Semua Bab Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan): Bab 111 - Bab 120

145 Bab

Bab 111: Wajah Letih yang Tak Biasa

"Ya, semuanya bohong demi menunjang reputasinya di depan publik. Bahkan jika ada wartawan meliput ke rumah kami, papa sudah wanti-wanti dari jauh-jauh hari agar saya dan mama mengatakan hal yang baik-baik saja.”Padma menunduk. Sementara Devita memijat pelipisnya dengan satu tangan sambil mendesah berat. Apa yang terungkap malam ini benar-benar menjadi pukulan berat bagi semuanya."Papa bahkan tidak pernah mendukung cita-cita saya sebagai chef. Saya susah payah mencari sponsor dan bekerja paruh waktu di Prancis untuk bisa memenuhi kebutuhan saya di sana."Padahal papa selalu mengatakan 'bangga' karena saya berhasil menjadi chef andal dan memiliki start up kuliner di usia muda. Tetapi ini semua hanya kebohongan belaka."Sekarang mereka berdua tahu, tragedi ini bermula dari Arya yang tidak pantas disebut sebagai suami dan ayah. Karena lelaki itu juga, ada nyawa yang terbuang sia-sia dan begitu banyak penderitaan yang ditimbulkan."Saya tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah at
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 112: Jangan Marah

"Apa kamu selalu melakukan ini?"Viona yang tengah mengobati luka di buku-buku tangan Alfie sontak mendongak. "Melakukan apa?"Alfie menunjuk dengan dagunya. "Mengobati luka orang lain dengan telaten."Viona kembali meniup luka Alfie yang baru saja dia bersihkan sebelum menutupnya dengan perban. Tadi dia sempat menemui perawat dan meminta peralatan untuk membersihkan luka.Alfie kembali merasakan desir di dada saat Viona meniup lukanya dengan telaten.Apa luka memang harus ditiup seperti itu? Entahlah. Tetapi rasanya nyaman juga. Mungkin Alfie harus sering membuat luka di tangan agar Viona bisa meniupnya.Alfie menggeleng. Buru-buru mengusir pemikiran yang sungguh aneh dan tidak masuk akal itu. Ada apa, sih, dengan otaknya ini? Sejak kemarin sepertinya sedikit eror."Setahuku, ini yang dilakukan orang normal, Al. Membantu orang lain yang membutuhkan bantuan.""Apa menurutmu aku butuh bantuan?"Pertanyaan itu kembali membuat Viona mendongak. Alfie menatapnya lekat, tetapi kali ini tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 113: Tidak Mudah Memberimu Maaf

"Entah berapa lama aku menghajar lelaki itu. Anaknya hanya bisa diam. Lalu setelah orang itu terkapar, anak itu menatapku dan berkata, "Terima kasih, Om. Tadi saya mau dicekik karena uang hasil mengamen dipalak oleh preman". Kamu bisa bayangkan, Vio?"Viona bisa merasa matanya memanas setelah mendengar cerita Alfie. Dia membayangkan betapa tidak berdayanya anak itu saat Alfie datang dan menghajar ayahnya."Kamu pasti berpikir orang tua tidak akan menyakiti anaknya, kan? Kenyataannya, ada banyak orang tua di dunia ini yang tidak pantas disebut sebagai orang tua. Dan anak-anak yang belum bisa melawan, hanya bisa menerima itu semua."Walau dia sendiri terlahir dari keluarga yang sangat harmonis, tetapi Viona sendiri sering mendengar berita kekerasan terhadap anak. Apa yang Alfie katakan memang benar.Terkadang rumah dan orang tua justru menjadi tempat yang paling membahayakan untuk anak."Tapi jangan khawatir, aku memanggil ambulans dan mengirim lelaki bajingan itu ke rumah sakit. Aku ju
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 114: Bunga untuk Viona

