All Chapters of Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan): Chapter 71 - Chapter 80

145 Chapters

Bab 70: Tidak akan Bersikap Lunak

Alfie tidak berniat menjawab pertanyaan Arya. Dia hanya menatap lelaki 62 tahun itu dengan tatapan sinis."Elaktabilitas Papa merosot tajam karena semua skandal yang kamu lakukan. Papa bahkan terancam tidak bisa maju ke dalam bursa pemilihan walikota tahun depan." Arya masih memuntahkan kemarahannya.Dan Alfie semakin muak mendengarnya. Dari semua hal di dunia ini, apa pernah Arya memikirkan Padma sebagai anaknya sekali saja? Jawabannya adalah tidak pernah.Otak Arya hanya berisi harta, tahta dan selangkangan wanita. Sedangkal itu.Keluarga-apalagi anak-bukanlah prioritasnya. Itu semua hanya pemanis agar publik dan kolega memandang Arya sebagai lelaki beruntung karena memiliki pernikahan harmonis dan anak yang sukses sebagai pebisnis."Itu masalah Anda, Pak Tua. Dan aku tidak peduli. Tapi jika Anda tidak melepaskanku sekarang, aku jamin Anda akan menyesal."Di luar dugaan, Arya justru tertawa mengejek. "Papa tidak tahu apa yang membuatmu jadi sombong dan gila seperti ini. Bahkan dalam
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 71: Viona dalam Bahaya!

"Kamu yakin dia orangnya?"Alfie mengamati foto seorang lelaki yang baru saja keluar dari sebuah rumah. Lelaki itu memakai hoodie hitam yang menutup sampai kepala hingga wajahnya tidak terlihat.Pun begitu, ini adalah kemajuan besar yang diperoleh oleh orang-orang kepercayaan Alfie yang sedang memburu orang yang menyabotase mobil Yuanita."Yakin, Tuan." Orang kepercayaan Alfie mengangguk, lalu menunjukkan satu foto lain di mana tersangka mereka tinggal."Ini adalah rumah yang diduga menjadi tempat tinggalnya. Selama berbulan-bulan ini dia pindah ke beberapa kota sampai akhirnya kembali ke kota itu."Alfie mengangguk-angguk selagi orang kepercayaannya terus menjabarkan hasil penyelidikan mereka. Hanya butuh sedikit tambahan waktu untuk mendapatkan orang yang mereka cari selama kurang lebih tiga bulan."Bagus." Alfie menggumam. "Lalu bagaimana dengan Tirta atau Viona?""Lokasi rumah sakit yang merawat Tirta juga sudah ditemukan, begitu juga dengan orang tuanya. Dan kami berhasil menemuk
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 72: Tembak saja Kepalanya

Viona meregangkan tubuhnya yang terasa pegal, lalu mengembuskan napas panjang. Bu Retno benar, menjadi kasir ternyata sangat melelahkan.Sudah lebih dari tujuh jam dia berdiri hingga betisnya terasa kencang. Wajahnya juga terasa pegal karena sepanjang hari dia terus mengulas senyum pada pembeli yang datang ke minimarket ini.Hari ini Viona memang langsung bekerja setelah Khadafı mengatakan dia diterima di minimarket yang buka 24 jam ini. Viona langsung mengabari Bu Retno agar perempuan itu tidak harap-harap cemas menunggunya.Beruntung tidak ada hambatan yang berarti di hari pertamanya bekerja. Rekan-rekan kerjanya yang baru juga cukup ramah dan banyak membantu Viona.Rasanya sangat jauh berbeda dengan pegawai The Union yang sering membicarakannya di belakang sambil melempar tatapan sinis dan mencemooh.Viona merasa dia harus terus menyembunyikan fakta pernikahannya demi mempertahankan suasana kerja yang nyaman seperti ini."Mas Angga, aku pulang dulu, ya," pamit Viona pada supervisor
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 73: Sudah Mengetahui Keberadaan Viona

