Home / Romansa / Jeratan Cinta Tuan Muda / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Jeratan Cinta Tuan Muda: Chapter 11 - Chapter 20

32 Chapters

11.Apakah Mulai Membaik

Jasmine menatap kaget ketika dirinya malah ketiduran di kamar Aldenzio. Matanya berputar menatap ke arah Zio. Untungnya, suami kejam dan tidak punya perasaan itu masih tidur. Sial, gara-gara tengah malam mendengar Zio muntah, Jasmine harus rela berjaga sampai ketiduran di sofa kamar Zio. Gadis cantik itu berjalan dengan kaki berjinjit, jangan sampai Zio bangun dan melihat Jasmine berada di dalam kamarnya.Perlahan tapi pasti, Jasmine membuka handel pintu kamar Zio, berusaha tidak menimbulkan suara sama sekali. Berhasil! Jasmine bisa keluar dengan selamat tanpa ketahuan oleh Zio. “Huhhh, untung selamat,” gumamnya sambil menutup pintu kamarnya.Langkah kakinya menuju sofa di kamarnya. Dia menatap jam yang masih menunjukkan pukul lima pagi. Itu artinya, Jasmine bangun terlalu pagi. Gadis cantik itu menyentilkan jarinya. Sepertinya karena masih pagi, Jasmine bisa membuat sarapan dulu. Sejak menjadi istri Zio, Jasmine memang tidak pernah menginjakkan kaki di dapur. Dulu, saat bersama Putr
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

12.Simesum

Pagi-pagi begini, Jasmine sudah sibuk mengurus beberapa laporan pengiriman dan mempersiapkan bahan untuk rapat nanti. Dia tahu, Zio menunjuknya sebagai pemimpin rapat bukan karena percaya akan kemampuannya, tapi untuk mempermalukannya di depan semua orang. Zio yakin Jasmine takkan mampu menyelesaikan tugas itu dengan baik, dan akan menggunakan momen ini untuk membuat Jasmine semakin terpojok.Namun, siapa sangka, Jasmine justru sudah siap dengan semua pekerjaannya hari ini.“Pak Zio sudah datang?” tanya Jasmine pada sekretarisnya, Siska. “Maaf, Jas. Sepertinya belum,” jawab Siska sambil melirik jam di meja kerjanya. “Kamu mau titip bahan untuk rapat? Nanti aku kasih ke Pak Zio.”“Enam desain untuk bahan rapat hari ini sudah selesai,” Jasmine menyerahkan sebuah map. “Salinannya juga sudah aku kirim via email. Nanti, tolong bilang ke Pak Zio kalau aku sudah menyelesaikan semuanya.”Siska tertegun. “Enam desain? Kamu gak salah, Jas? Kalau gak salah, kemarin Pak Zio bilang cuma butuh dua
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

13.Selalu Menjadi Kambing Hitam

PlakkkJasmine mematung sejenak setelah bunyi tamparan keras mendarat di pipinya. Kepalanya berputar cepat, tangan kanannya memegang pipi yang masih terasa panas, dan matanya berkaca-kaca. Melda menatapnya dengan penuh emosi."Kenapa kamu bersusah-susah menghancurkan perusahaan Mama, ha? Apa karena Mama sudah memaksamu menikah?" tanya Melda dengan suara penuh amarah. "Atau mungkin ini balas dendammu, huh? Anak yang tidak tahu diri, hanya bisa menyusahkan, dan sekarang malah semakin keterlaluan, kamu, Jasmine!" ucap Melda dengan napas yang memburu.Jasmine hanya bisa menatap Melda dengan tatapan kosong. Bibirnya bergetar tanpa suara. Semua tuduhan yang dilayangkan Melda terasa begitu menghantam, membuat Jasmine terdiam dan terpaku.Setelah cukup tenang, Jasmine mendongak dan menghapus air matanya dengan kasar. "Apa belum cukup Mama menghancurkan hidup Jasmine? Apa Mama tidak merasa kalau ini adalah hukuman buat Mama selama ini?"Melda tertawa sumbang sambil menarik rambut Jasmine. "Bi
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

