Share

2.Balas Dendam

Author: Tikaka
last update Last Updated: 2024-11-18 11:38:56

Jasmine membuka pintu kamar hotel dengan hati-hati. Rencananya untuk melarikan diri langsung terhenti begitu melihat dua bodyguard bertubuh besar berdiri tegap di depan pintu. Tatapan mereka dingin, tanpa ekspresi.

"Kalian mau apa? Kenapa kalian masih di sini?" tanyanya dengan suara bergetar.

"Atas perintah Tuan Zio, Anda harus ikut dengan kami, Nona," jawab salah satu dari mereka dengan suara rendah namun penuh ketegasan.

Jantung Jasmine berdegup kencang, ia mundur selangkah. "Aku nggak mau ikut!"

"Maaf, Nona, ini perintah. Anda harus ikut dengan kami," ujar bodyguard itu lagi, lebih tegas.

"Tidak!" teriak Jasmine, dia membalikan tubuhnya dan langsung berlari.

"Tunggu, Nona! Anda tidak bisa kabur!" seru salah satu bodyguard, langsung mengejarnya.

Jasmine memencet tombol lift dengan panik, sialnya pintu lift tak kunjung terbuka. Melihat bodyguard itu semakin dekat, ia memilih berlari ke tangga darurat. "Aku harus bisa lari dari mereka," gumamnya, napasnya terengah.

"Tunggu, Nona!"

Tangga demi tangga dilaluinya dengan cepat, meski tubuhnya mulai kehabisan tenaga. Tepat di tangga terakhir, napas Jasmine tersengal. Penglihatannya kabur, kepalanya terasa berat.

"Jasmine, kamu nggak boleh pingsan," bisiknya, menenangkan diri.

Namun terlambat. Dua bodyguard itu sudah mengejarnya, dan salah satu dari mereka mencengkeram tangannya dengan kuat. "Maaf, Nona, tapi Anda harus ikut kami," ucapnya dingin.

"Lepaskan aku! Aku nggak mau ikut!" Jasmine meronta, berusaha melepaskan diri. Namun cengkeraman mereka terlalu kuat sedangkan tenaga Jasmine sudah begitu banyak yang terbuang.

"Jangan membuat kami menggunakan kekerasan, Nona. Akan lebih baik jika Anda menurut pada kami dan Tuan Aldenzio," ujar bodyguard yang lain dengan nada tegas.

Jasmine terus meronta, tapi kekuatannya sudah habis. Dengan air mata yang terus mengalir, ia memohon, "Lepasin aku... aku mohon..."

Namun, permohonannya sia-sia. Kedua bodyguard itu menyeretnya menuju mobil yang sudah menunggu di depan hotel. Pintu mobil dibuka, dan Jasmine dipaksa masuk ke dalam. Setelah memastikan pintu terkunci rapat, salah satu bodyguard menatapnya dari kaca spion dengan tatapan tajam.

"Selamat datang di kehidupan barumu," katanya, lalu menyalakan mesin dan membawa mobil melaju menuju rumah Zio.

Di dalam mobil, Jasmine hanya bisa duduk dengan tangan terkepal. Hatinya penuh kebencian dan ketakutan. "Bagaimana bisa hidupku berubah menjadi mimpi buruk seperti ini?" pikirnya, sementara isak tangis terus terdengar dari bibirnya.

Setelah memastikan Jasmine dibawa pulang, Zio melangkah tenang menuju rumah sakit. Namun, begitu memasuki gedung, tatapan dinginnya perlahan berubah menjadi lemah dan sayu. Ia berjalan menuju ruang Unit Gawat Darurat dengan langkah berat, di mana mamanya, Luna, telah terbaring koma selama setahun terakhir. Waktu yang panjang, namun tanpa perubahan.

Pintu ruang UGD terbuka, dan Zio melangkah masuk dengan hati-hati. Di sana, Luna terbaring di atas ranjang rumah sakit, wajahnya pucat, dikelilingi berbagai alat medis yang menopang hidupnya. Zio mendekat, menarik napas dalam-dalam sebelum duduk di sampingnya.

