Все главы Hasrat Terlarang Sang Bodyguard: Глава 41 - Глава 50

95

Bab 41

"Apapun yang kamu katakan, Mama akan tetap membujuk Liam untuk cari istri lagi. Terserah dia mau ceraikan kamu atau menjadikan salah satu perempuan ini sebagai istri keduanya. Mama tidak peduli."Braaak!!Nayya tidak tahan lagi. Ucapan sang mertua begitu melukai hatinya. Dengan penuh emosi menggebrak meja di depannya."Ma, jangan mentang-mentang aku ini sebatang kara dan gak punya orang tua jadi Mama seenaknya sama aku. Aku juga punya hati Ma, aku punya perasaan. Gimana kalau seandainya Mama jadi aku? Apa Mama sanggup diperlakukan seperti ini?"Widuri buang muka. Sama sekali tak menggubris tatapan sayu dan wajah penuh air mata menantunya."Di luar sana, banyak pasangan yang belum punya anak bahkan disaat pernikahan mereka udah masuk belasan tahun. Tapi mereka gak seberisik Mama yang ribut ingin ini dan itu," imbuh Nayya lagi. "Aku dan Mas Liam menikah belum ada 5 tahun tapi Mama udah berencana menggantikanku sama perempuan lain— Mama benar-benar tega.""Terserah apa yang ingin kamu ka
last updateПоследнее обновление : 2025-01-07
Читайте больше

Bab 42

Malam telah larut ketika Nayya mengumpulkan keberanian untuk menelepon Galen. Tangannya gemetar saat mengetik pesan di ponselnya. "Galen, bisa naik ke kamarku sekarang? Aku butuh bicara."Pesan itu terkirim, dan ia menatap layar ponselnya dengan perasaan campur aduk. Butuh beberapa saat sebelum akhirnya ada balasan dari Galen: ["Baik, Nona. Saya segera ke sana."]Hanya beberapa menit kemudian, ketukan pelan terdengar di pintu kamar Nayya. Ia menghapus sisa air mata di pipinya sebelum menjawab, "Masuk!"Pintu terbuka, dan Galen melangkah masuk dengan hati-hati. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran. "Ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanyanya lembut, memperhatikan ekspresi muram Nayya. Tanpa memberikan jawaban atas pertanyaan yang Galen ajukan, Nayya langsung menarik pemuda itu masuk ke kamarnya."Non—mm..." Galen terbelalak ketika Nayya menciumanya dengan sedikit serampangan.Nayya mendorong dada bidang Galen ke dinding. Gerakan Nayya yang tidak sabaran jelas membuat Galen bingung."N
last updateПоследнее обновление : 2025-01-07
Читайте больше

Bab 43

"Umphh... Galen..."Nayya memejamkan matanya. Berusaha meredam suara seduktifnya ketika Galen mulai menjilati lehernya."Emphhhmm... G- Galen..." Ia berusaha memanggil sang bodyguard, meskipun terdengar susah payah karena helaan nafasnya yang cepat."Iya Nona?" Galen melihat ke arah Nayya matanya terlihat diliputi oleh gairah. "Apa anda berubah ingin pikiran?"Nayya menatap Galen lemah. Pipinya memerah hingga ke telinga. "Apa kamu ada ide lain?"Galen terdiam. Ia yang berada di atas tubuh Nayya menjadi bingung harus memberikan jawaban apa."Gak ada cara lain kan? Berarti ayo lanjutkan!" Nayya memeluk leher Galen, sementara sang bodyguard memberanikan diri untuk mencium bibir perempuan itu.Suasana di sana kian memanas saat Galen dan Nayya melakukan penyatuan mereka. Meniti tangga kenikmatan yang semakin membawa mereka ke gairah yang tak ada duanya."Ughh..." Sinar matahari pagi itu mengusik tidur nyenyak Galen. Pemuda bertubuh atletis itu bangkit perlahan dari tempat tidur, tubuhnya t
last updateПоследнее обновление : 2025-01-09
Читайте больше

