Beranda / Romansa / Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat! / Bab 52. Camelia Menghilang

Share

Bab 52. Camelia Menghilang

Penulis: Lemongrass
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-06 20:00:48

Ponsel Rainer tak berhenti berdering sejak tadi. Dengan rasa malas dia melihat siapa pelaku yang membuat istirahatnya terganggu. Nama rivalnya--Danar terpampang nyata di sana.

“Ya, Danar? Ada apa?” tanya Rainer.

“Rai, apakah Camelia ada bersamamu?” Danar langsung bertanya tanpa basa-basi.

Rainer mengernyitkan keningnya, suaranya berubah jadi serius.

“Camelia? Bukankah kalian selalu bersama? Kenapa bertanya padaku?”

“Dia tidak ada di kamarnya, dan aku tidak bisa menghubunginya. Kamu tidak sedang berbohong padaku?” Danar kembali bertanya penuh dengan penekanan.

Rainer mengernyitkan keningnya sebelum menjawab, "Aku tidak tahu, Danar. Aku juga belum bicara dengannya. Kalau dia tidak ada di kamarnya, kemungkinan dia sedang pergi entah ke mana. Camelia tahu bagaimana menjaga dirinya sendiri."

Danar mengerang frustrasi.

"Ini berbeda. Dia selalu memberitahuku jika ada sesuatu. Sekarang dia menghilang begitu saja tanpa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Apakah Ulah Agnes yang takut Rainer berpaling ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 53. Musuh

    Braaakkk!!!Suara pintu terbuka dengan kasar, terdengar tajam di pendengaran Camelia.“Heh, bangun! Kamu pikir di sini kamar hotel?”Camelia terbangun dalam kegelapan. Kepalanya terasa berat, dan seluruh tubuhnya terasa kaku. Matanya masih tertutup kain, dan tangan serta kakinya terikat dengan kuat di sebuah kursi kayu. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi setiap kali dia bergerak, tali itu semakin erat. "Di mana aku? Apa yang terjadi?" tanya Camelia dalam hati.Yang terakhir dia ingat adalah keluar dari dari cafe kecil di pinggiran kota, tapi setelah itu semuanya menjadi buram.Suara deritan pintu yang perlahan menutup dan suasana yang sepi membuat Camelia yakin dia tidak lagi berada di tengah kota. Suara langkah kaki terdengar mendekat. Camelia menahan napas, mencoba mendengar dengan lebih jelas.“Akhirnya kamu bangun juga." Sebuah suara wanita terdengar, dingin dan penuh kebencian.Camelia seperti mengena

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 54. Misi Penyelamatan

    “Aku bilang, aku tidak ingin terlibat,” jawab Camelia dengan suara bergetar.Pria itu menarik kursi itu, lalu menghentikan langkah dan mendorong kursi itu ke tembok dengan kasar.“Dengar Camelia Agatha, kamu sudah terlibat dalam permainan ini. Kamu adalah umpan yang pasti akan dimakan oleh Rainer,” ucap pria itu seraya mencium rambut panjang Camelian. Hal yang membuat Camelia jijik.“Kamu salah orang, Rainer tidak akan bersusah payah menyelamatkanku,” balas Camelia.Camelia memang tidak yakin Rainer akan menyelamatkannya.“Oh, ya? Mari kita lihat nanti.”Pria itu keluar dari ruangan itu dengan angkuh.Kurang lebih dua hari telah berlalu. Selama dua hari ini setiap kali ada kesempatan, Agnes selalu melampiaskan semua kekesalannya pada Camelia, menampar, menjambak, memukul.Kondisi Camelia saat ini cukup lemah, irama jantungnya mulai tak bersahabat, dia hanya bisa berharap keajaiban akan datang padanya.“

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 1. Mari Bercerai

    “Katakan pada Rai, aku setuju untuk bercerai darinya,” ucap Camelia dari balik telepon genggamnya.“Tapi kenapa tiba-tiba Bu Lia ingin bercerai dari Pak Rai?” tanya Asisten Rainer yang bernama Levi seraya melirik ke arah orang yang bersangkutan.Merasa namanya disebut Rainer pun memusatkan perhatian pada Levi serta menghentikan semua aktivitasnya.“Nanti aku sendiri yang akan menjelaskan pada Rai, kamu cukup sampaikan pesan dariku.”“Baik, Bu Lia.”Camelia tak akan mundur, cukup sudah perjuangannya selama dua tahun ini untuk menarik perhatian pria yang tak pernah sama sekali peduli padanya. Semua berakhir sia-sia dan percuma karena Rainer tak pernah sedikit pun tertarik padanya, ditambah lagi baru-baru ini mantan kekasih pria itu kembali.“Lebih baik kita akhiri semua ini, Rai. Aku tak ingin hidup konyol dan menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia, mulai sekarang aku akan hidup untuk diriku sendiri, untuk kebahagiaan dan masa depanku,” monolog Camelia.Wanita cantik dengan tinggi 16

