Share

Bab 86: Keguguran

Penulis: Nhaya_97
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 15:35:26

"Viona. Kamu nggak apa-apa?"

Viona yang baru saja melayani seorang pembeli sontak menoleh pada sebuah suara yang baru saja bertanya padanya. "Nggak apa-apa, Mas."

Angga, supervisor Viona, yang sejak tadi mengamati Viona tampak khawatir. Perempuan itu terlihat sangat pucat dan beberapa kali kedapatan memegang perutnya.

"Beneran nggak apa-apa? Kamu lagi dapat?"

Viona memberikan gelengan pada Angga. Perutnya memang terasa sedikit kram seperti nyeri haid. Tetapi jelas dia tidak haid karena dia sedang hamil.

"Kalau sakit, izin aja, Viona," ujar Angga lagi. Kali ini dia berjalan mendekati Viona yang sedang mengusap keringat dingin yang menitik di dahinya.

"Enak, ya. Baru kerja langsung dikasih izin. Pegawai lama aja harus mohon-mohon kalau mau izin."

Sindiran bernada sinis itu datang dari seorang perempuan yang berdiri di meja kasir sebelah Viona. Sejak awal perempuan bernama Meta itu memang memasang jarak dengan Viona.

"Kam kenapa sih, Met? Sinis begitu," tegur Angga tidak suka. "Kalau ben
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 87: Uring-uringan

    "Dia tidak bersalah, Dafi." Devita mulai menangis. "Tolong, jangan teruskan segala niat buruk kamu. Mama mohon. Jangan sampai ada korban lagi.""Bukan sebuah kebetulan aku bertemu dengannya di Kota Solo, Ma Bukan kebetulan juga aku bertetangga dengan istrinya. Ini semua pasti ada campur tangan Tuhan di dalamnya."Mama tenang saja." Kilat mengerikan berkelebat di mata Khadafi. "Aku akan membuat mereka membayar semuanya."Khadafi memutuskan panggilan Devita sebelum perempuan paruh baya itu sempat mengatakan sesuatu. Dia lalu beralih pada ponsel Viona yang masih ada dalam genggamannya.Sebuah pesan singkat masuk. Tanpa perlu membuka pesan pun, Khadafi tahu pesan itu datang dari Padma.[Aku akan menjemputmu satu jam lagi. Jangan pulang dulu!]Khadafi menyeringai sinis lalu memilih menghapus pesan itu. Selanjutnya dia mencari-cari hal penting dalam ponsel Viona yang mungkin bisa berguna baginya.Tepat ketika dia mengembalikan ponsel itu ke dalam tas Viona, seorang perawat keluar dari ruang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 88: Aku tidak Punya Ayah!

    Angga sempat mengamati Alfie yang terlihat rapi dan gagah dalam balutan jas hitam. Dalam hati dia sibuk menerka apa hubungan lelaki tampan di hadapannya ini dengan Viona.Namun begitu Alfie balas menatapnya, Angga meneguk ludah lalu buru-buru menjawab, "Viona sudah pulang sejak tadi.""Pulang lebih awal?" Kening Alfie mengernyit."Dia pingsan tadi dan Pak Khadafı langsung membawanya ke rumah sakit."Kernyit di dahi Alfie semakin dalam. Viona pingsan dan Khadafi membawanya ke rumah sakit? Rupanya bedebah satu itu sudah berani bermain api dengannya. Tangan Alfie terkepal kuat."Di mana Khadafi membawanya?" desak Alfie tak sabar.Angga menyebut satu nama rumah sakit yang letaknya paling dekat dengan minimarket ini. "Saya yakin Pak Khadafi membawa Viona ke—"Alfie tidak menunggu Angga menyelesaikan kalimatnya. Dia langsung membuka pintu dan melesat keluar dari sana, bahkan tanpa mengucapkan terima kasih pada Angga.Dalam perjalanan menuju rumah sakit, berbagai pertanyaan menyeruak dalam b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 89: Kebenaran yang Terungkap

    Dengan langkah tergesa, Alfie menaiki lift yang membawanya ke lantai di mana kamar rawat Viona berada. Beragam pertanyaan mengemuka di benaknya dalam perjalanan ke sana.Sakit apa Viona sampai dia harus dirawat?Pertanyaan itu bergeser menjadi rasa tidak suka saat dia membuka pintu kamar dan melihat Khadafi sedang duduk di samping tempat tidur Viona dan memegang tangannya.Dia bertepuk tangan dengan kencang hingga kedua orang itu menoleh ke arahnya. Alfie bisa melihat keterkejutan di wajah Viona yang pucat. Sementara Khadafı terlihat tenang-tenang saja."Wow, apa saya menganggu keromantisan kalian berdua?" tanya Alfie sinis selagi kakinya melangkah mendekati tempat tidur Viona.Belum sempat Viona bicara, Khadafi sudah mendahuluinya dan menjawab dengan tenang, "Saya hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh bos pada pegawainya.""Maksud Anda memegang tangannya?" Alfie menunjuk tangan Khadafi yang masih memegang tangan Viona. "Bos mana yang melakukan itu pada pegawainya?"Denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 90: Menceraikanmu

