Home / Romansa / Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat! / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!: Chapter 51 - Chapter 60

76 Chapters

Bab 51. Agnes

“Kekasih yang pada akhirnya tak bisa bersatu maksudmu? Kamu tahu kenapa sampai sekarang Rainer tidak juga menceraikanku dan menikahimu?” tanya Camelia penuh intimidasi.Agnes menatap Camelia dengan kekesalan yang menggunung.“Karena sebenarnya Rainer itu mencintai dan peduli padaku lebih dari yang dia rasakan, alias dia tidak sadar,” jawab Camelia dengan percaya diri. Dia sengaja memprovokasi Agnes.“Kamu hanya istri status, tidak lebih! Aku juga tahu Rainer belum pernah menyentuhmu, jangan sombong di depanku!” balas Agnes.Camelia menyeringai lalu berjalan mendekati Agnes dan berbisik di telinganya, “Kamu tidak tahu betapa dahsyatnya Reiner di atas ranjang.”Setelah mengatakan itu Camelia berjalan menjauh dari Agnes dengan senyum penuh kemenangan telah berhasil membuat kekasih suaminya itu kesal. Meskipun semua itu hanya sebuah kebohongan untuk menjatuhkan lawan.Agnes memandang punggung Camelia yang semakin membaur diantara kerumunan. Hatinya kesal.“Kamu pikir kamu sudah menang? Ka
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 52. Camelia Menghilang

Ponsel Rainer tak berhenti berdering sejak tadi. Dengan rasa malas dia melihat siapa pelaku yang membuat istirahatnya terganggu. Nama rivalnya--Danar terpampang nyata di sana.“Ya, Danar? Ada apa?” tanya Rainer.“Rai, apakah Camelia ada bersamamu?” Danar langsung bertanya tanpa basa-basi.Rainer mengernyitkan keningnya, suaranya berubah jadi serius.“Camelia? Bukankah kalian selalu bersama? Kenapa bertanya padaku?”“Dia tidak ada di kamarnya, dan aku tidak bisa menghubunginya. Kamu tidak sedang berbohong padaku?” Danar kembali bertanya penuh dengan penekanan.Rainer mengernyitkan keningnya sebelum menjawab, "Aku tidak tahu, Danar. Aku juga belum bicara dengannya. Kalau dia tidak ada di kamarnya, kemungkinan dia sedang pergi entah ke mana. Camelia tahu bagaimana menjaga dirinya sendiri."Danar mengerang frustrasi. "Ini berbeda. Dia selalu memberitahuku jika ada sesuatu. Sekarang dia menghilang begitu saja tanpa
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 53. Musuh

Braaakkk!!!Suara pintu terbuka dengan kasar, terdengar tajam di pendengaran Camelia.“Heh, bangun! Kamu pikir di sini kamar hotel?”Camelia terbangun dalam kegelapan. Kepalanya terasa berat, dan seluruh tubuhnya terasa kaku. Matanya masih tertutup kain, dan tangan serta kakinya terikat dengan kuat di sebuah kursi kayu. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi setiap kali dia bergerak, tali itu semakin erat. "Di mana aku? Apa yang terjadi?" tanya Camelia dalam hati.Yang terakhir dia ingat adalah keluar dari dari cafe kecil di pinggiran kota, tapi setelah itu semuanya menjadi buram.Suara deritan pintu yang perlahan menutup dan suasana yang sepi membuat Camelia yakin dia tidak lagi berada di tengah kota. Suara langkah kaki terdengar mendekat. Camelia menahan napas, mencoba mendengar dengan lebih jelas.“Akhirnya kamu bangun juga." Sebuah suara wanita terdengar, dingin dan penuh kebencian.Camelia seperti mengena
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 54. Misi Penyelamatan

