Semua Bab TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA: Bab 51 - Bab 60

78 Bab

BAB 51. BERTEMU IBU GEO

Bintara sekarang berada di depan sebuah rumah sederhana. Rumah terbuat dari kayu dan berukuran tak besar. Bintara pun keluar dari mobilnya, mencoba mendekati anak kecil yang sedang bermain mobil-mobilan di depan rumah tersebut.“Halo, kau penghuni rumah ini?” sapa Bintara dengan nada yang ramah.Anak kecil laki-laki itu menatap Bintara dengan saksama, lalu mengangguk singkat. “Iya, Kak. Ini rumahku. Kakak siapa?”“Oh begitu. Aku … Kelvin. Panggil saja Kak Kelvin. Apa di rumah ada ibumu?”Anak itu pun mengangguk. “Ibu ada di dalam.” Anak itu segera berjalan menuju rumahnya. Bintara mengikuti anak itu hingga di depan pintu. Ia menunggu anak itu mengabari ibunya yang berada di dalam. Tak lama muncul seorang wanita tua yang sedang dalam kondisi tak sehat. Terlihat dari cara wanita itu batuk yang terlihat menyakitkan.“Permisi, apa ini rumah Geo?”“Kau benar. Omong-omong, apa kau teman anakku? Dia tak pulang sejak kemarin. Biasanya dia akan pulang dua sampai tiga hari sekali karena sibuk be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

BAB 52. ADEGAN ROMANTIS MENYAYAT HATI

Viona mengajak Bintara pergi berkencan. Awalnya Bintara heran mengapa Viona mengajaknya ke berbagai tempat, tapi setelah melihat keadaan Viona yang tampak lebih kurus dan pucat, membuat Bintara menyetujuinya. Bintara merasa Viona sedang banyak pikiran sehingga perlu merelaksasikan pikirannya.Mereka baru saja keluar dari restoran setelah melakukan makan malam romantic. Selanjutnya Viona mengajak Bintara ke bioskop untuk menonton film. Bintara pun menuruti apa yang kekasihnya mau. Ia menjalankan mobil menuju tempat itu.“Kau sedikit berbeda hari ini, Sayang. Apa yang terjadi? Maaf aku terlalu sibuk sehingga tak menanyai kabarmu seperti biasa,” tanya Bintara yang fokus pada kemudinya.“Tak ada yang berbeda, Bin. Aku hanya perlu menyegarkan pikiranku saja. Tugas kuliah menumpuk, mengurus kafe, dan mengunjungi ayahku yang tak kunjung bangun. Itu berat bagiku, Bin.”“Bersabarlah, Vi. Sebentar lagi aku akan menang dan mengangkat apa yang membebanimu,” ucap Bintara meoleh sambil tersenyum.V
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

BAB 53. MAAF

Penyesalan mendalam yang Viona tuai membuat dirinya seakan hancur. Ia meraung sendirian di kamar mandi, menatap wajahnya yang telah mengecewakan kekasihnya sedemikian rupa. Masih segar diingatannya bagaimana wajah Bintara melihat rekaman dirinya berciuman dengan Ferry. Untuk pertama kalinya ia melihat Bintara menangis sesakit itu. Rasanya Viona ingin berlutut dan meminta maaf sejadi-jadinya. Atau memohon pada siapapun yang bisa menghentikan waktu dan menghapus memori buruk itu. Namun, kenyataan tak bisa sesuai dengan apa yang ia inginkan.“Maafkan kau, Bin. Maafkan aku, Sayang. Aku sudah khianati kamu dengan cara yang menyakitian. Aku bodoh, Bin. Aku bodoh,” racau Viona dengan tubuh merosot ke lantai. Walau tangisan tak akan mengubah apapun, tetapi tangisan itu keluar tanpa bisa dijeda sedikit pun. Viona beribu-ribu kali menyesali perbuatannya.Viona mencoba menghubungi Bintara. Sudah panggilan ke sebelas Bintara tak menyahuti panggilannya juga. Viona mengirim rentetan pesan yang ia h
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