    Alfie terpaku dengan tubuh menegang dan wajah kaku. Viona hamil? Mengapa dia tidak tahu? Mengapa Viona tidak pernah mengatakannya?Alfie memang tidak pernah menyukai bayi. Kedekatannya dengan Sabda pun baru terjalin beberapa hari yang lalu karena terpaksa.Namun bayangan dia memiliki anak sungguh mengganggunya akhir-akhir ini. Apalagi Padma selalu berkata suatu saat nanti dia pasti akan jadi ayah yang baik. Tidak seperti Arya yang senang menyiksa anaknya.Lantas siapa sangka impian itu hampir menjadi kenyataan jika saja Viona memberitahunya lebih awal. Dia pasti akan menjaga bayi itu karena dia tidak ingin seperti Arya."Berapa minggu?" tanya Alfie lagi. Cengkeramannya di lengan Viona mengendur.Ada sebuah perasaan asing yang lagi-lagi menyerbunya. Sial! Mengapa dia nyaris tidak bisa mengenali dirinya sendiri akhir-akhir ini? Perasaan apa ini?Viona mendongak dengan mata basah dengan menjawab dengan nada pahit. "Sebelas minggu."Alfie tidak tahu sebesar apa janin yang berusia sepuluh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 91: Kamu Cemburu?

    Alfie melajukan mobilnya ke sebuah sasana tinju yang pernah dia kunjungi beberapa bulan lalu. Hanya itu satu-satunya tempat yang tepat untuk melampiaskan kemarahannya saat ini.Tempat itu lengang sore ini karena memang tidak ada jadwal latihan. Tetapi Alfie sudah kenal dengan penjaganya. Dia diizinkan masuk setelah membayar sejumlah biaya.Setelah melepas jas, dia membuangnya sembarangan. Begitu juga dengan kemeja yang membalut tubuhnya. Menonjolkan otot dada yang liat, dengan tato di punggung kiri dan terus menyambung sampai ke dada.Sebelum memulai latihan sore ini, Alfie lebih dulu pemanasan untuk melemaskan otot-totonya. Baru setelah itu dia mengambil pembungkus tangan dari rak dan memakainya.Selesai dengan pembungkus tangan yang membungkus pergelangan dan telapak tangan, Alfie memakai sarung tangan untuk melindungi tulang-tulang di tangannya dari bahaya patah tulang.Tujuan Alfie hanya satu, meninju samsak sekencang dan sebanyak mungkin untuk meluapkan gejolak amarah yang masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 92: Masih Banyak yang Belum Diketahui

    Kali ini Mandala menganga sejadi-jadinya. Di awal kedatangan Viona ke Solo, perempuan itu berulang kali mengatakan ingin menggugat cerai Alfie.Namun lambat laun pikirannya berubah setelah Mandala membujuknya. Begitu juga dengan Padma. Setidaknya itu yang Mandala dengar dari Viona lewat pesan-pesan singkat yang dikirimkan padanya.Mandala pikir hubungan mereka membaik karena Viona berniat memberitahu Alfie tentang kehamilannya. Viona juga bercerita Alfie sudah mulai berinteraksi dengan Sabda.Ternyata itu semua hanyalah ilusi. Alfie tetaplah Alfie, yang tidak peduli pada orang lain sama sekali. Dia tidak segan menyakiti orang lain yang dianggap sudah mengusiknya."Apa yang terjadi, Al?" Mandala tahu Alfie tidak akan menjawab pertanyaannya, tetapi dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya.Namun di luar dugaan, Alfie justru bercerita tentang Viona yang menyembunyikan kehamilannya. Dia justru tahu setelah janin itu tidak ada. Itu pun dari mulut Khadafi.Bukan hanya itu, Alfie