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 2. Sedikit Pembalasan

    Beberapa hari tanpa Camelia di hidupnya membuat Rainer merasa ada kosong. Seperti ada sesuatu yang hilang, rutinitas yang dilakukan wanita itu biasanya terasa sangat menyebalkan. Namun, mengapa sekarang dia justru merasa kehilangan? Setiap pagi Camelia akan menyiapkan pakaian yang akan digunakannya ke kantor, tapi Rainer selalu menggunakan pakaian pilihannya sendiri. Setiap pagi juga Camelia akan membuatkan sarapan meski tak pernah disentuhnya. Tak menyerah, siang hari Camelia akan mengantar makan siang ke kantornya, walau makanan itu tak pernah dia makan. Suara ketukan di pintu kantornya membuyarkan lamunan Rainer. Levi menyembulkan kepala sebelum masuk ke ruangan tersebut. “Maaf Pak, mengganggu.” “Ada apa?” “Ini, Pak, diluar ada–” Dengan tidak sabaran, Rainer memotong kalimat asisten pribadinya itu dan berkata, “Apa wanita itu datang ke sini untuk mengantar makan siang? Jika iya, suruh dia masuk.” Kemudian Rainer tersenyum penuh kemenangan. Levi terlihat tidak enak hati

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 3. Kembali ke Rumah

    Camelia bukan tak bisa mengurus sendiri perceraiannya dengan Rainer. Tentu saja dia sudah mencoba mengurusnya sendiri tapi ditolak. Pengadilan mengatakan hanya Rainer yang bisa mengurus perceraian itu, aneh bukan?Camelia tidak mengerti apa mau Rainer, dulu pria itu begitu menggebu dan memaksanya untuk segera bercerai. Sekarang disaat dirinya sudah setuju, Rainer justru menutup semua akses.“Rai, lihatlah baju mahalku jadi kotor karena ulah wanita kampungan itu,” rengek Agnes. Rainer tak peduli dengan rengekan Agnes, tak peduli dengan bajunya yang juga kotor, tak peduli dengan dokumen dan mejanya yang ikut kotor. Rainer langsung mengejar istrinya.Harga dirinya sebagai seorang pria koyak mendapatkan perlakuan seperti itu dari Camelia, lebih tepatnya Rainer syok dengan tingkah laku istrinya. Camelia seperti menjelma menjadi orang yang berbeda.“Tutup akses keluar untuk wanita itu! Jangan biarkan dia keluar dari gedung ini barang satu langkahpun dan siapkan mobilku,” titah Rainer pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 4. Godaan Suamiku

    Camelia mencebikkan bibir dan melirik Rainer dengan wajah kesal lalu turun dari mobil dan menutup pintu dengan kasar.“Dasar wanita itu, sengaja ingin menghancurkan mobilku,” lirih Rainer dengan kesal lalu menutup pintu mobil. Kelakuan Camelia membuat Rainer harus menekan emosinya agar tidak terpancing.Wanita itu mengekor mengikuti langkah suaminya masuk ke dalam rumah. Di dalam benaknya Camelia merasa kesal mengapa Rainer justru membawanya kembali ke rumah ini. Bukankah pria itu tidak ingin dirinya kembali ke rumah ini.Tak ingin berangsur-angsur dalam kekesalan Camelia akhirnya bertanya, “Kenapa kamu malah membawaku kembali ke rumah ini?”Rainer berhenti tanpa aba-aba, Camelia berada tepat di belakangnya pun menabrak punggung kokoh itu tanpa sempat menghindar.“Ya ampun, main berhenti saja sih,” keluh Camelia seraya mengusap-usap kening dan mundur beberapa langkah menjauh.Rainer membalikkan badan, terlihat sekali jika dia sedang menahan kesal, lalu lepaskan dasi dan membuka jasny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 5. Makan Siang Bersama