"Mama, aku datang lagi," bisiknya, suaranya nyaris pecah. Mata Zio yang biasanya tajam kini berkaca-kaca, menatap wajah mamanya yang tenang dalam tidur panjangnya.

Dia menggenggam tangan Luna dengan lembut. "Mama tahu? Aku sudah menikah," lanjutnya dengan nada lembut. "Aku menikahi Jasmine... anak dari wanita yang menghancurkan hidup kita. Wanita itu mempermalukan aku waktu itu, Ma."

Zio menarik nafasnya dengan menghembuskan secara perlahan. "Maafin Zio, Ma. Maaf aku baru menemukan cara ini," lirihnya dengan isak tertahan. "Aku janji, aku akan membalas semua yang mereka lakukan. Jasmine... dia alatku untuk menghancurkan mereka. Aku pastikan dia nggak akan bahagia, Ma. Dia harus menanggung semuanya."

Tatapan Zio yang semula lembut kini berubah tajam. "Aku ragu, Ma. Apa cara ini benar? Apa aku harus mengorbankan hidupku dengan wanita yang sudah membuat kita jadi seperti ini? Tapi aku nggak punya pilihan lain."

Dia menggenggam tangan Luna lebih erat, berharap mamanya memberi tanda, meski hanya sedikit. "Tolong bertahan, Ma. Mama akan dapat keadilan. Aku ingin Mama lihat semuanya dengan mata Mama sendiri."

Zio terdiam sejenak, membiarkan keheningan melingkupi mereka. Suara mesin medis menjadi saksi Aldenzio menceritakan semua misinya. Meski begitu, Zio merasa sedikit tenang di dekat mamanya.

Setelah beberapa saat, ia menghela napas panjang. Melepaskan genggaman tangannya perlahan, Zio berdiri. "Maaf, Ma. Aku nggak bisa lama-lama di sini," katanya pelan. "Aku harus pastikan semuanya berjalan sesuai rencana."

Dengan langkah berat, Zio meninggalkan ruang UGD. Meski tubuhnya keluar dari rumah sakit raganya masih tertinggal di ruangan Luna.

Di sisi lain, Jasmine tiba di rumah Zio, diantar oleh para bodyguard yang mengawasinya dengan ketat. Rumah besar itu menyambutnya dengan suasana dingin dan tak bersahabat.

"Mulai sekarang, ini rumahmu," ujar salah satu bodyguard dengan nada dingin. "Jangan coba-coba kabur." Sambungnya lagi.

Jasmine hanya bisa berdiri di ambang pintu, merasa terjebak dalam situasi yang tidak pernah terlintas difikirannya . Isak tangisnya tertahan, namun air matanya terus mengalir begitu saja di kedua pipinya.

Jasmine tidak merespon, hanya menatap sekitar dengan perasaan campur aduk. Rumah itu megah, dengan dekorasi mewah di setiap sudutnya, tetapi tidak ada kehangatan di dalamnya. Dia merasa seperti burung dalam sangkar emas—terjebak tanpa jalan keluar.

Setelah para bodyguard pergi, Jasmine melangkah perlahan ke ruang tamu. Tubuhnya lelah, tetapi lebih dari itu, pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran dan ketakutan. "Bagaimana aku bisa keluar dari situasi ini?" gumamnya dengan putus asa.

Matanya menelisik bangunan megah di sekitarnya. Rumah ini besar, bahkan terkesan megah, namun sunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. "Apa memang sesepi ini? Apa dia tinggal sendirian?" pikir Jasmine.

Saat masih sibuk mengamati dekorasi rumah, langkah kaki terdengar mendekat. Beberapa ART datang ke arah Jasmine, membuyarkan lamunannya. Tidak seperti para bodyguard yang memperlakukannya dengan kasar, pelayan-pelayan ini menyambut Jasmine dengan senyuman ramah.

"Maaf, Nona. Kami ditugaskan oleh Tuan untuk membawa Nona ke kamarnya. Saya Mirna, kepala pelayan di sini," ucap seorang wanita paruh baya dengan penuh sopan santun.

