Share

Penyerangan

Author: Reyna H.
last update Last Updated: 2024-11-08 17:37:20
Tepat satu minggu Keira berada di mansion ini. Kesehariannya diisi dengan mencuci pakaian, tidur siang di bawah pohon atau mendengar celotehan Daya dan Lily yang menceritakan banyak hal sedangkan Keira hanya tinggal diam hanya sesekali ikut dalam pembicaraan.

Matahari bersinar terik. Setelah makan siang, mereka ke bawah pohon rindang seperti biasanya.

Aktivitas yang tidak melelahkan tetapi sangat membosankan hingga Keira rasanya ingin mati sebab terus melakukan pekerjaan berulang-ulang setiap harinya.

Tapi untung saja para keluarga Grant sedang ke luar negeri, Keira jadi tidak perlu bertemu dan berurusan dengan mereka selama beberapa waktu.

Keira juga menunggu kesempatan untuk dapat mengendap ke ruang bawah sebelum mereka kembali. Dia memandang Daya dan Lily yang sedang berdebat kecil, sedangkan dia sembari memikirkan rencana untuk melancarkan aksinya.

"Kau tidak ingin mengatakan apa pun Keira?"

Pertanyaan Daya membuatnya berkedip. "Huh?"

"Sejak berapa hari lalu ka
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dalam Dekapan Musuh   Murka

    Kembali lagi kepada situasi di mansion beberapa menit sebelum laporan tiba kepada Cullen. Awalnya Keira terkejut sekaligus bingung mendengar ucapan Bon. Dia kehilangan jarinya bukan atas kesalahan Keira, melainkan kesalahan dirinya sendiri yang bertindak sok hebat saat hendak membawanya kemari. Pun yang memotong jarinya bukan Keira melainkan Samuel tetapi kenapa dia malah dendam kepadanya? Bawahan sok hebat sepertinya memang seharusnya menerima hukuman berat. Dia mungkin mengira Keira lemah karena tampilannya lembut dan feminim. Tetapi jangan salah, Keira bukan tipe yang tidak tahu menyerang. Kehidupan masa lalunya bukan hanya tentang bermanja dan menghabiskan uang. Ayahnya mendidik begitu keras bahkan pernah melepaskan Keira di hutan selama dua hari tanpa perlengkapan makanan, selain senapan dan pisau lipat. Dalam dua hari itu, Keira mampu membunuh tiga harimau dan menikam ular besar yang hendak melititinya. Jadi bawahan rendahan seperti Bon sama sekali bukan lawannya. Keira

    Last Updated : 2024-11-09
  • Dalam Dekapan Musuh   Dia agak berbeda

    Satu minggu sejak kejadian itu, keadaan kembali seperti semula seolah kejadian itu tidak pernah terjadi. Keira sadar memasuki hari kelima dan masih dirawat di kamar Cullen. Dua hari setelah sadar Keira masih belum melihat pria itu, hanya dokter dan Mia sesekali datang untuk memeriksa dan memberinya makanan. Jika bertanya apakah boleh keluar atau kembali ke kamar pembantu, Keira terus mendapat jawaban tidak.Apalagi jika bertanya kepada Mia, dia begitu sinis dan dingin kepadanya. Entah apa salah yang Keira perbuat? Apakah wanita itu marah karena Nia mendapat hukuman? Padahal sudah jelas kalau kerabatnya itu yang membuat ulah lebih dulu. Luka di tubuhnya sudah hampir mengering, sang dokter memberi perawatan terbaik kepadanya. Keira berterima kasih akan hal itu tapi tetap saja dia ingin keluar dari kamar yang terkunci. Sampai kapan dirinya di kurung di sini? Rasa bosan seakan hendak membunuhnya. Lagi pula Keira sudah merasa baikan dan tidak perlu berada di tempat ini terlalu lama.

    Last Updated : 2024-11-14
  • Dalam Dekapan Musuh   Bukan teman

    Memasuki minggu kedua, kondisi Keira benar-benar telah membaik dan dapat kembali ke kamar pembantu. Dia sangat bersyukur dapat bebas dan tidak terkurung di kamar Cullen lagi. Saat tiba di kamar, semua orang sudah menyambutnya, mereka lega melihatnya kembali dalam keadaan utuh. Terlebih lagi Daya dan Lily yang memeluk tubuhnya erat. Keduanya menangis dan memberitahu kekhawatiran sebab tidak melihatnya dalam jangka waktu dua minggu. "Kau sungguh sudah sehat?" Lily menyeka air matanya, hidungnya memerah karena terisak keras. "Iya Keira, tanyakan kepada kami jika ada yang sakit. Kami sungguh tidak bisa bekerja dengan tenang memikirkan keadaanmu," Daya menambahkan, air matanya sendiri sudah mengering di matanya. Sedangkan yang lain ikut menimpali, mengucapkan puji syukur dan lainnya. "Kau benar-benar hebat dapat bertahan." Yang lain mengangguk. "Syukurlah kau kembali." "Katanya bawahan itu dibunuh oleh Tuan Cullen?" "Eh benarkah?" "Bagaimana sikap Tuan Cullen kepadamu." "Hei be

