Semua Bab Jerat Pesona Pengacara Tampan: Bab 111 - Bab 120

147 Bab

Bab 111. Deep Hatred

“Tuan William, Tuan Sean. Berita tentang skandal Tuan Samuel Maxton dan Nona Selena telah ada di media. Semua pemberitaan miring tentang Nona Selena sudah muncul. Banyak orang yang menghina Nona Selena sebagai wanita murahan dan wanita penggoda. Akun sosial media Nona Selena diserang publik yang menghina Nona Selena, Tuan. Dan berita ini pun telah berdampak buruk pada perusahaan. Baik Maxton Group dan Geovan Group mengalami kerugiaan yang tinggi akibat berita miring yang tersebar.” Raut wajah William dan Sean begitu terkejut kala mendengar apa yang dikatakan oleh Albert. Tampak ayah dan anak itu menghunuskan tatapan tajamnya pada Albert. Aura kemarahan dan emosi yang menelusup dalam diri begitu terlihat jelas di wajah mereka. “Bagaimana itu bisa terjadi, Albert!” bentak William begitu menggelegar. Albert menelan salivanya susah payah. Buru-buru, dia segera memberikan iPad yang ada di tangannya pada William. Dia memutar video yang menyiarkan berita miring tersebut. *Berita pagi ini
Baca selengkapnya

Bab 112. Always be the Protector

“Di mana Oliver dan Joice? Apa mereka masih bermain di taman?” Suara Selena bertanya seraya menatap Samuel yang melangkah mendekat ke arahnya. Kini Selena tengah duduk di kamar bersantai membaca majalah bisnis yang baru saja diantarkan oleh pelayan. Hari ini Selena memilih bersantai di rumah. Pun hingga detik ini Selena masih belum aktif pada pekerjaannya. Selena masih menyerahkan semua pekerjaannya pada Jenia—asistennya. “Masih … mereka masih bermain di taman.” Samuel duduk tepat di samping Selena. Menatap hangat Selena yang tengah membaca majalah. “Kau sering membaca majalah bisnis? Bukankah isi majalah bisnis kebanyakan hanya isinya tentang keluarga besarmu? Untuk apa kau lihat lagi? Kau pasti jauh lebih tahu dari pada artikel yang dimuat ini.” Senyuman di wajah Selena terlukis mendengar apa yang diucapkan oleh Samuel. Lantas wanita itu menuntup majalah yang ada di tangannya itu dan meletakan ke atas meja. “Aku menyukai setiap media memberitakan tentang kakakku. Di artikel itu
Baca selengkapnya

Bab 113. Defense is Not Wrong

Selena duduk di sofa dengan begitu resah. Sudah tiga kali dia menghubungi Samuel tapi tak ada jawaban dari pria itu. Selena hanya ingin tahu apa yang Samuel lakukan. Sungguh, Selena tak berani melihat berita yang beredar. Pun Selena telah menonaktifkan akun sosial medianya untuk sementara waktu. Selena tak menampik, begitu banyak fans Iris yang menyerang bahkan mencaci maki dirinya sebagai wanita murahan dan wanita penggoda. Hal itu yang mendorong Selena memilih untuk menonaktifkan sosial medianya. Berita tadi pagi memang sangat heboh. Bahkan Oliver pun kini dijaga begitu ketat. Oliver tidak diperbolehkan keluar rumah semua guna menghindari paparazzi yang kerap mengincar Oliver. Kepala Selena sedikit pusing akibat terlalu banyak memkirkan masalah. Lantas wanita itu memilih membaringkan tubuhnya di sofa kamar seraya memeluk ponselnya. Hari ini Samuel berjanji akan datang. Dan Selena memilih untuk menunggu. Pasalnya sejak tadi hati Selena tak tenang. Wanita itu ingin tahu tentang sem
Baca selengkapnya

