Semua Bab Dalam Dekapan Musuh: Bab 1 - Bab 10

30 Bab

Awal Dari Segalanya

"Huh?" Apa yang terjadi? Semuanya tampak seperti mimpi saat beberapa pria berbadan besar, mengenakan setelan hitam, mengelilingi mejanya. Keira mematung, terkejut, berusaha menekan perasaan bingung dan cemas, tetap bersikap tenang. Siapa mereka? Seharusnya ayahnya yang datang, memenuhi janji makan malam sejak beberapa hari yang lalu. Bukan malah mereka, yang membuat pikiran Keira dipenuhi oleh berbagai macam pertanyaan. "Siapa kalian?" tanyanya dengan suara tegas. "Kami datang untuk menjemput anda, Nona Hale," ujar salah satu dari mereka. Tubuhnya menegang. Keira menatap waspada, tangannya mencengkram pinggiran meja dengan kuat. Apa sebenarnya inginkan? Keira belum sempat mengatakan apa pun ketika tubuhnya ditarik begitu kasar, kursi yang dia duduki terjatuh, menciptakan bunyi debam. Lengannya sakit saat disentak begitu kuat yang membuatnya terhuyung berdiri. Setidaknya dibutuhkan dua pria untuk memegang lengannya agar tidak bisa memberontak. "Lepaskan aku! Lepaskan," me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Kenyataan baru

"Apa kau sudah siap menerima takdir hidupmu, Keira Hale?" Keira sangat tidak suka namanya disebut olehnya. Nada suara pria itu terdengar merendahkannya. Begitu pula dengan tatapan matanya. "Apa sekarang giliranku?" Siapa lagi? Matanya otomatis mengarah pada sumber suara yang lain. Dari sudut ruangan gelap, pria lain muncul. Kali ini bukan bawahan karena dia mengenakan setelan jas abu-abu. Tubuhnya menjulang tinggi dan begitu kekar. Pria itu mengenakan kacamata bening yang membingkai wajah, seringai jahat tersungging di bibirnya saat menatap ke arahnya. Keduanya memiliki sedikit kemiripan yang Keira simpulkan bahwa mereka pasti bersaudara. "Apa aku sudah bisa membawanya ke ranjangku?" Mata Keira melotot. Gila! yang benar saja. Dia sama sekali tidak sudi disentuh oleh tangan-tangan kotor mereka. Namun, saat ini dia tidak dapat melakukan perlawanan. Membayangkan disentuh oleh salah satu dari mereka membuat Keira merinding. Perasaan mual menjalar ke perutnya. "Diamlah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Hari pertama menjadi pembantu

Menjelang pagi, kegiatan pada ruangan itu sudah dimulai. Mereka perlu bergerak lebih dahulu untuk menyiapkan segalanya. Mata Keira terbuka, memandang kosong, dia kesulitan tidur setelah dibawa ke ruangan ini. Padahal saat tertidur tadi sejenak Keira berharap semuanya adalah mimpi, tetapi kenyataan menampar keras saat dia terbangun di ruangan pembantu. Kasurnya sempit definisi khusus satu orang saja. Bantalnya keras. Tidak ada guling. Sangat jauh berbeda dari kamar tidurnya yang luas dan megah di rumahnya. Apa-apaan ini? Keadaan buruk yang sama sekali tidak bisa dia terima. Dia membutuhkan penjelasan ayahnya, dia perlu mendengarkan dosa masa lalu dari mulut ayahnya sendiri. Akan tetapi apakah ayahnya masih hidup? Kemungkinan besar dia sudah dibunuh oleh keluarga Grant. "Bangun!" Lamunan Keira buyar saat seseorang memukul tubuhnya menggunakan bantal. Dia terkesiap dan segera bangun, terduduk di kasurnya. Para pembantu lainnya sudah bersiap diri sejak tadi, mereka mengenakan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Hukuman

