Share

Bab 120. Desire

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-17 00:16:03

“Tuan Samuel, apa Anda ingin pergi?” Vian baru saja masuk ke dalam ruang kerja Samuel, namun langkah Vian harus terhenti kala melihat Samuel hendak keluar.

“Ada apa kau ke sini?” tanya Samuel dingin dengan raut wajah tanpa ekpresi. Pria itu menghentikan langkahnya kala Vian tiba di hadapannya.

“Tuan, saya mendengar dari salah satu orang kepercayaan Nyonya Besar Jillian kalau beliau bersama dengan Tuan Besar Kelton sedang menuju London, Tuan. Kedua orang tua Anda tidak bisa menunggu lagi. Mereka ingin segera menuntut penjelasan dari Anda, Tuan. Ditambah berita tersebar semakin luas. Mereka ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Vian melaporkan pada Samuel.

Samuel mengembuskan napas berat. Pria itu memejamkan mata singkat kala mendengar apa yang dilaporkan oleh Vian. Samuel sudah menduga hal ini pasti akan terjadi. Pasalnya memang kedua orang tua Samuel sudah menunggu sejak lama. Namun, Samuel belum bisa memberikan penjelasan lengkap karena dirinya harus menemui keluarga Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Siti Khadijah
Dean Briana ga da crita sndri ya Thor?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 121 – You’re Mine 

    “Berikan dirimu sepenuhnya, Selena. Aku ingin memilikimu seutuhnya.” Samuel berbisik tepat di depan bibir Selena. Tatapan pria itu begitu mendamba menatap Selena. Tangannya tak henti memberikan remasan di dada Selena, membuat Selena meloloskan desahan merdu. “S-Samuel … a-aku—” Selena menggigit bibir bawahnya kuat-kuat menahan erangannya. Tangan pria itu tak henti menjelajah seluruh inchi tubuhnnya. Sungguh, sentuhan Samuel membuat darah Selena mendidih. Organ dalam tubuhnya bergejolak tak menentu. “Please, jangan menolakku, Selena.” Samuel menatap bibir Selena yang bengkak akibat kuluman liarnya. Dia begitu buas mencium bibir Selena layaknya singa yang lapar. “S-Samuel … t-tapi a-aku … ah—” Selena sedikit berteriak kala Samuel merobek dress tepat di bagian dadanya. Rupanya Samuel tak lagi mampu bisa menahan diri. Ukuran dada Selena yang menantang tak bisa Samuel abaikan. Dia wajib mencicipi setiap jengkal keindahan tubuh Selena. Kulit mulus kayaknya bayi baru lahir itu membuat Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 122 – You’re Mine II 

    Pelupuk mata Selena bergerak. Mengerjap beberapa kali. Perlahan Selena mulai membuka matanya. Ringisan perih lolos di bibir Selena kala tubuhnya sedikit bergerak. Inti tubuh bagian bawah Selena begitu nyeri kesakitan. Tubuhnya terasa remuk. Bahkan rasanya Selena sulit untuk bergerak. Beberapa detik, Selena masih terdiam. Membiarkan rasa sakit itu membaik dengan sendirinya. Meski tak langsung tapi sudah sedikit membaik. Tatapan Selena mulai menoleh ke samping—tampak embusan napas Selena terdengar. Ternyata Samuel tidak ada di sampingnya. Kemudian, Selena mengendarkan pandangannya ke sekitar kamar. Waktu masih tengah malam. Harusnya Samuel ada di sampingnya. Tapi kenyataan yang didapat, Samuel tak ada di sampingnya. Hingga kemudian, tanpa disengaja tatapan Selena menangkap punggung kekar Samuel berdiri di balkon. Senyuman di wajah Selena terlukis. Rupanya Samuel tengah berdiri di balkon kamar. Pria itu hanya memakai celana panjang dan bertelanjang dada. Otot-otot Samuel membentuk di p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 123 – Oliver's Disastrous Question

    Aroma pasta carbonara yang baru saja matang menyeruak ke indra penciuman Selena. Perlahan Selena membuka matanya. Wanita itu menggeliat dan menguap. Ringisan perih terdengar di bibir Selena kala merasakan tubuh bagian bawahnya terasa perih. Dan ketika Selena sudah membuka mata—senyuman di wajahnya terlukis melihat Samuel duduk di hadapannya seraya memegang piring yang berisikan pasta carbonara. “Good moning.” Samuel mencium bibir Selena singkat. “Morning. Maaf aku terlambat bangun,” jawab Selena seraya mengulas senyuman di wajahnya. Tubuh wanita itu masih polos tanpa sehelai benang pun menempel. Hanya selimut tebal yang membantu menutupi tubuh wanita itu. “Jangan meminta maaf. Kau pasti lelah.” Samuel kembali mencium bibir Selena gemas. Selena mendengkus. “Jelas saja aku lelah. Siapa yang membuatku lelah, hm?” “Tubuhmu terlalu indah untuk disia-siakan,” bisik Samuel serak di depan bibir Selena. Selena mendecakan lidahnya sebal. Sungguh, dia tak habis pikir dengan Samuel. Tadi ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 124 – You’re My Everything 

