Semua Bab Pernikahan Palsu (Aku Bukan Istri yang Diinginkan): Bab 121 - Bab 130

145 Bab

Bab 121: Dendammu Salah Sasaran

Viona melambaikan tangan pada Mandala yang mengantarnya sampai ke depan lobi apartemen. Begitu mobil itu menghilang dari pandangannya, Viona berbalik lalu mengayunkan langkah menuju lift.Di luar hujan masih turun dengan deras. Angin berembus kencang dan sesekali petir menyambar. Cuaca dingin kian menambah rasa kantuk yang Viona rasakan. Apalagi hari ini dia juga sangat lelah.Viona bahkan merasa langkahnya mulai oleng saat masuk ke lift yang lengang, bersama dengan seorang lelaki yang sejak tadi ikut menunggu lift bersamanya.Viona melempar senyum tipis tanda sopan santun lalu menekan angka sepuluh, di mana unitnya berada. Untuk ketiga kalinya dalam lima menit terakhir, Viona kembali menguap lebar.Denting halus yang menandakan lift berhenti, menyadarkan Viona yang hampir memejamkan mata sambil menyandarkan tubuhnya ke lift.Dia melangkah keluar lalu kembali terseok-seok menyusuri lorong yang lengang untuk menuju unitnya yang terletak paling ujung. Begitu sampai, dia merogoh ransel u
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 122: She's Mine!

"Tapi aku peduli!" Alfie mencengkeram kerah kemeja Khadafi. Napasnya yang keras berembus di pipi adik tirinya itu. "Sebagai alter ego, aku akan melindungi Padma dan orang-orang yang dia sayangi."Jika dulu kamu berhasil melenyapkan Yuanita, maka kali ini aku tidak akan membiarkan kamu menyentuh Viona. She's mine!" tegasnya dengan kemarahan yang kental pada setiap kata.Khadafi tidak pernah percaya Padma memiliki alter ego. There's no such thing in this world. Padma pasti hanya mengarang sebuah cerita untuk menyembunyikan sisi kejamnya.Namun Khadafi sama sekali tidak takut. Dia sudah menyiapkan berbagai rencana untuk menghancurkan Padma dan kerajaan bisnisnya. Semuanya sudah dirancang dengan begitu cermat."Kamu pikir aku takut padamu, Padma?" Khadafi mencoba melepaskan cengkeraman Alfie dari kerah kemejanya meski nihil. Alfie sama sekali tidak bergeming."Panggil aku Alfie!" desis Alfie dengan kilat kemarahan di matanya. "Dan tentu saja kamu harus takut. Aku tidak murah hati seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 123: Berniat Menghabisimu

"Aku tidak perlu persetujuanmu." Alfie memilih mengangkat koper itu di atas kepalanya hingga Viona tidak bisa menjangkaunya. "Kalau masih ingin selamat, kamu harus pindah ke rumahku."Kemalahan berkobar di mata bulat Viona. Sama sekali tidak menakutkan bagi Alfie karena sekali lagi pikirannya justru berkelana ke mana-mana begitu melihat Viona marah.Mungkin sebaiknya energi untuk marah itu dihabiskan di atas tempat tidur. Rasanya pasti luar biasa. Apalagi di luar hujan juga masih turun dengan deras."Kalau aku tidak mau?" Viona masih memasang sikap galakDia masih kesal karena Alfie menerobos masuk begitu saja, menciumnya, lalu sekarang memaksanya pindah. Padahal dia tidak ingin satu rumah dengan lelaki itu lagi.Memang apa yang terjadi sampai dia harus pindah ke sana? Ini pasti hanya akal-akalan Alfie saja. Lelaki itu kan berubah aneh belakangan ini.Alfie menurunkan kopernya ke lantai lalu mendekati Viona hingga perempuan itu mundur dan akhirnya bisa ke mana-mana lagi saat punggungn
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Apa yang ingin Alfie Lakukan?