Bab 114. Information Needed

*Berita kali ini datang dari Miracle De Luca—istri pengusaha ternama Mateo De Luca sekaligus putri sang billionaire William Geovan diduga melakukan penyerangan pada Iris Halburt. Dari CCTV yang beredar terlihat jelas Miracle De Luca yang lebih dulu menyerang Iris Halburt. Menurut kabar Miracle De Luca membela saudara kembarnya yang dihina oleh Iris Halburt. Hingga detik ini pihak Miracle De Luca masih belun angkat bicara mengenai penyerangan tersebut.* Selena memijat pelipisnya kala melihat berita yang ditunjukan oleh Jenia. Ya, kini Selena tengah berada di kamarnya. Wanita itu meminta Jenia datang ke rumahnya karena ada pekerjaan yang ingin Selena periksa. Namun, alih-alih memeriksa pekerjaan malah Selena disodorkan berita viral yang sedang beradar. Sungguh, Selena tak menyangka pemberitaan tentang Miracle secepat ini. Tentu saja Selena merasa bersalah. Nama Miracle buruk di hadapan publik karena membelanya. Andai saja Miracle tak ikut campur maka tidak akan seperti ini. “Apa berit
Baca selengkapnya

Bab 115. Information Needed II

“Tuan Samuel, saya telah mendapatkan informasi tentang Nona Iris Halburt.”Raut wajah Samuel berubah mendengar ucapan Vian. Sepasang iris mata cokelat Samuel menajam menyorot Vian penuh tuntutan agar segera menjawabnya. Tampak Mateo dan Rava pun tak lepas menatap Vian. Mereka begitu tak sabar mendengar informasi yang didapatkan oleh Vian. “Cepat beritahu aku, informasi apa yang kau dapatkan?” cerca Samuel seraya menatap dingin pada asistennya itu. Wajah Samuel menunjukan bahwa pria itu tak bisa sabar. Vian mendekat pada Samuel. Lantas dia menyerahkan iPad yang ada di tangannya pada Samuel. Pun tanpa banyak bicara Samuel menerima iPad pemberian Vian itu. “Tuan, itu adalah rekaman CCTV Nona Iris Halburt. Setiap kali Nona Iris berlibur, dia selalu mengunjungi klub malam. Di rekaman CCTV itu terlihat jelas kalau Nona Iris Halburt sering berkencan dengan pria asing. Mungkin lebih lengkapnya Anda bisa melihat sendiri rekaman CCTV itu, Tuan,” ujar Vian yang sontak membuat sorot mata Samue
Baca selengkapnya

Bab 116. Answered Prayers

“Dad, kenapa kau melarangku untuk turun tangan? Masalah ini akan semakin berlarut, Dad.” Sean berseru memprotes pada ayahnya. Tampak sorot mata Sean menatap dingin dan emosi tertahan. Sudah sejak tadi Sean ingin turun tangan membereskan berita yang terus menghina kedua adik perempuannya. Namun, ayahnya itu menahan dirinya. Itu yang membuat Sean tak bisa melangkah jauh. “Aku memiliki alasan sendiri kenapa tidak langsung membiarkanmu turun tangan.” William menyesap whisky di tangannya. Pria paruh baya itu menatap lurus ke depan. Raut wajah dingin dan tegas begitu terlihat. William sudah tahu tentang banyaknya pemberitaan miring tentang kedua putrinya. Awalnya William emosi melihat berita-berita miring yang tersebar luas. Namun, William memilih menyikapi itu dengan tenang. Karena ada alasan kuat yang membuat dirinya tak langsung turun tangan dalam masalah ini. Sean mendecakan lidahnya. Tatapannya terlihat kesal pada ayahnya. “Dad, mau sampai kapan kita menunggu? Aku memang bisa menga
Baca selengkapnya

Bab 117. I'm Not a Loser

Selena mengerjapkan matanya beberapa kali ketika wanita itu merasakan sinar matahari menyentuh wajahnya. Latas, Selena menyeka matanya menggunakan punggung tangannya. Selena menggeliat seraya merentangkan kedua tangan. Senyuman hangat di wajahnya terlukis pagi telah menyapa. Selena merasa tidurnya tadi malam begitu nyenyak. Detik selanjutnya, Selena menoleh ke samping melihat ranjangnya telah kosong. Napas Selena mendesah panjang. Padahal dia mengingat tadi malam Samuel tidur di sampingnya. Namun, kali ini Selena harus menelan kekecewaan karena Samuel tidak ada. Andai saja dia terbangun dalam keadaan berada di pelukan Samuel pasti dirinya akan sangat senang. Mungkin Samuel sudah berangkat bekerja. Itu yang ada di dalam benak Selena. Tentu Selena tahu banyak hal yang harus diselesaikan Samuel. Terutama masalah yang menghadapi mereka begitu banyak. Jika mengingat masalah, membuat Selena sungguh merasa bersalah pada semua orang. Bagaimanapun karena masalah ini, banyak orang yang tak be
Baca selengkapnya

