Home / CEO / Jeratan Cinta Tuan Muda / 5.CEO Zio's Forniture

Share

5.CEO Zio's Forniture

Author: Tikaka
last update Last Updated: 2024-11-21 10:52:37

Entah kehidupan seperti apa yang Tuhan rencanakan, hingga Jasmine harus diuji seberat ini. Gadis cantik yang baru saja menikah itu menghela napas beberapa kali dengan tatapan kosong ke arah samping jendela. Dia menatap bingung dengan segala hal yang menimpanya akhir-akhir ini.

Mamanya yang tiba-tiba bilang kalau dirinya bukan anak kandungnya, Zio datang dengan segala dendamnya, Aldo lebih percaya pada Putri daripada dirinya, dan yang paling tragis, dirinya dijual hanya untuk menutupi hutang papanya, yang mana itu adalah untuk kehidupan mamanya dan juga Putri yang terlalu hedon dan glamor semasa papanya masih hidup.

Helaan napas berat mengakhiri sesi melamun Jasmine. “Aku gak tahu rencana apa yang sudah Tuhan susun. Aku hanya berharap semoga Tuhan tidak menguji aku di luar kendaliku. Aku harus bisa keluar dari jeratannya. Apapun yang terjadi, dia harus menceraikanku,” lirih Jasmine.

Sang sopir hanya melirik sekilas ke arah Jasmine yang tengah bergumam sendiri. Sepertinya karyawan baru itu memang tengah menghadapi masalah yang berat, tapi sopir dari perusahaan itu tidak ikut campur masalah orang lain. Dia hanya diam sambil menyerahkan tisu ke arah Jasmine.

“Saya gak tahu apa masalah neng, semoga Tuhan memberikan sedikit keringanan pada nengnya ya.”

Jasmine mengulas senyumnya, dia menerima tisu itu dengan menganggukkan kepalanya. “Makasih, Pak.”

“Sama-sama, neng.”

“Masih jauh ya, Pak?” tanya Jasmine lagi.

Sang sopir hanya memberikan gelengan kepalanya. “Mungkin sepuluh menit lagi sampai, neng. Itupun kalau kita tidak kena macet.”

Jasmine memberikan anggukan lemah dan kembali menatap jalanan yang begitu ramai. Walaupun terlihat ramai, tapi berbeda dengan hati Jasmine yang begitu sepi dan juga penuh dengan luka.

***

Pagi ini, Zio tidak langsung menyusul Jasmine ke kantornya dan memberikan kejutan lagi, jika dirinya adalah CEO dari perusahaan yang dia tempati. Dia malah sedang merencanakan kejutan lain untuk Melda dan juga perusahaan Melda yang memang tengah menjalankan sebuah kerja sama dengan dirinya.

Zio menatap jam di pergelangan tangannya. Sudah lima menit berlalu dari janjiannya, tapi Melda juga belum datang untuk menemuinya.

Hingga menit ke tujuh, Melda baru datang dengan sekretarisnya, seperti biasa datang dengan sosok angkuh dan kesombongannya.

“Telat tujuh menit, dan ini sudah membuang waktu saya,” ucap Zio sambil melepaskan kacamatanya. “Kamu harusnya sudah dengar kan bagaimana perusahaan saya tidak suka orang yang tidak disiplin?”

Melda menatap Zio dengan alis berkerut samar. Dia baru kali ini melihat laki-laki muda ini. Apakah dia CEO perusahaan Zio’s Furnishing itu? Tapi yang kemarin-kemarin?

“Maaf, Anda siapa? Eh, maksud saya, Anda pemilik dari Zio’s Furnishing? Atau Anda penerus barunya?”

Zio merapikan jasnya dengan menjulurkan tangannya. “Saya CEO di perusahaan ini, dan karena saya baru balik dari luar negeri, jadi saya baru bisa mengendalikan sendiri, dan dia,” tunjuknya pada laki-laki yang baru saja datang. “Tangan kanan saya.”