"Apa?" Viona merasa tenggorakannya tercekat setelah mendengar ucapan Alfie. "Mas Khadafi adik tiri Mas Padma? Bagaimana mungkin?"Mata Alfie menyipit. "Kamu tidak melihat konferensi pers Padma pagi ini?""Aku wisuda, Al." Viona mengingatkan. Benaknya masih bertanya-tanya bagaimana mungkin Khadafi adalah adik tiri Padma sedangkan lelaki itu tak pernah bercerita padanya."Ceritanya panjang. Aku akan ceritakan di jalan. Sekarang kamu kemasi barang-barangmu dan ikut aku pulang. Hanya rumahku yang aman untuk saat ini."Viona masih bergeming sementara Alfie bergerak cepat memindahkan baju-bajunya dari lemari ke dalam koper. "Tapi kenapa dia ingin membunuhku, Al?" tanyanya pelan.Sikap lelaki itu sangat baik hingga dia tidak menaruh curiga sedikit pun. Jika Khadafi memang ingin membunuhnya, bukankah dia punya banyak kesempatan saat mereka masih di Solo?Gerakan Alfie yang tengah mengepak baju Viona seketika terhenti. Dia menoleh pada Viona yang masih menatapnya dengan alis bertaut."Khadafi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Piyamamu belum Terkancing

Alfie menghela napas panjang. "Padma sudah mencoba bicara baik-baik dengan Khadafi, tapi upayanya gagal. Apa kamu tahu, dia juga yang sudah membuat kekacauan di The Union."Viona mengerjap. "Maksudmu?""Kebakaran di The Union Bandung dan keracunan pada customer di Surabaya adalah ulah Khadafi semua. Orang-orangku sudah menemukan buktinya."Dia menyuap pegawai agar mau melakukan apa yang dia inginkan. Sepertinya dia punya layout dapur The Union hingga bisa merencanakan kebakaran yang punya dampak besar."Tak ada lagi kata-kata yang bisa Viona katakan saat ini. Dia pikir kekejarnan Alfie sudah melebihi ambang batas manusia biasa, tetapi ternyata Khadafi lebih gila lagi."Viona."Viona tersentak ketika tiba-tiba Alfie meraih kedua tangannya dan menatapnya lekat. Sepasang mata kelam yang biasanya menunjukan kemarahan dan kebencian itu terlihat begitu berbeda malam ini.Apa Alfie sudah tidak lagi membenci dan menaruh dendam padanya atas kematian Yuanita?"Aku mohon jangan pernah bicara pad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Rujuk Lagi?

Saat terbangun keesokan paginya, Viona langsung menuju kamar bayı. Ternyata Sabda sudah bangun dan sedang menyusu dalam gendongan Bu Retno.Perempuan paruh baya itu tersenyum senang saat melihat Viona. Begitu juga dengan Sabda. Bayi tampan itu mengulurkan tangannya pertanda minta digendong.Viona tertawa lalu mengambil alih Sabda yang masih menyusu. Dielusnya pipi gembil Sabda yang bergerak-gerak karena menyedot susu dari botol."Ibu senang sekali waktu dengar kabar dari Bik Sari kalau Mbak Viona mau tinggal di sini," ucap Bu Retno setelah beberapa saat hanya ada suara decap Sabda yang menyedot susu.Viona tersenyum. Dia juga senang bisa kembali ke rumah ini dan mencium aroma tubuh Sabda yang khas bayi. Apalagi aroma ketiaknya. Duh, juara!"Mas Padma bilang apa sama Bik Sari, Bu?" Viona iseng bertanya. Dia ingin tahu apakah Padma atau Alfie mengatakan alasan sebenarnya dia pindah kembali ke rumah ini untuk sementara."Cuma bilang Mbak Viona mau kembali ke sini. Saya kira Mbak Viona sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Pasti Menyesal

Viona menganga sementara Padma tampak tenang-tenang saja. Bagaimana bisa Padma mengatakan rujuk dengan begitu mudah?"Aku benar-benar serius dengan ucapanku di Solo dulu, Viona. Alfie menyukai kamu. Tapi berhubung ini adalah pengalaman pertamanya, dia tidak tahu bahwa itu adalah perasaan cinta.""Nggak mungkin, Mas." Viona menggeleng kuat-kuat. "Alfie tidak suka padaku. Dia hanya tertantang untuk menaklukkan aku yang suka membangkang. Dia mungkin baru menemukan perempuan yang berani membantah ucapannya."Gagasan Alfie menyukainya terdengar begitu menggelikan. Padma memang mengatakan kalimat yang sama dulu. "Apa kamu percaya kalau aku mengatakan Alfie menyukaimu?"Waktu itu Viona menggeleng dan menjawab dengan tegas. "Tidak.”Dan sampai saat ini dia masih tidak percaya Alfie menyukainya. Kalau Padma mengatakan Alfie bernafsu padanya, nah, dia baru percaya."Tidak juga." Padma melipat tangannya di atas meja. "Alfie tidak pernah peduli dengan perempuan mana pun. Bahkan pada Yuanita."Vio
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Tidak Berhak Melarang Saya

