Home / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 117. I'm Not a Loser

Share

Bab 117. I'm Not a Loser

last update Last Updated: 2024-11-16 00:39:02

Selena mengerjapkan matanya beberapa kali ketika wanita itu merasakan sinar matahari menyentuh wajahnya. Latas, Selena menyeka matanya menggunakan punggung tangannya. Selena menggeliat seraya merentangkan kedua tangan. Senyuman hangat di wajahnya terlukis pagi telah menyapa. Selena merasa tidurnya tadi malam begitu nyenyak.

Detik selanjutnya, Selena menoleh ke samping melihat ranjangnya telah kosong. Napas Selena mendesah panjang. Padahal dia mengingat tadi malam Samuel tidur di sampingnya. Namun, kali ini Selena harus menelan kekecewaan karena Samuel tidak ada. Andai saja dia terbangun dalam keadaan berada di pelukan Samuel pasti dirinya akan sangat senang. Mungkin Samuel sudah berangkat bekerja. Itu yang ada di dalam benak Selena. Tentu Selena tahu banyak hal yang harus diselesaikan Samuel. Terutama masalah yang menghadapi mereka begitu banyak.

Jika mengingat masalah, membuat Selena sungguh merasa bersalah pada semua orang. Bagaimanapun karena masalah ini, banyak orang yang tak be
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 118 – Hiding is the Right Choice

    “Dad, kenapa kau malah seolah merestui hubungan Selena dan pria sialan itu?” Suara Sean berseru seraya menatap tajam ayahnya yang duduk di hadapannya. Tampak emosi Sean memuncak. Rahang Sean mengetat. Sorot matanya tajam menuntut sang ayah menjelaskan. Pasalnya sejak tadi ayahnya itu selalu melarang dirinya menghajar Samuel. Sungguh, Sean tak mengerti dengan cara jalan ayahnya itu berpikir. “Aku bukan merestui. Aku diam karena aku ingin tahu apa tindakan yang dilakukan Samuel Maxton. Paling tidak aku menunggu sampai Samuel membuktikan dirinya.” William menjawab ucapan putra sulungnya dengan tegas dan penuh penekanan serta tersirat tak suka dibantah. Dia memang tak pernah mengatakan merestui hubungan Samuel dan Selena. Hingga detik ini William memang menunggu apa saja yang Samuel lakukan sebagai bukti pantas bersanding dengan putrinya. Jika menuruti emosi maka William sudah menghabisi Samuel dengan tangannya sendiri. Namun, banyak hal yang membuat William harus berpikir bijak sebel

    Last Updated : 2024-11-17
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 119 – Being Chased by Reporters

    *Selena, hari ini aku harus ke kantor. Ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan. Sampaikan maafku untuk Oliver yang tidak bisa sarapan bersama dengannya. Sore nanti aku akan mengajak Oliver bermain—Samuel.M*Selena mendesah pelan membaca pesan masuk dari Samuel. Pagi ini, Selena memang terbangun tanpa ada Samuel di sisinya. Awalnya Selena pikir Samuel ada di luar sedang bersama dengan Oliver. Tapi ternyata Samuel sudah berangkat ke kantor. “Lebih baik aku menemui Oliver sekarang,” gumam Selena pelan. Lantas dia segera melangkah keluar kamar—menuju kamar Oliver. Hingga detik ini memang Oliver masih belum diperbolehkan untuk berangkat sekolah. Alasannya tentu menghindari paparazzi yang selalu mengincar Oliver. Namun, meski tak berangkat sekolah; Oliver tentu wajib belajar. Baik Samuel ataupun William sudah memanggil guru terbaik untuk Oliver. Saat Selena tiba di kamar Oliver, tatapan Selena menatap hangat Oliver sedang bermain robot-robotan bersama dengan Marsha—ibunya. Kini Se

    Last Updated : 2024-11-17
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 120. Desire

    “Tuan Samuel, apa Anda ingin pergi?” Vian baru saja masuk ke dalam ruang kerja Samuel, namun langkah Vian harus terhenti kala melihat Samuel hendak keluar. “Ada apa kau ke sini?” tanya Samuel dingin dengan raut wajah tanpa ekpresi. Pria itu menghentikan langkahnya kala Vian tiba di hadapannya. “Tuan, saya mendengar dari salah satu orang kepercayaan Nyonya Besar Jillian kalau beliau bersama dengan Tuan Besar Kelton sedang menuju London, Tuan. Kedua orang tua Anda tidak bisa menunggu lagi. Mereka ingin segera menuntut penjelasan dari Anda, Tuan. Ditambah berita tersebar semakin luas. Mereka ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Vian melaporkan pada Samuel. Samuel mengembuskan napas berat. Pria itu memejamkan mata singkat kala mendengar apa yang dilaporkan oleh Vian. Samuel sudah menduga hal ini pasti akan terjadi. Pasalnya memang kedua orang tua Samuel sudah menunggu sejak lama. Namun, Samuel belum bisa memberikan penjelasan lengkap karena dirinya harus menemui keluarga Se