Bab 44

Galen mengangkat alis, menunggu Nayya menyelesaikan kalimatnya. Namun, Nayya tampak semakin gugup, mengalihkan pandangan sambil mengusap tengkuknya yang sedikit berkeringat. "Sebenernya aku... aku butuh bantuan kamu untuk—" Nayya menggigit bibir bawahnya lagi, mencoba menyusun keberanian. "Ngebenerin shower di kamar mandiku. Airnya mati sejak kemarin malam." Galen menahan napas sejenak sebelum akhirnya mengangguk dengan ekspresi lega. "Oh, itu saja? Baik, saya akan periksa sekarang juga." Nayya tersipu malu. "Iya, maaf ya! Aku tahu ini di luar tugas kamu, tapi aku malas panggil orang luar sekarang." "Tenang saja, Nona. Saya pasti bisa memperbaikinya," ucap Galen, mencoba meyakinkannya. Tanpa banyak kata lagi, Nayya mengarahkan Galen ke kamar mandinya. Di dalam, ia berdiri canggung sambil menunjukkan shower yang bermasalah. Galen mulai memeriksa sambungan air dengan teliti, mengabaikan jarak mereka yang begitu dekat. Nayya hanya bisa menatap punggung Galen yang kokoh. Dalam
last updateПоследнее обновление : 2025-01-11
Читайте больше

Bab 45

Nayya mengerutkan keningnya. "Alasan lain? Apa itu?"Galen tersenyum tipis. "Aku tidak bisa memberitahu, Nona.""Kenapa?" Nayya mengerutkan keningnya. "Pasti ada hubungannya sama sesuatu yang penting kan?"Galen memandangi perempuan itu. Ia kembali menampilkan senyum penuh arti. "Makan dulu, Nona. Baru nanti kita bicara."Nayya menghela nafas panjang. Merasa kurang puas dengan jawaban Galen yang menurutnya sangat menggantung. "Sejak Mas Liam ke luar kota, aku gak ada teman ngobrol," desis Nayya dengan bibir sedikit mencebik. "Apalagi Mas Liam juga gak bisa dihubungi dan jarang balas chatku. Aku jadi makin feeling lonely.""Saya tau, Nona. Tapi kalau anda bicara terus, nanti makanannya jadi dingin!" balas Galen dengan lembut. "Kita bisa ngobrol sebanyak apapun setelah anda makan. Gimana?"Nayya menatap pemuda itu dengan mata menyipit. "Nanti deh, aku pikir-pikir dulu."Galen reflek tertawa pelan mendengar jawaban majikannya itu. Ditambah ekspresi wajah Nayya tersebut. Membuat perempuan
last updateПоследнее обновление : 2025-01-14
Читайте больше

Bab 46

Setelah Galen meninggalkan butik untuk membeli makan siang, Nayya kembali fokus pada pekerjaannya. Ia sedang mengecek beberapa sketsa desain ketika suara pintu butik terbuka dengan keras. Seorang wanita berusia sekitar 30-an, dengan wajah marah dan riasan tajam, masuk dengan langkah menghentak. "Di mana Nayya?" suara wanita itu menggema, membuat beberapa karyawan di butik menoleh kaget.Nayya mengangkat wajahnya dan berdiri, menatap wanita itu dengan tenang meski dalam hatinya merasa waspada. "Saya Nayya. Ada yang bisa saya bantu?"Wanita itu melangkah mendekat, membawa sebuah kantong besar yang ia lemparkan ke meja Nayya. "Ini! Apa benar ini gaun buatan kamu? Gaun ini benar-benar menghancurkan acaraku!"Nayya mengerutkan kening, berusaha memahami situasinya. "Maaf, ada apa dengan gaunnya? Apa ada yang kurang sesuai?"Wanita itu melipat tangannya, matanya menyala penuh emosi. "Kurang sesuai? Banyak! Bikin malu acaraku aja!"Nayya menarik napas dalam, mencoba tetap tenang meskipun na
last updateПоследнее обновление : 2025-01-15
Читайте больше

Bab 47

"Nona, anda baik-baik saja?""Aku gak apa-apa. Tapi aku sebel sama orang itu," balas Nayya sambil memijat tengkuknya. Rasanya dia hampir darah tinggi karena kedatangan orang seperti itu.Melihat ekspresi kesal di wajah Nayya, Galen pun menghampiri majikannya tersebut. Setrlah menaruh tas makan siangnya di meja, kemudian berjalan ke belakang kursi Nayya. “Sini saya bantu pijat,” ucapnya lembut. Sebelum Nayya sempat bertanya, Galen sudah menempatkan kedua tangannya di atas pundaknya. "G- Galen?" Nayya sedikit tersentak karena sentuhan Galen tersebut."Otot anda terlalu tegang, Nona. Rileks sedikit! Dan biarkan saya memijat anda," balas pria itu dengan suara yang terdengar dalam."Tapi—""Ssst! Begini-begini saya juga ahli dalam pijatan."Awalnya, Nayya ingin memprotes, tapi sentuhan Galen terasa nyaman. Pijatannya tidak terlalu keras, tapi cukup untuk mengurangi rasa kaku di bahunya. Ia pun memejamkan mata, mencoba menikmati momen itu meski gengsinya masih berusaha menahan. Setelah
last updateПоследнее обновление : 2025-01-17
Читайте больше