"Mari, Nona. Saya antar ke kamar," lanjutnya dengan nada hangat.

Jasmine menatap Mirna dengan bingung, satu alisnya terangkat. "Maaf, Bi, dia ada di rumah kan? Saya tidak satu kamar dengannya," tanyanya dengan ragu.

Mirna tersenyum lembut. "Kamar Nona bersebelahan dengan kamar Tuan. Kami sudah mengurus kamar Nona dengan baik. Mari ikut."

Jasmine mengangguk pelan dan mengikuti Mirna, meskipun langkahnya masih penuh keraguan. Entah apa yang menantinya ke depan, ia hanya berharap esok hari tidak membawa lebih banyak penderitaan.

Mirna mulai menjelaskan peraturan rumah sambil berjalan menuju kamar Jasmine. "Tuan Aldenzio tidak suka kebisingan, tidak suka diganggu, dan yang paling penting, tidak ada yang boleh masuk kamarnya tanpa izin."

Jasmine mengangguk tanpa berkata apa-apa. Sesampainya di depan sebuah pintu, Mirna membukanya lebar.

"Ini kamar Nona, dan yang di sebelah itu kamar Tuan" ucap Mirna dengan seulas senyumnya.

Jasmine menghela napas berat sebelum melangkah masuk. Kamarnya luas dan mewah, tetapi tetap saja terasa dingin dan asing. Ia duduk di tepi tempat tidur, matanya menelisik setiap sudut ruangan.

"Kaya zaman dinasti, harus ada peraturan ini-itu," gumamnya dengan tatapan begitu lelah.

Dengan langkah perlahan, Jasmine menuju balkon. Ia membuka pintu kaca, membiarkan angin malam menyentuh wajahnya. Tatapan matanya kosong, pandangannya jauh ke depan, menembus gelapnya malam.

Dia menghela napas panjang. "Aku nggak nyangka, masa laluku membawa masa depanku jadi hancur begini,"

Related chapters

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   3.Terkekang

    Pagi ini, Jasmine terbangun dengan harapan bahwa semua kejadian kemarin hanyalah mimpi buruk. Namun, saat membuka matanya dan melihat sekelilingnya—ruangan asing dengan dekorasi yang tidak dikenalnya—semua harapannya sirna begitu saja."Ini nyata," gumamnya, suara lirih penuh penyesalan. Jasmine menghela napas berat, mencoba menyadari kenyataan yang begitu pahit. Tangannya meraih ponsel yang ada di samping tempat tidurnya.Ponselnya mati total semalaman. Dengan malas-malasan, Jasmine mencari charger dan mulai mengisi baterainya. Tak lama setelah ponselnya menyala, banyak pesan yang masuk dari Aldo. Jasmine menepuk keningnya. "Astaga, kenapa aku bisa lupa kalau semalam ada janji sama Aldo?""Apa dia menunggu?" gumamnya pelan.Jasmine hendak menekan tombol untuk menelepon Aldo, tetapi tangannya terhenti ketika matanya menangkap sebuah benda yang tergeletak di atas meja. Buku nikah."Apa mungkin aku bisa melanjutkan hubungan ini? Dan bagaimana caraku bilang kalau aku nggak bisa sama dia

    Last Updated : 2024-11-18
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   4.Selingkuh

    Setelah berdebat dengan Zio dan sedikit membuat moodnya begitu hancur, Jasmine langsung menuju kantornya. Tujuannya hanya satu, mengembalikan moodnya dengan bertemu dengan Aldo. Sejak tadi Aldo dihubungi, tidak diangkat. Sepertinya laki-laki itu tengah marah dengan dirinya karena semalam Jasmine ingkar janjinya, yang mana mereka akan nonton dan juga menghabiskan waktu bersama. Tapi naasnya, Jasmine malah terjerat masalah hingga dirinya harus dinikah paksa dengan Aldenzio, laki-laki yang penuh dengan dendam terhadap keluarganya.Dengan tergesa, Jasmine turun dari taksi yang dia tumpangi. “Aku harus minta maaf sama Aldo. Apapun yang terjadi, Aldo gak boleh marah sama aku. Dia mood booster aku, dia laki-laki yang selalu ada buat aku di saat moodku sedang berantakan,” gumamnya sambil masuk ke dalam kantornya.Dengan langkah cepat, Jasmine melangkah menuju lift, bahkan dia sama sekali tidak menyadari jika mobil Zio terparkir di luar gedung perusahaannya. Yang ada di pikirannya hanyalah waj

