Semua Bab Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan): Bab 61 - Bab 70

154 Bab

Bab 61: Waktu Kita tidak Banyak

Viona merasa begitu labil, Keputusannya terus berubah-ubah. Di satu sisi, dia merasa iba pada Alfie dan merasa kata-katanya terlalu jahat.Tetapi di sisi lain, dia tidak bisa melupakan kekejaman Alfie padanya selama beberapa bulan terakhir. Dia hanya ingin hidup tenang sambil membesarkan Sabda dan janin yang ada dalam kandungannya.Itu impian yang normal, bukan?"Aku sudah kenyang." Suara dingin dan serak itu terdengar lagi.Viona tersentak kaget lalu mengambil mangkuk dari tangan Alfie dan bangkit untuk membawanya ke dapur. Namun langkahnya terhenti ketika suara Alfie terdengar lagi."Apa kamu akan kembali lagi ke sini?""Apa kamu ingin aku kembali?" Viona balas bertanya tanpa membalikkan tubuhnya.Butuh waktu lebih dari satu menit sampai terdengar jawaban singkat Alfie dengan nada ketus yang khas. "Terserah."Viona mengulum senyum lalu beranjak ke dapur. Dia kira hanya perempuan yang mengatakan 'terserah', ternyata lelaki kejam seperti Alfie juga bisa mengatakan kata keramat itu.Sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 62: Sesuatu yang Janggal

Alfie membiarkan Padma 'bangun' setelah membuatnya 'tidur' sejak dua hari yang lalu. Dengan begitu, Padma tidak bisa mencegah apa yang dia lakukan di depan orang Tirta di rumah sakit.Meski begitu, Padma tahu semua hal yang terjadi tadi malam karena dia menceritakannya saat mandi tadi. Alfie mengatakan betapa beraninya Viona meminta cerai dan mengancam jika tidak dikabulkan."Menikmati apa?" balas Alfie sinis."Perhatian dari Viona. Kamu lihat, kan, dia tidak seburuk yang kamu pikirkan,"Alfie melempar senyum mencemooh. Lewat pantulan di cermin, dia seolah bisa melihat raut Padma yang muram. Dia tahu host-nya itu lelah mengingatkannya untuk tidak terus-terusan menyiksa Viona.Padma bahkan menyarankan Alfie untuk mengabulkan permintaan Viona dengan menceraikannya. Yang tentu saja tidak akan dia lakukan!Semalam dia bahkan sudah mengancam Viona dengan membawa nama Sabda. Jika Viona waras, dia tidak akan berani menggugat cerai dirinya."Sok tahu!" desis Alfie. "Hanya karena semalam aku l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 62: Melarikan Diri

Sang supervisor memberanikan diri mengangkat kepala dan menatap sepasang mata kelam milik bos besarnya, lalu meneguk ludah dengan susah payah. Mendadak suasana ruangan ini terasa lebih dingin dari sebelumnya.Suaranya terdengar bergetar ketika menjawab, "Viona mengundurkan diri mulai hari ini, Pak.""Mengundurkan diri?" ulang Alfie lambat, yang dijawab anggukan oleh sang supervisor."Dia mengundurkan diri lewat telepon dan langsung mengatakannya pada saya, alih-alih pada pada HRD."Supervisor itu mulai meremang ketika Alfie bangkit dari duduk dan berjalan menghampirinya dengan kedua tangan di dalam saku celana. Wajahnya begitu dingin dengan sorot mata mengerikan.Dia masih ingat beberapa waktu lalu seorang pegawai di dapur The Union hampir kehilangan tangannya karena ketahuan kongkalikong dengan pemasok sayuran.Bos besar mereka bisa begitu ramah, namun sangat mengerikan jika marah. Jika tidak ada Mandala waktu itu, pegawai The Union itu pasti sudah kehilangan sebelah tangannya akibat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 63: Telah Mengatakan Hal Buruk

