Home / CEO / Jeratan Cinta Tuan Muda / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Jeratan Cinta Tuan Muda: Chapter 1 - Chapter 10

12 Chapters

1.Kejamnya Seorang Ibu

“Pakai baju ini. Malam ini juga kamu harus ikut dengan Mama,” tegas Melda sambil melemparkan sebuah paper bag ke arah Jasmine yang berada di kamarnya.“Kita mau ke mana, Ma? Jasmine banyak kerjaan yang harus Jasmine kirimkan besok pagi.”“Gak usah banyak tanya! Jam setengah tujuh kita berangkat. Mama gak mau tahu alasan kamu; pokoknya kamu harus ikut.”BrakkkPintu langsung ditutup dari luar, membuat Jasmine menghela napas dengan kasar. Tangannya meraih paper bag yang dilemparkan oleh mamanya tadi. Di dalamnya, ada sebuah gaun tanpa lengan dan sepatu hak tinggi yang senada.“Apa ada acara malam ini?”Tanpa pikir panjang, Jasmine meletakkan paper bag itu dan bergegas untuk melanjutkan pekerjaannya. Masih ada waktu setengah jam untuk menyelesaikannya.Jujur saja, saat ini Jasmine tidak menyimpan kecurigaan apa pun. Ia menuruti semua keinginan mamanya, mengenakan gaun yang diberikan, dan memakai sepatu itu. Bahkan, keadaan di dalam mobil begitu hening; tak ada yang dibicarakan sepanjang
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

2.Balas Dendam

Jasmine membuka pintu kamar hotel dengan hati-hati. Rencananya untuk melarikan diri langsung terhenti begitu melihat dua bodyguard bertubuh besar berdiri tegap di depan pintu. Tatapan mereka dingin, tanpa ekspresi."Kalian mau apa? Kenapa kalian masih di sini?" tanyanya dengan suara bergetar."Atas perintah Tuan Zio, Anda harus ikut dengan kami, Nona," jawab salah satu dari mereka dengan suara rendah namun penuh ketegasan.Jantung Jasmine berdegup kencang, ia mundur selangkah. "Aku nggak mau ikut!""Maaf, Nona, ini perintah. Anda harus ikut dengan kami," ujar bodyguard itu lagi, lebih tegas."Tidak!" teriak Jasmine, dia membalikan tubuhnya dan langsung berlari."Tunggu, Nona! Anda tidak bisa kabur!" seru salah satu bodyguard, langsung mengejarnya.Jasmine memencet tombol lift dengan panik, sialnya pintu lift tak kunjung terbuka. Melihat bodyguard itu semakin dekat, ia memilih berlari ke tangga darurat. "Aku harus bisa lari dari mereka," gumamnya, napasnya terengah."Tunggu, Nona!"Tan
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

3.Terkekang

Pagi ini, Jasmine terbangun dengan harapan bahwa semua kejadian kemarin hanyalah mimpi buruk. Namun, saat membuka matanya dan melihat sekelilingnya—ruangan asing dengan dekorasi yang tidak dikenalnya—semua harapannya sirna begitu saja."Ini nyata," gumamnya, suara lirih penuh penyesalan. Jasmine menghela napas berat, mencoba menyadari kenyataan yang begitu pahit. Tangannya meraih ponsel yang ada di samping tempat tidurnya.Ponselnya mati total semalaman. Dengan malas-malasan, Jasmine mencari charger dan mulai mengisi baterainya. Tak lama setelah ponselnya menyala, banyak pesan yang masuk dari Aldo. Jasmine menepuk keningnya. "Astaga, kenapa aku bisa lupa kalau semalam ada janji sama Aldo?""Apa dia menunggu?" gumamnya pelan.Jasmine hendak menekan tombol untuk menelepon Aldo, tetapi tangannya terhenti ketika matanya menangkap sebuah benda yang tergeletak di atas meja. Buku nikah."Apa mungkin aku bisa melanjutkan hubungan ini? Dan bagaimana caraku bilang kalau aku nggak bisa sama dia
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