    Last Updated : 2024-11-17
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 121 – You’re Mine 

    “Berikan dirimu sepenuhnya, Selena. Aku ingin memilikimu seutuhnya.” Samuel berbisik tepat di depan bibir Selena. Tatapan pria itu begitu mendamba menatap Selena. Tangannya tak henti memberikan remasan di dada Selena, membuat Selena meloloskan desahan merdu. “S-Samuel … a-aku—” Selena menggigit bibir bawahnya kuat-kuat menahan erangannya. Tangan pria itu tak henti menjelajah seluruh inchi tubuhnnya. Sungguh, sentuhan Samuel membuat darah Selena mendidih. Organ dalam tubuhnya bergejolak tak menentu. “Please, jangan menolakku, Selena.” Samuel menatap bibir Selena yang bengkak akibat kuluman liarnya. Dia begitu buas mencium bibir Selena layaknya singa yang lapar. “S-Samuel … t-tapi a-aku … ah—” Selena sedikit berteriak kala Samuel merobek dress tepat di bagian dadanya. Rupanya Samuel tak lagi mampu bisa menahan diri. Ukuran dada Selena yang menantang tak bisa Samuel abaikan. Dia wajib mencicipi setiap jengkal keindahan tubuh Selena. Kulit mulus kayaknya bayi baru lahir itu membuat Sa

    Last Updated : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 122 – You’re Mine II 

    Pelupuk mata Selena bergerak. Mengerjap beberapa kali. Perlahan Selena mulai membuka matanya. Ringisan perih lolos di bibir Selena kala tubuhnya sedikit bergerak. Inti tubuh bagian bawah Selena begitu nyeri kesakitan. Tubuhnya terasa remuk. Bahkan rasanya Selena sulit untuk bergerak. Beberapa detik, Selena masih terdiam. Membiarkan rasa sakit itu membaik dengan sendirinya. Meski tak langsung tapi sudah sedikit membaik. Tatapan Selena mulai menoleh ke samping—tampak embusan napas Selena terdengar. Ternyata Samuel tidak ada di sampingnya. Kemudian, Selena mengendarkan pandangannya ke sekitar kamar. Waktu masih tengah malam. Harusnya Samuel ada di sampingnya. Tapi kenyataan yang didapat, Samuel tak ada di sampingnya. Hingga kemudian, tanpa disengaja tatapan Selena menangkap punggung kekar Samuel berdiri di balkon. Senyuman di wajah Selena terlukis. Rupanya Samuel tengah berdiri di balkon kamar. Pria itu hanya memakai celana panjang dan bertelanjang dada. Otot-otot Samuel membentuk di p

    Last Updated : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 123 – Oliver's Disastrous Question

    Aroma pasta carbonara yang baru saja matang menyeruak ke indra penciuman Selena. Perlahan Selena membuka matanya. Wanita itu menggeliat dan menguap. Ringisan perih terdengar di bibir Selena kala merasakan tubuh bagian bawahnya terasa perih. Dan ketika Selena sudah membuka mata—senyuman di wajahnya terlukis melihat Samuel duduk di hadapannya seraya memegang piring yang berisikan pasta carbonara. “Good moning.” Samuel mencium bibir Selena singkat. “Morning. Maaf aku terlambat bangun,” jawab Selena seraya mengulas senyuman di wajahnya. Tubuh wanita itu masih polos tanpa sehelai benang pun menempel. Hanya selimut tebal yang membantu menutupi tubuh wanita itu. “Jangan meminta maaf. Kau pasti lelah.” Samuel kembali mencium bibir Selena gemas. Selena mendengkus. “Jelas saja aku lelah. Siapa yang membuatku lelah, hm?” “Tubuhmu terlalu indah untuk disia-siakan,” bisik Samuel serak di depan bibir Selena. Selena mendecakan lidahnya sebal. Sungguh, dia tak habis pikir dengan Samuel. Tadi ma

    Last Updated : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 124 – You’re My Everything 