    Last Updated : 2024-11-18
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   5.CEO Zio's Forniture

    Entah kehidupan seperti apa yang Tuhan rencanakan, hingga Jasmine harus diuji seberat ini. Gadis cantik yang baru saja menikah itu menghela napas beberapa kali dengan tatapan kosong ke arah samping jendela. Dia menatap bingung dengan segala hal yang menimpanya akhir-akhir ini.Mamanya yang tiba-tiba bilang kalau dirinya bukan anak kandungnya, Zio datang dengan segala dendamnya, Aldo lebih percaya pada Putri daripada dirinya, dan yang paling tragis, dirinya dijual hanya untuk menutupi hutang papanya, yang mana itu adalah untuk kehidupan mamanya dan juga Putri yang terlalu hedon dan glamor semasa papanya masih hidup.Helaan napas berat mengakhiri sesi melamun Jasmine. “Aku gak tahu rencana apa yang sudah Tuhan susun. Aku hanya berharap semoga Tuhan tidak menguji aku di luar kendaliku. Aku harus bisa keluar dari jeratannya. Apapun yang terjadi, dia harus menceraikanku,” lirih Jasmine.Sang sopir hanya melirik sekilas ke arah Jasmine yang tengah bergumam sendiri. Sepertinya karyawan baru

    Last Updated : 2024-11-18
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   6.Penuh Dengan Tekanan

    “Zio’s Furniture, ck, kenapa bisa sih? Harusnya aku lihat dulu kan siapa CEO perusahaan ini, bukan langsung masuk saja. Dan sekarang, bagaimana bisa aku keluar dari ranah hidup yang begitu melelahkan ini? Bagaimana bisa aku hidup dengan tenang jika semuanya ada di bawah kendali dia?” Jasmine mengacak rambutnya. Saat ini, dia tidak fokus dengan apa yang ada di depannya. Desainnya bahkan tidak tersentuh sama sekali karena memikirkan hidupnya yang semakin rumit. “Stttt, berdiri semua! Pak Zio datang!” pekik salah satu teman kerjanya. Semuanya langsung berdiri dengan memberi hormat ke Zio yang tengah lewat menuju ruangannya. Dia menghentikan langkahnya dan menatap ke arah ruang kerja tim dua. Tatapannya mengarah pada Jasmine dengan senyum miringnya. Sedetik kemudian, dia melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Dinda langsung menghembuskan napasnya, menyandarkan tubuhnya ke kursi miliknya. “Aihhh, sumpah Pak Zio tampan sekali sih.” “Sayang sekali dia itu katanya susah disentuh, ya. D

    Last Updated : 2024-11-22
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   7.Awal Pembalasan

    Pranggg....“Arrhhh kenapa bisa seperti ini? siapa yang berani-beraninya mengunggah semua ini?” teriak Putri dengan menepis semua barang-barangnya yang ada diatas meja.“Putri, kamu apa-apaan sih, kenapa seperti ini?” binggung Melda yang baru saja pulang dari kantor.Putri menyodorkan ponselnya dengan menghapus air matanya dengan kasar. “Mama bisa lihat sendiri? Putri yakin ini adalah ulah kak Jasmine, Putri yakin dia yang menyebarkan fitnah ini ma,”Melda menarik ponsel yang ada ditangan Putri, dia mengerutkan keningnya saat melihat pemberitaan yang mana bersisi semua foto-foto Putri, dan bukan hanya di kantor tapi diluar kantor bahkan sebelum Jasmine dan juga Aldo putus.“Mama akan takedown semua pemberitaan ini, dan mama akan kasih pelajaran untuk Jasmine, kamu tenang saja.”Melda menyentuh bahu Putri dengan meletakan ponselnya diatas kasur. “Sepertinya kamu salah merebut Aldo sayang.”“Maksud mama?” binggung Putri dengan menghapus air matanya.Melda menegakakn duduknya dengan mena