BAB 54. TIDAK SEPERTI MUSUH

Laras membuka kain putih yang menutupi tubuh seseorang di ruang mayat. Begitu kain itu terbuka, Laras sontak mundur ke belakang saking terkejutnya. Ternyata benar pria itu adalah salah satu anak buahnya yang ia kirim ke mansion Bintara untuk menyelidiki tentang ilmu yang Bintara miliki.“Anak itu sungguh adalah monster. Di-dia membunuh anak buahku yang terhebat dengan semudah ini. H-hah ….” Laras memegangi lututnya yang tiba-tiba saja lemas.“Ah, benar. Kak Helda pasti bisa membantuku. Aku bisa meminta bantuan padanya lagi.”To : HeldaHalo, Kak Helda. Maaf aku menghubungimu untuk meminta bantuan lagi. Aku sungguh membutuhkan bantuanmu, Kak. Kau tau, Bintara semakin mengganas. Jika terus dibiarkan maka aku bisa mati, Kak. Lebih buruknya lagi aku akan membusuk dalam penjara. Aku mohon bantu aku kali ini.Ini bukan lelucon, ini fakta yang aku saksikan. Bahkan David dan anak buahku yang lainnya juga menyaksikannya, Kak. Bintara mempunyai sebuah Ilmu yang sangat hebat. Dia bisa melesat de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

BAB 55. TERBONGKARNYA PABRIK RACUN

Dua orang anak buah Bintara sedang memantau Geo yang sedang mengambil bahan baku obat di pelabuhan. Transaksi diam-diam Geo terus dipantau hingga ia menjauh dari pelabuhan menuju motor tossa yang ia parkir tak jauh dari sana. Geo memakai penyamaran seperti kumis, janggut, dan topi hitam yang telah usang.Motor tossa itu terus melaju membelah jalanan. Geo menempuh jalan tembus yang sepi, hingga memasuki jalanan menuju hutan yang terlihat tak mulus. Untuk antisipasi ketahuan, anak buah Bintara meninggalkan mobil di depan gang itu saja. Mereka mengikuti Geo dengan berjalan kaki sembari bersembunyi sesekali. Jalanan yang berlubang membuat motor toss aitu tak bisa jalan dengan laju dan mulus.Akhirnya sampailah Geo di depan sebuah rumah petak yang di depannya banyak sekali tumpukan padi. Rumah kayu dengan dilapsi seng itu layaknya tempat penggilingan padi. Bahkan di luarnya ada sebuah alat untuk menggiling padi tersebut. Salah satu anak buah Bintara memotret tempat itu dan mengirimkan loka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya

BAB 56. MAAF YANG MUDAH

Dua jam setelah disuntikkan Penawar, keadaan Marvin meninggkat dengan sangat baik. Bintara dan Viona sangat senang mendengar hal itu dari dokter. Kata dokter, tinggal menunggu pasien bangun dari masa komanya. Viona yang bahagia nyaris meneteskan air mata. Ia sempat berpikir tak akan pernah bisa berbicara dengan ayahnya lagi.Usai kepergian dokter dari ruangan, keadaan tempat itu jadi terasa canggung. Viona menatap Bintara yang ada di sisi lain ranjang ayahnya. Bintara tampak menatap wajah Marvin dengan senyum tipis.“B-Bin,” panggil Viona ragu.Bintara menoleh dengan ekspresi santainya. “Aku harus segera kembali. Masih banyak yang harus aku urus mengenai pabrik obat itu. Jaga dirimu baik-baik,” ucapnya seraya berbalik badan.“Bin, ayo bicara sebentar!” pinta Viona, membuat langkah Bintara terhenti.“Vi, bisakah lain kali saja?” Bintara menyahuti tanpa menoleh pada lawan bicaranya.“Aku nyaris mati karena rasa bersalah. Setiap kali aku mengingat kebodohanku, ia terasa sangat mencekikku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

BAB 57. BERUNTUNG MEMILIKIMU

Viona sangat senang melihat ayahnya sudah sadar dari koma. Meski tak bisa banyak bicara, Marvin masih ingat putrinya dan merespon sebisa mungkin. Bintara baru saja datang setelah menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Ia memberi salam hormat pada Marvin begitu bertemu tatap dengan beliau.“Apa kau Bintara?”Bintara melirik Viona tersenyum malu, lalu ia mengangguk. “Benar, Pak Marvin. Aku Bintara,” sahutnya tersenyum tipis.“Viona banyak bercerita tentang kekasihnya yang tampan. Ternyata dia tak berbohong. Apa kau yang menyelamatkanku?” Marvin berbicara dengan nada pelan dan sedikit lambat.“Aku melakukannya demi kebaikanku dan Viona. Bagaimana pun, senang melihat Anda kembali sehat.”“Terima kasih. Aku akan membalas jasamu lain waktu,” ucap Marvin tersenyum.“Jangan pikirkan itu, Pak. Mendapat restu darimu saja sudah lebih dari cukup,” sahut Bintara.“Jelas saja aku merestui kalian,” sahut Marvin membuat Bintara dan Viona tertawa kecil. Viona sangat lega melihat ayahnya sehat dan mau m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

