All Chapters of Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan): Chapter 91 - Chapter 100

145 Chapters

Bab 91: Kamu Cemburu?

Alfie melajukan mobilnya ke sebuah sasana tinju yang pernah dia kunjungi beberapa bulan lalu. Hanya itu satu-satunya tempat yang tepat untuk melampiaskan kemarahannya saat ini.Tempat itu lengang sore ini karena memang tidak ada jadwal latihan. Tetapi Alfie sudah kenal dengan penjaganya. Dia diizinkan masuk setelah membayar sejumlah biaya.Setelah melepas jas, dia membuangnya sembarangan. Begitu juga dengan kemeja yang membalut tubuhnya. Menonjolkan otot dada yang liat, dengan tato di punggung kiri dan terus menyambung sampai ke dada.Sebelum memulai latihan sore ini, Alfie lebih dulu pemanasan untuk melemaskan otot-totonya. Baru setelah itu dia mengambil pembungkus tangan dari rak dan memakainya.Selesai dengan pembungkus tangan yang membungkus pergelangan dan telapak tangan, Alfie memakai sarung tangan untuk melindungi tulang-tulang di tangannya dari bahaya patah tulang.Tujuan Alfie hanya satu, meninju samsak sekencang dan sebanyak mungkin untuk meluapkan gejolak amarah yang masih
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 92: Masih Banyak yang Belum Diketahui

Kali ini Mandala menganga sejadi-jadinya. Di awal kedatangan Viona ke Solo, perempuan itu berulang kali mengatakan ingin menggugat cerai Alfie.Namun lambat laun pikirannya berubah setelah Mandala membujuknya. Begitu juga dengan Padma. Setidaknya itu yang Mandala dengar dari Viona lewat pesan-pesan singkat yang dikirimkan padanya.Mandala pikir hubungan mereka membaik karena Viona berniat memberitahu Alfie tentang kehamilannya. Viona juga bercerita Alfie sudah mulai berinteraksi dengan Sabda.Ternyata itu semua hanyalah ilusi. Alfie tetaplah Alfie, yang tidak peduli pada orang lain sama sekali. Dia tidak segan menyakiti orang lain yang dianggap sudah mengusiknya."Apa yang terjadi, Al?" Mandala tahu Alfie tidak akan menjawab pertanyaannya, tetapi dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya.Namun di luar dugaan, Alfie justru bercerita tentang Viona yang menyembunyikan kehamilannya. Dia justru tahu setelah janin itu tidak ada. Itu pun dari mulut Khadafi.Bukan hanya itu, Alfie
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 93: Membawa Sabda Juga

Ucapan Mandala membuat Alfie ikut menoleh. Mereka bersitatap untuk beberapa detik sebelum Alfie kembali memandang langit-langit sasana dengan tatapan menerawang."Hidup Padma dikelilingi oleh ular berbisa, Mandala. Bukan hanya orang tuanya yang toxic, keluarga ibunya juga brengsek.""Aku tahu kamu mencoba melindungi Padma," jawab Mandala maklum. "Tapi apa yang kamu lakukan pada Viona sudah keterlaluan, Al. Aku bahkan yakin Padma juga tidak menginginkan hal ini. lya, kan?"Alfie terdiam.Padma memang tidak pernah ingin menceraikan Viona. Di matanya, hanya perempuan itu yang bisa merawat dan menyayangi Sabda dengan tulus.Itu sebabnya Alfie membuat host-nya itu 'tidur' agar tidak bisa melarangnya menceraikan Viona. Tapi dia yakin ini adalah yang terbaik untuk Padma.Masalah Sabda, Alfie yakin bayi itu akan terbiasa tanpa Viona. Ini hanya tentang waktu saja. Mereka akan kembali melanjutkan hidup seolah Viona tidak pernah ada."Sebenarnya apa yang kamu dapatkan setelah menyiksa psikis Vio
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 94: Tidak perlu Membantunya lagi

