Home / Horor / Kutukan Wasiat Kakek / Chapter 41 - Chapter 42

All Chapters of Kutukan Wasiat Kakek : Chapter 41 - Chapter 42

42 Chapters

Bab 41

Narendra menggenggam erat tangan Alya, menariknya ke sudut gudang yang tampak lebih gelap dari bagian lainnya. Mereka berdua berjongkok, mencoba menahan napas di tengah suasana yang terasa begitu mencekam.“Ya Tuhan, Naren ... apa yang barusan kita lihat itu?” bisik Alya dengan suara yang nyaris tak terdengar, matanya masih menatap ke arah sosok yang kini menghilang di balik kegelapan.Narendra menjawab dengan nada serak, “Aku nggak tahu, Alya. Tapi apa pun itu, kita harus keluar dari sini.”“Tapi gimana caranya? Pintu gudangnya ketutup. Dan ... dan tadi itu, astaga, apa itu manusia atau bukan?” Suara Alya mulai meninggi, menandakan panik yang semakin tak bisa ia kendalikan.Narendra segera menyentuh pundaknya, mencoba menenangkan meskipun ia sendiri merasa gemetar. “Hei, dengar, kita nggak boleh kehilangan akal sekarang. Aku akan cari cara keluar. Kalau kita terus di sini, aku nggak yakin kita akan selamat.”Alya menggigit bibirnya, mencoba menahan tangis yang mulai menggenang. Ia me
Read more

Bab 42

Setelah berhasil keluar dari gudang dengan perasaan campur aduk antara lega dan takut, Alya dan Narendra kembali ke dalam rumah. Matahari sudah naik, tetapi sinarnya yang hangat terasa sia-sia. Aura mencekam masih menyelimuti rumah itu, seolah kejadian di gudang tadi belum sepenuhnya berakhir.Alya menarik napas panjang, menguatkan dirinya. “Kamu pasti capek, Naren. Duduk dulu, aku ambilkan minum.”Narendra mengangguk, membiarkan tubuhnya tenggelam di sofa ruang tamu. “Iya, terima kasih, Alya. Tapi kita harus bicara tentang apa yang baru saja terjadi. Ini nggak bisa dianggap remeh.”Namun, sebelum Alya sempat melangkah ke dapur, suara langkah berat terdengar dari arah tangga. Pak Bowo muncul dengan sorot mata tajam, wajahnya menunjukkan ketidaksukaan begitu melihat Narendra.“Alya, kenapa dia masih di sini?” suara Pak Bowo terdengar datar, tetapi jelas penuh tekanan.“Om—” Narendra hendak menyapa sopan, tetapi Pak Bowo mengangkat tangannya, menghentikannya.“Pagi-pagi begini sudah no
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status