    Sementara itu di lantai satu, Rainer masih tidak habis pikir dengan tingkah laku istrinya.“Bisa-bisanya dia berbuat sesuka hatinya seperti ini!” kesal Rainer kemudian memijat pelipisnya.“Sejak kapan wanita itu menjadi begitu pemberontak?” gumam Rainer.Semejak Rainer mengajak Camelia bercerai satu tahun yang lalu dia memang jarang pulang, biasanya dia akan pulang ke apartemen pribadinya dan hanya sesekali datang ke rumah itu. Itu sebabnya dia tidak begitu memperhatikan perubahan Camelia.Rainer menendang dan memukul ke segala arah untuk menyalurkan emosi, lalu berteriak sekuat tenaga, “Camelia Agatha!”Ella yang terusik dengan teriakan Rainer berjalan tergopoh-gopoh menghampiri pria itu.“Ada apa, Mas?”Dada bidang pria itu masih terlihat naik turun karena luapan emosi yang memuncak, sayangnya dia tidak bisa melampiaskannya pada Camelia. Pantang bagi Rainer menyakiti fisik seorang wanita.Rainer menoleh ke arah Ella dengan tatapan tajam.“Cuci pakaian ini sampai bersih!” titah Raine

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 6. Kabur Lagi

    Wanita paruh baya itu tersenyum lalu menjawab, “Itu bukan masakan Bibi, Mbak. Tadi itu Mas Rai yang masak.”Tidak ada angin tidak ada hujan seketika Camelia terbatuk mendengar ucapan Ella.“Rai?” tanya Camelia memastikan.“Iya, Mas Rai.”“Dia bisa masak?”“Tadi rasanya enak kan? Berarti tidak diragukan lagi, Mbak,” ucap Ella dengan mantap dan mengacungkan dua ibu jarinya sambil memainkan kedua alisnya.“Kesambet kali ya?” celetuk Camelia.“Sepertinya Mas Rai mulai peduli pada Mbak Lia. Mungkin menyesal sudah cuek sama Mbak Lia selama ini.”“Aah, Bibi bisa aja ngomongnya. Sudah terlambat, Bi. Kenapa nggak dari dulu?”“Belum terlambat, kan belum ketok palu,” ucap Ella menggoda.“Bibi ini, jangan mencoba membuatku berharap pada harapan semu. Sudah ah. Aku ke kamar dulu ya.” Camelia masih menampik semua fakta itu, kemudian berlalu kembali ke kamar.“Semua belum terlambat, Mbak. Coba kembali buka hatimu,” ucap Ella setengah berteriak. Camelia hanya mengibaskan tangannya tanda tidak mau.B

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 54. Misi Penyelamatan

    “Aku bilang, aku tidak ingin terlibat,” jawab Camelia dengan suara bergetar.Pria itu menarik kursi itu, lalu menghentikan langkah dan mendorong kursi itu ke tembok dengan kasar.“Dengar Camelia Agatha, kamu sudah terlibat dalam permainan ini. Kamu adalah umpan yang pasti akan dimakan oleh Rainer,” ucap pria itu seraya mencium rambut panjang Camelian. Hal yang membuat Camelia jijik.“Kamu salah orang, Rainer tidak akan bersusah payah menyelamatkanku,” balas Camelia.Camelia memang tidak yakin Rainer akan menyelamatkannya.“Oh, ya? Mari kita lihat nanti.”Pria itu keluar dari ruangan itu dengan angkuh.Kurang lebih dua hari telah berlalu. Selama dua hari ini setiap kali ada kesempatan, Agnes selalu melampiaskan semua kekesalannya pada Camelia, menampar, menjambak, memukul.Kondisi Camelia saat ini cukup lemah, irama jantungnya mulai tak bersahabat, dia hanya bisa berharap keajaiban akan datang padanya.“

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 53. Musuh

    Braaakkk!!!Suara pintu terbuka dengan kasar, terdengar tajam di pendengaran Camelia.“Heh, bangun! Kamu pikir di sini kamar hotel?”Camelia terbangun dalam kegelapan. Kepalanya terasa berat, dan seluruh tubuhnya terasa kaku. Matanya masih tertutup kain, dan tangan serta kakinya terikat dengan kuat di sebuah kursi kayu. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi setiap kali dia bergerak, tali itu semakin erat. "Di mana aku? Apa yang terjadi?" tanya Camelia dalam hati.Yang terakhir dia ingat adalah keluar dari dari cafe kecil di pinggiran kota, tapi setelah itu semuanya menjadi buram.Suara deritan pintu yang perlahan menutup dan suasana yang sepi membuat Camelia yakin dia tidak lagi berada di tengah kota. Suara langkah kaki terdengar mendekat. Camelia menahan napas, mencoba mendengar dengan lebih jelas.“Akhirnya kamu bangun juga." Sebuah suara wanita terdengar, dingin dan penuh kebencian.Camelia seperti mengena