    “Papa … apa Papa dan Mama sudah selesai membuat adik untukku? Kenapa lama sekali? Sampai sekarang tidak muncul-muncul.” Oliver berucap tanpa dosa dan begitu polos sontak membuat semua orang terkejut. Tampak William menatap Samuel dan Selena bergantian. Tatapan yang tajam dan penuh peringatan. Sorot mata William bak laser yang siap menembak. Sedangkan Selena? Jelas Selena nyaris pingsan mendengar pertanyaan Oliver. Bahkan kaki Selena rasanya tak sanggup untuk berdiri. Tatapan sang ayah padanya membuat jantung Selena seakan ingin berhenti berdetak. Selena mengatur napasnya. Berusaha mengatasi rasa cemas dan takut yang melandanya dirinya. Buru-buru Selena memasang wajah yang seolah tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Oliver. Namun kala Selena baru saja hendak berucap, Samuel menggendong Oliver. Pria itu nampaknya mengambil alih situasi tegang ini. “Boy, nanti kau akan memiliki adik. Tunggulah.” Samuel mengecupi pipi bulat Oliver. Jika Selena panik dan ketakutan mendapatkan tat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 125 – Stalker

    Selena menatap Oliver yang tertidur pulas dalam pelukannya. Putra kecilnya itu seharian ini sibuk dengan belajar dan bermain. Sekarang setelah banyak aktivitas, putra kecilnya itu langsung tertiur dalam pelukannya. Sungguh, setiap kali Selena melihat Oliver seperti dirinya melihat Samuel. Wajah Samuel dan Oliver memang bagaikan pinang di belah dua. “Kau mirip sekali seperti Papa, Nak,” bisik Selena seraya mengecupi pipi bulat Oliver. Mengusap rambut putranya. Beberapa kali Selena menciumi seluruh wajah Oliver. Hal yang paling Selena sukai adalah aroma napas Oliver. Harum seperti bayi yang baru lahir. “Hidungmu mancung seperti Papa. Rambutmu juga seperti Papa. Kenapa semuanya mirip Papa, hm? Harusnya kau lebih banyak mirip Mama.” Selena bergumam pelan seraya mengusap punggung Oliver. “Oliver memang wajib miripku.” Suara berat Samuel melangkah memasuki kamar Oliver. Tampak tatapan Samuel menatap hangat Selena yang memeluk Oliver. Entah tiap kali dirinya melihat Selena memeluk Oliver

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 126 – The Most Beautiful Words 

    Mobil Samuel meluncur dengan kecepatan di atas rata-rata membelah kota London. Tampak Oliver yang duduk di kursi belakang selalu berceloteh mengajak bicara Selena yang duduk di kursi depan. Ya, sepanjang perjalanan memang Oliver selalu menceritakan tentang aktivitasnya. Baik itu aktivias belajar ataupun bermain. Padahal Samuel dan Selena sering mengawasi putranya itu tapi tetap saja putranya itu akan selalu bercerita. “Papa,” panggil Oliver seraya menatap Samuel yang duduk di kursi pengemudi. “Ada apa, Boy?” tanya Samuel sambil melirik kaca spionnya sekilas. “Pa, apa Grandpa Kelton juga pengacara seperti Papa?” tanya Oliver polos ingin tahu. “Tidak, Boy. Grandpa Kelton sama seperti Grandpa William yang memiliki perusahaan sendiri,” jawab Samuel memberitahu. Oliver menganguk-anggukan kepalanya. “Tapi kalau aku ingin menjadi pengacara seperti Papa. Bolehkan, Pa?” “Of course, Boy. Aku akan mengajarimu cara menjadi pengacara yang hebat,” jawab Samuel dengan senyuman di wajahnya. Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 127 – The Strategy That Has Devised

