Semua Bab Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!: Bab 61 - Bab 70

84 Bab

Bab 61. Rasa yang Menyatu

Tangis Camelia pecah, memeluk Rainer erat sambil sesekali memukul dadanya dengan pelan, meluapkan segala kesedihan dan kekesalan yang dia pendam. Rainer hanya mengusap punggungnya seraya tersenyum hangat. Entah mengapa setelah mengatakan hal tadi bebannya seperti telah terangkat sebagian, lega.Pria itu masih terus menenangkan Camelia dalam diam, hingga akhirnya perlahan mulai tenang. “Rai, kamu jahat sekali padaku!”Rainer menempelkan keningnya pada Camelia, memejamkan mata sejenak, membiarkan momen itu menjadi pelarian bagi keduanya. Napas keduanya pun ikut melebur dalam keheningan yang mengungkapkan perasaan mereka lebih dari kata-kata.“Maafkan aku, Camelia,” bisik Rainer.“Kamu benar-benar jahat, Rai. Aku pikir kita akan benar-benar berpisah,” racau Camelia. “Sssttt!”Rainer meraih bibir Camelia dengan lembut dan penuh kasih sayang. Keduanya mencurahkan segala rasa dalam sebuah ciuman hangat“Ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Bab 62. Rencana Bulan Madu

Camelia menatap Rainer dengan senyum yang menenangkan, namun tatapannya memancarkan rasa penasaran. “Lalu apa rencanamu selanjutnya, Rai?”Rainer mengangkat alisnya, sebuah senyum jahil mulai terbentuk di sudut bibirnya. “Membuat anak, mungkin.” Nada bicaranya ringan, matanya menggoda, dan beberapa saat kemudian sebuah tawa pelan pecah dari bibirnya .Camelia memukul pelan lengan Rainer, wajahnya sedikit merona. “Jangan bercanda, Rai. Kamu sudah pandai menggoda sekarang ya. Memangnya kamu tak punya rencana lain?”Rainer tertawa lagi, kali ini lebih lembut, dan ia menggenggam tangan Camelia dengan kedua tangannya. “Tentu saja aku serius, kapan aku tidak pernah serius? Aku lihat kamu sudah pantas menjadi ibu. Tapi bukan ibu untuk anak itu, melainkan anakku, anak kita,” kata Rainer dengan tatapan intens. Camelia membulatkan mata sempurna, lalu berkedip beberapa kali setelah berhasil mencerna ucapan suaminya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Bab 63. Jakarta

Dering telepon di kantor Rainer terdengar seperti alarm yang terus-menerus mengingatkan tentang masalah yang belum selesai. Sejak mendarat di Jakarta, setiap langkah Rainer penuh dengan tumpukan pekerjaan, masalah demi masalah muncul seolah tak pernah habis. Para klien dan rekan bisnis tak henti meminta Rainer segera menyelesaikan kontrak yang tersendat, namun kali ini ada yang lebih dari sekadar keterlambatan. Rainer mendapati ada manipulasi dalam laporan proyek yang sangat penting.Rainer menyandarkan tubuhnya pada kursi sambil memijat pelipisnya. “Siapa yang bermain di belakang ini?” gumamnya, mencoba mencari pola dari masalah yang semakin ruwet. Kemudian memanggil Levi, yang langsung masuk dengan ekspresi serius, seolah mengerti bahwa ini lebih dari sekadar urusan bisnis biasa.“Levi, aku minta kamu mencari tahu siapa yang punya akses ke semua data ini. Sepertinya ada yang sengaja mengacaukan proyek kita,” ujar Rainer, penuh peneka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Bab 64. Pembuat Kekacauan

