Saat hening menyelimuti ruangan, Alya hanya bisa terbaring kaku, jantungnya berdetak liar. Ia berusaha bergerak, tapi tubuhnya terasa beku, tak ada satu pun otot yang menurut. Mulutnya kelu, seperti terkunci oleh kekuatan yang tak terlihat. Hanya hatinya yang mampu berteriak dalam diam, memohon perlindungan, bibirnya mencoba menggumamkan doa-doa tanpa suara. Di sampingnya, sosok suster berbaju merah itu berdiri terpaku. Wajahnya tanpa ekspresi, pandangannya kosong mengarah ke tubuh Alya seolah mengawasi setiap helaan napasnya. Semakin lama, hawa dingin kian menyelimuti, menusuk hingga ke tulang. Aroma bau busuk semakin menyengat, membuat Alya ingin mual, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Suster itu terus menunduk, menatap Alya dengan pandangan kosong, hingga perlahan, matanya terbuka lebar, melotot dengan sorot merah yang menyeramkan. Alya hanya bisa menatap balik, napasnya tercekat, tak ada satu kata pun yang mampu keluar dari bibirnya. Tiba-tiba, sosok suster itu mengalihkan
Read more