Saat di mobil tadi, orang kepercayaannya sudah menelepon dan mengabarkan bahwa Tirta dipindahkan kemarin malam.Sayangnya, staf rumah sakit tidak tahu informasi tentang siapa yang bertanggung jawab dan kemana Tirta dipindahkan, karena tidak ada catatan yang tersimpan dalam komputer mereka.Itu yang membuat Alfie yakin Viona pasti sudah merencanakan pelarian ini dengan baik dan ada orang yang membantunya.Viona tidak mungkin menghilang begitu saja sambil membawa Sabda dan pengasuhnya setelah memindahkan kekasih sialannya itu entah ke mana. Perempuan itu benar-benar licik!Siapa orang yang sudah berani membantu Viona dan menusuknya dari belakang?Alfie yakin siapa pun yang membantu perempuan itu, pasti mengenal dirinya dan dia adalah orang yang berkuasa. Mustahil bisa menyuap staf rumah sakit jika dia tidak punya kuasa atau uang, bukan?Dan yang ada di pikiran Alfie saat ini hanya satu. Ghina.Perempuan itu sudah memindahkan Tirta tanpa sepengetahuannya beberapa hari yang lalu. Dan buka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 64: Mereka akan Kembali

Dada Viona mendadak seperti dicubit ketika ingat kata-kata yang dia lontarkan pada Alfie. Seumur hidup dia tidak pernah berkata kasar pada orang lain.Dorongan kemarahanlah yang membuatnya memuntahkan kata-kata itu. Sekarang, ketika dia memiliki banyak waktu untuk berpikir, Viona merasa dia sudah bersikap terlalu jahat pada Alfie."Aku menyebut Alfie sebagai tong sampah yang tidak berharga dan tidak diinginkan." Viona mengulangi lagi apa yang dia katakan pada Alfie kemarin malam."Wow, you're so mean," seloroh Mandala. "Aku yakin Alfie pasti syok saat mendengar kamu mengatakan itu. Selama ini tidak pernah ada yang berani padanya.Viona mencoba mengingat-ingat ekspresi Alfie setelah dia mengatakan kalimat itu. "Dia memang tidak membalas kata-kataku. Tetapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan."Alfie yang mengigau sambil menangis kembali melintas dalam benak Viona. Membuatnya merasa sedih. Benarkah keputusannya yang pergi meninggalkan Alfie?"Look, aku tahu ini berat dan tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 65: Memikirkan Perempuan Pengkhianat itu

Semalam saat melihat Viona tertidur di sampingnya, Alfie sempat berpikir Viona mungkin berbeda. Viona mungkin tidak seburuk yang dia pikirkan.Yang perlu Alfie lakukan hanyalah memberi kesempatan padanya. Mungkin dengan sedikit memberinya kepercayaan.Ternyata Viona sama saja seperti perempuan lainnya. Hanya bisa memberinya rasa hampa dan kecewa. Seharusnya sejak awal dia melenyapkan perempuan itu.Alfie benci jika harus merasakan rasa hampa yang begitu janggal seperti yang dia rasakan sekarang."Apa Tuan sudah tahu ke mana mereka pergi?" Bik Sari bertanya dengan hati-hati."Belum." Alfie bangkit lalu kembali mengancingkan jasnya yang masih melekat. "Tapi aku akan segera mengetahui di mana mereka berada dan membawa mereka ke sini."Mengabaikan pertanyaan Bik Sari yang ingin tahu ke mana lagi dia akan pergi, Alfie keluar dari rumah dan meminta sopir membawanya ke The Skye, sebuah kelab malam elit yang sering dia kunjungi saat sedang suntuk.Dalam perjalanan, Alfie berkali-kali menghela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 66: Nasihat Orang Tua

Dia justru teringat pada bibir Viona yang hangat dan lembut, aroma vanilla yang menguar dari tubuhnya, desahannya yang samar dan sikapnya yang malu-malu sekaligus polos.Frustrasi dengan tubuhnya yang tidak bereaksi apa-apa, Alfie mendorong teman kencannya hingga terjatuh ke atas lantai. Dia lalu buru-buru menarik ritsleting celana dan memakai kemejanya lagi."Tuan?" rengek teman kencannya itu. Alfie tidak ingat siapa namanya dan tidak berminat untuk bertanya juga. "Ada apa?"Alfie menepis tangan teman kencannya yang mencoba meraih wajahnya."Apa pelayanan saya kurang memuaskan?" Perempuan sewaan itu kian panik karena sebentar lagi tambang uangnya akan pergi sebelum mereka menghabiskan malam yang panas.Apa dia melakukan sesuatu yang salah? Tetapi seingatnya mereka sudah saling memagut dan melucuti baju masing-masing. Lalu kenapa Alfie tiba-tiba berhenti?Tanpa menjawab, Alfie meraih dompet di dalam celananya lalu mengeluarkan puluhan lembar uang dan melemparnya ke wajah perempuan itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 67: Melamar Kerja