Mata Rainer menyipit, matanya tertuju pada ponsel yang masih menyala di tangannya.“Kau yakin nama-nama ini benar?” Rainer membalas pesan yang dikirim oleh asisten pribadinya itu.“Benar, Pak. Saya pastikan mereka semua terlibat, semua bukti sudah ada di tangan. Tapi kita perlu waktu untuk mencari lebih dalam lagi siapa dalang utama dibalik semua ini.” Pesan balasan dari Levi kembali masuk ke dalam room chat.Rainer kembali melihat daftar nama yang Levi kirimkan. Orang-orang yang familiar di lingkaran dalam. Nama-nama yang tak seharusnya berada di daftar pengkhianatan ini.“Sialan! Berani kalian bermain-main denganku!” geram Rainer. Rainer menyandarkan tubuhnya dis sandaran kursi. Pikirannya menerawang, lalu memutar ulang peristiwa demi peristiwa yang mengaburkan batas antara bisnis dan permusuhan lama yang belum sepenuhnya berakhir. Rainer menelaah dan menduga bahwa sebenarnya kejadian penculikan yang dilakukan oleh Erwin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Bab 65. Pencapaian

Hari masih pagi tetapi ponsel Camelia tak berhenti berdering, layar datar itu menunjukkan nama Danar.“Kak Danar,” gumam Camelia seraya tersenyum tipis. “Halo, Kak.”“Halo, Camelia. Apa aku mengganggu?”“Tidak, tidak, aku baru saja selesai sarapan, ada apa, sepertinya ada sesuatu?”“Aku hanya ingin memberitahu kelanjutan kerjasama perusahaan dengan beberapa investor yang kita dapatkan saat pertemuan bisnis di Singapura.”Reflek Camelia menepuk keningnya, berapa lama dia tidak beraktivitas hingga lupa jika dirinya telah memiliki perusahaan. “Camelia, apa kamu masih ada di sana?” tanya Danar karena tidak mendapat respon dari Camelia. “Ah, masih, Kak. Maafkan aku. Aku sempat lupa, jika aku memiliki perusahaan.”Dari balik telepon Camelia bisa mendengar suara tawa Danar.“Maafkan aku, Camelia. Bukan maksudku mengganggu masa pemulihanmu. Aku hanya ingin memberimu kabar gembira ini, karena itu adalah jerih payahmu. Semua data akan kukirim ke alamat emailmu setelah ini.”“Oh, iya, ada hal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 66. Rival

"Levi untuk beberapa hari kedepan aku akan ke Singapura untuk menjemput Camelia, lakukan saja semuanya sesuai rencana,” ucap Rainer seraya memandangi dokumen penting yang ada di tangannya.“Baik, Pak. Jadi Bu Camelia sudah diperbolehkan pulang?” Rainer hanya mengangguk.“Berarti Anda harus bersiap-siap, Pak.”Ucapan Levi sontak membuat Reiner melihat ke arah asisten pribadinya itu, lalu mengernyitkan keningnya.“Iya, Anda harus bersiap-siap menghadapi kenyataan bahwa Bu Camelia adalah rival kita, apalagi ada Pak Danar yang menaunginya.”Wajah Rainer berubah menjadi sedikit mengeras.“Urusan itu kita pikirkan nanti saja, lebih baik kita fokus pada masalah yang sedang dihadapi, aku sedang menyusun strategi agar Camelia kembali kepadaku seutuhnya.”Levi pun tersenyum, akhirnya bosnya itu mengakui keberadaan istrinya.“Lalu bagaimana dengan yang aku perintahkan kemarin?”“Semua sudah diatur sesuai instruks
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 67. Good Morning

Keesokan harinya, cahaya lembut dari jendela menyentuh wajah Camelia, membuat kelopak matanya bergerak perlahan. Rainer, yang belum benar-benar beranjak sejak malam tadi, tetap berada di sisinya, matanya tak pernah beralih dari wajah istrinya. Ketika Camelia membuka mata, Rainer menyambutnya dengan senyuman hangat. “Salamat pagi, Sayang,” sapa Rainer, kemudian mengecup bibir Camelia dengan lembut.“Pagi, Rai,” balas Camelia dengan suara serakk khas bangun tidur.“Apa aku mengganggumu?” Camelia menggeleng dan tersenyum tipis, lalu berkata, “Hanya saja aku merasa wajahku seperti ditusuk-tusuk duri karena kamu terus memandangku seperti itu, Rai.”Wanita itu melayangkan sedikit protes dengan sedikit gurauan pada suaminya. Mata Camelia yang masih sedikit mengantuk terlihat bercahaya. Rainer sendiri terkekeh pelan lalu mencapit hidung mungil istrinya.Tak ada satu kata pun yang bisa menggambarkan perasaan mereka s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-26
Baca selengkapnya