    “Papa … apa Papa dan Mama sudah selesai membuat adik untukku? Kenapa lama sekali? Sampai sekarang tidak muncul-muncul.” Oliver berucap tanpa dosa dan begitu polos sontak membuat semua orang terkejut. Tampak William menatap Samuel dan Selena bergantian. Tatapan yang tajam dan penuh peringatan. Sorot mata William bak laser yang siap menembak. Sedangkan Selena? Jelas Selena nyaris pingsan mendengar pertanyaan Oliver. Bahkan kaki Selena rasanya tak sanggup untuk berdiri. Tatapan sang ayah padanya membuat jantung Selena seakan ingin berhenti berdetak. Selena mengatur napasnya. Berusaha mengatasi rasa cemas dan takut yang melandanya dirinya. Buru-buru Selena memasang wajah yang seolah tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Oliver. Namun kala Selena baru saja hendak berucap, Samuel menggendong Oliver. Pria itu nampaknya mengambil alih situasi tegang ini. “Boy, nanti kau akan memiliki adik. Tunggulah.” Samuel mengecupi pipi bulat Oliver. Jika Selena panik dan ketakutan mendapatkan tat

    Last Updated : 2024-11-18
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 125 – Stalker

    Selena menatap Oliver yang tertidur pulas dalam pelukannya. Putra kecilnya itu seharian ini sibuk dengan belajar dan bermain. Sekarang setelah banyak aktivitas, putra kecilnya itu langsung tertiur dalam pelukannya. Sungguh, setiap kali Selena melihat Oliver seperti dirinya melihat Samuel. Wajah Samuel dan Oliver memang bagaikan pinang di belah dua. “Kau mirip sekali seperti Papa, Nak,” bisik Selena seraya mengecupi pipi bulat Oliver. Mengusap rambut putranya. Beberapa kali Selena menciumi seluruh wajah Oliver. Hal yang paling Selena sukai adalah aroma napas Oliver. Harum seperti bayi yang baru lahir. “Hidungmu mancung seperti Papa. Rambutmu juga seperti Papa. Kenapa semuanya mirip Papa, hm? Harusnya kau lebih banyak mirip Mama.” Selena bergumam pelan seraya mengusap punggung Oliver. “Oliver memang wajib miripku.” Suara berat Samuel melangkah memasuki kamar Oliver. Tampak tatapan Samuel menatap hangat Selena yang memeluk Oliver. Entah tiap kali dirinya melihat Selena memeluk Oliver

    Last Updated : 2024-11-18

Latest chapter

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 263 – Ending Scene (Tamat) 

    Beberapa bulan kemudian … Zurich, Swiss. Langit begitu biru dan indah membaur dengan perkebunan buah anggur yang ada di Swiss. Cuaca pagi di musim semi sangatlah indah. Angin yang berembus ke kulit begitu menyejukan. Tampak tatapan Selena sedari tadi menatap Oliver yang tengah bersama dengan Javier memetik buah anggur di perkebunan. Meski ada empat pengawal yang menemani Oliver dan Javier tetap saja Selena tak bisa melepaskan tatapannya dari kedua anak laki-lakinya itu. “Sayang, Oliver bisa menjaga Javier dengan baik. Kau tenang saja.” Samuel membelai pipi Selena dengan lembut. Selena menghela napas dalam. Tatapan Selena mulai teralih ke dua bayi perempuan kembarnya yang tertidur lelap di stroller. Senyuman di wajah Selena pun terlukis hangat melihat Stacy dan Sierra tertidur pulas. Sekarang usia Stacy dan Sierra sudah 7 bulan. Tubuh kedua bayi perempuannya sangat gemuk dan sehat. Stacy yang lahir lebih dulu memiliki rambut berwarna cokelat tebal dan mata biru. Sedangkan Sierra—s

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 262 – Extra Part V 

    Miller International School, London. “Aw.” Seorang gadis kecil cantik terjatuh akibat bermain lari-larian dengan teman-temannya. Tampak lutut gadis kecil itu terluka dan mengeluarkan darah. Dengan pelan, gadis kecil itu berusaha untuk bangun tapi tubuhnya malah tak seimbang dan nyaris jatuh. Tepat dikala tubuh gadis kecil itu nyaris terjatuh, sosok bocah laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi menangkap gadis kecil itu. “Terima kasih,” ucap gadis kecil itu melangkah menjauh dari laki-laki yang membantunya. Namun, tiba-tiba manik mata gadis kecil itu melebar terkejut kala menatap sosok laki-laki yang telah membantunya itu. “Oliver? Kau di sini?” Mata Nicole mengerjap beberapa kali menatap Oliver. Oliver menarik tangan Nicole, mendudukan tubuh Nicole di kursi, lalu bocah laki-laki itu mengambil kotak obat yang letaknya berada di ruang kesehatan. Beruntung ruang kesehatan tidak terlalu jauh dari posisi di mana Oliver dan Nicole berada. Saat kotak obat sudah ada di tangan Oliver,