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 93: Membawa Sabda Juga

    Ucapan Mandala membuat Alfie ikut menoleh. Mereka bersitatap untuk beberapa detik sebelum Alfie kembali memandang langit-langit sasana dengan tatapan menerawang."Hidup Padma dikelilingi oleh ular berbisa, Mandala. Bukan hanya orang tuanya yang toxic, keluarga ibunya juga brengsek.""Aku tahu kamu mencoba melindungi Padma," jawab Mandala maklum. "Tapi apa yang kamu lakukan pada Viona sudah keterlaluan, Al. Aku bahkan yakin Padma juga tidak menginginkan hal ini. lya, kan?"Alfie terdiam.Padma memang tidak pernah ingin menceraikan Viona. Di matanya, hanya perempuan itu yang bisa merawat dan menyayangi Sabda dengan tulus.Itu sebabnya Alfie membuat host-nya itu 'tidur' agar tidak bisa melarangnya menceraikan Viona. Tapi dia yakin ini adalah yang terbaik untuk Padma.Masalah Sabda, Alfie yakin bayi itu akan terbiasa tanpa Viona. Ini hanya tentang waktu saja. Mereka akan kembali melanjutkan hidup seolah Viona tidak pernah ada."Sebenarnya apa yang kamu dapatkan setelah menyiksa psikis Vio

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bab 94: Tidak perlu Membantunya lagi

    Setelah cukup lama berbaring di atas tempat tidur, Viona menyadari ada sesuatu yang mengganjal di bawah bantalnya.Terdorong oleh rasa penasaran, Viona mengangkat benda itu dan menemukan satu set baju tiduryang dipakai Sabda semalam. Dia mengambil dua helai kain itu lalu mendekatkannya ke hidung.Aroma Sabda masih melekat dengan sempurna di sana dan sedikit mengobati kerinduan Viona. Bu Retno pasti menyembunyikan baju Sabda di bawah bantal agar tidak dipergoki oleh Alfie Jahanam.Ada secarik kertas yang juga terselip di bawah bantal. Dengan pandangan mengabur, Viona membaca tulisan Bu Retno yang tampak berantakan karena mungkin ditulis dengan terburu-buru."Mbak, Ibu terpaksa ikut Tuan karena takut Den Sabda diapa-apakan. Tapi Ibu berdoa semoga Mbak Viona bisa bertemu Den Sabda lagi. Maaf, cuma baju itu yang bisa Ibu tinggalkan. Mbak Viona sehat-sehat, ya. Biar bisa ketemu Den Sabda lagi."Air mata Viona kembali menitik dengan deras. Dipeluknya baju Sabda dengan kuat sambil meringkuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07

Bab terbaru

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Menghilang dari Hidupmu Selamanya

    Air mata langsung bergulir di wajah Rosma. "Maaf, Mbak. Rasanya aku nggak mau hidup lagi setelah membuat Mbak Viona kecewa," ujarnya parau."Ya Tuhan!" seru Viona tertahan. "Bukankah kita sudah sepakat untuk menganggap semuanya selesai? Apa kamu tidak memikirkan perasaan ibu dan adik-adikmu?"Viona benar-benar tidak mengerti mengapa Rosma senekat ini. Padahal setelah keluar dari rumah, dia masih berkomunikasi secara rutin dengan Rosma.Viona kira Rosma baik-baik saja dan mulai melanjutkan hidup karena gadis itu selalu terdengar ceria jika dia menelepon.Isak tangis Rosma masih terdengar. Viona menghela napas keras lalu beranjak mendekat dan mengusap kepala gadis itu."Bagi sebagian orang yang depresi dan punya masalah yang begitu berat, bunuh diri jadi jalan keluar agar terbebas dari penderitaan yang mereka tanggung."Tapi kamu masih punya saya untuk diajak bicara. Kamu anggap saya apa? Tolong, Ros, jangan lakukan hal-hal seperti ini lagi. Keluargamu di Medan sangat membutuhkan kamu.

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Yang Dilakukan oleh Rosma

    Viona baru sadar kalau Alfie dan Padma seperti dua orang yang terjebak dalam satu tubuh. Keduanya memiliki kepribadian yang benar-benar bertolak belakang.Bahkan sejak Alfie masih menaruh dendam di awal pernikahan mereka yang pertema, lelaki itu sudah menunjukkan sikap posesifnya dengan mengatakan, "Aku tidak suka berbagi istri".Wajar jika sekarang dia juga melakukan hal yang sama, apakagi lelaki itu terang-terangan sudah menyatakan cintanya.[Cemburunya pada Padma sama seperti dia cemburu pada lelaki lain yang mendekati kamu. Dan itu mungkin terjadi karena dia menempatkan Padma sebagai orang lain yang bisa 'merebut' kamu dari dia.[Atau kemungkinan lain, dia bisa saja merasa tidak cukup layak untuk kamu jika dibanding Padma yang lebih 'manusiawi'. Sebenarnya ini bisa kamu ketahui kalau kalian mau deep talk. Saya sendiri sudah bicara pada Alfie, tetapi belum berhasil.]Pesan terakhir dari sang terapis-lah membuat Viona dilanda kegamangan selama berhari-hari, bahkan hingga detik ini.