Cuaca yang semula cerah, dengan cepat berubah mendung ketika Viona melintasi lobi. Lalu saat dia tiba di depan kamar Tirta, hujan deras turun mengguyur bumi.Viona mejauh sebentar dari pintu kamar Tirta dan merogoh tasnya untuk mengambil ponsel. Dia berniat menelepon Bu Retno untuk memastikan kondisi mereka.Sayangnya, baterai ponselnya habis. Viona lupa untuk tidak mengisi ulang semalam. Perempuan itu menepuk dahinya gemas dan menggerutu, "Bisa-bisanya aku lupa charge Hp."Teringat dia bisa mengisi ulang baterai ponselnya di kamar Tirta dengan meminjam charger milik ibunya, dia pun bergegas masuk setelah mengetuk pintu lebih dulu."Nduk, kamu sudah datang?" sapa Ibu Tirta seraya bangkit dari posisi rebahnya di sofa.Viona mendekat lalu mengambil punggung tangan kanan Ibu Tirta dan mengecupnya. "Iya. Ibu sudah makan?""Sudah, tadi Ibu makan di kantin.""Bapak belum datang?" tanya Viona lagi setelah mengedarkan pandangan dan tidak menemukan ayah Tirta."Bapak masih nanti malam datangny
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 74: Dia sudah Mati

Dengan langkah tergesa, Viona keluar dari kamar Tirta dan menyusuri lorong menuju lift. Dia sama sekali tidak menoleh ke belakang hingga tidak tahu ada seorang lelaki yang mengikutinya dalam jarak aman.Sesampainya di lift, lelaki itu tidak ikut masuk tetapi turun lewat tangga. Kaki panjangnya dengan cepat menuruni anak tangga dan sampai di lobi di waktu yang sama dengan Viona.Viona sendiri langsung memesan taksi online karena kendaraan umum sudah jarang di waktu seperti ini. Lagipula dia harus cepat sampai di rumah untuk berkemas.Di saat Viona menunggu taksi online-nya tiba, sebuah panggilan masuk dari Khadafi. Lelaki itu menanyakan posisi Viona karena dia sendiri sempat ada urusan dengan pemasok minimarket."Aku baru keluar dari rumah sakit, Mas. Ini masih nunggu taksi.""Batalkan taksi kamu, Viona. Aku sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Bahaya kalau naik taksi sendirian malam-malam seperti ini.""Nggak usah, Mas. Aku-"Panggilan diputuskan begitu saja sebelum Viona menye
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 75: Pembunuh Yuanita

Rasa marahnya pada Viona tersapu habis dan tergantikan oleh perasaan lain yang tidak dia bisa dia jabarkan secara pasti karena tidak pernah merasakannya selama ini.Ini aneh. Seharusnya dia marah lalu menghukum Viona seperti biasanya, kan? Lalu ke mana amarah dalam dadanya?"Maaf, baju kamu basah." Mendadak suara Viona terdengar saat dia menarik dirinya dari pelukan Alfie dengan kikuk.Alfie merasa ada yang hilang saat Viona menjauhkan diri.Perempuan itu lalu mengusap wajahnya sambil menunduk. Alfie hanya terpaku. Apa yang harus dia lakukan sekarang?"Siapa orang itu?" Lagi-lagi Viona yang lebih dulu buka suara begitu menyadari mulut Alfie masih terkatup rapat.Alih-alih menjawab, Alfie mengeluarkan sebotol air mineral dari kantung plastik. Dia membuka tutup botol lalu mengulurkannya pada Viona."Eh, ini buat aku?" Viona tampak bingung. Yang ada di sampingnya ini Alfie, kan? Perasaannya mengatakan begitu. Tetapi kenapa dia melakukan hal-hal seperti ini?"lya," jawab Alfie singkat.Vi
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 76: Permohonan Viona

Dada Viona berdesir mendengar Alfie menyebutnya sebagai istri. Sebuah pengakuan yang selama ini tidak pernah dengar sekali pun sejak mereka menikah.Viona merasa sikap Alfie malam ini memang berbeda. Lelaki itu bahkan tidak marah saat dia menangis dalam pelukannya dan membasahi kemejanya.Apa Mandala benar bahwa Alfie hanya membutuhkan sentuhan kasih sayang, kesabaran dan cinta untuk menyembuhkan luka batinnya?"Saat kamu pergi, aku mendapat kabar pembunuh itu ada di kota yang sama denganmu. Dan aku punya kecurigaan dia juga sedang mengincar kamu." Suara Alfie memutuskan lamunan Viona."Tapi kenapa dia mengincarku juga?"Alfie menggeleng. "Aku juga belum tahu apa alasannya."Hening lagi."Itu sebabnya kamu menyusul ke sini dan menyelamatkanmu dari pembunuh itu?" Viona bertanya dengan nada hati-hati.Alfie menoleh dan menatap Viona lekat. "Tadinya aku ingin membiarkan pembunuh itu melakukan tugasnya agar aku bisa melihatmu mati di depan mataku."Tengkuk Viona terasa dingin saat Alfie m
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 77: Itu Namanya Cemburu

