Beranda / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 116. Answered Prayers

Share

Bab 116. Answered Prayers

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-16 00:38:39

“Dad, kenapa kau melarangku untuk turun tangan? Masalah ini akan semakin berlarut, Dad.”

Sean berseru memprotes pada ayahnya. Tampak sorot mata Sean menatap dingin dan emosi tertahan. Sudah sejak tadi Sean ingin turun tangan membereskan berita yang terus menghina kedua adik perempuannya. Namun, ayahnya itu menahan dirinya. Itu yang membuat Sean tak bisa melangkah jauh.

“Aku memiliki alasan sendiri kenapa tidak langsung membiarkanmu turun tangan.”

William menyesap whisky di tangannya. Pria paruh baya itu menatap lurus ke depan. Raut wajah dingin dan tegas begitu terlihat. William sudah tahu tentang banyaknya pemberitaan miring tentang kedua putrinya. Awalnya William emosi melihat berita-berita miring yang tersebar luas. Namun, William memilih menyikapi itu dengan tenang. Karena ada alasan kuat yang membuat dirinya tak langsung turun tangan dalam masalah ini.

Sean mendecakan lidahnya. Tatapannya terlihat kesal pada ayahnya. “Dad, mau sampai kapan kita menunggu? Aku memang bisa menga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 117. I'm Not a Loser

    Selena mengerjapkan matanya beberapa kali ketika wanita itu merasakan sinar matahari menyentuh wajahnya. Latas, Selena menyeka matanya menggunakan punggung tangannya. Selena menggeliat seraya merentangkan kedua tangan. Senyuman hangat di wajahnya terlukis pagi telah menyapa. Selena merasa tidurnya tadi malam begitu nyenyak. Detik selanjutnya, Selena menoleh ke samping melihat ranjangnya telah kosong. Napas Selena mendesah panjang. Padahal dia mengingat tadi malam Samuel tidur di sampingnya. Namun, kali ini Selena harus menelan kekecewaan karena Samuel tidak ada. Andai saja dia terbangun dalam keadaan berada di pelukan Samuel pasti dirinya akan sangat senang. Mungkin Samuel sudah berangkat bekerja. Itu yang ada di dalam benak Selena. Tentu Selena tahu banyak hal yang harus diselesaikan Samuel. Terutama masalah yang menghadapi mereka begitu banyak. Jika mengingat masalah, membuat Selena sungguh merasa bersalah pada semua orang. Bagaimanapun karena masalah ini, banyak orang yang tak be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 118 – Hiding is the Right Choice

    “Dad, kenapa kau malah seolah merestui hubungan Selena dan pria sialan itu?” Suara Sean berseru seraya menatap tajam ayahnya yang duduk di hadapannya. Tampak emosi Sean memuncak. Rahang Sean mengetat. Sorot matanya tajam menuntut sang ayah menjelaskan. Pasalnya sejak tadi ayahnya itu selalu melarang dirinya menghajar Samuel. Sungguh, Sean tak mengerti dengan cara jalan ayahnya itu berpikir. “Aku bukan merestui. Aku diam karena aku ingin tahu apa tindakan yang dilakukan Samuel Maxton. Paling tidak aku menunggu sampai Samuel membuktikan dirinya.” William menjawab ucapan putra sulungnya dengan tegas dan penuh penekanan serta tersirat tak suka dibantah. Dia memang tak pernah mengatakan merestui hubungan Samuel dan Selena. Hingga detik ini William memang menunggu apa saja yang Samuel lakukan sebagai bukti pantas bersanding dengan putrinya. Jika menuruti emosi maka William sudah menghabisi Samuel dengan tangannya sendiri. Namun, banyak hal yang membuat William harus berpikir bijak sebel

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 119 – Being Chased by Reporters

    *Selena, hari ini aku harus ke kantor. Ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan. Sampaikan maafku untuk Oliver yang tidak bisa sarapan bersama dengannya. Sore nanti aku akan mengajak Oliver bermain—Samuel.M*Selena mendesah pelan membaca pesan masuk dari Samuel. Pagi ini, Selena memang terbangun tanpa ada Samuel di sisinya. Awalnya Selena pikir Samuel ada di luar sedang bersama dengan Oliver. Tapi ternyata Samuel sudah berangkat ke kantor. “Lebih baik aku menemui Oliver sekarang,” gumam Selena pelan. Lantas dia segera melangkah keluar kamar—menuju kamar Oliver. Hingga detik ini memang Oliver masih belum diperbolehkan untuk berangkat sekolah. Alasannya tentu menghindari paparazzi yang selalu mengincar Oliver. Namun, meski tak berangkat sekolah; Oliver tentu wajib belajar. Baik Samuel ataupun William sudah memanggil guru terbaik untuk Oliver. Saat Selena tiba di kamar Oliver, tatapan Selena menatap hangat Oliver sedang bermain robot-robotan bersama dengan Marsha—ibunya. Kini Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 120. Desire