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Sangat Jauh Berbeda

    "Kamu baik-baik saja?"Viona tersentak ketika merasakan tepukan di bahunya. Dia menoleh dan mendapati Mandala sedang menatapnya tajam. Rupanya dia melamun di tengah-tengah rapat yang sangat penting."Maaf, Pak," balas Viona cepat dengan raut sesal di wajahnya.Mandala menggeleng tanda tak suka lalu memberi isyarat agar mencatat Viona mencatat poin-poin penting yang sedang disampaikan Alfie. Viona mengangguk lalu buru-buru meraih notes-nya.Bukan hal yang mudah untuk memfokuskan pikirannya pada Alfie yang sedang bicara di depan, tanpa teringat pada betapa rumitnya hubungan mereka dalam lima hari terakhir.Alfie benar-benar merealisasikan ucapannya.Sejak pagi itu, dia tidak pernah pulang ke rumah. Lelaki itu hanya akan muncul di kantor pada momen tertentu, dan membiarkan Padma mengambil alih sisanya.Di rumah, jangan harap Alfie akan muncul. Hanya ada Padma di samping Viona dan Sabda. Bukannya Viona tidak senang akan kehadiran Padma, tetapi dia merasa ada yang hilang dalam dirinya seja

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Jangan Pergi

    Saat membuka mata, rasa sakit menghantam kepala Viona hingga dia mengerang pelan. Tak hanya itu, perutnya juga bergolak hebat.Dengan tergesa Viona menyibak selimut, lalu berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya di toilet. Ini pasti karena bergelas-gelas wine yang dia minum semalam. Seharusnya dia memang tidak menyentuh minuman itu.Setelah merasa perutnya tak lagi terasa mual, Viona menekan tombol flush lalu berdiri dengan tubuh sedikit limbung.Dia membasuh wajahnya di wastafel dan terkejut saat menyadari dirinya sudah memakai sehelai kaus putih kebesaran yang bisa dipastikan bukan miliknya. Kaus kebesaran itu menjulur sampai menutupi setengah pahanya.Wajah Viona memanas.Pasti Padma yang memakaikan kaus ini setelah pergulatan mereka semalam. Dia mengigit bibir dan merasakan desiran di dadanya saat mengingat apa yang terjadi antara dirinya dan Padma.Sambil mengulum senyum, Viona keluar dari kamar mandi. Dia kembali terkejut saat melihat sesosok lelaki tampan yang suda

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Just do it!

    Viona kembali menuang wine ke dalam gelas dan menghabiskannya dalam beberapa tegukan karena cegukannya tidak kunjung berhenti.Dia lantas memicingkan mata pada Padma karena pandangannya mulai mengabur. "Kamu pasti mau mengerjaiku lagi, kan, Al? Aku tahu kamu sedang menyamar menjadi Mas Padma seperti dulu. Kali ini aku tidak akan tertipu, Al. Hik!"Ah, sial! Kenapa cegukan ini tidak mau berhenti? Dan kenapa tubuhnya terasa gerah juga? Padahal mereka sedang di rooftop dan udara malam ini cukup dingin."Aku bukan Alfie, Viona. Ini benar-benar aku." Padma meraih kedua bahu Viona agar perempuan itu percaya padanya.Viona terkekeh dengan wajah makin memerah dan tatapan yang sayu. "Kamu bohong... kamu bohong," racaunya. "Kamu pasti hanya ingin mengerjaiku, kan? Kali ini aku tidak akan tertipu, Al."Padma berdecak halus. Dia tahu Alfie memang pernah menyamar menjadi dirinya, lalu mengatakan hal yang sama persis seperti yang dia katakan tadi.Alfie bahkan mengarang cerita bahwa dia menyukai Vi