Sabda mengoceh kegirangan saat Viona membawanya jalan-jalan keliling kompleks perumahan dengan menggunakan stroller.Biasanya Bu Retno yang mengajak Sabda jalan-jalan pagi. Tetapi begitu mereka pindah ke kota ini, Viona-lah yang melakukannya.Dia senang melihat Sabda mengoceh sambil mengentak-entakkan kakinya dengan riang. Sesekali ibu-ibu penghuni kompleks yang sedang belanja di tukang sayur ikut menggoda Sabda."Ke mana papanya, Mbak?" tanya salah seorang ibu yang sedang memegang kantung plastik berisi belanjaan di tukang sayur."Papanya kerja di pelayaran, Bu. Pulangnya satu tahun sekali,” balas Viona asal dengan senyum semanis mungkin. Dia sudah semakin lancar mengatakan kebohongan yang satu itu.Pertama kali ada yang bertanya, Viona sempat tergagap sebelum buru-buru memasang ekspresi sedih dan mengarang kebohongan tentang pekerjaan suaminya.Dengan lihai dia menampilkan sosok istri yang sedih karena harus menjalani LDM atau long distance marriage. Untungnya semua ibu yang bertany
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 68: Kedatangan sang Ayah

"Lalu kenapa Mas Khadafı pindah ke rumah kontrakan?" tanya Viona lagi. Dia urung memanggil Khadafi tanpa embel-embel sejak tahu lelaki itu yang akan menjadi bosnya."Jarak rumah saya dan minimarket cukup jauh. Hampir satu jam perjalanan."Viona ber-oh panjang. Dia berharap Khadafi akan menerimanya. Bukan karena mereka bertetangga, tetapi karena dia membutuhkan pekerjaan ini."Boleh saya bertanya sesuatu?" Tiba-tiba Khadafi bertanya saat mobil berhenti di lampu merah."Tentu.""Maaf kalau pertanyaan ini mungkin menyinggung kamu. Apa bayi yang kamu gendong tadi adalah anak kandung kamu?"Dari CV yang Khadafı baca, Viona menulis statusnya adalah single. Tetapi pagi tadi dia melihat perempuan itu menggendong bayi yang berwajah mirip dengannya.Viona refleks memberikan gelengan atas pertanyaan itu. "Dia keponakan saya. Ibunya adalah kakak saya dan dia sudah meninggal saat melahirkan Sabda.""Oh." Khadafi menggumam. Pantas wajah bayi bernama Sabda itu mirip dengan Viona. Teryata mereka masi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 69: Yang Harus Segera Diakhiri

Saat tersadar, Alfie ada di sebuah ruangan kosong berwarna kuning gading yang membuat perutnya dihantam rasa mual.Ugh, dia benci kuning karena mengingatkannya pada Cyntia.Alfie mengedarkan pandangan dan tidak menemukan siapa pun di ruangan itu selain dirinya, yang duduk di kursi kayu dengan kedua tangan terikat di belakang.Beruntung kedua kakinya tidak ikut diikat hingga dia masih leluasa bergerak. Alfie kembali mengingat apa yang terjadi sebelum kehilangan kesadaran.Seingatnya, Arya datang bersama empat orang pengawal. Setelah itu, seseorang tiba-tiba memukul tengkuknya dari belakang dengan cepat dan keras. Setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi."Kamu tidak apa-apa, Al?" Itu suara Padma yang bertanya dalam benaknya.Alfie memang sengaja membangunkan host-nya itu agar Padma bisa melihat apa yang terjadi setelah ini. Dia yakin Arya memiliki niat jahat hingga tega menyekap putranya sendiri."Aku tidak apa-apa. Tenang saja. Ayah brengsekmu itu beraninya main belakang. Sungguh meny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status