    “Tuan Samuel, apa Anda ingin pergi?” Vian baru saja masuk ke dalam ruang kerja Samuel, namun langkah Vian harus terhenti kala melihat Samuel hendak keluar. “Ada apa kau ke sini?” tanya Samuel dingin dengan raut wajah tanpa ekpresi. Pria itu menghentikan langkahnya kala Vian tiba di hadapannya. “Tuan, saya mendengar dari salah satu orang kepercayaan Nyonya Besar Jillian kalau beliau bersama dengan Tuan Besar Kelton sedang menuju London, Tuan. Kedua orang tua Anda tidak bisa menunggu lagi. Mereka ingin segera menuntut penjelasan dari Anda, Tuan. Ditambah berita tersebar semakin luas. Mereka ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Vian melaporkan pada Samuel. Samuel mengembuskan napas berat. Pria itu memejamkan mata singkat kala mendengar apa yang dilaporkan oleh Vian. Samuel sudah menduga hal ini pasti akan terjadi. Pasalnya memang kedua orang tua Samuel sudah menunggu sejak lama. Namun, Samuel belum bisa memberikan penjelasan lengkap karena dirinya harus menemui keluarga Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 121 – You’re Mine 

    “Berikan dirimu sepenuhnya, Selena. Aku ingin memilikimu seutuhnya.” Samuel berbisik tepat di depan bibir Selena. Tatapan pria itu begitu mendamba menatap Selena. Tangannya tak henti memberikan remasan di dada Selena, membuat Selena meloloskan desahan merdu. “S-Samuel … a-aku—” Selena menggigit bibir bawahnya kuat-kuat menahan erangannya. Tangan pria itu tak henti menjelajah seluruh inchi tubuhnnya. Sungguh, sentuhan Samuel membuat darah Selena mendidih. Organ dalam tubuhnya bergejolak tak menentu. “Please, jangan menolakku, Selena.” Samuel menatap bibir Selena yang bengkak akibat kuluman liarnya. Dia begitu buas mencium bibir Selena layaknya singa yang lapar. “S-Samuel … t-tapi a-aku … ah—” Selena sedikit berteriak kala Samuel merobek dress tepat di bagian dadanya. Rupanya Samuel tak lagi mampu bisa menahan diri. Ukuran dada Selena yang menantang tak bisa Samuel abaikan. Dia wajib mencicipi setiap jengkal keindahan tubuh Selena. Kulit mulus kayaknya bayi baru lahir itu membuat Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 122 – You’re Mine II 

    Pelupuk mata Selena bergerak. Mengerjap beberapa kali. Perlahan Selena mulai membuka matanya. Ringisan perih lolos di bibir Selena kala tubuhnya sedikit bergerak. Inti tubuh bagian bawah Selena begitu nyeri kesakitan. Tubuhnya terasa remuk. Bahkan rasanya Selena sulit untuk bergerak. Beberapa detik, Selena masih terdiam. Membiarkan rasa sakit itu membaik dengan sendirinya. Meski tak langsung tapi sudah sedikit membaik. Tatapan Selena mulai menoleh ke samping—tampak embusan napas Selena terdengar. Ternyata Samuel tidak ada di sampingnya. Kemudian, Selena mengendarkan pandangannya ke sekitar kamar. Waktu masih tengah malam. Harusnya Samuel ada di sampingnya. Tapi kenyataan yang didapat, Samuel tak ada di sampingnya. Hingga kemudian, tanpa disengaja tatapan Selena menangkap punggung kekar Samuel berdiri di balkon. Senyuman di wajah Selena terlukis. Rupanya Samuel tengah berdiri di balkon kamar. Pria itu hanya memakai celana panjang dan bertelanjang dada. Otot-otot Samuel membentuk di p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 123 – Oliver's Disastrous Question