    Last Updated : 2024-11-23
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   8.Kepentok

    Menikah dengan laki-laki yang tidak Jasmine sukai membuat Jasmine merasa seperti tinggal satu atap dengan orang asing, bukan seperti sepasang suami istri. Mereka terlihat seperti dua orang yang tinggal bersama tanpa ikatan apa pun. Tidak ada percakapan antara mereka. Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Jasmine duduk di ruang tengah dengan laptop di pangkuannya dan beberapa kertas berserakan di sampingnya. Sedangkan Zio, malam ini sudah rapi. Laki-laki itu keluar dari kamarnya, bahkan aroma parfumnya tercium oleh Jasmine dari jarak yang cukup jauh. Gadis cantik itu langsung mendongak saat mendengar suara pintu kamar terbuka. Ia menatap jam di laptopnya sambil mengerutkan kening. “Dia mau ke mana jam segini?” gumamnya pelan. Merasa diperhatikan, Zio yang tengah menuruni tangga sambil sibuk dengan ponselnya, langsung menatap Jasmine. Tatapan itu membuat Jasmine segera memalingkan wajahnya, berpura-pura fokus pada laptopnya.“Kerja yang benar, nggak usah kepo sama urusan orang

    Last Updated : 2024-11-24
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   9.Penolakan Kerjasama

    Pagi ini masih seperti pagi biasanya, tidak ada percakapan antara Aldenzio dan Jasmine. Sepertinya, weekend ini menjadi weekend pertama bagi Jasmine setelah menikah dengan laki-laki yang pernah ia tolak saat SMA.Namun, Jasmine sudah punya rencana untuk mengisi waktu luangnya. Ya, Jasmine bukan tipe orang yang menghabiskan waktu untuk jalan-jalan dan shopping. Dia lebih memilih berdiam diri di dalam kamarnya, menghabiskan waktu membaca buku dan menyelesaikan pekerjaan kantor yang tinggal beberapa langkah lagi.Tapi sepertinya, agendanya hanya sebatas wacana saja, karena tidak semudah itu Aldenzio membiarkan Jasmine hidup enak menikmati kekayaannya. Dia ingin membuat hidup Jasmine menderita, bukan menjadikannya ratu di rumahnya.“Kamu pikir kamu di sini ratu?” ucap Zio, bersidekap di depan pintu kamar Jasmine.Jasmine yang sedang sibuk dengan laptopnya menatap ke arah Aldenzio sambil menghela napas panjang. “Deadline kerjaan yang kamu berikan besok, dan kamu kira aku enak-enakan gak ke

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jeratan Cinta Tuan Muda   10.Penasaran

    "Itu mobil Zio, kan?" gumam Jasmine sambil menatap ke arah jalanan, di mana mobil Zio melaju dengan kecepatan tinggi. Gadis cantik yang tengah membawa banyak paper bag itu menatap penuh kebingungan saat suaminya keluar dan melaju dengan mobilnya begitu cepat."Aku ikutin nggak ya?" Jasmine langsung memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil. Sepertinya dia ingin mengikuti mobil Zio, tapi setelah berada di dalam mobil dan memakai seatbelt-nya, Jasmine menggelengkan kepalanya, lalu memukul pelan kepalanya. 'Gak boleh, Jas. Bukannya sudah jelas kalau dalam perjanjian itu tidak boleh ikut campur dan melebihi batas soal privasi? Ya walaupun garis besarnya privasi kamu sendiri sudah jadi asumsi Zio, kan?'Sedetik kemudian, Jasmine menyalakan mesin mobilnya, sambil tetap menggelengkan kepalanya. "Gak! Anggap saja dia orang asing yang masuk dalam hidup kamu, Jas. Kamu nggak boleh ikut campur dalam masalah dia," gumamnya pelan.Dari pada ikut campur urusan Zio, alangkah baiknya Jasmine

