Semua Bab Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan): Bab 81 - Bab 90

145 Bab

Bab 80: Alfie mulai Menyukaimu

Sekali lagi helaan napas berat terdengar dari mulut Padma. Dia tahu Alfie sudah mengatakan semuanya pada Viona.Bahwa dia hanya menyayangi Yuanita. Bahwa selama ini dia melindungi Viona karena dorongan rasa sayang sebagai kakak pada adiknya.Namun Padma tidak bisa melepas Viona begitu saja. Perempuan itu sudah masuk terlalu jauh dalam hidupnya hingga tidak akan bisa digantikan oleh orang lain."Aku senang melihat kamu merawat Sabda dengan tulus. Sabda tumbuh menjadi anak yang sehat, lincah dan bahagia," lanjut Padma."Kalau kamu pergi, siapa yang akan merawat Sabda? Aku tidak ingin melihatnya tumbuh tanpa sosok ibu."Wajah Padma terlihat kian muram di bawah penerangan dapur. "Aku tidak ingin Sabda mengalami nasib seperti aku, yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu."Hati Viona seperti tercubit mendengar alasan Padma. "Lalu bagaimana dengan Alfie? Dia sangat membenciku, Mas. Dia selalu bilang ingin membuatku menderita sampai aku memohon agar dia menghabisi nyawaku.""Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 81: Secepat Kilat Diambil Alih

Setelah kembali ke kamar, Viona langsung merebahkan diri di samping Sabda. Pandangannya tertuju pada langit-langit ruangan sementara benaknya kembali memutar kata-kata Padma.Dia pikir lelaki itu akan menyusul karena hanya ada dua kamar di rumah ini. Satu kamar dia tempati sementara kamar lain dipakai Bu Retno.Setahunya Padma belum tidur sama sekali. Tetapi sampai satu jamViona menunggu, Padma tak kunjung masuk. Viona menyerah lalu perlahan memejamkan mata saat kantuk datang menjemput.Antara sadar dan tidak sadar, Viona mendengar pintu kamar dibuka dari luar. Sayangnya, dia terlalu mengantuk untuk melihat siapa yang masuk lalu menyelimutinya sampai ke bahu.Dan sebuah kecupan lembut di pelipis mengantarkan Viona ke alam mimpi. Entah siapa yang mengecupnya.Namun Viona masih bisa mendengar seseorang itu berbisik lembut di telinganya. "Sleep well, Viona."Padma masih sibuk mengaduk telur orak-arik di atas wajan saat mendengar seruan bermada cemas di belakangnya."Ya ampun, Tuan! Biar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 82: Belum Memutuskan

Sementara tangannya bergerak cepat melucuti kaus dan semua kain yang melekat di tubuh. Begitu kulit bertemu kulit, Alfie menggeram keras.Akhirnya dia bisa merasakan kembali kelembutan kulit Viona, Ditambah dengan aroma segar yang datang dari sabun mandi Viona, Alfie tak tahan lagi.Tanpa melepaskan tautan bibirnya, dia menyatukan tubuh mereka dalam satu dorongan lembut. Viona refleks meremas bahu Alfie. Tubuhnya menegang saat rasa takut kembali menyergapnya.Bayangan kejadian pagi itu kembali melintas. Tetapi kali ini Alfie berusaha menenangkannya. Lelaki itu bergerak lembut dan sabar sementara tangan dan bibirnya ikut bekerja.Pelan tapi pasti, Viona mulai larut dan menikmati setiap sentuhan Alfie. Dia bahkan tidak ingat mereka bercinta sambil berdiri, tepat di depan kamar mandi.Aroma Alfie yang penuh dengan feromon membuat perasaan Viona mulai rileks. Entah karena hormon kehamilan atau pandangannya yang sudah mulai berubah pada lelaki itu, pagi ini Viona menjalankan kewajibannya d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 83: Mengingat Viona lagi