Setelah cukup lama berbaring di atas tempat tidur, Viona menyadari ada sesuatu yang mengganjal di bawah bantalnya.Terdorong oleh rasa penasaran, Viona mengangkat benda itu dan menemukan satu set baju tiduryang dipakai Sabda semalam. Dia mengambil dua helai kain itu lalu mendekatkannya ke hidung.Aroma Sabda masih melekat dengan sempurna di sana dan sedikit mengobati kerinduan Viona. Bu Retno pasti menyembunyikan baju Sabda di bawah bantal agar tidak dipergoki oleh Alfie Jahanam.Ada secarik kertas yang juga terselip di bawah bantal. Dengan pandangan mengabur, Viona membaca tulisan Bu Retno yang tampak berantakan karena mungkin ditulis dengan terburu-buru."Mbak, Ibu terpaksa ikut Tuan karena takut Den Sabda diapa-apakan. Tapi Ibu berdoa semoga Mbak Viona bisa bertemu Den Sabda lagi. Maaf, cuma baju itu yang bisa Ibu tinggalkan. Mbak Viona sehat-sehat, ya. Biar bisa ketemu Den Sabda lagi."Air mata Viona kembali menitik dengan deras. Dipeluknya baju Sabda dengan kuat sambil meringkuk
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 95: Kamu Mencintainya?

Perempuan 22 tahun itu terlihat rapuh. Tetapi tekad yang terpancar di kedua matanya tak bisa diabaikan begitu saja.Dan itu yang membuat Mandala kian tertarik pada Viona. Masalahnya, apa Viona mau menerima perasaannya? Apa dia tidak terlalu cepat jika mengungkapkan perasaannya sekarang?Namun Mandala tidak bisa menunggu lagi. Sudah terlalu lama dia diam melihat Alfie memperlakukan Viona dengan sangat buruk.Dia ingin Viona tahu masih ada lelaki normal yang siap menjaga dan memperlakukannya dengan penuh kasih sayang."Tidak. Dia hanya kecewa karena aku tidak memberitahukan tentang kehamilanku." Viona mengurai senyum pahit.Mandala menggeleng tak percaya.Bahkan setelah Alfie memperlakukan Viona dengan tidak manusiawi, perempuan itu masih berupaya melindunginya dengan tidak mengatakan tuduhan Alfie yang sangat kejam dan tidak berdasar.Terbuat dari apa hati Viona? Alfie benar-benar sudah membuang sebongkah berlian hanya untuk menyelamatkan egonya yang sebesar kacang kedelai. Alfie breng
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 96: Akan Membayar Semua Penderitaan itu

"Kamu yakin dengan keputusan yang kamu buat?"Viona mengangguk mantap. Tak ada keraguan sedikit pun yang tergambar di wajahnya. "Saya tidak pernah seyakin ini dalam hidup saya, Pak."Viona sudah memutuskan untuk keluar dari kota ini atau dia akan terjebak dalam kenangan menyakitkan tentang masa lalunya. Lebih cepat lebih baik."Kamu bisa bekerja di sini selama yang kamu mau."Bibir Viona mengurai senyum tipis pada Khadafi yang masih terlihat kacau setelah dihajar Alfie kemarin. Hari ini dia bekerja untuk yang terakhir kalinya sebelum menghadap Khadafi dan menyampaikan pengunduran dirinya."Sebelum terima kasih atas tawarannya, tapi saya tidak bisa. Saya akan kembali ke Jakarta dan melanjutkan wisuda.""Apa saya menimbulkan masalah antara kamu dengan suami kamu? Apa kalian bertengkar hebat karena ucapan saya kemarin?" Khadafi mencondongkan tubuh dengan raut serius.'Bukan hanya bertengkar hebat. Kami bahkan bercerai,’ batin Viona dalam hati."Tidak ada apa-apa." Viona berbohong. Dia ti
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 97: Kemarahan Padma

Viona menatap Tirta yang masih terbaring di atas tempat tidur dengan berbagai selang yang menempel di tubuhnya dengan mata berkaca-kaca.Sudah dua bulan lebih lelaki tampan itu terbaring di sana tanpa menunjukkan tanda-tanda kapan dia akan bangun. Mulanya, dia bertekad akan tetap setiap dan menunggu Tirta sampai dia sadar.Namun kemudian dia menyadari satu hal, perasaannya sudah tidak sama seperti dulu lagi.Sadar atau tidak, ada nama lain yang perlahan mulai menggeser posisi Tirta di hatinya. Yang tersisa dalam hatinya sekarang adalah rasa sayang sebagai teman.Bagaimanapun juga, Tirta pernah ada di saat-saat buruk dalam hidupnya. Dia adalah orang pertama-selain Yuanita-yang menyediakan bahu untuk bersandar setiap kali Viona merasa sedih.Dan empat tahun bukanlah hal mudah untuk melupakan itu semua.Namun Ibu Tirta benar, dia tidak mungkin terus menunggu Tirta sedangkan hidup harus terus berjalan. Ada Sabda yang menunggu dirinya saat ini."Maaf, Tirta," bisik Viona sambil meraih tang
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 98: Saran dari Mandala