    Last Updated : 2024-11-27

Latest chapter

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   32.Bertemu Jasmine [Ending]

    “Hari ini Mama sudah bisa keluar dari rumah sakit, Ma,” ucap Zio sambil merapikan barang-barang mamanya. “Tapi maaf, Zio harus keluar kota malam ini juga karena kerjaan, Ma, dan Zio gak tahu akan pulang kapan.”“Kerjaan atau kamu mencari Jasmine yang kabur dari kamu?”Tangan Zio langsung berhenti saat mamanya menyebut nama istrinya. Bukankah sang suster sudah melarang mamanya menonton TV?“Gak usah kamu tutupi, Zi. Mama tahu semuanya. Mama tahu kalau kamu menikah dengan anak dari Melda, wanita yang sudah menghancurkan hidup Mama, kan? Kenapa harus kamu tutupi?”“Mama tahu dari mana?” tanya Zio dengan menatap ke arah Luna.“Mama tahu karena Mama lihat siaran kamu di TV. Kalau Mama gak diam-diam menonton, Mama gak akan tahu sosok istri kamu. Mama tidak akan melarang semua kebahagiaan kamu. Jasmine gadis baik-baik. Mama masih ingat jelas bagaimana Jasmine minta maaf sama Mama dan nangis-nangis karena Papanya juga jadi korban dari perselingkuhan Mamanya.”Zio makin tidak bisa berkata-kata

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   31.Semua Terbongkar

    Melda tidak menyangka jika ternyata Aldenzio adalah putra dari wanita yang sudah dia rusak rumah tangganya. Dan yang paling tidak dia sangka, ternyata dia menjual Jasmine ke Aldenzio, bukan kepada laki-laki tua seperti yang ada di angan-angannya.Sekarang, Melda hanya bisa menerima semuanya. Mau menangis darah pun, Aldenzio tidak akan pernah melepaskannya, apalagi semua bukti sudah Aldenzio kantongi dan diserahkan ke pihak yang berwajib.Hanya tinggal Putri saja yang bisa menyelesaikan semuanya. Entah Putri bisa menolong Melda atau tidak, tapi setidaknya Putri bisa mencari pengacara untuk meringankan hukumannya.Berita penangkapan Melda ternyata diketahui oleh Luna. Wanita paruh baya itu menonton berita penangkapan tersebut sambil menghela napas panjang dengan kasar.“Jadi selama ini dia masih berkeliaran di luar? Dan apa sebenarnya yang terjadi? Zio, kenapa dia menyebut nama Jasmine, istrinya? Apa mereka ada hubungan di balik semua ini?”Saat hendak melihat berita lain, sang suster m

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   30.Penangkapan

    Melda menggigit kukunya, panik merayapi pikirannya. Bagaimana Zio bisa tahu rahasia besarnya? Jangan-jangan, memang benar jika Zio tahu segalanya tentang hidupnya. Wanita paruh baya itu mondar-mandir di ruangannya dengan tatapan penuh kecemasan. Rahasia yang sudah ia kubur dalam-dalam dan percaya tak akan pernah ada yang mengetahuinya ternyata kini terancam terungkap. Jasmine sudah membongkar semuanya sebelum ia pergi meninggalkan segala huru-hara ini.“Tidak, aku harus cari Jasmine. Dia pusat masalahnya. Kalau dia tidak cerita pada Zio, mana mungkin Zio tahu semua ini,” desis Melda, mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja.Baru saja ia hendak menghubungi orang kepercayaannya, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk dari luar oleh asistennya.“Apa ada info soal yang saya minta tadi?” tanyanya cepat.Pria itu mengangguk, lalu menyerahkan beberapa berkas ke hadapan Melda.“Sepertinya, Bu Melda melewatkan sesuatu. Baru-baru ini ada kabar yang menyangkut soal Aldenzio dan Jasmine.”Me