4.Selingkuh

Setelah berdebat dengan Zio dan sedikit membuat moodnya begitu hancur, Jasmine langsung menuju kantornya. Tujuannya hanya satu, mengembalikan moodnya dengan bertemu dengan Aldo. Sejak tadi Aldo dihubungi, tidak diangkat. Sepertinya laki-laki itu tengah marah dengan dirinya karena semalam Jasmine ingkar janjinya, yang mana mereka akan nonton dan juga menghabiskan waktu bersama. Tapi naasnya, Jasmine malah terjerat masalah hingga dirinya harus dinikah paksa dengan Aldenzio, laki-laki yang penuh dengan dendam terhadap keluarganya.Dengan tergesa, Jasmine turun dari taksi yang dia tumpangi. “Aku harus minta maaf sama Aldo. Apapun yang terjadi, Aldo gak boleh marah sama aku. Dia mood booster aku, dia laki-laki yang selalu ada buat aku di saat moodku sedang berantakan,” gumamnya sambil masuk ke dalam kantornya.Dengan langkah cepat, Jasmine melangkah menuju lift, bahkan dia sama sekali tidak menyadari jika mobil Zio terparkir di luar gedung perusahaannya. Yang ada di pikirannya hanyalah waj
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

5.CEO Zio's Forniture

Entah kehidupan seperti apa yang Tuhan rencanakan, hingga Jasmine harus diuji seberat ini. Gadis cantik yang baru saja menikah itu menghela napas beberapa kali dengan tatapan kosong ke arah samping jendela. Dia menatap bingung dengan segala hal yang menimpanya akhir-akhir ini.Mamanya yang tiba-tiba bilang kalau dirinya bukan anak kandungnya, Zio datang dengan segala dendamnya, Aldo lebih percaya pada Putri daripada dirinya, dan yang paling tragis, dirinya dijual hanya untuk menutupi hutang papanya, yang mana itu adalah untuk kehidupan mamanya dan juga Putri yang terlalu hedon dan glamor semasa papanya masih hidup.Helaan napas berat mengakhiri sesi melamun Jasmine. “Aku gak tahu rencana apa yang sudah Tuhan susun. Aku hanya berharap semoga Tuhan tidak menguji aku di luar kendaliku. Aku harus bisa keluar dari jeratannya. Apapun yang terjadi, dia harus menceraikanku,” lirih Jasmine.Sang sopir hanya melirik sekilas ke arah Jasmine yang tengah bergumam sendiri. Sepertinya karyawan baru
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

6.Penuh Dengan Tekanan

“Zio’s Furniture, ck, kenapa bisa sih? Harusnya aku lihat dulu kan siapa CEO perusahaan ini, bukan langsung masuk saja. Dan sekarang, bagaimana bisa aku keluar dari ranah hidup yang begitu melelahkan ini? Bagaimana bisa aku hidup dengan tenang jika semuanya ada di bawah kendali dia?” Jasmine mengacak rambutnya. Saat ini, dia tidak fokus dengan apa yang ada di depannya. Desainnya bahkan tidak tersentuh sama sekali karena memikirkan hidupnya yang semakin rumit. “Stttt, berdiri semua! Pak Zio datang!” pekik salah satu teman kerjanya. Semuanya langsung berdiri dengan memberi hormat ke Zio yang tengah lewat menuju ruangannya. Dia menghentikan langkahnya dan menatap ke arah ruang kerja tim dua. Tatapannya mengarah pada Jasmine dengan senyum miringnya. Sedetik kemudian, dia melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Dinda langsung menghembuskan napasnya, menyandarkan tubuhnya ke kursi miliknya. “Aihhh, sumpah Pak Zio tampan sekali sih.” “Sayang sekali dia itu katanya susah disentuh, ya. D
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

7.Awal Pembalasan

Pranggg....“Arrhhh kenapa bisa seperti ini? siapa yang berani-beraninya mengunggah semua ini?” teriak Putri dengan menepis semua barang-barangnya yang ada diatas meja.“Putri, kamu apa-apaan sih, kenapa seperti ini?” binggung Melda yang baru saja pulang dari kantor.Putri menyodorkan ponselnya dengan menghapus air matanya dengan kasar. “Mama bisa lihat sendiri? Putri yakin ini adalah ulah kak Jasmine, Putri yakin dia yang menyebarkan fitnah ini ma,”Melda menarik ponsel yang ada ditangan Putri, dia mengerutkan keningnya saat melihat pemberitaan yang mana bersisi semua foto-foto Putri, dan bukan hanya di kantor tapi diluar kantor bahkan sebelum Jasmine dan juga Aldo putus.“Mama akan takedown semua pemberitaan ini, dan mama akan kasih pelajaran untuk Jasmine, kamu tenang saja.”Melda menyentuh bahu Putri dengan meletakan ponselnya diatas kasur. “Sepertinya kamu salah merebut Aldo sayang.”“Maksud mama?” binggung Putri dengan menghapus air matanya.Melda menegakakn duduknya dengan mena
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