14.Panik

Aldenzio memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Mataku fokus pada jalan, tapi pikiranku nggak tenang. Sesekali, Zio melirik ke arah Jasmine yang terbaring tak sadar di kursi penumpang. Darah yang mengalir dari luka di dahinya bikin Zio makin panik. Entah kenapa, Zio malah teringat kejadian di mana mamanya juga mengalami hal seperti ini dulu saat hampir saja bunuh diri. Dan ini malah terjadi pada Jasmine.“Apa kamu mau bunuh diri, Jas?” gumamnya pelan. Sedetik kemudian, Zio menggelengkan kepalanya. “Gak mungkin! Dia gak mungkin lakuin hal senekat ini.”Tatapan Zio kembali ke arah Jasmine yang masih memejamkan matanya dengan tidur tenangnya. "Kamu tahan ya," gumamnya, meskipun Zio tahu kata-katanya nggak akan sampai ke telinga Jasmine. Setidaknya dia memiliki kata-kata penengang untuk dirinya. Entah apa yang dilakukan Jasmine hingga bisa jatuh di kamar mandi dan sampai seperti sekarang ini. "Jangan mati dulu, Jasmine. Aku masih butuh kamu."Tiba-tiba hujan turun begitu deras, membuat Zi
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

15.Apakah Salah

Jasmine sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Dia sendirian di ruang itu, entah ke mana Aldenzio. Setelah Jasmine sadar, laki-laki itu tidak lagi menampakkan batang hidungnya. Namun, bukannya Jasmine khawatir, dia hanya menggelengkan kepalanya. Dia sudah cukup tahu bagaimana suaminya memperlakukan dirinya.Tiba-tiba saja Jasmine merasakan panggilan alam. Gadis itu menghela napas, berusaha bangkit dari tidurnya. "Argh, kenapa masih sakit sih," gumamnya pelan sambil mencoba mencari pegangan.Namun, tiba-tiba saja pegangannya meleset. Hampir saja kepala Jasmine kembali menghantam sudut meja kalau saja tidak ada seseorang yang sigap menolongnya. "Kalau sakit, hati-hati," ucap orang itu.Jasmine langsung mendongak, ingin melihat siapa yang datang. Napasnya langsung tercekat ketika melihat Aldo berada di ruangannya sendirian.Buru-buru Jasmine menghempaskan tangan Aldo yang ada di pinggangnya. "Gak usah sentuh aku." "Jas..." "Apa? Mau ngetawain hidup aku? Mau bilang kalau aku gadis g
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

16.Perasaan Makin Rumit

Kata-kata Jasmine barusan masih terngiang di kepalanya. Dia duduk di ruang tunggu dengan berulang kali meraup wajahnya. Sesekali, dia menatap pintu ruangan Jasmine. Sepertinya memang benar-benar ada yang dilewatkan oleh Zio. Tangan laki-laki itu langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.“Cari data Jasmine, apakah benar jika Jasmine itu bukan anak dari Melda.”“Baik, Tuan. Akan segera aku carikan datanya dan aku kirim ke Tuan sesegera mungkin.”“Baik, malam ini harus sudah dapat.”“Siap, Tuan.”Zio berjalan merunduk sambil memainkan ponselnya hingga dia tidak sadar menabrak seseorang. Refleks, Zio menahan pinggangnya. Putri menatap tanpa kedip laki-laki yang ada di depannya. Pahatan wajahnya memang benar-benar sempurna, bahkan dia sampai menjatuhkan beberapa resep dokter yang ada di tangannya.“Jadi ini yang Mama tunjukkan fotonya. Sumpah ganteng banget,” batin Putri.Zio langsung melepaskan tangannya, membenarkan jasnya, dan pura-pura tidak mengenal gadis yang ada di
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

17.Bertarung Antara Hati dan Perasaan

Selama bekerja, Zio tidak begitu fokus dengan pekerjaannya. Entah kenapa, dia merasa ada yang aneh pada dirinya. Kenapa sekarang dia sering memikirkan Jasmine? Semua ucapan gadis itu, yang seharusnya tidak penting, justru terus terngiang di pikirannya. Zio menyandarkan kepalanya pada kursi kerja sambil meraup wajah dengan kasar. "Aku ini kenapa sih? Mau Jasmine bukan anak dari Melda, mau dia bertaruh dengan segala hal di masa lalu, seharusnya aku gak begini. Yang harusnya kupikirkan itu cuma cara buat mereka sengsara, bukan seperti ini," gumamnya pelan. Zio berusaha menenangkan pikirannya dengan menyeruput kopi yang ada di mejanya, sampai dia dikagetkan oleh ketukan dari luar. Tok… tok… tok… "Permisi, Pak Aldenzio," ucap sekretarisnya sambil menjulurkan kepala ke dalam ruangan. "Masuk." Sekretaris itu masuk sambil membawa beberapa dokumen dan sebuah kertas kecil. "Maaf, Pak. Ini dokumen yang harus ditandatangani, dan nanti sore ada rapat jam tiga. Selain itu, ini…" Ia m
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