    Aroma pasta carbonara yang baru saja matang menyeruak ke indra penciuman Selena. Perlahan Selena membuka matanya. Wanita itu menggeliat dan menguap. Ringisan perih terdengar di bibir Selena kala merasakan tubuh bagian bawahnya terasa perih. Dan ketika Selena sudah membuka mata—senyuman di wajahnya terlukis melihat Samuel duduk di hadapannya seraya memegang piring yang berisikan pasta carbonara. “Good moning.” Samuel mencium bibir Selena singkat. “Morning. Maaf aku terlambat bangun,” jawab Selena seraya mengulas senyuman di wajahnya. Tubuh wanita itu masih polos tanpa sehelai benang pun menempel. Hanya selimut tebal yang membantu menutupi tubuh wanita itu. “Jangan meminta maaf. Kau pasti lelah.” Samuel kembali mencium bibir Selena gemas. Selena mendengkus. “Jelas saja aku lelah. Siapa yang membuatku lelah, hm?” “Tubuhmu terlalu indah untuk disia-siakan,” bisik Samuel serak di depan bibir Selena. Selena mendecakan lidahnya sebal. Sungguh, dia tak habis pikir dengan Samuel. Tadi ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 124 – You’re My Everything 

    “Papa … apa Papa dan Mama sudah selesai membuat adik untukku? Kenapa lama sekali? Sampai sekarang tidak muncul-muncul.” Oliver berucap tanpa dosa dan begitu polos sontak membuat semua orang terkejut. Tampak William menatap Samuel dan Selena bergantian. Tatapan yang tajam dan penuh peringatan. Sorot mata William bak laser yang siap menembak. Sedangkan Selena? Jelas Selena nyaris pingsan mendengar pertanyaan Oliver. Bahkan kaki Selena rasanya tak sanggup untuk berdiri. Tatapan sang ayah padanya membuat jantung Selena seakan ingin berhenti berdetak. Selena mengatur napasnya. Berusaha mengatasi rasa cemas dan takut yang melandanya dirinya. Buru-buru Selena memasang wajah yang seolah tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Oliver. Namun kala Selena baru saja hendak berucap, Samuel menggendong Oliver. Pria itu nampaknya mengambil alih situasi tegang ini. “Boy, nanti kau akan memiliki adik. Tunggulah.” Samuel mengecupi pipi bulat Oliver. Jika Selena panik dan ketakutan mendapatkan tat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 242 – We're Same

    Tak ada satu pun percakapan yang terjalin setelah Brianna menemui kedua orang tua Dean. Keheningan menyelimuti dua insan yang tengah berada di dalam mobil. Ya, setelah tadi Dean membawa Brianna menemui kedua orang tuanya, kini Dean harus mengantar Brianna untuk pulang. Sebelumnya, Dean sudah meminta orang kepercayaannya untuk mengantarkan mobil Brianna yang ada di kantornya—ke rumah kediaman keluarga Maxton. Tak mungkin Dean membiarkan Brianna mengambil sendiri mobil wanita itu. “Dean.” Brianna memulai sebuah percakapan. Tampak sorot mata Brianna menatap lurus ke depan. Sejak tadi hati dan pikiran Brianna begitu terusik. Semua yang terjadi membuat dirinya seakan terbelenggu di dalam penjara besi. “Hm? Ada apa, Brianna?” Dean yang tengah melajukan mobil, melirik sekilas Brianna. Brianna terdiam beberapa saat. Keraguan, khawatir, semua telah melebur menjadi satu. “Lebih baik kau pikirkan lagi sebelum benar-benar ingin menikahiku, Dean. Aku tidak tega pada Juliet, Dean. Bagaimanapun,

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 241 – Finally, I Found You

    Sepanjang perjalanan, Brianna terus meloloskan umpatan dalam hati. Tampak Brianna menatap kesal dan jengkel Dean yang melajukan mobil. Sungguh, Brianna yakin kalau Dean benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. Tujuannya mendatangi perusahaan Dean hanya untuk mengajaknya bicara agar tak lagi berbicara konyol. Tapi kenapa malah Dean ingin membawanya ke rumah pria itu? “Dean, turunkan aku di sini,” ucap Brianna dingin memaksa Dean untuk menurunkannya. “Brianna, kau ingin aku turunkan di jalan tol? Kau mau naik apa, Brianna? Menghentikan taksi di pinggir jalan tidak bisa. Kau juga pasti butuh waktu lama menuggu sopirmu menjemputmu,” jawab Dean dingin seakan menakut-nakuti Brianna. Ya, kata-kata Dean itu berhasil membuat Brianna bungkam sejenak. Raut wajah Brianna detik itu juga berubah. Apa yang dikatakan oleh Dean benar. Dirinya berada di jalan tol. Tidak mungkin Brianna meminta turun di sini. Brianna mendengkus pelan. Wanita itu memilih membuang wajahnya ke luar jendela. Terpaksa

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 240 – You're Fucking Crazy!