"Kamu tidak bisa menunggu sampai Sabda bangun?"Dahi Alfie mengerut tidak suka melihat Viona membereskan barang-barangnya. Demi Tuhan, ini masih jam tiga pagi. Viona bahkan hampir tidak tidur karena mereka baru selesai bicara jam setengah tiga."Pagi ini aku wisuda, Al. Jam tujuh pagi pintu auditorium sudah ditutup. Aku tidak mau terlambat.""Wisuda, ya." Alfie menggumam. Masih dengan pandangan tertuju pada Viona yang sedang memastikan barangnya tidak ada yang tertinggal.Perempuan itu mendekat ke atas tempat tidur, lalu mengecup kening dan pipi Sabda berulang kali. Bayi itu hanya menggeliat, lalu melanjutkan tidur sambil memeluk guling kesayangannya."Kabari aku kalau kalian sudah pulang. Aku mungkin akan berkunjung ke rumahmu besok," ujar Viona setelah berbalik menghadap Alfie. Di bahunya tercangklong ransel besar yang sepertinya cukup berat.Alfie bangkit lalu menarik ransel Viona dari bahunya. Perempuan itu menolak dan menepis tangan Alfie dengan keras."Kamu bilang ini yang dilak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 115: Konferensi Pers

"Oh." Dengan gamang Viona mengambil buket itu dari tangan Mandala karena tidak ingin mengecewakannya. "Terima kasih, Mas."Sejujurnya dia tidak berharap ada yang memberinya buket bunga. Tetapi tidak etis juga rasanya jika menolak buket bunga sebagus ini. Siapa tahu Mandala sudah susah payah memilihnya."Mau makan siang bersama? Atau kamu menunggu sesorang?"Viona yang sedang mencium aroma bunga yang segar di tangannya sontak mendongak pada Mandala. "Nggak, sih. Tapi aku mau ke makam Kak Nita sekarang."Mandala melihat jam di pergelangan tangannya. Dia hanya punya waktu dua jam sebelum kembali ke kantor karena pekerjaannya belum selesai.Dia sengaja mencuri waktu agar bisa mengunjungi Viona yang diwisuda. Bahkan dia sendiri yang memilih buket bunga meski tidak tahu apa bunga kesukaan Viona."Bagaimana kalau kita makan siang dulu? It's on me. Anggap saja sebagai hadiah kelulusan kamu.""Tapi-""Please," sela Mandala penuh harap. "Aku harus kembali ke kantor dalam waktu satu jam."Tak pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 116: Bulshit!

Padma berhenti sebentar dan menyapukan pandangan pada kerumunan di hadapannya. Dia bisa melihat asisten pribadi Arya berdiri di sudut paling depan dan sedang sibuk bicara di ponsel.Tentu saja Arya akan mengirim seseorang untuk menyimak konferensi pers-nya. Bisa dipastikan setelah ini Aryasatya Adikara akan menelepon atau mungkin mengirim orang untuk menghajarnya.Tidak masalah. Alfie akan selalu siap menghadapi ayahnya. Jika perlu, kali ini mereka akan melibatkan polisi juga."Saya berharap konferensi pers hari ini bisa menjawab tentang semua rumor yang beredar di media sosial." Padma menutup keterangannya sambil melempar senyum tipis.Menit demi menit selanjutnya, Padma sibuk menjawab pertanyaan para wartawan tentang pengakuannya hari ini.Sebisa mungkin dia menjawab tanpa menyudutkan pihak mana pun termasuk ayahnya, meski semua pertanyaan itu terdengar tendensiusPadma tahu lawan politik Arya sengaja menggunakan kesempatan ini untuk menghabisi reputasi lelaki itu. Biar saja. Toh Ar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 117: Ada yang Lucu?

"Jadi bagaimana?"Viona mendongak dari piringnya yang sudah kosong, lalu menatap Mandala yang sedang menunggu jawabannya. "Mas Mandala yakin?"Mandala mengangguk mantap. "Aku sudah lihat CV kamu dan aku rasa kamu cocok untuk posisi itu."Viona mengetuk-ngetuk meja dengan kening berkerut. Beberapa menit yang lalu, Mandala menawarinya posisi sebagai personal assistant.Itu artinya dia akan hanya akan membantu Mandala di kantor. Bukan hanya di kantor, kemungkinan dia juga akan membantu Mandala dalam urusan pribadinya."Mas Mandala yakin aku punya kualifikasi untuk posisi itu? Aku kan bukan lulusan Administrasi Bisnis.""Kalau nggak yakin, aku nggak akan menawari kamu, Viona. Aku lihat kamu well-organized, punya manajemen waktu dan skill komunikasi yang baik."Kamu juga bukan orang yang senang menggosip hingga rahasia perusahaan akan aman di tangan kamu. Dan... kamu juga mahir mengoperasikan beberapa software yang dipakai di kantor."Viona tidak merasa seperti yang Mandala sebutkan tadi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 118: Sedalam Itukah?