18.Ketahuan

Jasmine berjalan menjauh dari ruangan itu dengan raut wajah kesal. "Kalau aku nggak bisa masuk dengan cara baik-baik, mungkin ada cara lain," gumamnya. Dia lalu duduk di bangku yang agak jauh dari ruangan itu, memperhatikan setiap gerak-gerik pengawal yang menjaga pintu.Sesekali, mereka berbincang dengan pelan. Salah satu dari mereka bahkan tampak sering melihat jam tangan, seolah menunggu sesuatu. Jasmine menunggu dengan sabar, walaupun sambil menahan nyeri di kakinya.Setelah beberapa menit, seorang perawat mendekati dua pengawal itu sambil membawa nampan kecil berisi gelas dan makanan ringan. Kedua pengawal itu tampak berterima kasih, lalu salah satu dari mereka berjalan ke sudut lorong, mungkin untuk menikmati makanannya."Ini kesempatanku!" pikir Jasmine sambil beranjak berdiri.Dengan hati-hati, dia berjalan mendekati pintu ruangan itu, memastikan pengawal yang tersisa sedang sibuk berbicara dengan perawat. Jasmine menahan napas, tubuhnya merapat ke dinding. Ketika suasana ter
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

19.Berantem

Jasmine merasa kebingungan saat hendak membuka pintu, tapi tidak bisa. Bahkan, bolak-balik dia menariknya, dan hasilnya tetap sama. Dia menatap ke arah Luna yang masih berbaring lemah. Jasmine sudah merapikan tempat tidur Luna dan juga sudah membersihkan tubuhnya. “Kok nggak bisa dibuka? Masa iya dikunci dari luar sih?” gumamnya pelan. Tak butuh waktu lama, Jasmine mendengarkan suara pintu dibuka. Gadis itu langsung mundur beberapa langkah. Mau sembunyi pun percuma karena kakinya juga tidak bisa buat jalan cepat. Tatapan mata Elang Aldenzio langsung terarah pada Jasmine yang berdiri di depan pintu. Gadis itu meneguk salivanya susah payah dengan tangan yang sedikit gemetar. “Aldenzio,” lirih Jasmine. “Aku bisa jelas.....” ‘Ikut aku sekarang!’ tegas Zio dengan menarik paksa tangan Jasmine. “Awhhh, kaki aku masih sakit, Zi.” Zio tidak menghiraukan ucapan Jasmine, dia menarik paksa Jasmine keluar dari rumah sakit. Dengan langkah kaki yang terseok-seok, bahkan Jasmine sampai menetes
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

20.Mulai Menyesali Perbuatannya

Setelah mengantarkan Jasmine pulang dan mengurung gadis itu di rumah, Zio kembali ke kantornya dengan perasaan jengkel. Jujur, dia masih sangat marah dengan kelancangan Jasmine. Tangannya meraih ponsel untuk bertanya tentang kondisi mamanya di rumah sakit.“Hallo, Dok. Bagaimana kondisi Mama?” tanyanya langsung.“Hallo, Tuan. Kondisi Mama Anda baik, tidak ada masalah yang serius, dan tidak ada alat medis yang dilepaskan. Jadi, sepertinya dugaan Anda salah. Nona Jasmine hanya masuk untuk mengelap tubuh Mama Anda. Dari yang saya lihat, dia juga merapikan meja saja. Coba, Tuan cek CCTV lagi. Kalau ada yang mencurigakan atau apapun itu, Anda bisa beri tahu saya,” jawab dokter di seberang telepon.Tanpa menjawab, Zio langsung memutuskan panggilan. Dia segera mengecek rekaman CCTV yang tersambung ke ruangan mamanya. Dalam rekaman itu terlihat jelas Jasmine masuk, duduk di samping tempat tidur mamanya, dan mulai berbicara. Bahkan, suara Jasmine terekam dengan jelas, mengungkapkan keluh kesa
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status