"I'm so sorry, okay! Tapi selama seminggu lebih aku berada di sini, aku belum memutuskan apa pun.” Kali ini Viona menurunkan nada bicaranya saat menangkap kilat kecewa di mata Alfie."Lalu kenapa kamu masih mengunjungi kekasihmu itu? Kamu tahu aku tidak suka berbagi suami, Viona!" desis Alfie."Hanya karena aku memperlakukanmu dengan buruk, apa itu artinya kamu boleh melemparkan dirimu pada lelaki lain?""Apa maksud-""Kamu bahkan dekat dengan Khadafi-Khadafi itu," sela Alfie gusar. "Kamu juga meminta tolong pada Mandala. Apa kamu sengaja ingin mencari perhatian pada lelaki lain? Kamu menikmati parhatian dari mereka?"Bahu Viona terkulai.Memulai pagi dengan pembicaraan yang berat dan menguras emosi seperti ini membuatnya lelah. Padahal dia harus melayani pembeli untuk beberapa jam sambil memasang raut ramah dan penuh senyum.Dia memang masih bingung akan dibawa ke mana pernikahan ini. Alfie membencinya, tetapi di sisi lain Padma memintanya untuk tinggal dan bersabar sedikit lagi.Nam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 84: Hanya Awal saja

"Saya kira Bapak datang terlambat," sambut Fira kenes dengan senyum yang dibuat-buat. "Dari tadi saya sudah menelepon Bapak berkali-kali.""Apa investor kita sudah datang?" Alfie mengalihkan pembicaraan sambil menepis tangan Fira yang mencoba membenahi dasinya."Sudah, Pak. Lima belas menit yang lalu."Alfie menyambar map dari tangan Fira lalu berjalan menuju ruang pertemuan. Di sana, dia melihat Khadafi yang langsung berdiri dan tersenyum padanya.Alfie berdecak pelan.Dalam hati dia berniat akan menghajar Mandala karena tidak mengatakan informasi sepenting ini padanya. Siapa yang bisa menyangka calon investornya kali ini adalah bos sekaligus tetangga Viona?Triple sial!"Saya rasa, saya tidak perlu mengenalkan diri lagi, bukan?"Alfie mengulas senyum tipis lalu menyambut uluran tangan Khadafi dan menjabatnya dengan kuat. Suara Khadafi pagi ini terdengar penuh percaya diri. Sangat berbeda dengan tadi malam."Tidak perlu. Saya sudah tahu semuanya tentang Anda," balas Alfie tenang samb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 86: Keguguran

"Viona. Kamu nggak apa-apa?"Viona yang baru saja melayani seorang pembeli sontak menoleh pada sebuah suara yang baru saja bertanya padanya. "Nggak apa-apa, Mas."Angga, supervisor Viona, yang sejak tadi mengamati Viona tampak khawatir. Perempuan itu terlihat sangat pucat dan beberapa kali kedapatan memegang perutnya."Beneran nggak apa-apa? Kamu lagi dapat?"Viona memberikan gelengan pada Angga. Perutnya memang terasa sedikit kram seperti nyeri haid. Tetapi jelas dia tidak haid karena dia sedang hamil."Kalau sakit, izin aja, Viona," ujar Angga lagi. Kali ini dia berjalan mendekati Viona yang sedang mengusap keringat dingin yang menitik di dahinya."Enak, ya. Baru kerja langsung dikasih izin. Pegawai lama aja harus mohon-mohon kalau mau izin."Sindiran bernada sinis itu datang dari seorang perempuan yang berdiri di meja kasir sebelah Viona. Sejak awal perempuan bernama Meta itu memang memasang jarak dengan Viona."Kam kenapa sih, Met? Sinis begitu," tegur Angga tidak suka. "Kalau ben
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 87: Uring-uringan

"Dia tidak bersalah, Dafi." Devita mulai menangis. "Tolong, jangan teruskan segala niat buruk kamu. Mama mohon. Jangan sampai ada korban lagi.""Bukan sebuah kebetulan aku bertemu dengannya di Kota Solo, Ma Bukan kebetulan juga aku bertetangga dengan istrinya. Ini semua pasti ada campur tangan Tuhan di dalamnya."Mama tenang saja." Kilat mengerikan berkelebat di mata Khadafi. "Aku akan membuat mereka membayar semuanya."Khadafi memutuskan panggilan Devita sebelum perempuan paruh baya itu sempat mengatakan sesuatu. Dia lalu beralih pada ponsel Viona yang masih ada dalam genggamannya.Sebuah pesan singkat masuk. Tanpa perlu membuka pesan pun, Khadafi tahu pesan itu datang dari Padma.[Aku akan menjemputmu satu jam lagi. Jangan pulang dulu!]Khadafi menyeringai sinis lalu memilih menghapus pesan itu. Selanjutnya dia mencari-cari hal penting dalam ponsel Viona yang mungkin bisa berguna baginya.Tepat ketika dia mengembalikan ponsel itu ke dalam tas Viona, seorang perawat keluar dari ruang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 88: Aku tidak Punya Ayah!