Melda meneguk salivanya dengan kasar. Dia mulai membayangkan jika laki-laki di depannya ini masih lajang. Bukankah sangat bagus jika anaknya mendekatinya? Buat apa merebut Aldo dari Jasmine jika ada laki-laki yang jauh lebih tajir dari Aldo? Aldo hanyalah ketua tim di divisi kantor cabang dari Zio’s furniture, sedangkan dia? Sudah tampan, keren, dan paling penting, pemilik perusahaan.

“Bisa dilanjutkan meetingnya?” tanya Zio lagi.

Melda mengerjapkan matanya dan menatap kembali Zio. “Maaf sebelumnya, apa kamu sudah menikah?”

“Saya di sini tidak mau membahas status sosial saya, fokus sama meeting kali ini. Jangan bikin waktu saya terbuang karena hal yang tidak penting,” jawab Zio dengan tegas.

Melda langsung diam. Sepertinya laki-laki di depannya ini sangat disiplin.

“Putri harus tahu ini,” batin Melda.

Melda mulai menyodorkan sebuah dokumen kerja sama, dan ini kedua kalinya Melda bekerja sama dengan perusahaan Zio’s Furnishings. Kali ini, Melda akan memperpanjang kerja samanya lagi agar bisa mendapatkan untung, apalagi Zio’s Furnishing ini adalah perusahaan di bidang furniture yang mana penjualan dari milik Zio Furnishing tidak lagi diragukan. Bahkan distribusinya sudah mencakup luar dan dalam negeri.

“Tim kami sudah meninjau semua persyaratan yang kamu ajukan. Sepertinya bisa kita sepakati sebagian besar poinnya. Kami hanya perlu sedikit fleksibilitas di bagian distribusi,” Melda mulai membicarakan soal kerja samanya.

Zio menyeringai, sepertinya tepat sasaran dengan apa yang dia tuju. Tangannya mengetuk-ngetuk meja seakan tengah berpikir. “Distribusi, ya? Menarik. Tapi, sayangnya, perusahaan kami cukup ketat soal distribusi. Kami hanya bekerja sama dengan mitra yang bisa mengikuti seluruh persyaratan, tanpa pengecualian.”

Melda masih mempertahankan senyumnya. Sepertinya dia harus sabar menghadapi CEO daripada tangan kanan dari CEO ini.

“Ini untuk kepentingan bersama. Kalau kita saling menyesuaikan, hasil akhirnya akan lebih baik. Perusahaanmu bisa mencapai target pasar baru, dan kami bisa membantu dalam distribusi lokal, dan aku yakin perusahaan kamu akan maju karena hal ini.”

Zio lagi-lagi memiringkan senyumnya dengan bersedekap dada. “Tanpa perusahaan kamu, perusahaan saya jauh lebih maju. Kamu pikir saya bodoh? Perusahaan kamu omsetnya lagi menurun dan kamu mau memanfaatkan perusahaan saya?” Zio beranjak berdiri dengan merapikan jasnya. “Maaf, kalau kamu tidak bisa memenuhi syarat kami, cari perusahaan lain.”

Setelah bilang seperti itu, Zio langsung meninggalkan Melda dengan segala kedongkolannya.

Wanita paruh baya itu mengepalkan tangannya. “Jangan sombong kamu, anak muda. Aku yakin Putri pasti bisa menaklukkan kamu. Jika tidak dengan kerja sama, maka saya akan membuat kamu terjerat dengan pesona Putri.”

Zio keluar dari kafe itu dan langsung menuju perusahaannya. Dia akan melihat bagaimana syoknya Jasmine jika atasannya adalah suaminya sendiri. Zio akan menekan banyak pekerjaan dan akan mempersulit Jasmine di manapun tempatnya.

Dengan tidak sabar, Zio langsung membawa mobilnya menuju perusahaannya. Dia akan melihat bagaimana reaksi Jasmine nantinya.

***

Di sisi lain, Jasmine sudah sampai di perusahaan pusat sepuluh menit yang lalu. Dia juga sudah menata ruang kerjanya sedemikian rupa. Ternyata kabar tentang Jasmine yang dituduh selingkuh dan sudah menikah dengan laki-laki tua tidak sampai di kantor pusat.