Tidak ada satu pun orang yang berani menjawab pertanyaan yang dilontarkan Alfie.Kehadiran lelaki itu mengubah atmosfer di ruang tamu menjadi ganjil. Padahal Mandala dan Khadafi tadinya sangat panik saat tiba di rumah Viona.Namun, mereka langsung mengatupkan mulut rapat-rapat begitu melihat Alfie. Bahkan Khadafi yang belum pernah bertemu Alfie sekali pun, memilih untuk menahan diri.Dua orang itu datang di saat yang hampir bersamaan. Mandala datang untuk menjemput Viona, sedangkan Khadafi mengecek apakah Viona sudah sampai rumah atau belum.Ketika Bu Retno mengatakan Viona belum sampai dan tidak menjawab panggilannya, kedua orang itu berniat ke rumah sakit untuk mencari Viona.Sampai akhirnya Viona muncul di ruang tamu bersama Alfie."Tuan mau mandi? Biar saya siapkan air hangatnya. Di sini aimya dingin kalau malam." Bu Retno adalah orang pertama yang memecahkan keheningan di rumah tamu meski dia sendiri sangat takut melihat aura kelam majikannya."Tidak perlu," jawab Alfie dingin. "B
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 78: Dia Juga Anakmu

Viona merasa perutnya mulas.Ditatap setajam itu dari jarak dekat membuat nyalinya menciut. Padahal satu minggu yang lalu dia sangat berani mengatai Alfie dengan kata-kata kasar-yang sekarang sangat dia sesali."Aku minta maaf, bisik Viona susah payah karena lidahnya terasa kelu. "Aku takut kamu akan mengurungku di kamar putih itu lagi, atau melakukan hal lain yang bisa menyakitiku.""Itu karena kamu memang pantas mendapatkan hukuman.""Apa kali ini kamu akan menghukumku lagi?" gumam Viona takut-takut.Dia pasrah jika Alfie ingin menghukumnya malam ini. Yang penting Mandala bisa kembali dengan selamat dan Alfie tidak menyakiti Bu Retno yang ikut kabur bersamanya.Sudut bibir Alfie melengkungkan senyum dingin. Dia beringsut lebih dekat lalu mengangkat tangannya untuk mengusap pipi Viona yang lembut."Tentu saja. Kamu anak nakal yang harus dihukum karena menyembunyikan statusmu pada orang lain. Kamu tidak ingin orang tahu kamu sudah menikah agar bisa memikat lelaki di luar sana, hm?”"B
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 79: Apa Alasanya?

Sekarang Viona bisa melihat sepenuhnya sisi rapuh dalam alter ego Padma ini. Sisi lain yang mungkin tak akan pernah ditunjukkan pada orang lain.Lalu entah dari mana datangnya keberanian itu, Viona berjinjit lalu mengecup rahang Alfie. "Kamu tidak mungkin menjatuhkan Sabda. Kamu menyayangi anakmu, Al.""See, kamu bisa melakukannya, Al. You did a great job."Alfie tersenyum hambar mendengar pujian Padma dalam benaknya. "You think I did a great job?""Tentu. Kamu bahkan sangat natural.""Sekarang kamu terdengar seperti terapismu," ejek Alfie. Padma tertawa renyah.Percakapan yang hanya ada di benak Alfie itu sama sekali tidak terdengar oleh Viona yang kini sedang terlelap sambil memeluk Sabda di sampingnya.Butuh waktu dua puluh menit bagi Alfie untuk melepaskan Sabda. Bayi tampan yang lincah itu melekat dan mencengkeram kemeja Alfie dengan begitu kuat hingga tidak mudah menaruhnya di atas tempat tidur.Dan sekarang, begitu menatap Viona dan Sabda terlelap, perasaan asing yang janggal i
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status