Bab 68. Ayo Buat Cicit

“Baiklah, Kek. Kalau begitu jangan menahan istriku lebih lama lagi untuk menemanimu di sini,” ucap Rainer kepada sang kakek, kemudian mengajak Camelia untuk segera meninggalkan kakek Wijaya.“Tidak denganmu, Rai. Biarkan Lia kembali ke kamar sendiri, kamu tetap di sini, ada hal yang ingin aku bicarakan.” Kakek Wijaya menahan langkah Rainer.Suami Camelia Agatha itu berdecak, namun Camelia langsung menggenggam tangannya dan mengangguk. Tidak ingin Rainer membantah perintah sang kakek.“Baiklah,” ujar Rainer dengan malas.Camelia tersenyum lalu berjalan keluar dari tempat itu, meninggalkan dua lelaki berbeda usia itu untuk saling bicara.Bayangan tubuh Rainer berjalan tegak masuk dari balik pintu besar dengan ukiran kayu mewah, seperti biasa, wajahnya terlihat datar meski tak lagi dingin seperti dulu.Setelah berbicara singkat dengan kakeknya, Rainer kembali ke kamar, setelah melihat Camelia sedang menatapnya, dia pun tersenyum, senyuman yang sudah lama tak pernah muncul, senyuman yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Bab 69. Berani Menggoda

Camelia tersenyum saat melihat nama di layar ponselnya, Maura.“Camelia, apa kabar?” Suara riang Maura terdengar dari seberang sana. Dari suaranya terdengar penuh rasa rindu membuat wajah Camelia berseri.“Maura! Lama tak jumpa. Aku baik-baik saja. Bagaimana kabarmu?” balas Camelia.Keduanya berbincang sejenak, terkadang suara tawa mengisi sela-sela obrolan itu, membawa Camelia kembali pada momen hangat bersama sahabatnya yang penuh nostalgia. Di akhir pembicaraan, Maura mengusulkan untuk bertemu di restoran favorit mereka.“Boleh, nanti aku kabari lagi, Maura.”“Ok, deh. Aku tunggu ya, semoga suami dinginmu itu tidak banyak tingkah.”Camelia terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu.Malam ini, Camelia dan Rainer menghabiskan waktu bersama di balkon kamar setelah menikmati makan malam bersama.“Apa kamu nyaman tinggal di sini?” tanya Rainer.“Tentu saja, di sini cukup ramai, aku tak perlu khawatir kesep
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Bab 70. Rapat Dadakan

“Camelia!” Seorang pria memanggil nama Camelia. Membuat wanita itu menoleh ke sumber suara.“Kak Danar,” bisik Camelia kemudian tersenyum.Danar membalas senyuman itu dengan ramah. Pria itu tidak menyangka akan bertemu Camelia di tempat ini. Tiba-tiba jantungnya berdebar tak karuan saat melihat senyum manis wanita itu.“Bagaimana kabarmu?” tanya Danar seraya memindai wajah ayu Camelia. Semenjak mengunjungi wanita itu di Singapura bersama Clay mereka belum bertemu lagi secara langsung.“Kabar baik, Kak. Maafkan aku belum sempat menyapamu.”“Tidak masalah. Ada acara apa?”Camelia memandang Maura, lalu menjawab, “Aku baru saja makan siang bersama sahabatku, Maura.”Kemudian Camelia memperkenalkan Maura pada Danar dan sebaliknya.“Kak Danar sendiri ada acara apa di sini?”“Biasa, klien. Kamu ingat Pak Indra?” Camelia mengangguk, tentu saja dia ingat. Pak Indra adalah klien yang sangat royal.“Baikl
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status