Mandala menunjukkan layar ponselnya. Viona mencondongkan tubuh dan membaca sebaris pesan yang tertera di sana.[Ke ruanganku sekarang setelah rapat kamu selesai-Alfie. Btw, Mindi bilang kamu sudah punya PA. Bawa dia sekalian. Aku ingin tahu seperti apa PA yang kamu pilih.]Jantung Viona langsung berdegup kencang tanpa dikomando. Bagaimana reaksi Alfie setelah melihatnya ada di sini dan menjadi PA Mandala? Apa dia akan terkejut, marah, atau apa?Namun apa hak Alfie untuk marah? Toh lelaki itu tidak punya hak untuk melarangnya, bukan?"Ayo kita ke ruangan Alfie sekarang!" Suara Mandala menyentak lamunan Viona. "Dia bisa marah kalau aku terlambat datang."Viona meraih organizernya, lalu bangkit dan tergopoh-gopoh mengikuti langkah panjang Mandala menuju ruangan Alfie."Apa Pak Alfie memang suka mara-marah di kantor, Pak?"Derai tawa renyah Mandala terdengar. "Bukannya dia memang selalu dalam mode 'senggol-bacok'? Tapi tenang saja, dia seorang pemimpin yang baik dan selalu tahu apa yang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Untuk Keamanan Viona

Bayang-bayang Viona yang ada di samping Mandala setiap waktu membuat kepalanya ingin pecah. Mandala mungkin perlu dihajar di atas ring tinju sampai giginya rontok semua."Kamu tahu, Al, ada lagu lama milik Ari Lasso yang mengatakan "Sentuhlah dia tepat di hatinya. Dia kan jadi milikmu selamanya". It always works, Al. kamu hanya perlu menurunkan sedikit egomu.""Fuck, I don't love her, oke!" Alfie mengumpat kesal. "Daripada berisik, lebih baik kamu tidur!""Wah, nggak bisa gitu dong, Sal."Viona menoleh begitu mendengar nada kesal dalam suara Mandala. Saat ini dia sedang menemani lelaki itu mengunjungi The Union Bandung yang kemarin mengalami kebakaran.Meski ada beberapa pilihan jika The Union direlokasi, tetapi pihak manajemen memutuskan untuk merenovasi restoran itu karena lokasinya yang sangat strategis."Kamu nggak bisa memindahkan Viona begitu saja. I chose her, dan saya punya hak untuk mempertahankan dia sebagai PA saya."Viona menduga ini ada hubungannya dengan Alfie karena tad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Berapi-api

Urusan di sana berlangsung dengan cepat. Setelah Mandala melihat semua bagian yang direnovasi dan mendapatkan informasi yang dia butuhkan, perjalanan dilanjutkan.Mereka menuju restoran milik Lion Capital lainnya, yang khusus menyediakan kudapan manis alias dessert yang bernama Quality Eats.Sore itu Quality Eats tampak ramai dengan pengunjung. Baik yang datang bersama teman, pasangan, atau pun keluarga yang ingin menikmati kudapan manis.Mandala mengajak Viona untuk masuk sebentar ke dapur untuk mengecek beberapa hal, lalu mengajak bicara manajer restoran di ruangannya.Baru setelah itu Mandala mengajak Viona untuk duduk di salah satu sudut restoran dan memesan beberapa menu andalan di restoran ini."Coba ini." Mandala menggeser satu piring yang baru saja diantarkan oleh pramusaji. "Ini adalah french toast yang digoreng dalam bentuk kubus dan diisi dengan strawberry cream cheese."Viona menuruti titah Mandala. Dengan sendok di tangannya, dia memotong sedikit french toast itu dan mema
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status