Angga sempat mengamati Alfie yang terlihat rapi dan gagah dalam balutan jas hitam. Dalam hati dia sibuk menerka apa hubungan lelaki tampan di hadapannya ini dengan Viona.Namun begitu Alfie balas menatapnya, Angga meneguk ludah lalu buru-buru menjawab, "Viona sudah pulang sejak tadi.""Pulang lebih awal?" Kening Alfie mengernyit."Dia pingsan tadi dan Pak Khadafı langsung membawanya ke rumah sakit."Kernyit di dahi Alfie semakin dalam. Viona pingsan dan Khadafi membawanya ke rumah sakit? Rupanya bedebah satu itu sudah berani bermain api dengannya. Tangan Alfie terkepal kuat."Di mana Khadafi membawanya?" desak Alfie tak sabar.Angga menyebut satu nama rumah sakit yang letaknya paling dekat dengan minimarket ini. "Saya yakin Pak Khadafi membawa Viona ke—"Alfie tidak menunggu Angga menyelesaikan kalimatnya. Dia langsung membuka pintu dan melesat keluar dari sana, bahkan tanpa mengucapkan terima kasih pada Angga.Dalam perjalanan menuju rumah sakit, berbagai pertanyaan menyeruak dalam b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 89: Kebenaran yang Terungkap

Dengan langkah tergesa, Alfie menaiki lift yang membawanya ke lantai di mana kamar rawat Viona berada. Beragam pertanyaan mengemuka di benaknya dalam perjalanan ke sana.Sakit apa Viona sampai dia harus dirawat?Pertanyaan itu bergeser menjadi rasa tidak suka saat dia membuka pintu kamar dan melihat Khadafi sedang duduk di samping tempat tidur Viona dan memegang tangannya.Dia bertepuk tangan dengan kencang hingga kedua orang itu menoleh ke arahnya. Alfie bisa melihat keterkejutan di wajah Viona yang pucat. Sementara Khadafı terlihat tenang-tenang saja."Wow, apa saya menganggu keromantisan kalian berdua?" tanya Alfie sinis selagi kakinya melangkah mendekati tempat tidur Viona.Belum sempat Viona bicara, Khadafi sudah mendahuluinya dan menjawab dengan tenang, "Saya hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh bos pada pegawainya.""Maksud Anda memegang tangannya?" Alfie menunjuk tangan Khadafi yang masih memegang tangan Viona. "Bos mana yang melakukan itu pada pegawainya?"Denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 90: Menceraikanmu

Alfie terpaku dengan tubuh menegang dan wajah kaku. Viona hamil? Mengapa dia tidak tahu? Mengapa Viona tidak pernah mengatakannya?Alfie memang tidak pernah menyukai bayi. Kedekatannya dengan Sabda pun baru terjalin beberapa hari yang lalu karena terpaksa.Namun bayangan dia memiliki anak sungguh mengganggunya akhir-akhir ini. Apalagi Padma selalu berkata suatu saat nanti dia pasti akan jadi ayah yang baik. Tidak seperti Arya yang senang menyiksa anaknya.Lantas siapa sangka impian itu hampir menjadi kenyataan jika saja Viona memberitahunya lebih awal. Dia pasti akan menjaga bayi itu karena dia tidak ingin seperti Arya."Berapa minggu?" tanya Alfie lagi. Cengkeramannya di lengan Viona mengendur.Ada sebuah perasaan asing yang lagi-lagi menyerbunya. Sial! Mengapa dia nyaris tidak bisa mengenali dirinya sendiri akhir-akhir ini? Perasaan apa ini?Viona mendongak dengan mata basah dengan menjawab dengan nada pahit. "Sebelas minggu."Alfie tidak tahu sebesar apa janin yang berusia sepuluh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status