Mandala termangu selama bebarapa detik. Sepertinya Padma tidak sedang menelepon, tetapi bertengkar dengan alter egonya sendiri. Hal ini sering terjadi jika keduanya tidak sepakat dengan satu hal.Orang awam yang melihat Padma pasti akan berpikir dia gila karena bicara seorang diri. Dulu Mandala juga berpikir begitu sampai Padma sendiri yang memberitahu bahwa dia mengidap DID."Tidak apa-apa. Saya masuk saja," putus Mandala.Mindi hanya menatap Mandala dengan raut prihatin sambil berdoa semoga lelaki tampan berbadan kekar itu bisa keluar dari sana dengan selamat.Mandala mengetuk pintu tiga kali lalu langsung membukanya tanpa menunggu jawaban dari dalam. Saat menyelinap masuk, netranya menangkap sosok Padma yang tengah duduk bersandar di sofa dengan mata terpejam.Mandala mendekat lalu duduk di samping lelaki itu. "Padma?" panggilnya pelan.Perlahan Padma membuka mata, lalu menoleh ke arah Mandala dengan raut terkejut. "Aku tidak mendengar kamu masuk."Dari tone suara yang Mandala deng
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 99: Sengaja Menyebar Videonya

Padma menerobos keluar dari ruangannya setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Mindi. Di belakangnya, Mandala menyusul sambil menelepon Linda, PR (public relation) dari Lion Capital.Wajah Padma tampak gusar saat mereka ada di dalam lift. Dia berusaha menenangkan diri atau Alfie akan muncul lagi. Padma tidak ingin ada masalah baru yang ditimbulkan oleh Alfie.Begitu sampai di lobi, Linda sudah lebih dulu ada di sana dan menjawab semua pertanyaan wartawan yang mencoba menerobos masuk.Padma sengaja berlindung di balik tembok bersama Mandala dan medengarkan apa saja yang ditanyakan oleh para wartawan."Benarkah Pak Arya sering melakukan kekerasan pada anaknya sendiri?""Apa benar Kalfian Adikara bukan anak kandung Pak Arya?""Benarkah rumor yang beredar bahwa Pak Arya memiliki anak lain selain Kalfian dan Cyntia?"Itu hanyalah segelintir pertanyaan wartawan yang Padma dengar dan membuat keningnya berkerut.Dia tahu ayahnya belum memberikan pernyataan resmi terhadap skandal video penga
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 100: Ada yang Menyabotase Restorannya

Raut petugas keamanan itu langsung berubah. Penyesalan dan rasa bersalah tergambar di wajahnya. "Maaf, Bu. Pak Padma melarang Ibu masuk ke rumah ini lagi," ujarnya pelan.Pasti Alfie yang mengeluarkan larangan itu, karena Padma tidak mungkin melakukannya. Tetapi Viona tidak menyerah begitu saja.Dia menangkupkan tangan di depan dada dan menatap petugas keamanan di hadapannya dengan mata berkaca-kaca. "Tolong, Pak. Saya hanya ingin melihat Sabda. Saya rindu sekali."Petugas keamanan itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Dia iba melihat Viona yang memohon dengan wajah memelas. Tetapi perintah dari Padma sangat jelas. Viona tidak boleh masuk ke rumah ini apa pun yang terjadi."Saya mohon, Pak." Viona kembali mengiba. Kali ini ditambah setitik bulir bening yang sudah meleleh di pipinya. "Hanya lima belas menit. Setelah memastikan Sabda baik-baik saja, saya akan pulang."Petugas keamanan itu dilanda dilema.Di satu sisi dia ingin membantu Viona. Dia tahu perempuan muda itu sangat menya
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status