Tina duduk terdiam di ruang tunggu rumah sakit, air matanya masih membasahi pipinya. Setiap detik terasa berat, seperti ada yang menahan napas di dadanya. Tangannya gemetar saat ia memegang ponsel, mencoba untuk menenangkan dirinya. Dengan suara tercekat, ia menekan nomor kakaknya, Suhadi, yang saat itu sedang di rumah mengambil pakaian ganti.“Halo, Dek Tina? Ada apa?” suara Suhadi terdengar, sedikit terengah-engah, seakan mendengar ketegangan di suara adiknya."Tina, ada apa? Kenapa kamu nangis?" Suhadi bertanya, mulai khawatir dengan nada suaranya yang tak biasa.Tina menghela napas berat, lalu dalam suara pecah, ia berusaha menjelaskan."Kang ... A-alya—" Tina hampir tak bisa melanjutkan kalimatnya, suara tangisannya semakin keras. Ia merasa tercekik oleh kecemasan yang meluap. "Alya kritis! Dia tadi sempat kejang-kejang, Mas Bowo dan aku lagi salat, tiba-tiba dokter masuk dan bilang code blue. Aku nggak tahu harus gimana!"Suhadi yang mendengar kata-kata itu terdiam beberapa det
Last Updated : 2024-11-30 Read more