Para pembantu lainnya menatap terkejut sekaligus bingung saat melihat Keira berjalan di belakang Jake yang menunggangi kuda. Tidak seperti biasanya putra kedua keluarga Grant ingin berurusan dengan pembantu. Jake begitu dingin dan jarang berbicara. Bahkan dia hanya memerintah dengan tatapan matanya. Dia seharusnya tidak perlu berusah payah mengurusi pembantu baru. Tetapi tidak ada yang bisa menebak pikiran para anggota keluarga Grant. "Ayo lanjut bekerja," sahut salah satunya memecah keheningan. Mereka kemudian melanjutkan cucian yang bertumpuk. Sedangkan Keira membawa kakinya melangkah ringan, pandangannya tertuju kepada punggung kokoh tersebut. Bagaimana nasib dirinya? Jake tidak muncul tadi malam hingga Keira tidak bisa menyimpulkan seperti apa pria ini. Apakah dia lebih kejam dan sadis dari kedua saudaranya? Terlalu banyak berpikir sampai Keira tidak sadar bahwa mereka telah sampai pada bagian barat tepatnya di kandang kuda. Jake kemudian turun dari kudanya dan menole
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

Pengkhianatan

"Di mansion terdapat perpustakaan besar. Dibagi menjadi tiga bagian, satu untuk tamu, ruangan paling luas untuk keluarga Grant, dan satunya lagi untuk pembantu," Lily menjelaskan dengan semangat. Setelah makan siang mereka memutuskan kembali ke halaman belakang. Duduk bersandar di bawah pohon beringin menunggu jemuran kering untuk diangkat. Angin sepoi bertiup, meski menolak mengakui tetapi Keira sedikit merasa nyaman di tempat ini. Suasananya begitu damai dan seolah jauh dari keramaian kota yang penuh polusi. "Kau pernah ke perpustakaan?" "Hanya sesekali. Soalnya Nia sering memonopoli. Mentang-mentang dekat dengan Mia, dia bertindak sok sekali. Banyak dari kami yang tidak suka padanya tetapi tidak berani melakukan apa pun karena takut," Lily menepuk tangannya, ekspresi wajahnya riang. "Tapi tadi kau berani sekali memukulnya. Kami bangga padamu, Keira." Pukulan itu bahkan bukan apa-apa, lagi pula seseorang seperti Nia memang harus diberi pelajaran agar bisa menjaga sik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

Mencari celah

Malam harinya Keira sulit tertidur. Matanya terus terbuka di dalam ruangan yang lampunya sudah dimatikan sejak tadi. Dia memikirkan nasib dari kehidupan ke depannya. Apakah Keira hanya akan terus menjadi pembantu di keluarga monster iblis ini? Membayangkannya saja sudah membuat perutnya mual. Dia jijik dan sama sekali tidak sudi. Mana mungkin Keira rela menghabiskan sisa hidupnya dengan mengabdi kepada orang gila seperti mereka. Pokoknya Keira harus mencari cara agar bisa pergi dari tempat ini. Dari seribu satu ketidakmungkinan yang ada, pasti ada satu cara untuk meloloskan diri. Meski keluarga Hale sudah hancur tak bersisa, Keira yakin di luar sana masih ada seseorang yang dapat dia datangi dan meminta bantuan. Dia bisa pergi ke tempat temannya atau kabur ke luar negeri melalui kapal pesiar milik pria yang menyukainya. Apa pun yang terjadi, dia harus meninggalkan tempat ini secepatnya. Soalnya ayahnya, Keira tidak ingin memikirkan dulu. Dia ingin egois kali ini dan menyela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Kabur

Sudah dua hari berlalu semenjak Keira melihat tangga tersebut, tetapi dia belum menemukan kesempatan untuk kabur. Terlebih lagi Lily dan Daya terus menyeretnya mengikuti mereka. Membuat Keira bingung mencari alasan untuk berpisah karena mereka bisa curiga. Seperti sekarang mereka duduk di bawah pohon rindang dan menikmati buah persik pemberian Dion. Keira cukup menikmati tekstur buah yang lembut digigit dan berair dengan rasa sempurna yang menyatu. "Dion tidak dimarahi jika memberimu buah seperti ini terus?" Daya mengigit buah ketiganya. Lily menelan, menggeleng. "Tidak, soalnya para penjaga ladang buah memang diberikan jatah per dua keranjang masing-masing setiap minggunya. Dion bilang dia sudah agak muak terlalu banyak memakan buah sejak bekerja di sini, jadi dia membagikannya deh," ujarnya bahagia yang membuat rona merah di pipinya muncul. Daya memberenggut. "Bahagia ya jika disukai oleh tukang ladang buah." "Daya!" Seru Lily malu. Sedangkan Daya tertawa kecil.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-04
Baca selengkapnya