    “Samuel, hari ini apa kau akan pulang malam?” Selena berucap penuh kelembutan seraya membantu Samuel merapikan dasi sang suami yang sedikit tak rapi. Hari ini, Samuel berangkat lebih siang dari biasanya. Dan seperti biasa, sebagai seorang istri sekaligus ibu; Selena membantu Samuel dan Oliver mempersiapkan segala kebutuhan di pagi hari. Meski memiliki pelayan serta pengasuh tapi Selena pun kerap turun tangan sendiri. “Iya, aku masih menangani kasus yang waktu itu. Kasus yang sama, dan sekarang masih gantung. Tapi aku tidak akan pulang sampai larut malam. Mungkin sekitar jam 7 atau jam 8 aku sudah pulang.” Samuel mengecup bibir Selena lembut. “Baiklah, Sayang. Nanti malam kau ingin aku membuatkan menu makan malam apa?” Selena menepuk-nepuk pelan dada bidang sang suami kala sudah selesai merapikan dasi. “Apa saja. Aku selalu suka apa pun yang kau buat. Tapi ingat, kau sedang hamil, Selena. Aku tidak ingin kau kelelahan. Kau juga lebih baik tidak usah ke kantor dulu. Bekerja saja dari

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 239 – Broken Heart 

    Malam semakin larut dan sunyi. Samuel dan Selena baru saja selesai membersihkan diri. Mereka kini duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Tak ada percakapan apa pun yang terjalin. Bahkan dikala Dean pulang saja, Samuel mengabaikan meski Dean berpamitan padanya. Ya, nampak jelas bahwa Samuel tak menyukai Dean. Dan disaat tadi Dean tengah berbicara dengan Kelton; Samuel selalu menjadi orang pertama yang menyanggah semuanya. Samuel tak setuju jika Dean menjadi suami dari Brianna. Entah apa alasan kuat sampai membuat Samuel tak setuju. Namun, sebagai kakak tentu Samuel memiliki hal untuk tidak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Selena menatap penuh kelembutan dan hati-hati Samuel yang sejak tadi hanya diam. Wajah Samuel dingin dan sorot mata yang memendung jelas kemarahan. Pun Selena menjadi bingung bagaimana untuk bersikap. Jujur, apa yang terjadi benar-benar membuat Selena terkejut. Selena tidak mengira kalau Joice adalah anak Dean. “Samuel,” panggil Sel

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 238 – Kelton's Request

    “Aku ingin menikahi putrimu, Tuan Maxton.” Suara lantang dan tegas Dean sukses membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Suasana di tempat itu menjadi hening terselimuti ketegangan. Bahkan Brianna yang berdiri tak jauh dari Dean sampai menganga terkejut mendengar perkataan Dean. Tubuh Brianna membatu tak menyangka akan apa yang dikatakan oleh Dean. ‘Astaga! Apa Dean sudah gila?’ batin Brianna dengan wajah yang resah ketakutan. “Berengsek! Otakmu sudah tidak waras ingin menikahi adikku?” sembur Samuel dengan nada tinggi dan menggelegar. “Aku bukan orang yang suka berbasa-basi. Aku memang ingin menikahi adikmu,” tukas Dean menegaskan. “Fuck!” Samuel langsung menarik kerah baju Dean, dan melayangkan pukulan keras di rahang Dean. BUGHPukulan pertama berhasil Samuel layangkan. Namun, pukulan kedua berhasil ditangkis oleh Dean. Tampak Selena, Brianna, dan Jillian berteriak histeris kala melihat Samuel memukuli wajah Dean. “Samuel!” Kelton maju. Pria paruh baya itu menarik kera

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 237 – I Want to Marry Your Daughter

    Brianna menatap Joice yang tertidur begitu pulas. Wanita itu membelai lembut pipi Joice. Sungguh, Brianna tak tahu bagaimana dirinya harus bersikap. Brianna seperti terjebak di dalam labirin yang menyandra dirinya. Bahkan seolah labirin itu memberikan jalan buntu. Ya, benak Brianna saat ini bukan hanya memikirkan tentang Joice tapi Brianna juga memikirkan tentang Juliet. Sejak kejadian tadi pagi, membuat diri Brianna merasa bersalah pada Juliet. Bagaimana pun Brianna mengerti akan perasaan sakit yang dialami Juliet. Namun, sungguh tak pernah bermaksud melukai Juliet. Brianna mengembuskan napas pelan. Kejadian tadi pagi memang tak bisa dilupakan. Terlebih Juliet sampai menangis. Brianna tak tega. Ingin sekali Brianna menjelaskan pada Juliet kejadian yang sebenarnya tapi Brianna tidak bisa. Pasalnya Dean selalu menghalangi dirinya. “Apa yang harus Mommy lakukan, Sayang? Mommy tidak ingin membuat seseorang terluka.” Brianna membelai lembut pipi bulat Joice. Tak bisa memungkiri kalau B