8.Kepentok

Menikah dengan laki-laki yang tidak Jasmine sukai membuat Jasmine merasa seperti tinggal satu atap dengan orang asing, bukan seperti sepasang suami istri. Mereka terlihat seperti dua orang yang tinggal bersama tanpa ikatan apa pun. Tidak ada percakapan antara mereka. Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Jasmine duduk di ruang tengah dengan laptop di pangkuannya dan beberapa kertas berserakan di sampingnya. Sedangkan Zio, malam ini sudah rapi. Laki-laki itu keluar dari kamarnya, bahkan aroma parfumnya tercium oleh Jasmine dari jarak yang cukup jauh. Gadis cantik itu langsung mendongak saat mendengar suara pintu kamar terbuka. Ia menatap jam di laptopnya sambil mengerutkan kening. “Dia mau ke mana jam segini?” gumamnya pelan. Merasa diperhatikan, Zio yang tengah menuruni tangga sambil sibuk dengan ponselnya, langsung menatap Jasmine. Tatapan itu membuat Jasmine segera memalingkan wajahnya, berpura-pura fokus pada laptopnya.“Kerja yang benar, nggak usah kepo sama urusan orang
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

9.Penolakan Kerjasama

Pagi ini masih seperti pagi biasanya, tidak ada percakapan antara Aldenzio dan Jasmine. Sepertinya, weekend ini menjadi weekend pertama bagi Jasmine setelah menikah dengan laki-laki yang pernah ia tolak saat SMA.Namun, Jasmine sudah punya rencana untuk mengisi waktu luangnya. Ya, Jasmine bukan tipe orang yang menghabiskan waktu untuk jalan-jalan dan shopping. Dia lebih memilih berdiam diri di dalam kamarnya, menghabiskan waktu membaca buku dan menyelesaikan pekerjaan kantor yang tinggal beberapa langkah lagi.Tapi sepertinya, agendanya hanya sebatas wacana saja, karena tidak semudah itu Aldenzio membiarkan Jasmine hidup enak menikmati kekayaannya. Dia ingin membuat hidup Jasmine menderita, bukan menjadikannya ratu di rumahnya.“Kamu pikir kamu di sini ratu?” ucap Zio, bersidekap di depan pintu kamar Jasmine.Jasmine yang sedang sibuk dengan laptopnya menatap ke arah Aldenzio sambil menghela napas panjang. “Deadline kerjaan yang kamu berikan besok, dan kamu kira aku enak-enakan gak ke
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

10.Penasaran

"Itu mobil Zio, kan?" gumam Jasmine sambil menatap ke arah jalanan, di mana mobil Zio melaju dengan kecepatan tinggi. Gadis cantik yang tengah membawa banyak paper bag itu menatap penuh kebingungan saat suaminya keluar dan melaju dengan mobilnya begitu cepat."Aku ikutin nggak ya?" Jasmine langsung memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil. Sepertinya dia ingin mengikuti mobil Zio, tapi setelah berada di dalam mobil dan memakai seatbelt-nya, Jasmine menggelengkan kepalanya, lalu memukul pelan kepalanya. 'Gak boleh, Jas. Bukannya sudah jelas kalau dalam perjanjian itu tidak boleh ikut campur dan melebihi batas soal privasi? Ya walaupun garis besarnya privasi kamu sendiri sudah jadi asumsi Zio, kan?'Sedetik kemudian, Jasmine menyalakan mesin mobilnya, sambil tetap menggelengkan kepalanya. "Gak! Anggap saja dia orang asing yang masuk dalam hidup kamu, Jas. Kamu nggak boleh ikut campur dalam masalah dia," gumamnya pelan.Dari pada ikut campur urusan Zio, alangkah baiknya Jasmine
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status