“Aku bilang, aku tidak ingin terlibat,” jawab Camelia dengan suara bergetar.Pria itu menarik kursi itu, lalu menghentikan langkah dan mendorong kursi itu ke tembok dengan kasar.“Dengar Camelia Agatha, kamu sudah terlibat dalam permainan ini. Kamu adalah umpan yang pasti akan dimakan oleh Rainer,” ucap pria itu seraya mencium rambut panjang Camelian. Hal yang membuat Camelia jijik.“Kamu salah orang, Rainer tidak akan bersusah payah menyelamatkanku,” balas Camelia.Camelia memang tidak yakin Rainer akan menyelamatkannya.“Oh, ya? Mari kita lihat nanti.”Pria itu keluar dari ruangan itu dengan angkuh.Kurang lebih dua hari telah berlalu. Selama dua hari ini setiap kali ada kesempatan, Agnes selalu melampiaskan semua kekesalannya pada Camelia, menampar, menjambak, memukul.Kondisi Camelia saat ini cukup lemah, irama jantungnya mulai tak bersahabat, dia hanya bisa berharap keajaiban akan datang padanya.“
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 55. Menegangkan

Ruangan itu sunyi mendadak sunyi dan dipenuhi ketegangan. Camelia tak berdaya dengan wajah pucat, napas terengah, tenaganya terkuras habis."Rai, jangan pedulikan aku. Jangan sampai semua itu jatuh ke tangan mereka," ucap Camelia dengan suara yang begitu lemah.Agnes segera berjalan mendekat ke arah Erwin. "Wah, wah, kami harus menyaksikan drama rumah tangga yang dramatis," sindir Erwin. Agnes berdiri di samping pria itu dengan tatapan licik, memegang kendali penuh dalam situasi ini. Dia tak perlu lagi bersikap pura-pura, setelah usahanya merebut hati Rainer sudah jelas-jelas gagal.Rainer yang berdiri tak jauh dari Camelia, mengepalkan tangan dengan kuat. Dia tak pernah membayangkan situasinya akan sampai sejauh ini, cukup berbahaya untuk Camelia. Melihat Camelia dalam kondisi yang cukup berbahaya Rainer seperti tak bisa lagi menahan menahan amarah yang semakin membara. Namun, dia tetap mengatur agar logikanya tetap be
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 56. Bom Waktu

Sementara itu, Erwin yang merasa semakin terdesak, mulai kehilangan kendali atas situasi. “Agnes! Cepat bawa dokumen itu kemari!” teriaknya.Agnes, yang masih bersandar di tembok menahan sakit pun menoleh ke arah Erwin. Dia tidak pernah berada di situasi seperti ini membuatnya tidak tahu harus berbuat apa. Yang dia tahu saat ini adalah menghentikan perdarahan segera mungkin.“Kita tidak punya pilihan lagi, Erwin! Kita harus mundur!" ucap Agnes dengan suara tersengal seraya menunjukkan dokumen yang sudah ada di tangannya.Tetapi Erwin merasa curiga kenapa Rainer begitu tenang meski dokumen itu ada di tangan Agnes.“Kamu menipuku, Rai? Itu pasti bukan dokumen yang kuminta,” ucap Erwin dengan rahang yang mengeras.“Kamu sudah kalah, Erwin,” kata Rainer dengan nada rendah tapi penuh kemenangan, "lepaskan senjatamu dan akhiri semua ini sebelum kamu menyesal.”"Kamu pikir aku akan kalah? Kamu pikir aku tidak merencanakan ini
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 57. Penantian

Langit pagi Singapura yang cerah di luar jendela rumah sakit seakan tak sesuai dengan suasana hati Rainer yang penuh kegelisahan. Dua belas hari sudah berlalu sejak Camelia dibawa ke ICU, dan selama itu pula Rainer selalu setia sisinya. Setiap kali masuk keruangan itu, mata Reiner tak pernah beranjak dari monitor jantung, setiap detak yang tak teratur membuat dadanya seolah ikut bergemuruh. "Sampai kapan kamu akan seperti ini, Sayang?" bisik Reiner. Pagi ini, seperti biasa, Rainer berkunjung dan duduk di kursi yang ada di samping brankar, pandangannya tertuju pada wajah Camelia yang pucat. Istrinya itu tampak begitu rapuh di balik semua selang dan kabel yang terhubung pada tubuhnya. Hati Rainer terasa berat melihat Camelia yang biasanya begitu kuat dan penuh energi kini tak berdaya.Di tengah keheningan ruangan, tiba-tiba Rainer merasakan ada gerakan halus dari tangan Camelia yang ada dalam genggamannya. "Camelia?"
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 58 Bimbang