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 236 – Juliet’s Anger

    “Ya, aku sudah melakukan test DNA. Hasil membuktikan Joice adalah putriku, Brianna. Kau tidak bisa mengelak lagi. She’s also my daughter.” Jantung Brianna nyaris berhenti berdetak mendengar perkataan Dean. Tenggorokan Brianna tercekat. Berkali-kali Brianna menggelengkan kepala meyakinkan semua ini adalah mimpi. Namun, kenyataannya ini bukanlah mimpi. Apa yang Brianna dengar benar-benar nyata. Sejak di mana Brianna mengetahui kalung miliknya berada di tangan Dean; semua hal yang tak pernah Brianna pikirkan pasti akan menjadi sebuah boomerang yang siap menyerangnya sendiri. Tak pernah Brianna sangka akan jadi seperti ini. Namun, bisakah Brianna berlari? “Dean, kau pasti salah. Joice bukan—” “Brianna Maxton! Kau masih mengelak setelah bukti hasil test DNA ada di tanganmu, hah?! Apa kau sudah tidak waras?!” sembur Dean dengan nada tinggi. Brianna memejamkan mata. Sungguh, Brianna tak menyangka akan berada di titik terpojok seperti ini. Lidah Brianna kelu tidak mampu merangkai kata. M

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 235 – She’s Also My Daughter 

    “Shit!” Brianna mengumpat dalam hati seraya memukul setir mobilnya. Raut wajah Brianna berubah dingin dan memendung kekesalan mendalam. Yang membuat Brianna emosi adalah Dean membawa Joice tanpa bilang apa pun padanya. Andai saja Dean bukanlah pria yang menjadi teman kencan satu malamnya dulu, maka Brianna tak akan sekesal ini. Tidak bisa dipungkiri, Brianna takut kalau Dean merampas Joice dalam hidupnya. Selama ini Brianna nyaman akan orang-orang beranggapan Joice adalah anak kandung Ivan. Dan sekarang, Brianna harus menghadapi kenyataan serumit ini. Suara dering ponsel terdengar. Refleks, Brianna mengambil ponselnya—dan menatap ke layar terpampang nama Dwyne—asistennya. Ya, sekitar sepuluh menit lalu, Brianna meminta asistennya untuk mencari nama Dean. Tak mungkin Brianna bertanya pada Samuel ataupun Selena. Masalah akan semakin rumit jika sampai Samuel dan Selena tahu. “Kau sudah mendapatkan alamat Dean?” jawab Brianna kala panggilan terhubung. “Sudah, Nyonya. Saya sudah mendap

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 234 – Brianna Panic

    Suara bell sekolah berbunyi menandakan siswa dan siswi diperbolehkan untuk pulang. Pelajaran pun telah berakhir. Terlihat Joice dan Oliver begitu bersemangat untuk pulang. Terlebih Joice yang sejak tadi mengusap-usap perut buncitnya menandakan bahwa Joice sudah sangat lapar. Memang Joice terkenal dengan tak bisa menahan lapar sedikit. Ditambah di kelas siswa dan siswi dilarang untuk makan. Hanya diperbolehkan minum saja. Tapi minum mana bisa membuat Joice kenyang? “Oliver, ayo cepat sedikit. Aku sudah lapar, Oliver. Sopir pasti sudah menjemput kita di depan kan?” ujar Joice meminta Oliver untuk cepat. Pasalnya, Oliver sangat lama sekali memasukan kotak pensil ke dalam tas. Oliver mendengkus. “Sabar, Joice. Kalau aku diburu-buru nanti ada barangku yang tertinggal.” Bibir Joice mencebik. Gadis kecil itu langsung memiliki inisiatif membantu Oliver—memasukan barang-barang milik Oliver ke dalam tas Oliver. Pun Oliver tak mengomel kala Joice membantunya. “Sudah selesai.” Joice berucap

DMCA.com Protection Status