    “Grandma … Grandma cantik sekali seperti Grandma Marsha.” Oliver berucap dengan nada polos seraya menerima suapan pudding cokelat dari Jillian. “Grandpa juga tampan seperti Grandpa William.” Oliver melanjutkan ucapannya. Ya, kini bocah laki-laki itu tengah berada di kamar masa kecil Samuel. Kamar nuansa navy dengan mainan yang super lengkap. Tentu Oliver berada di kamar itu bersama dengan Jillian dan Kelton. “Benarkah itu, Sayang? Grandma dan Grandpa sudah tua. Apa kami masih tampan dan cantik?” jawab Jillian hangat dan menatap Oliver penuh dengan tatapan kasih sayang. Oliver mengangguk yakin. “Iya, Grandma. Grandma sangat cantik. Grandpa juga sangat tampan.” Jillian dan Kelton tersenyum kala mendengar ucapan polos Oliver. “Malam ini Oliver menginap di sini saja ya, Sayang. Oliver mau kan?” tanya Jillian tersirat membujuk Oliver. “Aku mau Grandma tapi Papa dan Mama mengizinkanku menginap di sini atau tidak?” jawab Oliver sambil memiringkan kepalanya. Pipi Oliver bulat seperti tom

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 128 – Hot Desire

    “Samuel, kau sudah menghubungi ayahku kalau malam ini kita tidak pulang?” Selena bertanya kala Samuel baru saja masuk ke dalam kamar. Sejak tadi Selena dilanda kecemasan. Pasalnya dia takut kalau ayahnya murka karena dirinya tidak pulang. Sungguh, di usia yang hampir 30 tahun ini, Selena kerap diperilakukan layaknya seorang anak kecil yang wajib pada aturan ketat keluarga. Tak memungkiri Selena pun jengah akan aturan-aturan itu. Ingin sekali Selena melawan tapi sekarang ini hubungan Selena dengan keluarganya baru saja membaik. Itu yang membuat Selena memilih untuk tak membantah keluarganya. “Sudah, aku sudah menghubungi ayahmu.” Samuel duduk di ranjang tepat di samping Selena. Lantas pria itu memberikan kecupan lembut di bibir Selena seraya membelai pipi putih nan mulus Selena. Sesaat, Samuel mengulas senyuman samar di wajahnya melihat wajah Selena yang begitu cemas dan panik. Terlihat sangat menggemaskan di mata Samuel. “Apa yang ayahku katakan padamu? Apa dia marah?” tanya Sele

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 242 – We're Same

    Tak ada satu pun percakapan yang terjalin setelah Brianna menemui kedua orang tua Dean. Keheningan menyelimuti dua insan yang tengah berada di dalam mobil. Ya, setelah tadi Dean membawa Brianna menemui kedua orang tuanya, kini Dean harus mengantar Brianna untuk pulang. Sebelumnya, Dean sudah meminta orang kepercayaannya untuk mengantarkan mobil Brianna yang ada di kantornya—ke rumah kediaman keluarga Maxton. Tak mungkin Dean membiarkan Brianna mengambil sendiri mobil wanita itu. “Dean.” Brianna memulai sebuah percakapan. Tampak sorot mata Brianna menatap lurus ke depan. Sejak tadi hati dan pikiran Brianna begitu terusik. Semua yang terjadi membuat dirinya seakan terbelenggu di dalam penjara besi. “Hm? Ada apa, Brianna?” Dean yang tengah melajukan mobil, melirik sekilas Brianna. Brianna terdiam beberapa saat. Keraguan, khawatir, semua telah melebur menjadi satu. “Lebih baik kau pikirkan lagi sebelum benar-benar ingin menikahiku, Dean. Aku tidak tega pada Juliet, Dean. Bagaimanapun,

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 241 – Finally, I Found You

    Sepanjang perjalanan, Brianna terus meloloskan umpatan dalam hati. Tampak Brianna menatap kesal dan jengkel Dean yang melajukan mobil. Sungguh, Brianna yakin kalau Dean benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. Tujuannya mendatangi perusahaan Dean hanya untuk mengajaknya bicara agar tak lagi berbicara konyol. Tapi kenapa malah Dean ingin membawanya ke rumah pria itu? “Dean, turunkan aku di sini,” ucap Brianna dingin memaksa Dean untuk menurunkannya. “Brianna, kau ingin aku turunkan di jalan tol? Kau mau naik apa, Brianna? Menghentikan taksi di pinggir jalan tidak bisa. Kau juga pasti butuh waktu lama menuggu sopirmu menjemputmu,” jawab Dean dingin seakan menakut-nakuti Brianna. Ya, kata-kata Dean itu berhasil membuat Brianna bungkam sejenak. Raut wajah Brianna detik itu juga berubah. Apa yang dikatakan oleh Dean benar. Dirinya berada di jalan tol. Tidak mungkin Brianna meminta turun di sini. Brianna mendengkus pelan. Wanita itu memilih membuang wajahnya ke luar jendela. Terpaksa

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 240 – You're Fucking Crazy!