Jasmine menghela nafasnya dengan berat. “Oke, Jasmine, lupakan semua yang bikin kamu sakit, semuanya sudah selesai. Hidup penuh penderitaan kamu juga sudah dimulai, jadi kamu harus siap dengan segala hal yang bikin kamu gila nantinya,” ucapnya pada diri sendiri.

Tiba-tiba saja para karyawan langsung heboh, berbicara tentang kedatangan CEO-nya yang baru saja pulang dari luar negeri.

“Kalian tahu CEO baru kita? Dia ganteng banget, astagaaa.”

“Masa sih? CEO kita sudah menampakkan diri? Dia sudah pulang dari luar negeri? Gimana ganteng gak?” tanya karyawan lain.

“Gantengnya gak ada otak, kalau kalian mau tahu, mending sekarang lihat, dia masih di lantai dua ngobrol sama asistennya.” Lalu menatap ke arah Jasmine yang diam dengan tatapan bingungnya.

“Kamu juga, harus tahu bagaimana CEO kita, dan kamu beruntung pindah ke sini tadi.”

“Harus ya?” tanya Jasmine.

“Harus, ayok aku kasih tahu.” Dinda langsung menarik tangan Jasmine. Mereka semua akan melihat bagaimana CEO yang katanya ganteng, tapi tidak ada otaknya itu.

Diam-diam, Dinda dan Jasmine mengintip Zio yang tengah ngobrol dengan asistennya di depan lift. Seketika mata Jasmine membelalak dengan tatapan bingungnya.

“Dia CEO kita?”

“Hem, ganteng kan?” sahut Dinda. “Kabarnya dia belum menikah, tapi ada yang bilang baru-baru ini habis melangsungkan pernikahan secara diam-diam  . Gak tahu yang benar yang mana.”

Jasmine diam membisu, dia memejamkan matanya dengan segala kebetulan yang terjadi.

“Kenapa jadi seperti ini? Kenapa aku bisa masuk dalam perusahaan laki-laki kejam itu? Apa ini adalah salah satu rencananya juga?”

Related chapters

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   6.Penuh Dengan Tekanan

    “Zio’s Furniture, ck, kenapa bisa sih? Harusnya aku lihat dulu kan siapa CEO perusahaan ini, bukan langsung masuk saja. Dan sekarang, bagaimana bisa aku keluar dari ranah hidup yang begitu melelahkan ini? Bagaimana bisa aku hidup dengan tenang jika semuanya ada di bawah kendali dia?” Jasmine mengacak rambutnya. Saat ini, dia tidak fokus dengan apa yang ada di depannya. Desainnya bahkan tidak tersentuh sama sekali karena memikirkan hidupnya yang semakin rumit. “Stttt, berdiri semua! Pak Zio datang!” pekik salah satu teman kerjanya. Semuanya langsung berdiri dengan memberi hormat ke Zio yang tengah lewat menuju ruangannya. Dia menghentikan langkahnya dan menatap ke arah ruang kerja tim dua. Tatapannya mengarah pada Jasmine dengan senyum miringnya. Sedetik kemudian, dia melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Dinda langsung menghembuskan napasnya, menyandarkan tubuhnya ke kursi miliknya. “Aihhh, sumpah Pak Zio tampan sekali sih.” “Sayang sekali dia itu katanya susah disentuh, ya. D

    Last Updated : 2024-11-22
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   7.Awal Pembalasan