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 52. Camelia Menghilang

    Ponsel Rainer tak berhenti berdering sejak tadi. Dengan rasa malas dia melihat siapa pelaku yang membuat istirahatnya terganggu. Nama rivalnya--Danar terpampang nyata di sana.“Ya, Danar? Ada apa?” tanya Rainer.“Rai, apakah Camelia ada bersamamu?” Danar langsung bertanya tanpa basa-basi.Rainer mengernyitkan keningnya, suaranya berubah jadi serius.“Camelia? Bukankah kalian selalu bersama? Kenapa bertanya padaku?”“Dia tidak ada di kamarnya, dan aku tidak bisa menghubunginya. Kamu tidak sedang berbohong padaku?” Danar kembali bertanya penuh dengan penekanan.Rainer mengernyitkan keningnya sebelum menjawab, "Aku tidak tahu, Danar. Aku juga belum bicara dengannya. Kalau dia tidak ada di kamarnya, kemungkinan dia sedang pergi entah ke mana. Camelia tahu bagaimana menjaga dirinya sendiri."Danar mengerang frustrasi. "Ini berbeda. Dia selalu memberitahuku jika ada sesuatu. Sekarang dia menghilang begitu saja tanpa

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 51. Agnes

    “Kekasih yang pada akhirnya tak bisa bersatu maksudmu? Kamu tahu kenapa sampai sekarang Rainer tidak juga menceraikanku dan menikahimu?” tanya Camelia penuh intimidasi.Agnes menatap Camelia dengan kekesalan yang menggunung.“Karena sebenarnya Rainer itu mencintai dan peduli padaku lebih dari yang dia rasakan, alias dia tidak sadar,” jawab Camelia dengan percaya diri. Dia sengaja memprovokasi Agnes.“Kamu hanya istri status, tidak lebih! Aku juga tahu Rainer belum pernah menyentuhmu, jangan sombong di depanku!” balas Agnes.Camelia menyeringai lalu berjalan mendekati Agnes dan berbisik di telinganya, “Kamu tidak tahu betapa dahsyatnya Reiner di atas ranjang.”Setelah mengatakan itu Camelia berjalan menjauh dari Agnes dengan senyum penuh kemenangan telah berhasil membuat kekasih suaminya itu kesal. Meskipun semua itu hanya sebuah kebohongan untuk menjatuhkan lawan.Agnes memandang punggung Camelia yang semakin membaur diantara kerumunan. Hatinya kesal.“Kamu pikir kamu sudah menang? Ka

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 50. Gala Dinner

    Rainer hanya menatap datar pada Agnes dan Camelia bergantian.“Maaf, Nona. Tapi kami tidak ingin diganggu oleh siapapun, jadi kalian bisa menggunakan meja lain, di restoran ini masih banyak yang kosong,” sahut Danar.Dia bukan hanya ingin membantu Camelia tetapi juga tidak mau ada orang lain mengganggu sarapannya bersama wanita itu.“Kenapa begitu, aku hanya ingin mengobrol dengan Camelia, kami sudah lama tidak bertemu?” balas Agnes.Tentu saja itu bukan alasan yang sebenarnya, dia hanya ingin menunjukan kepemilikan atas Rainer.“Masih bertanya kenapa? Coba kalau tukar posisi, kalau jadi kami apa Anda juga akan setuju ada orang lain bergabung?” ucap Danar lagi, nada bicara sedikit meninggi.Camelia menyentuh tangan Danar dengan lembut dan berkata, “Kakak, tenangkan dirimu. Aku juga tidak mau ada ulat bulu duduk bersama kita, nanti aku gatal-gatal.”Rainer dan Agnes menatap kesal ke arah Camelia, tetapi berbeda kondisi. R

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 49. Apa yang Harus Kulakukan?