Hukuman lain

Samuel meloloskan dengusan tidak puas. "Oh ayolah, apa aku tidak bisa bersenang-senang dengannya sekali saja?" "Apa aku pernah mengulangi perkataan dua kali?!" Ekspresi dan suara marah Cullen membuat Samuel berdecak kecil. Pandangannya beralih untuk menatap Keira yang memasang raut jijik yang malah menggemaskan di matanya. Dia kemudian mendaratkan kecupan ringan di pipinya sebelum melepas tangan dan membawa dirinya menjauh darinya. "Lihat, dia begitu menggoda. Aku yakin kau juga ingin menidurinya, kan?" Samuel menatap jahil ke arah Cullen. "Tutup mulutmu!" Membuat Cullen semakin marah. Dasar para pria gila! Keira buru-buru bangkit, merapikan gaun dan rambut yang berantakan. Tangannya sudah gatal sekali ingin meninju ekspresi menyebalkan di wajah Samuel, tapi menahan diri karena tidak ingin membuat masalah baru. "Kalau begitu aku akan menelpon jalangku saja, sampai jumpa Keira. Selanjutnya kita pasti bisa melakukannya," Samuel tertawa kencang berjalan menjauh dengan sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Pingsan

Tubuhnya terlalu banyak menerima rangsangan kejut dan ketakutan membuat Keira pingsan tiga puluh menit kemudian. Anak-anak kucing masih terus mengeong dan menempel pada tubuhnya yang terkulai lemah. Alarm berbunyi dari alat hitung jam pada dinding yang menandakan hukumannya telah selesai dalam waktu satu jam. Bawahan tadi masuk dan memeriksa kondisinya kemudian keluar membawa laporan kepada Cullen yang duduk menunggu di meja kerja dan Samuel yang datang lima menit lalu. "Dia pingsan, Tuan." Samuel mendorong dirinya dari dinding, tersenyum licik. "Baiklah, kalau begitu aku akan membawanya ke kamarku." "Apa kau datang ke sini untuk itu?" Cullen menatap dingin ke arahnya. Tangannya dilipat di depan dada, dan kakinya diangkat ke atas meja. "Biarkan aku melakukannya sekali saja," senyum Samuel menghilang dari wajahnya digantikan ekspresi serius. Kesal karena Cullen selalu saja memerintah seenak diri. "Tidak." Satu kata yang cukup menggambarkan penolakan secara jelas.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-06
Baca selengkapnya

Penyerangan

Tepat satu minggu Keira berada di mansion ini. Kesehariannya diisi dengan mencuci pakaian, tidur siang di bawah pohon atau mendengar celotehan Daya dan Lily yang menceritakan banyak hal sedangkan Keira hanya tinggal diam hanya sesekali ikut dalam pembicaraan. Matahari bersinar terik. Setelah makan siang, mereka ke bawah pohon rindang seperti biasanya. Aktivitas yang tidak melelahkan tetapi sangat membosankan hingga Keira rasanya ingin mati sebab terus melakukan pekerjaan berulang-ulang setiap harinya. Tapi untung saja para keluarga Grant sedang ke luar negeri, Keira jadi tidak perlu bertemu dan berurusan dengan mereka selama beberapa waktu. Keira juga menunggu kesempatan untuk dapat mengendap ke ruang bawah sebelum mereka kembali. Dia memandang Daya dan Lily yang sedang berdebat kecil, sedangkan dia sembari memikirkan rencana untuk melancarkan aksinya. "Kau tidak ingin mengatakan apa pun Keira?" Pertanyaan Daya membuatnya berkedip. "Huh?" "Sejak berapa hari lalu ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status