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   29.Makin Berani

    “Maaf, Pak. Ada tamu yang bersikeras ingin bertemu dengan Bapak. Saya tidak bisa melarangnya, dia sedang berada di ruang tamu kantor,” ucap sang sekretaris sambil menundukkan kepala.“Dan berita tentang Bapak semakin menyebar luas ke mana-mana, jadi asumsi publik terus berkembang. Saya juga sudah melihat ini sangat berpengaruh pada perusahaan. Apa Bapak mau saya bantu untuk take down berita ini? Biar nanti saya dan asisten Bapak yang mengatasinya.”Aldenzio menggelengkan kepalanya dengan tatapan datar. “Saya sudah punya cara sendiri. Take down atau tidak, beritanya akan tetap mengalir begitu saja karena pasti ada oknum yang berpihak pada penyebar berita.”“Tapi itu nggak benar, kan, Pak?” tanya Rika memastikan. “Eh, maaf kalau saya lancang.”Aldenzio tidak menjawab, hanya melirik sekilas sang sekretaris. “Nggak perlu saya klarifikasi, nanti kamu tahu sendiri,” jawabnya sambil berjalan ke arah ruang tamu kantornya.Dia sudah cukup hafal siapa yang datang. Pasti Melda dan Putri yang aka

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   28.Banyak Masalah Yang Harus Dihadapi

    Pagi ini, kabar pengunduran diri Jasmine sekaligus video Jasmine kencan malam itu dengan Zio sudah ramai jadi perbincangan di seluruh penjuru kantor. Banyak sekali yang menduga-duga jika Jasmine mengundurkan diri karena memang Jasmine ketahuan selingkuh dengan CEO dari perusahaannya sendiri. Apalagi kabarnya Jasmine memang sudah melakukan pernikahan secara diam-diam. Sosok suami Jasmine saja tidak ada yang tahu bagaimana, dan jelas ini menyimpan banyak pertanyaan dari rekan kerjanya. Apalagi Zio hari ini juga tidak masuk kerja.“Gila, nggak nyangka jika Jasmine ternyata seperti itu.” “Parahnya lagi Pak Zio, harusnya dia tahu kan status kontrak kerjaan Jasmine seperti apa. Dan kenapa kalau sudah bersuami dia malah deketin Jasmine, sampai buat dinner romantis segala?”“Ck, nggak lupa kan kalau Jasmine itu pindahan dari kantor cabang? Jadi aku yakin Jasmine status saat ngelamar kerja belum menikah. Apalagi katanya nikahnya diam-diam, kan?” “Jangan-jangan ini yang membuat Jasmine hidup

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   27.Jangan Cari Aku

    “Kenapa bisa kecolongan seperti ini? Kalian bisa kerja nggak sih!” teriak Zio memarahi beberapa pengawal yang sedang berdiri berjejer di depannya. “Saya nggak mau, sekarang juga cari Jasmine sampai ketemu. Kalau belum ketemu, tidak ada yang boleh kembali ke rumah ini, ngerti?” “Ba-baik, tuan.” Gugup mereka. “Tunggu apa lagi? Cari sekarang!” teriak Zio, sambil menunjuk ke arah luar. Beberapa pengawal itu langsung keluar dari ruangan tengah. Zio meraup wajahnya dengan frustrasi. Padahal, kabar bahagia sedang menyelimutinya, malah dia harus mendapatkan kabar buruk bahwa istrinya kabur lewat balkon. Zio menatap ke arah atas, dia beranjak berdiri dan menaiki anak tangga, tapi sebelum naik, suara Bi Mirna membuat Zio berhenti. “Maaf, tuan. Tadi saya menemukan ini di kamar Nona Jasmine.” Ucap Mirna, dengan menyodorkan selembar kertas yang dilipat kecil. “Maaf, kami sudah teledor menjaga Nona Jasmine.” Zio tidak menjawab, dia hanya mengibaskan tangannya dan beranjak menaiki anak tang