    Pranggg....“Arrhhh kenapa bisa seperti ini? siapa yang berani-beraninya mengunggah semua ini?” teriak Putri dengan menepis semua barang-barangnya yang ada diatas meja.“Putri, kamu apa-apaan sih, kenapa seperti ini?” binggung Melda yang baru saja pulang dari kantor.Putri menyodorkan ponselnya dengan menghapus air matanya dengan kasar. “Mama bisa lihat sendiri? Putri yakin ini adalah ulah kak Jasmine, Putri yakin dia yang menyebarkan fitnah ini ma,”Melda menarik ponsel yang ada ditangan Putri, dia mengerutkan keningnya saat melihat pemberitaan yang mana bersisi semua foto-foto Putri, dan bukan hanya di kantor tapi diluar kantor bahkan sebelum Jasmine dan juga Aldo putus.“Mama akan takedown semua pemberitaan ini, dan mama akan kasih pelajaran untuk Jasmine, kamu tenang saja.”Melda menyentuh bahu Putri dengan meletakan ponselnya diatas kasur. “Sepertinya kamu salah merebut Aldo sayang.”“Maksud mama?” binggung Putri dengan menghapus air matanya.Melda menegakakn duduknya dengan mena

    Last Updated : 2024-11-23
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   8.Kepentok

    Menikah dengan laki-laki yang tidak Jasmine sukai membuat Jasmine merasa seperti tinggal satu atap dengan orang asing, bukan seperti sepasang suami istri. Mereka terlihat seperti dua orang yang tinggal bersama tanpa ikatan apa pun. Tidak ada percakapan antara mereka. Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Jasmine duduk di ruang tengah dengan laptop di pangkuannya dan beberapa kertas berserakan di sampingnya. Sedangkan Zio, malam ini sudah rapi. Laki-laki itu keluar dari kamarnya, bahkan aroma parfumnya tercium oleh Jasmine dari jarak yang cukup jauh. Gadis cantik itu langsung mendongak saat mendengar suara pintu kamar terbuka. Ia menatap jam di laptopnya sambil mengerutkan kening. “Dia mau ke mana jam segini?” gumamnya pelan. Merasa diperhatikan, Zio yang tengah menuruni tangga sambil sibuk dengan ponselnya, langsung menatap Jasmine. Tatapan itu membuat Jasmine segera memalingkan wajahnya, berpura-pura fokus pada laptopnya.“Kerja yang benar, nggak usah kepo sama urusan orang

    Last Updated : 2024-11-24
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   9.Penolakan Kerjasama

    Pagi ini masih seperti pagi biasanya, tidak ada percakapan antara Aldenzio dan Jasmine. Sepertinya, weekend ini menjadi weekend pertama bagi Jasmine setelah menikah dengan laki-laki yang pernah ia tolak saat SMA.Namun, Jasmine sudah punya rencana untuk mengisi waktu luangnya. Ya, Jasmine bukan tipe orang yang menghabiskan waktu untuk jalan-jalan dan shopping. Dia lebih memilih berdiam diri di dalam kamarnya, menghabiskan waktu membaca buku dan menyelesaikan pekerjaan kantor yang tinggal beberapa langkah lagi.Tapi sepertinya, agendanya hanya sebatas wacana saja, karena tidak semudah itu Aldenzio membiarkan Jasmine hidup enak menikmati kekayaannya. Dia ingin membuat hidup Jasmine menderita, bukan menjadikannya ratu di rumahnya.“Kamu pikir kamu di sini ratu?” ucap Zio, bersidekap di depan pintu kamar Jasmine.Jasmine yang sedang sibuk dengan laptopnya menatap ke arah Aldenzio sambil menghela napas panjang. “Deadline kerjaan yang kamu berikan besok, dan kamu kira aku enak-enakan gak ke

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   10.Penasaran

    "Itu mobil Zio, kan?" gumam Jasmine sambil menatap ke arah jalanan, di mana mobil Zio melaju dengan kecepatan tinggi. Gadis cantik yang tengah membawa banyak paper bag itu menatap penuh kebingungan saat suaminya keluar dan melaju dengan mobilnya begitu cepat."Aku ikutin nggak ya?" Jasmine langsung memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil. Sepertinya dia ingin mengikuti mobil Zio, tapi setelah berada di dalam mobil dan memakai seatbelt-nya, Jasmine menggelengkan kepalanya, lalu memukul pelan kepalanya. 'Gak boleh, Jas. Bukannya sudah jelas kalau dalam perjanjian itu tidak boleh ikut campur dan melebihi batas soal privasi? Ya walaupun garis besarnya privasi kamu sendiri sudah jadi asumsi Zio, kan?'Sedetik kemudian, Jasmine menyalakan mesin mobilnya, sambil tetap menggelengkan kepalanya. "Gak! Anggap saja dia orang asing yang masuk dalam hidup kamu, Jas. Kamu nggak boleh ikut campur dalam masalah dia," gumamnya pelan.Dari pada ikut campur urusan Zio, alangkah baiknya Jasmine