    “Samuel, hari ini apa kau akan pulang malam?” Selena berucap penuh kelembutan seraya membantu Samuel merapikan dasi sang suami yang sedikit tak rapi. Hari ini, Samuel berangkat lebih siang dari biasanya. Dan seperti biasa, sebagai seorang istri sekaligus ibu; Selena membantu Samuel dan Oliver mempersiapkan segala kebutuhan di pagi hari. Meski memiliki pelayan serta pengasuh tapi Selena pun kerap turun tangan sendiri. “Iya, aku masih menangani kasus yang waktu itu. Kasus yang sama, dan sekarang masih gantung. Tapi aku tidak akan pulang sampai larut malam. Mungkin sekitar jam 7 atau jam 8 aku sudah pulang.” Samuel mengecup bibir Selena lembut. “Baiklah, Sayang. Nanti malam kau ingin aku membuatkan menu makan malam apa?” Selena menepuk-nepuk pelan dada bidang sang suami kala sudah selesai merapikan dasi. “Apa saja. Aku selalu suka apa pun yang kau buat. Tapi ingat, kau sedang hamil, Selena. Aku tidak ingin kau kelelahan. Kau juga lebih baik tidak usah ke kantor dulu. Bekerja saja dari

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 239 – Broken Heart 

    Malam semakin larut dan sunyi. Samuel dan Selena baru saja selesai membersihkan diri. Mereka kini duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Tak ada percakapan apa pun yang terjalin. Bahkan dikala Dean pulang saja, Samuel mengabaikan meski Dean berpamitan padanya. Ya, nampak jelas bahwa Samuel tak menyukai Dean. Dan disaat tadi Dean tengah berbicara dengan Kelton; Samuel selalu menjadi orang pertama yang menyanggah semuanya. Samuel tak setuju jika Dean menjadi suami dari Brianna. Entah apa alasan kuat sampai membuat Samuel tak setuju. Namun, sebagai kakak tentu Samuel memiliki hal untuk tidak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Selena menatap penuh kelembutan dan hati-hati Samuel yang sejak tadi hanya diam. Wajah Samuel dingin dan sorot mata yang memendung jelas kemarahan. Pun Selena menjadi bingung bagaimana untuk bersikap. Jujur, apa yang terjadi benar-benar membuat Selena terkejut. Selena tidak mengira kalau Joice adalah anak Dean. “Samuel,” panggil Sel

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 238 – Kelton's Request

    “Aku ingin menikahi putrimu, Tuan Maxton.” Suara lantang dan tegas Dean sukses membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Suasana di tempat itu menjadi hening terselimuti ketegangan. Bahkan Brianna yang berdiri tak jauh dari Dean sampai menganga terkejut mendengar perkataan Dean. Tubuh Brianna membatu tak menyangka akan apa yang dikatakan oleh Dean. ‘Astaga! Apa Dean sudah gila?’ batin Brianna dengan wajah yang resah ketakutan. “Berengsek! Otakmu sudah tidak waras ingin menikahi adikku?” sembur Samuel dengan nada tinggi dan menggelegar. “Aku bukan orang yang suka berbasa-basi. Aku memang ingin menikahi adikmu,” tukas Dean menegaskan. “Fuck!” Samuel langsung menarik kerah baju Dean, dan melayangkan pukulan keras di rahang Dean. BUGHPukulan pertama berhasil Samuel layangkan. Namun, pukulan kedua berhasil ditangkis oleh Dean. Tampak Selena, Brianna, dan Jillian berteriak histeris kala melihat Samuel memukuli wajah Dean. “Samuel!” Kelton maju. Pria paruh baya itu menarik kera

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 237 – I Want to Marry Your Daughter