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 261 – Extra Part IV

    “Bye, Sayang. Jaga diri kalian. Jangan membuat Grandpa William dan Grandma Marsha kerepotan. Ingat kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma.” Selena berseru pada Oliver dan Javier yang masuk ke dalam mobil. Terlihat Oliver dan Javier kompak mengangguk patuh merespon ucapan ibu mereka. Ya, hari ini Oliver dan Javier harus pergi ke rumah William dan Marsha. Menjelang Selena melahirkan, William dan Marsha memang berada di London. Sedangkan kakak dan adik Selena lain akan tiba di London dalam waktu beberapa hari lagi. Mengingat kakak dan adik Selena tak tinggal di negara yang sama, membuat Selena tak terlalu sering bertemu dengan kakak dan adiknya. Meski demikian, komunikasi selalu terjalin dengan sangat erat. “Bye, Papa, Mama.” Oliver dan Javier melambaikan tangan mereka kompak pada Selena dan Samuel. Pun Selena dan Samuel membalas lambaian tangan anak-anak mereka. Dan ketika mobil yang membawa Oliver dan Javier sudah pergi, Selena segera masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan pada S

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 260 – Extra Part III 

    “Oh, My God! Raven, Rosalie, kenapa kalian merusak make up Mommy? Astaga! Ini make up kesayangan Mommy, Sayang.” Juliet rasanya ingin menjerit melihat semua perlengkapan make up miliknya hancur berantakan. Mulai dari koleksi lipstick, eyeshadow, foundation, dan masih banyak lainnya. Semua sudah berantakan di lantai kamar. Baru beberapa detik Juliet ke kamar mandi karena mengambil ponselnya yang tertinggal di wastafel, tapi dalam hitungan detik juga kamar sudah seperti kapal pecah. Memang kedua anaknya itu sudah sangat aktif. Sore ini, Juliet sengaja tak meminta pengasuh untuk masuk ke dalam kamarnya, pasalnya Juliet ingin mengajak kedua anaknya itu bermain sambil menunggu sang suami pulang dari kantor. Tapi alih-alih niatnya terealisasi malah kekacauan sudah lebih dulu tiba menghampiri dirinya. Sungguh, Juliet bisa-bisanya lupa kalau kedua anaknya sangatlah aktif. Alhasil koleksi make up miliknya hancur lebur. Bedak saja sudah berceceran di lantai. Terutama lipstick yang tak lagi ber

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 259 – Extra Part II 

    “Mommy, aku pulang.” Joice melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang muram. Gadis kecil cantik itu nampak lesu seperti tengah memikirkan hal yang mengusik pikirannya. Joice meletakan tas sekolah ke sofa, dan duduk di sofa itu. Jika biasanya Joice selalu riang gembira, kali ini gadis kecil itu tak seceria biasanya. “Sayang? Kau kenapa?” Brianna yang baru saja selesai menyiram tanaman, dikejutkan dengan putri kecilnya yang pulang dari sekolah dalam keadaan wajah yang muram. Padahal setiap hari, Joice selalu pulang sekolah dalam keadaan wajah yang riang gembira. “Tidak apa-apa, Mom. Aku hanya lelah saja,” jawab Joice pelan. Brianna menghela napas dalam. Brianna yakin pasti ada yang tidak beres dengan putri kecinya itu. “Katakan pada Mommy ada apa, Nak?” tanyanya seraya duduk di samping Joice. “Mommy aku ingin bertanya padamu.” “Kau ingin tanya apa, Sayang?” “Hm, apa aku ini tidak cantik, Mom?” Joice menyandarkan kepalanya di lengan Brianna. Bibir Joice mengerut, menunj