    Last Updated : 2024-11-27
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   11.Apakah Mulai Membaik

    Jasmine menatap kaget ketika dirinya malah ketiduran di kamar Aldenzio. Matanya berputar menatap ke arah Zio. Untungnya, suami kejam dan tidak punya perasaan itu masih tidur. Sial, gara-gara tengah malam mendengar Zio muntah, Jasmine harus rela berjaga sampai ketiduran di sofa kamar Zio. Gadis cantik itu berjalan dengan kaki berjinjit, jangan sampai Zio bangun dan melihat Jasmine berada di dalam kamarnya.Perlahan tapi pasti, Jasmine membuka handel pintu kamar Zio, berusaha tidak menimbulkan suara sama sekali. Berhasil! Jasmine bisa keluar dengan selamat tanpa ketahuan oleh Zio. “Huhhh, untung selamat,” gumamnya sambil menutup pintu kamarnya.Langkah kakinya menuju sofa di kamarnya. Dia menatap jam yang masih menunjukkan pukul lima pagi. Itu artinya, Jasmine bangun terlalu pagi. Gadis cantik itu menyentilkan jarinya. Sepertinya karena masih pagi, Jasmine bisa membuat sarapan dulu. Sejak menjadi istri Zio, Jasmine memang tidak pernah menginjakkan kaki di dapur. Dulu, saat bersama Putr

    Last Updated : 2024-11-28
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   12.Simesum

    Pagi-pagi begini, Jasmine sudah sibuk mengurus beberapa laporan pengiriman dan mempersiapkan bahan untuk rapat nanti. Dia tahu, Zio menunjuknya sebagai pemimpin rapat bukan karena percaya akan kemampuannya, tapi untuk mempermalukannya di depan semua orang. Zio yakin Jasmine takkan mampu menyelesaikan tugas itu dengan baik, dan akan menggunakan momen ini untuk membuat Jasmine semakin terpojok.Namun, siapa sangka, Jasmine justru sudah siap dengan semua pekerjaannya hari ini.“Pak Zio sudah datang?” tanya Jasmine pada sekretarisnya, Siska. “Maaf, Jas. Sepertinya belum,” jawab Siska sambil melirik jam di meja kerjanya. “Kamu mau titip bahan untuk rapat? Nanti aku kasih ke Pak Zio.”“Enam desain untuk bahan rapat hari ini sudah selesai,” Jasmine menyerahkan sebuah map. “Salinannya juga sudah aku kirim via email. Nanti, tolong bilang ke Pak Zio kalau aku sudah menyelesaikan semuanya.”Siska tertegun. “Enam desain? Kamu gak salah, Jas? Kalau gak salah, kemarin Pak Zio bilang cuma butuh dua

    Last Updated : 2024-12-01
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   1.Kejamnya Seorang Ibu

    “Pakai baju ini. Malam ini juga kamu harus ikut dengan Mama,” tegas Melda sambil melemparkan sebuah paper bag ke arah Jasmine yang berada di kamarnya.“Kita mau ke mana, Ma? Jasmine banyak kerjaan yang harus Jasmine kirimkan besok pagi.”“Gak usah banyak tanya! Jam setengah tujuh kita berangkat. Mama gak mau tahu alasan kamu; pokoknya kamu harus ikut.”BrakkkPintu langsung ditutup dari luar, membuat Jasmine menghela napas dengan kasar. Tangannya meraih paper bag yang dilemparkan oleh mamanya tadi. Di dalamnya, ada sebuah gaun tanpa lengan dan sepatu hak tinggi yang senada.“Apa ada acara malam ini?”Tanpa pikir panjang, Jasmine meletakkan paper bag itu dan bergegas untuk melanjutkan pekerjaannya. Masih ada waktu setengah jam untuk menyelesaikannya.Jujur saja, saat ini Jasmine tidak menyimpan kecurigaan apa pun. Ia menuruti semua keinginan mamanya, mengenakan gaun yang diberikan, dan memakai sepatu itu. Bahkan, keadaan di dalam mobil begitu hening; tak ada yang dibicarakan sepanjang