Bayangan Rainer di cermin ruang bangsal tak henti menatap balik pada dirinya sendiri. Wajah letih, sorot mata yang hampa, semua terpampang jelas di sana. Dia sudah berjanji pada dirinya untuk selalu mendampingi Camelia, apapun yang terjadi. Tapi di sini, justru rasa asing menyelimutinya, rasa takut yang ia simpan jauh di dalam lubuk hatinya mulai membanjiri pikirannya, membuat semua janji itu terasa rapuh.Suara ketukan pintu menggema pelan, membuyarkan lamunannya. Rainer berbalik dan melihat Danar masuk dengan langkah ragu. Pandangan mata Danar tertuju pada Camelia yang berbaring, yang masih terlihat lemah. Tanpa berkata apa-apa, Danar melangkah mendekat dan meraih tangan Camelia, memberikan genggaman lembut, seolah memindahkan seluruh semangat dan perasaannya pada wanita yang terbaring lemah itu.Camelia tersenyum tipis, sejenak memejamkan mata dan menikmati kehangatan dari genggaman tangan Danar. “Terima kasih sudah datang, Kak. Bagaimana kabarmu?” tan
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 59. Masih Pemulihan

Dua hari sudah Camelia berada di ruang rawat inap. Rainer duduk di sofa dengan tenang seraya mengerjakan pekerjaannya. Perlahan pintu terbuka, dan sosok Danar masuk dengan senyum hangat. Di sampingnya, Clay menggenggam tangannya, melangkah mendekati Camelia dengan antusias. Wajah kecilnya berseri-seri ketika melihat Camelia duduk bersandar di tempat tidur.“Clay?” gumam Camelia, seakan tak percaya akan kehadiran anak kecil itu. Camelia memandang Danar, dan pria itu hanya tersenyum hangat."Tante Camelia!" seru Clay sambil melambaikan tangan kecilnya, lalu langsung menghampiri Camelia. “Bagaimana keadaan, Tante?”Camelia tersenyum lalu menjawab, “Sudah lebih baik, apalagi setelah melihatmu.”“Boleh aku naik?” tanya Clay meminta izin untuk naik ke atas brankar. “Tentu saja.”Danar langsung mengangkat anaknya ke atas brankar Camelia. "Oh, ya, Tante. Aku bawakan gambar yang aku buat di sekolah kemarin.
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 60. Hati yang Terusik

Rainer melangkah perlahan masuk ke kamar, memerhatikan sisa senyum di wajah Camelia yang masih terlihat bercahaya, meski Danar dan Clay sudah pergi. Ada sesuatu yang berbeda dalam senyum itu, seolah kehangatan tadi tak sepenuhnya memudar saat kehadirannya kini mengisi ruangan. Rasa cemburu dan gelisah merayapi hatinya, menyadari bahwa kehadiran Danar mampu membuat Camelia begitu berseri, sementara tatapan padanya sering kali diwarnai dengan kekhawatiran.“Kamu sudah kembali, Rai?”Rainer hanya mengangguk lalu duduk di sofa.“Rai, kapan aku bisa pulang? Aku sudah bosan di sini.”“Secepatnya, setelah kondisi stabil,” jawab Rainer seraya kembali menyalakan laptopnya. Esok harinya, kondisi Camelia jauh lebih baik dari sebelumnya. Kedatangan Clay bak vitamin yang mampu mendorong tubuhnya untuk cepat sembuh. Bukan hanya itu, Rainer juga bersikap begitu perhatian dan terkesan menjaga suasana hatinya.Dokter juga memberi iz
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status