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   26.Amarah Zio Yang Kalap

    Melda menatap tak percaya dengan hasil video yang terekam di ponsel Putri. Dia melihat sendiri bagaimana Zio mengungkapkan perasaannya dan juga seberapa effort dia memberikan kejutan untuk Jasmine.“Mama kaget kan? Sepertinya Zio memang tertipu dengan muka polosnya. Dan asal Mama tahu, Kak Jasmine ternyata tidak dikeluarkan dari kantor cabang Zio. Dia malah ditarik ke perusahaan besar Zio, dan mungkin Kak Jasmine menggoda Zio hingga dia terjerat sama sifat manipulatif Zio,” ucap Putri sambil duduk tenang di sofa.“Jasmine gak boleh bahagia. Dia harus menderita, seperti dulu Mama menderita karena hadirnya gadis pembawa sial itu,” ucap Melda dengan tangan yang mengepal kuat.Putri yang tadinya asyik memainkan kuku-kukunya langsung mendongak dengan senyum miring. “Bukannya ini kesempatan yang bagus ya, Ma?”“Maksud kamu?”“Mama butuh perusahaan Zio untuk melancarkan usaha Mama, kan? Tinggal ancam Zio dengan video ini dan buat Zio harus meninggalkan Jasmine. Lalu, Zio jadi kekasih Putri.

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   25.Dinner Permintaan Maaf

    “Lembur lagi, Jas?” tanya salah satu temannya yang sedang bersiap-siap untuk pulang.Jasmine mengangguk sambil menatap Tika yang hendak pulang. “Mau pulang?”“Iyalah, doi sudah jemput di depan. Baik-baik di sini ya, ingat jaga kesehatan. Baru sembuh malah lembur lagi kamu.”“Yang sakit kaki, bukan kepala, sayang,” jawab Jasmine sambil mengangkat beberapa berkasnya. “Apalagi kerjaan numpuk, jadi harus siap lembur. Tadi juga ada tambahan tugas dari kepala tim, dan itu harus diselesaikan hari ini. Besok harus sudah siap dikirim ke Pak CEO.”“Fighting! Aku pamit dulu ya.”“Hem, hati-hati,” ucap Jasmine sambil melambaikan tangannya.Tika langsung keluar kantor, meninggalkan Jasmine sendirian.Dari ruangannya, Zio menatap CCTV, melihat Jasmine sendirian di ruangannya. Laki-laki itu mengukir senyum. “Sepertinya Rika memang benar-benar bisa diandalkan,” gumamnya pelan.Baru juga diomongin, Rika sudah menjulurkan kepalanya. “Maaf, Pak, semuanya sudah selesai. Apa saya boleh pulang?”“Hem,” jaw

  • Jeratan Cinta Tuan Muda   24.Ribetnya Minta Maaf

    Sepertinya siang ini Rika dibuat pusing dengan kemauan CEO-nya. Entah kenapa tiba-tiba Zio memintanya untuk mencarikan cara agar bisa meminta maaf pada seorang wanita. Dan yang jadi pertanyaan Rika adalah, memangnya atasannya ini sedang dekat dengan seorang gadis? Kalaupun iya, siapa? Sepertinya hari ini akan menjadi perbincangan para karyawan, karena saat jam istirahat, Rika berkumpul dengan tim desain sambil membicarakan kalau desain Jasmine sudah di-ACC oleh sang CEO dan akan diluncurkan minggu depan. “Kenapa sih kelihatan pusing banget? Tugas dari pak bos numpuk ya?” tanya Rangga sambil menyerahkan kopi cup yang baru saja diambil dari lobi bawah, menemani mereka ngobrol. Rika mengangguk pelan. “Sebenarnya hari ini aku nggak ada kerjaan, tapi...” “Bagus dong, masa nggak ada kerjaan malah pusing? Mau tukaran sama aku?” sahut Jasmine sambil menunjuk laptopnya. “Kerjaan aku numpuk banget karena beberapa hari kemarin aku nggak datang ke kantor.” Masalahnya bukan itu. Masalahn

DMCA.com Protection Status