Saat ini Mandala merasa di atas angin jika dibandingkan dengan Alfie. Viona lebih cocok dengannya yang bisa hidup di mana saja.Sementara Alfie punya gaya hidup kelas atas yang tidak bisa makan di warung tegal seperti ini. Mandala bahkan yakin Alfie tidak akan melahap makanan yang dipesan Viona."Maksud kamu, aku suka Viona?"Mandala mengangkat bahu dan menatap Alfie dengan penuh selidik. "Kamu tidak mungkin menyusul Viona ke sini kalau kamu tidak menyukainya."Padahal kamu bisa saja menyuruh Viona yang ke kantor untuk menemuimu jika memang memang ada urusan di antara kalian berdua. Correct me if I'm wrong, Al."Mandala sialan! Apa dia berubah profesi menjadi dukun atau cenayang?"Nih." Viona meletakkan sepiring nasi yang sudah tidak terlihat lagi karena tertutup oleh berbagai macam lauk payur dan sayur.Alfie menganga melihat gunungan di hadapannya. Dia tidak mungkin makan dengan porsi sebanyak itu. "Apa ini, Viona?"Viona duduk di samping Alfie dengan tangan terlipat di depan dada "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 119: Seperti Keracunan Makanan

Sudah satu jam Viona bersimpuh di samping makam Yuanita. Dari mulutnya meluncur semua cerita yang selama ini dia pendam.Kesedihannya, kegelisahannya, kemarahannya, rasa sakit hatinya dan entah apa lagi yang bercokol di dalam dadanya.Viona juga bercerita tentang Sabda, seakan-akan Yuanita bisa mendengarnya. "Dia sudah bisa tengkurap sendiri sekarang, Kak. Anaknya lincah sekali. Dia juga mewarisi mata, hidung dan dagu Kak Nita."Viona berhenti sebentar untuk mengusap pipinya yang sudah basah. Beruntung Mandala sangat bijak dengan tidak menemaninya ke atas sini. Mungkin Mandala ingin memberinya privasi."Kak, aku sangat merindukanmu," bisik Viona sesaat sebelum tangisnya pecah.Dia pikir bisa menjalani hidupnya dengan tangguh seperti yang dia bisikkan pada dirinya sendiri setiap pagi. Tetapi saat wisuda tadi, Viona baru menyadari dia benar-benar sebatang kara di dunia ini.Tak ada lagi janin dalam kandungan yang menemaninya selama beberapa minggu. Lagi-lagi Viona ditinggal seorang diri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 120: Seret Saja!

Mindi membuka pintu lebih lebar agar tamu yang dia maksud bisa masuk. Alfie menghela napas panjang saat melihat seorang lelaki paruh baya menampakkan diri di hadapannya.Kali ini lelaki itu datang sendiri tanpa kehadiran pengawalnya seperti biasa. Alfie menggertakkan gigi lalu meminta Mindi menutup pintu dan meninggalkan mereka berdua.Alfie bangkit lalu menghampiri Arya yang sudah duduk di sofa. "Ada perlu apa ke sini, Pak Tua?" desisnya begitu mengenyakkan bokongnya di seberang Arya.Arya tidak langsung menjawab. Dia mengamati Alfie untuk beberapa waktu. Setelah mendengar isi konferensi pers tadi pagi, dia sempat mencari tahu apa itu DID atau kepribadian ganda.Akhirnya dia mengerti mengapa anaknya bisa berubah kepribadian menjadi sangat berani padanya. Rupanya itu adalah alter ego dari Padma."Jadi kamu adalah alter ego Padma?" Arya menatap Alfie waspada.Dia ingat betul bagaimana Alfie mencekiknya dan mengalahkan empat orang pengawalnya hingga babak belur. Jelas alter ego Padma in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status