BAB 58. CINCIN DARI NYAI DUKUN

Bintara dan Viona sudah sampai di depan rumah Geo. Viona menatap sendu rumah sederhana milik Geo. Apalagi ia tahu jikalau tulang punggung di rumah itu sedang menjadi buronan polisi. Viona prihatin rasanya pada keluarga itu. Bintara keluar dari mobil, Viona juga melakukan hal yang sama. Bintara merangkul pundak Viona mendekati rumah tersebut.Bintara mengetuk pintu, terdengar suara langkah kaki pelan dari dalam. Tak lama pintu terbuka menampakkan raut pias wajah ibunya Geo. Bintara tersenyum ramah padanya.“Salam malam, Bu. Maaf bertamu malam-malam seperti ini,” ucap Bintara.“Tak apa, Nak. Ibu senang kau berkunjung kembali. Silakan masuk!”Bintara dan Viona pun masuk ke dalam rumah tersebut. Di ruang tengah itu kedua adik Geo sedang bermain bersama. Ada banyak mainan di lantai yang berhamburan. Ibunya Geo pun menyuruh keduanya untuk duduk di sofa.“Duduklah. Aku akan membuatkan kalian teh hangat.”“Tak perlu repot-repot, Bu. Kami hanya mampir sebentar saja. Ada yang ingin aku bicaraka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

BAB 59. KEKACAUAN BAGI BINTARA

Bintara mendapatkan laporan dari Erdo bahwa videonya membanting mobil Barnad viral di sosial media. Rekaman itu berasal dari kamera dashboard mobil Barnad yang merekam kejadian malam itu merekamnya dan baru mengunggahnya kemarin. Bintara merasa dirinya sungguh lalai akan hal itu, ia tak terpikir sama sekali tentang kamera di dalam mobil itu. Bintara lekas membuka sosial media, ada banyak sekali artikel bermunculan dengan berbagai sudut pandang. Ada yang mengatakan dirinya seperti superhero di kehidupan nyata dan ada yang menduga korban adalah WNA dari Hongkong yang ditemukan tewas di jalan tersebut.“Sial! Siapa yang sudah mengambil kamera itu? Tak mungkin polisi melakukannya. Unggahan pertama kali video ini dari akun kosong yang baru saja dibuat. Itu berarti orang lain yang memosting ini,” gumam Bintara merasa cemas. “Laras? Shhh … wanita itu sungguh ingin aku musnahkan juga ternyata. Aku selalu menahan diri untuk tak melukainya. Tapi kali ini dia mencoba menguak identitas asliku.”B
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

BAB 60. LALAI

Bintara mengirim nenek dan kakeknya ke alamat rumah orang tuanya Marvin yaitu neneknya Viona. Marvin mengatakan ia sudah menghubungi orang tuanya bahwa akan ada yang datang untuk menginap. Marvin mengatakan bahwa cucu dari kedua orang tua itu telah menyelamatkan hidupnya. Marvin pun menyakinkan pada Bintara bahwa orang tuanya akan menyambut kakek dan nenek Bintara dengan sangat baik.“Kemana kita akan pergi, Kelvin? Mengapa kau sangat terburu-buru?” tanya kakek pada cucunya yang sedang mengemudi mobil.“Benar. Kau juga mengemas banyak baju dan keperluan kami. Ada apa? Kau tak mungkin mengantar kami ke panti jompo, bukan?”“Mana mungkin aku akan memperlakukan kalian berdua seperti itu. Aku bahkan akan mengabdikan hidupku untuk merawat kalian. Hanya saja keadaan sangat genting. Kalian bisa saja jadi incaran polisi, Kek, Nek. Aku mendapatkan masalah sehingga kalian berdua akan terlibat untuk diwawancarai,” tutur Bintara memberikan alasan.“Bukankah bagus kami akan membantumu? Kami akan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status