumu menggunakan obat yang bersifat Hepatotoksik secara rutin yang mengakibatkan kerusakan pada hati. Penderita Hepatitis sama sekali tak boleh mengonsumsi Hepatotoksik sebab akan membuat penyakitnya semakin parah. Sejatinya obat itu menyembuhkan, ketika bisa mematikan jika menggunakan tak sesuai resep dan tidak sesuai kegunaan obat tersebut,” jelas sang dokter.Bintara memejamkan matanya sambil mengurut pelipisnya. Dugaannya tak salah, di balik semua ini pasti ada ulah jahil tangan Laras. Ia kembali mengingat kejadian dulu dimana ia memergoki Laras mencampurkan sesuatu pada botol madu ibunya di dalam kulkas. Rusmini sangat menyukai air madu, sehingga ia meminumnya rutin setiap pagi hari.“Apa penyakit tersebut bisa menyebabkan tubuh menjadi lemas, b
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

BAB 18. APAKAH GANDENGAN BARU?

Viona menghabiskan waktu seharian dengan menangis usai mengirimi Bintara surat. Laras sudah beberapa kali mengtuk pintu kamarnya, tetapi Viona hanya menyahuti bahwa ia akan keluar ketika ia lapar. Tak ada yang bisa dikatakan lagi, Laras akhirnya kembali turun dan bergabung ke meja makan. David dan Sonny belum juga memulai makan malam karena menunggu kelengkapan anggota keluarga.“Kita mulai makan sekarang. Dia tak akan makan sebelum lapar. Tampaknya anak itu sedang patah hati. Dia terus saja mengurung diri. Anak zaman sekarang ada-ada saja tingkah,” lontar Laras seraya duduk di kursinya.“Oh, aku baru tahu dia sudah memiliki kekasih. Apa sekarang telah putus?’’“Entahlah. Sepertinya mereka sudah putus atau tidak berkelahi. Selama ini aku tak begitu dekat dengannya, jadi aku kurang tahu soal itu.”David tiba-tiba terpikir sesuatu yang menarik. “Bagaimana kalau aku kenalkan Viona dengan anak rekan kerjaku? Dia pengusaha kaya raya di Jerman dan juga Amerika. Perusahaannya pun sudah memil
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

BAB 20. TERTANGKAP BASAH

Viona datang ke kantor perusahaan Bintara dengan wajah yang teramat ragu. Ia ingin meminta maaf pada Bintara, meski nyalinya untuk itu kadang naik turun. Setelah bertanya pada resepsionis, akhirnya Viona diizinkan untuk ke ruangan Bintara.Di ruangannya, Bintara tersenyum setelah mendapat telepon dari resepsionis yang mengatakan bahwa Viona ingin menemuinya. Tebakannya tak akan pernah salah, Viona pasti dengan cepat mengubah keputusannya. Gadis itu tak akan betah tanpanya walau hanya sehari saja.Pintu ruangan diketuk, lalu dibuka oleh seseorang yang sangat Bintara tunggu. Tampak Viona dengan canggung berjalan ke arahnya, hingga akhirnya duduk di kursi depan meja Bintara. Tak ada reaksi apapun dari Bintara, pria itu tetap fokus memeriksa berkas di hadapannya. Membolak-balik kertas dan akhirnya memberikan tandatangannya. Viona pikir sampai di situ saja, Bintara malah mengambil berkas lain dan mulai membacanya membuat Viona berdecak kesal.“Kau sengaja mengabaikanku?’’Barulah Bintara m
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
PREV
123456
...
8
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status