Bab 118 – Hiding is the Right Choice

“Dad, kenapa kau malah seolah merestui hubungan Selena dan pria sialan itu?” Suara Sean berseru seraya menatap tajam ayahnya yang duduk di hadapannya. Tampak emosi Sean memuncak. Rahang Sean mengetat. Sorot matanya tajam menuntut sang ayah menjelaskan. Pasalnya sejak tadi ayahnya itu selalu melarang dirinya menghajar Samuel. Sungguh, Sean tak mengerti dengan cara jalan ayahnya itu berpikir. “Aku bukan merestui. Aku diam karena aku ingin tahu apa tindakan yang dilakukan Samuel Maxton. Paling tidak aku menunggu sampai Samuel membuktikan dirinya.” William menjawab ucapan putra sulungnya dengan tegas dan penuh penekanan serta tersirat tak suka dibantah. Dia memang tak pernah mengatakan merestui hubungan Samuel dan Selena. Hingga detik ini William memang menunggu apa saja yang Samuel lakukan sebagai bukti pantas bersanding dengan putrinya. Jika menuruti emosi maka William sudah menghabisi Samuel dengan tangannya sendiri. Namun, banyak hal yang membuat William harus berpikir bijak sebel
Baca selengkapnya

Bab 119 – Being Chased by Reporters

*Selena, hari ini aku harus ke kantor. Ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan. Sampaikan maafku untuk Oliver yang tidak bisa sarapan bersama dengannya. Sore nanti aku akan mengajak Oliver bermain—Samuel.M*Selena mendesah pelan membaca pesan masuk dari Samuel. Pagi ini, Selena memang terbangun tanpa ada Samuel di sisinya. Awalnya Selena pikir Samuel ada di luar sedang bersama dengan Oliver. Tapi ternyata Samuel sudah berangkat ke kantor. “Lebih baik aku menemui Oliver sekarang,” gumam Selena pelan. Lantas dia segera melangkah keluar kamar—menuju kamar Oliver. Hingga detik ini memang Oliver masih belum diperbolehkan untuk berangkat sekolah. Alasannya tentu menghindari paparazzi yang selalu mengincar Oliver. Namun, meski tak berangkat sekolah; Oliver tentu wajib belajar. Baik Samuel ataupun William sudah memanggil guru terbaik untuk Oliver. Saat Selena tiba di kamar Oliver, tatapan Selena menatap hangat Oliver sedang bermain robot-robotan bersama dengan Marsha—ibunya. Kini Se
Baca selengkapnya

Bab 120. Desire

“Tuan Samuel, apa Anda ingin pergi?” Vian baru saja masuk ke dalam ruang kerja Samuel, namun langkah Vian harus terhenti kala melihat Samuel hendak keluar. “Ada apa kau ke sini?” tanya Samuel dingin dengan raut wajah tanpa ekpresi. Pria itu menghentikan langkahnya kala Vian tiba di hadapannya. “Tuan, saya mendengar dari salah satu orang kepercayaan Nyonya Besar Jillian kalau beliau bersama dengan Tuan Besar Kelton sedang menuju London, Tuan. Kedua orang tua Anda tidak bisa menunggu lagi. Mereka ingin segera menuntut penjelasan dari Anda, Tuan. Ditambah berita tersebar semakin luas. Mereka ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Vian melaporkan pada Samuel. Samuel mengembuskan napas berat. Pria itu memejamkan mata singkat kala mendengar apa yang dilaporkan oleh Vian. Samuel sudah menduga hal ini pasti akan terjadi. Pasalnya memang kedua orang tua Samuel sudah menunggu sejak lama. Namun, Samuel belum bisa memberikan penjelasan lengkap karena dirinya harus menemui keluarga Se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status