Bab 48 (21+)

"Sekarang, tolong bantu milik saya supaya rileks," pinta Galen sambil menurunkan zipper celananya.Wajah Nayya memanas melihat milik Galen yang terpampang nyata di depannya. Ia bahkan sampai menelan ludah. "Bisa bantu saya, Nona?""M- maksudnya gimana? Bantu apa?" tanya Nayya pura-pura tidak mengerti."Oral.""A— umph..." Terlambat. Galen sudah memulai aksinya terlebih dahulu bahkan sebelum Nayya sempat menolak."Mmm... Mpphmm..." Nayya kesulitan bernafas saat milik Galen memenuhi mulutnya. Ia hanya mampu mengerang pelan sambil memejamkan mata. Mengikuti tempo Galen yang sedang menikmati servisnya."Ssshh.. Nonaaa..." Galen mendongak. Menikmati sensasi yang Nayya berikan padanya. Tubuhnya memanas hingga tanpa sadar ia mendorong kepala Nayya makin dalam."Mphhmm..." Nayya meremas bagian ujung kemeja Galen. Rahang mulai kram, bahkan jalan nafasnya mulai terengah akibat ulah sang bodyguard, tapi herannya, tubuhnya bereaksi berbeda. Ia merasa panas, ada sesuatu yang lain yang membuat dia
last updateПоследнее обновление : 2025-01-21
Читайте больше

Bab 49

"Nayya, apa yang terjadi?"Nayya menelan ludah, jari-jarinya gemetar di atas layar ponselnya. Ia tahu jika ia terus berbicara, suara tubuhnya yang bergetar karena ulah Galen akan terdengar. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menekan tombol merah di layar, mengakhiri panggilan dengan Liam. "Hhh..." Nayya menarik napas dalam-dalam, matanya membelalak menatap Galen yang masih berdiri di depannya dengan tatapan penuh kemenangan. "Galen... kamu keterlaluan..." ucapnya dengan suara bergetar, berusaha menjaga jarak. Namun, Galen hanya tersenyum tipis, mendekat perlahan hingga wajah mereka nyaris bersentuhan. "Kenapa? Bukannya Nona yang tidak bisa menolaknya?" bisiknya di telinga Nayya, membuat bulu kuduk perempuan itu meremang. Nayya menggigit bibirnya, perasaan bersalah bercampur dengan ketegangan yang terus menguar di antara mereka. "Nanti kalau Mas Liam tau gimana?" desisnya dengan suara lirih, tapi tetap terdengar tegas. Galen menatapnya dalam, jemarinya masih berada di pinggang
last updateПоследнее обновление : 2025-01-24
Читайте больше

Bab 50

"Iri kenapa, Nona?""Iri karena kamu bisa punya masa muda sebebas itu.""Kalau anda sendiri gimana?"Nayya mengerutkan keningnya ketika Galen bertanya. "Aku... Aku gak begitu ingat gimana masa mudaku. Yang aku ingat Mama sama Papa sering ngajak aku jalan-jalan pas kecil, seperti ke playground, taman Safari, tapi..." Ekspresi wajah Nayya berubah menjadi serius. "Herannya aku gak inget banyak saat aku masih sekolah."Galen meremas roda kemudinya ketika Nayya bercerita. Namun ekspresi di wajahnya tetap tenang dan santai.Setelah beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di area perkemahan yang cukup terpencil. Hutan pinus yang menjulang tinggi di sekitar mereka menciptakan suasana tenang dan damai. Nayya turun dari mobil dengan kagum, menghirup udara segar dalam-dalam. “Wow... ini indah banget,” gumamnya sambil memutar tubuhnya, menikmati suasana. "Haaaa... Udaranya juga sejuk banget."Galen mengeluarkan perlengkapan
last updateПоследнее обновление : 2025-01-25
Читайте больше
Предыдущий
1
...
34567
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status