    "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Camelia, nada suaranya tetap santai meski ada sedikit kekhawatiran. “Aku sudah menghubungi beberapa orang untuk menyelidiki hal ini,” jawab Rainer. "Kamu berhati-hatilah. Jangan percaya siapa pun, bahkan Danar sekalipun,” imbuh Rainer. Kata-kata terakhir Rainer membuat Camelia tersentak. “Kamu masih menuduh Kak Danar? Rai, dia orang yang bisa aku percaya, dan aku tidak melihat alasan mengapa dia akan mengkhianatiku. Aku lihat selama ini kalian juga bersaing secara adil. Kalau begitu aku juga harus berhati-hati denganmu,” balas Camelia. Rainer mendengkus pelan, kesal mendengar istrinya membela Danar mati-matian, apalagi memanggil rivalnya itu dengan sebutan “Kak” sedangkan dengannya wanita itu hanya menyebut nama. “Lia, kamu harus sadar. Dunia ini tidak sehitam dan seputih itu. Orang-orang bisa berubah menjadi abu-abu. Bahkan mereka yang terlihat pa

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 48. Berdebat

    Camelia tak menampik ucapan suaminya, meski ucapan pria itu tak sepenuhnya benar. “Menyebalkan!” batin Camelia. Meski hati Camelia dipenuhi keraguan, ada sesuatu dalam cara Rainer berbicara yang membuatnya sedikit goyah. Mata suaminya itu, meski sering kali penuh dengan perhitungan, kali ini tampak tulus dan khawatir. "Aku tahu ini sulit untukmu," Rainer melanjutkan, suaranya lebih lembut, "tapi aku hanya ingin kamu aman. Itulah sebabnya aku memastikan malam ini, Danar tidak bisa mengganggu kita." Camelia mengangkat alisnya. "Apa maksudmu?" Rainer menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, dengan santai dia menjawab, "Tidak perlu khawatir aku hanya membuatnya sedikit sibuk dengan masalah pekerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan. Dia terlalu sibuk sekarang untuk memikirkan kita." "Jangan macam-macam kamu, Rai!"

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 47. Makan Malam Romantis

    Waktu menunjukkan pukul 19.00, Camelia sudah bersiap di lobi hotel, mengenakan gaun yang dikirim oleh Rainer. Rainer tiba tepat waktu, seperti yang dijanjikan. Saat pintu mobilnya terbuka, senyumnya yang penuh misteri menyambut Camelia."Senang kamu datang, Sayang. Ini akan menjadi malam yang tidak akan kamu lupakan," ucap Rainer.Camelia menatapnya tanpa ekspresi, mencoba menahan kegelisahan yang semakin dalam. "Apa sebenarnya yang kamu inginkan, Rainer?"Rainer hanya tersenyum tipis, memberikan isyarat untuk masuk ke mobil. "Hai, harusnya kamu menanyakan kabarku lebih dulu, bukan menanyakan hal lain," protes Rainer. "Jangan bermain-main, Rai--"Tanpa diduga Rainer menyandarkan kepalanya di bahu Camelia."Tolong biarkan aku seperti ini, Camelia, aku lelah. Benar-benar lelah," ucap Rainer seraya menutup matanya. Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang tercipta. Camelia membiarkan suaminya tetap p

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 46. Duduk Berdampingan

    “Halo, Sayang, sepertinya dunia ini begitu sempit sampai kita bisa duduk berdampingan seperti ini,” ucap Rainer penuh kemenangan. Tidak sulit bagi Rainer untuk melakukan hal seperti itu, dengan uang dan koneksi dia bisa melakukan yang diinginkan.Camelia mengeraskan rahang seraya menatap kesal suaminya. Dengan sekuat tenaga dia menginjak kaki Rainer dengan ujung highheel-nya. Rainer menahan sakit di punggung kakinya, lalu menatap kesal istrinya.“Menyebalkan!” gumam Camelia. Dia menyilangkan tangan di dada dan fokus ke depan.Sesi pertemuan itu dimulai dengan presentasi dari berbagai pemimpin industri. Hingga tiba perusahaan Camelia melakukan presentasi, dia berusaha untuk tetap fokus, tetapi sulit untuk mengabaikan tatapan dingin Rainer yang terus mengawasinya. Wanita itu tahu Rainer sedang merencanakan sesuatu. Sesuatu yang mungkin bisa menghancurkan segalanya jika dia tidak berhati-hati.Benar saja, baru saja seles

DMCA.com Protection Status