    Last Updated : 2024-11-21

Latest chapter

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   12.Simesum

    Pagi-pagi begini, Jasmine sudah sibuk mengurus beberapa laporan pengiriman dan mempersiapkan bahan untuk rapat nanti. Dia tahu, Zio menunjuknya sebagai pemimpin rapat bukan karena percaya akan kemampuannya, tapi untuk mempermalukannya di depan semua orang. Zio yakin Jasmine takkan mampu menyelesaikan tugas itu dengan baik, dan akan menggunakan momen ini untuk membuat Jasmine semakin terpojok.Namun, siapa sangka, Jasmine justru sudah siap dengan semua pekerjaannya hari ini.“Pak Zio sudah datang?” tanya Jasmine pada sekretarisnya, Siska. “Maaf, Jas. Sepertinya belum,” jawab Siska sambil melirik jam di meja kerjanya. “Kamu mau titip bahan untuk rapat? Nanti aku kasih ke Pak Zio.”“Enam desain untuk bahan rapat hari ini sudah selesai,” Jasmine menyerahkan sebuah map. “Salinannya juga sudah aku kirim via email. Nanti, tolong bilang ke Pak Zio kalau aku sudah menyelesaikan semuanya.”Siska tertegun. “Enam desain? Kamu gak salah, Jas? Kalau gak salah, kemarin Pak Zio bilang cuma butuh dua

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   11.Apakah Mulai Membaik

    Jasmine menatap kaget ketika dirinya malah ketiduran di kamar Aldenzio. Matanya berputar menatap ke arah Zio. Untungnya, suami kejam dan tidak punya perasaan itu masih tidur. Sial, gara-gara tengah malam mendengar Zio muntah, Jasmine harus rela berjaga sampai ketiduran di sofa kamar Zio. Gadis cantik itu berjalan dengan kaki berjinjit, jangan sampai Zio bangun dan melihat Jasmine berada di dalam kamarnya.Perlahan tapi pasti, Jasmine membuka handel pintu kamar Zio, berusaha tidak menimbulkan suara sama sekali. Berhasil! Jasmine bisa keluar dengan selamat tanpa ketahuan oleh Zio. “Huhhh, untung selamat,” gumamnya sambil menutup pintu kamarnya.Langkah kakinya menuju sofa di kamarnya. Dia menatap jam yang masih menunjukkan pukul lima pagi. Itu artinya, Jasmine bangun terlalu pagi. Gadis cantik itu menyentilkan jarinya. Sepertinya karena masih pagi, Jasmine bisa membuat sarapan dulu. Sejak menjadi istri Zio, Jasmine memang tidak pernah menginjakkan kaki di dapur. Dulu, saat bersama Putr

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   10.Penasaran

    "Itu mobil Zio, kan?" gumam Jasmine sambil menatap ke arah jalanan, di mana mobil Zio melaju dengan kecepatan tinggi. Gadis cantik yang tengah membawa banyak paper bag itu menatap penuh kebingungan saat suaminya keluar dan melaju dengan mobilnya begitu cepat."Aku ikutin nggak ya?" Jasmine langsung memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil. Sepertinya dia ingin mengikuti mobil Zio, tapi setelah berada di dalam mobil dan memakai seatbelt-nya, Jasmine menggelengkan kepalanya, lalu memukul pelan kepalanya. 'Gak boleh, Jas. Bukannya sudah jelas kalau dalam perjanjian itu tidak boleh ikut campur dan melebihi batas soal privasi? Ya walaupun garis besarnya privasi kamu sendiri sudah jadi asumsi Zio, kan?'Sedetik kemudian, Jasmine menyalakan mesin mobilnya, sambil tetap menggelengkan kepalanya. "Gak! Anggap saja dia orang asing yang masuk dalam hidup kamu, Jas. Kamu nggak boleh ikut campur dalam masalah dia," gumamnya pelan.Dari pada ikut campur urusan Zio, alangkah baiknya Jasmine