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 258 – Extra Part 

    Tiga tahun berlalu … Miller International School, London. “Oliver Maxton! Pulang sekarang! Tidak ada main basket!” Selena berkacak pinggang mengomel pada putra sulungnya yang berusia 8 tahun. Tampak mata Selena menatap dingin dan tegas putranya itu. Aura kemarahan begitu terlihat jelas di paras cantik wanita itu. Dengan keadaan perut yang membuncit, Selena mengomeli putranya di tengah jalan. Ya, saat ini Selena tengah mengandung untuk ketiga kalinya. Ulah Samuel membuat Selena hamil lagi. Hanya saja kali ini berbeda. Kehamilan ketiga ini, Selena hamil bayi kembar. Sungguh, Selena berjanji setelah ini dia akan steril tak ingin lagi memiliki anak. Tubuhnya baru saja langsing tapi sudah harus bengkak lagi. Padahal niat Selena adalah memiliki dua anak. Tapi ternyata malah kecolongan. “Ck! Ma, guru sudah menghukumku time out. Mama kenapa menghukumku juga? Nanti aku akan menghubungi Grandpa William. Aku akan meminta Grandpa William memecat guru yang sudah berani menghukumku,” tukas Oli

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 257 – Perfect Ending 

    Beberapa bulan kemudian … Fistral Beach, Newquay, UK. Deburan ombak menyapu kaki telanjang Juliet. Angin berembus menerpa kulit Juliet membuatnya Juliet memejamkan matanya sebentar, menikmati keindahan musim panas. Tampak Rava begitu setia mengikuti langkah kaki Juliet. Sesekali Juliet menatap banyak anak muda yang siap-siap untuk berselancar. Fistral Beach memang salah satu pantai di Inggris yang menjadi tempat favorite untuk berselancar. Kandungan Juliet kini telah memasuki minggu ke dua puluh tiga. Perut Juliet sudah membuncit. Tubuhnya pun mulai mengalami kenaikan berat badan, namun tak terlalu parah. Pasalnya selama hamil, Juliet tak terlalu nafsu makan. Meski sudah dipaksa oleh Rava, tapi tetap saja Juliet menolak. Trimester pertama, Juliet mengalami mual hebat sampai tak bisa makan apa pun. Rava sampai harus meminta dokter mengontrol Juliet setiap hari karena Juliet tak bisa makan. Dan beruntung sekarang kondisi Juliet sudah jauh lebih baik. Ngomong-ngomong, anak yang ad

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 256 – Dean and Brianna’s Sweet Moment 

    Seoul, South Korea. Angin berembus di kota Seoul begitu menyejukan. Musim semi adalah salah satu musim terbaik di Seoul. Bunga Sakura banyak tumbuh dengan indah. Salah satu kota di Benua Asia yang menyajikan keindahan dan budaya setempat yang kental. Kota ini adalah kota yang dipilih oleh Dean dan Brianna menikmati bulan madu indah mereka. Selama di Seoul, Dean dan Brianna selalu mengabadikan moment-moment indah mereka. Moment di mana tak akan pernah mereka lupakan. Dua insan itu akhirnya telah menjadi satu setelah banyaknya rintangan. Meski tak mudah, tapi Dean dan Brianna membuktikan mereka mampu bersatu. “Sayang, ayo bangun. Kenapa jam segini kau belum bangun juga?” Brianna menggoyangkan bahu Dean, meminta suaminya itu untuk bangun. Waktu menunjukan pukul 10 pagi. Brianna ingin segera jalan-jalan menikmati indahnya kota Seoul. Meski lelah karena selalu olahraga malam, tapi Brianna tak mau menyia-nyiakan moment bulan madunya dengan sang suami tercinta. Dean menggeliat mendengar

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 255 – Dean and Brianna’s Wedding

    Sebuah hotel mewah di London telah dipadati oleh wartawan yang lebih dulu hadir. Dekorasi ballroom hotel itu tampak memukau. Hiasan mawar dipadukan bunga lily dan batu Swarovski begitu indah menawan. Red carpet yang terpasang di lantai seakan memberikan sentuhan mewah. Ballroom hotel megah ini telah disulap layaknya tempat di mana pangeran dan putri akan menikah. Nuansa tema kental kerajaan melekat di ballroom hotel megah itu. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh Dean dan Brianna. Hari di mana mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah banyaknya rintangan yang mereka hadapi akhirnya Dean dan Brianna dapat melewati badai masalah yang hadir. Takdir memang memiliki caranya sendiri menunjukan siapa belahan jiwa kita yang sebenarnya. Harusnya Dean menikah dengan Juliet, tapi ternyata takdir Dean adalah Brianna. Sedangkan Juliet menikah dengan Rava. Pun dulu Samuel tak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Samuel adalah satu-satunya orang yang menentang hubu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status