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Bukan itu Poinnya

    "Kita merayakan rumah baru ini. Ayo kita buat banyak kenangan baru yang indah bersama-sama." Padma mengangkat gelas dan membenturkannya ke gelas Viona pelan. "Cheers!""Cheers." Viona menyesap perlahan wine di gelasnya. Rasanya sama persis seperti yang pernah diberikan oleh Alfie malam itu."Dance with me?"Viona tersentak begitu menaruh gelasnya yang sudah kosong ke atas meja. Dia menatap bingung pada tangan Padma yang terulur padanya.Belum sempat dia bertanya, suara musik klasik sudah mengalun lembut dari ponsel Padma yang diletakkan di atas meja. Padma mengedip. "Ayolah, kamu belum pernah dansa denganku, kan?"Viona meraih uluran tangan Padma, lalu bangkit dan mengikuti lelaki itu menuju area kosong di samping meja makan. Dadanya berdebar penuh antisipasi saat Padma merengkuh pinggangnya dengan lembut.Sebenarnya apa yang Padma inginkan? Kenapa sikapnya sangat tidak biasa?Orang bilang cinta pertama tak akan pernah pudar.Viona pikir itu omong kosong karena buktinya dia bisa menci

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Sedang Merayakan Sesuatu?

    Suara itu berbeda. Bukan Alfie, tetapi Padma Bahu Viona sedikit terkulai meski senyum masih bertahan di wajahnya."Hai, Mas. Maaf, aku ketiduran." Viona merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena tanpa sadar dia tertidur di sofa ruang tamu saat menunggu Alfie pulang."It's okay. Kamu pasti capek. Maaf ya, aku nggak bantu kamu." Padma mengusap kepala Viona lembut lalu duduk di sampingnya.Viona mengerjap lalu tersenyum kikuk. "Mas Padma kan kerja. Lagipula, petugas jasa pindahannya juga cekatan. Jadi aku nggak merasa capek sama sekali."Rasanya sangat aneh berhadapan dengan Padma yang hangat, setelah sekian lama dia menghadapi Alfie, yang sikapnya jauh berbeda."Mas Padma udah pulang dari tadi?" Viona mengalihkan rasa gugup yang tiba-tiba merasukinya. Entah kenapa dia merasa sorot mata Padma sedikit berbeda dari biasanya."Lumayan.""Kenapa nggak membangunkan aku?"Padma kembali tersenyum. Alih-alih menjawab pertanyaan Viona, dia justru mengamati perempuan itu dengan lekat hing

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Pesan yang Diabaikan

    Mengingat Padma adalah lelaki yang sangat supel dan punya banyak teman. Berbeda jauh dengan Alfie yang eksklusif dan nyaris tidak punya teman selain Mandala."Bibik kurang tahu, Mbak. Mbak Viola juga nggak pernah ke rumah ini lagi. Mbak Viona pernah ketemu lagi?"Viona menggeleng. Terakhir kali dia bertemu Viola adalah di pesta itu. Padma juga tidak pernah mengatakan apa-apa, selain minta maaf atas kelakuan sepupu jauhnya itu.Pantas saja Viola tampak begitu marah saat bertemu dengannya hingga menyiramnya dengan air got dan menuduhnya yang tidak-tidak.Lalu apa yang akan terjadi jika keluarga Padma tahu tentang pernikahan ini? Viona tidak berani membayangkannya meski cepat atau lambat mereka semua pasti akan tahu.Semoga saja Viola sudah melupakan apa yang terjadi di masa lalu hingga tidak perlu ada drama lagi saat mereka bertemu nanti. Siapa yang bisa menyangka keluarga Padma ternyata sangat rumit?"Sejak kapan Bik Sari tahu Rosma suka Mas Padma?" Viona kembali bertanya berhubung dia

  • Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan)   Apakah masih Sering Bertemu?

    Pagi ini Viona terbangun tanpa Alfie di sampingnya.Setelah semalam membuatnya merana, Alfie menghilang lagi entah ke mana. Dia baru kembali satu jam kemudian, lalu tidur di sampingnya dan memeluknya seolah tidak terjadi apa-apa.Dan pagi ini sepertinya lelaki itu berangkat ke Bandung lebih awal tanpa membangunkannya lebih dahulu. Meninggalkan perasaan yang sangat tidak nyaman saat Viona terbangun pagi ini.Dengan hati masygul dan kepala berat karena hasratnya yang tidak tuntas, Viona bangkit dari tempat tidur lalu menuju kamar mandi. Hari ini ada banyak hal yang harus dikerjakan karena mereka pindahan.20 menit kemudian, dia turun ke lantai satu dan langsung menuju kamar Sabda. Ternyata bayi itu masih tidur pulas sambil memeluk guling ulatnya.Viona memutuskan ke dapur dan menyiapkan makanan untuk Sabda agar bayi itu bisa langsung makan setelah bangun tidur nanti.Bik Sari yang sedang mengemas beberapa barang di dapur berkali-kali mencuri pandang pada Viona yang tampak murung. Jiwa '

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status