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   9.Penolakan Kerjasama

    Pagi ini masih seperti pagi biasanya, tidak ada percakapan antara Aldenzio dan Jasmine. Sepertinya, weekend ini menjadi weekend pertama bagi Jasmine setelah menikah dengan laki-laki yang pernah ia tolak saat SMA.Namun, Jasmine sudah punya rencana untuk mengisi waktu luangnya. Ya, Jasmine bukan tipe orang yang menghabiskan waktu untuk jalan-jalan dan shopping. Dia lebih memilih berdiam diri di dalam kamarnya, menghabiskan waktu membaca buku dan menyelesaikan pekerjaan kantor yang tinggal beberapa langkah lagi.Tapi sepertinya, agendanya hanya sebatas wacana saja, karena tidak semudah itu Aldenzio membiarkan Jasmine hidup enak menikmati kekayaannya. Dia ingin membuat hidup Jasmine menderita, bukan menjadikannya ratu di rumahnya.“Kamu pikir kamu di sini ratu?” ucap Zio, bersidekap di depan pintu kamar Jasmine.Jasmine yang sedang sibuk dengan laptopnya menatap ke arah Aldenzio sambil menghela napas panjang. “Deadline kerjaan yang kamu berikan besok, dan kamu kira aku enak-enakan gak ke

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   8.Kepentok

    Menikah dengan laki-laki yang tidak Jasmine sukai membuat Jasmine merasa seperti tinggal satu atap dengan orang asing, bukan seperti sepasang suami istri. Mereka terlihat seperti dua orang yang tinggal bersama tanpa ikatan apa pun. Tidak ada percakapan antara mereka. Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Jasmine duduk di ruang tengah dengan laptop di pangkuannya dan beberapa kertas berserakan di sampingnya. Sedangkan Zio, malam ini sudah rapi. Laki-laki itu keluar dari kamarnya, bahkan aroma parfumnya tercium oleh Jasmine dari jarak yang cukup jauh. Gadis cantik itu langsung mendongak saat mendengar suara pintu kamar terbuka. Ia menatap jam di laptopnya sambil mengerutkan kening. “Dia mau ke mana jam segini?” gumamnya pelan. Merasa diperhatikan, Zio yang tengah menuruni tangga sambil sibuk dengan ponselnya, langsung menatap Jasmine. Tatapan itu membuat Jasmine segera memalingkan wajahnya, berpura-pura fokus pada laptopnya.“Kerja yang benar, nggak usah kepo sama urusan orang

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   7.Awal Pembalasan

    Pranggg....“Arrhhh kenapa bisa seperti ini? siapa yang berani-beraninya mengunggah semua ini?” teriak Putri dengan menepis semua barang-barangnya yang ada diatas meja.“Putri, kamu apa-apaan sih, kenapa seperti ini?” binggung Melda yang baru saja pulang dari kantor.Putri menyodorkan ponselnya dengan menghapus air matanya dengan kasar. “Mama bisa lihat sendiri? Putri yakin ini adalah ulah kak Jasmine, Putri yakin dia yang menyebarkan fitnah ini ma,”Melda menarik ponsel yang ada ditangan Putri, dia mengerutkan keningnya saat melihat pemberitaan yang mana bersisi semua foto-foto Putri, dan bukan hanya di kantor tapi diluar kantor bahkan sebelum Jasmine dan juga Aldo putus.“Mama akan takedown semua pemberitaan ini, dan mama akan kasih pelajaran untuk Jasmine, kamu tenang saja.”Melda menyentuh bahu Putri dengan meletakan ponselnya diatas kasur. “Sepertinya kamu salah merebut Aldo sayang.”“Maksud mama?” binggung Putri dengan menghapus air matanya.Melda menegakakn duduknya dengan mena

