Dika, yang merasa risih dengan sentuhan mendadak itu, segera menepis tangan Nadiadengan gerakan halus tapi tegas. “Tunggu dulu, Nad. Aku beresin meja dulu,” ucapnya, suaranya datar, tangannya kembali sibuk merapikan buku dan pena di atas meja.Nadine mengerutkan kening, tak sabar. “Kelamaan, Dik! Ayo cepet, kantinnya keburuan rame nanti!” sergahnya, nadanya sedikit memaksa, tangannya bahkan kembali mencoba menarik lengan Dika.Wisnu, yang dari tadi memperhatikan dari bangku sebelah, jadi geregetan melihat tingkah Nadine. “Yaelah, jadi anak kok gak sabaran amat!” sindirnya, suaranya penuh ejekan sambil tertawa kecil, tangannya melipat buku catatannya dengan santai.Nadia mendelik gusar ke arah Wisnu, matanya menyipit penuh kesal. “Diam, lo! Gak usah ikut campur!” bentaknya, lalu kembali menoleh ke Dika dengan senyum dipaksakan. “Dik, ayo dong!” ucapnya lagi, kali ini tangannya berhasil menarik lengan Dika lebih kuat.Dika menghela napas panjang, jelas tak nyaman dengan sikap Nadine yan
Last Updated : 2025-02-27 Read more