    Brianna menatap Joice yang tertidur begitu pulas. Wanita itu membelai lembut pipi Joice. Sungguh, Brianna tak tahu bagaimana dirinya harus bersikap. Brianna seperti terjebak di dalam labirin yang menyandra dirinya. Bahkan seolah labirin itu memberikan jalan buntu. Ya, benak Brianna saat ini bukan hanya memikirkan tentang Joice tapi Brianna juga memikirkan tentang Juliet. Sejak kejadian tadi pagi, membuat diri Brianna merasa bersalah pada Juliet. Bagaimana pun Brianna mengerti akan perasaan sakit yang dialami Juliet. Namun, sungguh tak pernah bermaksud melukai Juliet. Brianna mengembuskan napas pelan. Kejadian tadi pagi memang tak bisa dilupakan. Terlebih Juliet sampai menangis. Brianna tak tega. Ingin sekali Brianna menjelaskan pada Juliet kejadian yang sebenarnya tapi Brianna tidak bisa. Pasalnya Dean selalu menghalangi dirinya. “Apa yang harus Mommy lakukan, Sayang? Mommy tidak ingin membuat seseorang terluka.” Brianna membelai lembut pipi bulat Joice. Tak bisa memungkiri kalau B

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 236 – Juliet’s Anger

    “Ya, aku sudah melakukan test DNA. Hasil membuktikan Joice adalah putriku, Brianna. Kau tidak bisa mengelak lagi. She’s also my daughter.” Jantung Brianna nyaris berhenti berdetak mendengar perkataan Dean. Tenggorokan Brianna tercekat. Berkali-kali Brianna menggelengkan kepala meyakinkan semua ini adalah mimpi. Namun, kenyataannya ini bukanlah mimpi. Apa yang Brianna dengar benar-benar nyata. Sejak di mana Brianna mengetahui kalung miliknya berada di tangan Dean; semua hal yang tak pernah Brianna pikirkan pasti akan menjadi sebuah boomerang yang siap menyerangnya sendiri. Tak pernah Brianna sangka akan jadi seperti ini. Namun, bisakah Brianna berlari? “Dean, kau pasti salah. Joice bukan—” “Brianna Maxton! Kau masih mengelak setelah bukti hasil test DNA ada di tanganmu, hah?! Apa kau sudah tidak waras?!” sembur Dean dengan nada tinggi. Brianna memejamkan mata. Sungguh, Brianna tak menyangka akan berada di titik terpojok seperti ini. Lidah Brianna kelu tidak mampu merangkai kata. M

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 235 – She’s Also My Daughter 

    “Shit!” Brianna mengumpat dalam hati seraya memukul setir mobilnya. Raut wajah Brianna berubah dingin dan memendung kekesalan mendalam. Yang membuat Brianna emosi adalah Dean membawa Joice tanpa bilang apa pun padanya. Andai saja Dean bukanlah pria yang menjadi teman kencan satu malamnya dulu, maka Brianna tak akan sekesal ini. Tidak bisa dipungkiri, Brianna takut kalau Dean merampas Joice dalam hidupnya. Selama ini Brianna nyaman akan orang-orang beranggapan Joice adalah anak kandung Ivan. Dan sekarang, Brianna harus menghadapi kenyataan serumit ini. Suara dering ponsel terdengar. Refleks, Brianna mengambil ponselnya—dan menatap ke layar terpampang nama Dwyne—asistennya. Ya, sekitar sepuluh menit lalu, Brianna meminta asistennya untuk mencari nama Dean. Tak mungkin Brianna bertanya pada Samuel ataupun Selena. Masalah akan semakin rumit jika sampai Samuel dan Selena tahu. “Kau sudah mendapatkan alamat Dean?” jawab Brianna kala panggilan terhubung. “Sudah, Nyonya. Saya sudah mendap

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 234 – Brianna Panic

    Suara bell sekolah berbunyi menandakan siswa dan siswi diperbolehkan untuk pulang. Pelajaran pun telah berakhir. Terlihat Joice dan Oliver begitu bersemangat untuk pulang. Terlebih Joice yang sejak tadi mengusap-usap perut buncitnya menandakan bahwa Joice sudah sangat lapar. Memang Joice terkenal dengan tak bisa menahan lapar sedikit. Ditambah di kelas siswa dan siswi dilarang untuk makan. Hanya diperbolehkan minum saja. Tapi minum mana bisa membuat Joice kenyang? “Oliver, ayo cepat sedikit. Aku sudah lapar, Oliver. Sopir pasti sudah menjemput kita di depan kan?” ujar Joice meminta Oliver untuk cepat. Pasalnya, Oliver sangat lama sekali memasukan kotak pensil ke dalam tas. Oliver mendengkus. “Sabar, Joice. Kalau aku diburu-buru nanti ada barangku yang tertinggal.” Bibir Joice mencebik. Gadis kecil itu langsung memiliki inisiatif membantu Oliver—memasukan barang-barang milik Oliver ke dalam tas Oliver. Pun Oliver tak mengomel kala Joice membantunya. “Sudah selesai.” Joice berucap

DMCA.com Protection Status