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   6.Penuh Dengan Tekanan

    “Zio’s Furniture, ck, kenapa bisa sih? Harusnya aku lihat dulu kan siapa CEO perusahaan ini, bukan langsung masuk saja. Dan sekarang, bagaimana bisa aku keluar dari ranah hidup yang begitu melelahkan ini? Bagaimana bisa aku hidup dengan tenang jika semuanya ada di bawah kendali dia?” Jasmine mengacak rambutnya. Saat ini, dia tidak fokus dengan apa yang ada di depannya. Desainnya bahkan tidak tersentuh sama sekali karena memikirkan hidupnya yang semakin rumit. “Stttt, berdiri semua! Pak Zio datang!” pekik salah satu teman kerjanya. Semuanya langsung berdiri dengan memberi hormat ke Zio yang tengah lewat menuju ruangannya. Dia menghentikan langkahnya dan menatap ke arah ruang kerja tim dua. Tatapannya mengarah pada Jasmine dengan senyum miringnya. Sedetik kemudian, dia melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Dinda langsung menghembuskan napasnya, menyandarkan tubuhnya ke kursi miliknya. “Aihhh, sumpah Pak Zio tampan sekali sih.” “Sayang sekali dia itu katanya susah disentuh, ya. D

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   5.CEO Zio's Forniture

    Entah kehidupan seperti apa yang Tuhan rencanakan, hingga Jasmine harus diuji seberat ini. Gadis cantik yang baru saja menikah itu menghela napas beberapa kali dengan tatapan kosong ke arah samping jendela. Dia menatap bingung dengan segala hal yang menimpanya akhir-akhir ini.Mamanya yang tiba-tiba bilang kalau dirinya bukan anak kandungnya, Zio datang dengan segala dendamnya, Aldo lebih percaya pada Putri daripada dirinya, dan yang paling tragis, dirinya dijual hanya untuk menutupi hutang papanya, yang mana itu adalah untuk kehidupan mamanya dan juga Putri yang terlalu hedon dan glamor semasa papanya masih hidup.Helaan napas berat mengakhiri sesi melamun Jasmine. “Aku gak tahu rencana apa yang sudah Tuhan susun. Aku hanya berharap semoga Tuhan tidak menguji aku di luar kendaliku. Aku harus bisa keluar dari jeratannya. Apapun yang terjadi, dia harus menceraikanku,” lirih Jasmine.Sang sopir hanya melirik sekilas ke arah Jasmine yang tengah bergumam sendiri. Sepertinya karyawan baru

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   4.Selingkuh

    Setelah berdebat dengan Zio dan sedikit membuat moodnya begitu hancur, Jasmine langsung menuju kantornya. Tujuannya hanya satu, mengembalikan moodnya dengan bertemu dengan Aldo. Sejak tadi Aldo dihubungi, tidak diangkat. Sepertinya laki-laki itu tengah marah dengan dirinya karena semalam Jasmine ingkar janjinya, yang mana mereka akan nonton dan juga menghabiskan waktu bersama. Tapi naasnya, Jasmine malah terjerat masalah hingga dirinya harus dinikah paksa dengan Aldenzio, laki-laki yang penuh dengan dendam terhadap keluarganya.Dengan tergesa, Jasmine turun dari taksi yang dia tumpangi. “Aku harus minta maaf sama Aldo. Apapun yang terjadi, Aldo gak boleh marah sama aku. Dia mood booster aku, dia laki-laki yang selalu ada buat aku di saat moodku sedang berantakan,” gumamnya sambil masuk ke dalam kantornya.Dengan langkah cepat, Jasmine melangkah menuju lift, bahkan dia sama sekali tidak menyadari jika mobil Zio terparkir di luar gedung perusahaannya. Yang ada di pikirannya hanyalah waj

DMCA.com Protection Status