    Last Updated : 2024-11-20
  • Dalam Dekapan Musuh   Bertemu

    Baik Jake maupun Samuel masih berada di negara tetangga selama dua minggu lebih. Mereka belum mendapat panggilan pulang dari Cullen, meski semua bisnis telah diselesaikan. Keduanya bahkan tidak tahu apa yang saja yang terjadi di mansion selama mereka pergi. Siang menjelang sore hari, akhirnya Jake menerima panggilan dari Cullen dan menyuruh mereka pulang nanti malam. "Sialan Cullen, akhirnya dia mengingat juga kalau mempunyai adik di sini," Samuel mencibir sinis, meletakkan botol wine kosong yang dia habiskan sendiri. Jake tidak mengatakan apa pun, hanya membuang waktu meladeni orang seperti Samuel. "Aku keluar dulu," walau telah satu botol wine, Samuel masih belum mabuk, dia mempunyai toleran tinggi terhadap alkohol. "Jangan membuat kekacauan," Jake memberi peringatan ketika melihat seringai lebar di wajah Samuel yang menurutnya aneh. Anak itu memang berbeda, lain dari yang lain. Seperti bocah yang masih membutuhkan pengawasan. Samuel terkekeh, membuka pintu, menoleh, seringain

    Last Updated : 2024-11-21
  • Dalam Dekapan Musuh   Danau biru

    Sejak hari itu, Daya mau pun Lily tidak pernah mengajaknya mengobrol atau sekadar duduk di bawah pohon rindang. Mereka menjauhinya bahkan melihatnya saja enggan. Karena hal itu, yang lainnya sempat bertanya-tanya, bingung. "Kalian marahan?" "Kok tidak pernah bertiga lagi?" "Ada apa dengan kalian?" Dihadapkan pertanyaan demikian, Keira lebih memilih untuk tidak menjawab. Jika mereka semakin mendesaknya, maka hanya ada satu ucapan yang bisa dia katakan. "Tidak ada masalah." "Masa?" Namun mereka tidak percaya, dan pindah bertanya kepada keduanya. Lily pun enggan menjawab tetapi Daya menjawab dengan lantang dan didengar oleh semua orang. "Dia tidak butuh teman, kami tidak dianggap teman. Jadi buat apa bersamanya?" Beberapa ada yang tidak percaya. "Masa sih?" "Kalau tidak percaya coba saja dekati. Dia cuma bisa diam dan malas bicara dengan orang seperti kami," Daya melengos, menarik Lucy untuk keluar dari ruangan. Sebentar lagi semuanya akan memulai kembali pekerjaan. Mereka

    Last Updated : 2024-11-22
  • Dalam Dekapan Musuh   Menemukan lokasi

    Sekarang waktu yang pas untuk melancarkan aksinya, yaitu mencari letak ruang bawah tanah mansion. Beberapa hari belakangan, Keira sibuk mencari lokasinya, setelah bekerja dan makan siang, dia pasti mengunjungi perpustakaan, mencari peta atau petunjuk yang bisa dia dapatkan. Tetapi Keira sama sekali tidak menemukan petunjuk, jangakan petunjuk, peta mansion saja tidak ada. Sebelum-sebelumnya, dia banyak mendapatkan informasi dari Lily dan kini dia sudah kehilangan sumber informasi mengenai mansion Grant. Harus bertanya kepada siapa lagi? Yang lainnya tampak tidak meyakinkan. Jika tidak punya petunjuk, sampai tua pun Keira tidak akan pernah menemukan lokasi mansion. Tidak mungkin kan, dia menjelajahi mansion seluas ini, mencari secara terang-terangan, bukannya ketemu, malah dia yang bisa tertangkap. Kalau bertindak gegabah pun, kemungkinan besar Keira bertemu dengan anggota keluarga Grant, sungguh menyebalkan, sebab ketiganya sama saja. "Dion tidak pernah memberimu buah lagi?" Li

    Last Updated : 2024-11-23
  • Dalam Dekapan Musuh   Ruang bawah tanah

    "Saat makan malam selesai, kalian harus balik ke kamar, tidak ada yang berkeliaran. Jika aku melihat salah satu di antara kalian keluar pada jam yang telah ditentukan, siap-siap menerima hukuman." Ucapan Mia seolah perintah mutlak yang tidak bisa dibantah. Mereka semua diam, mendengarkan, dilarang membuat satu patah kata karena itu sama saja dengan membantah, Mia tidak akan suka, dan seketika memberi hukuman yang berat. Keira menatap sisa makanan pada nampan, nafsu makannya hilang, bahkan sejak tadi dia hanya memaksa dirinya untuk menyantap makanan agar Mia yang berpatroli dan memantau para pembantu, tidak akan curiga dan melaporkannya kepada keluarga Grant, terutama Cullen. Bahaya kalau sampai hal itu terjadi. Kepalanya sejak tadi pusing memikirkan cara untuk keluar dari kamar nantinya, tanpa ketahuan oleh siapa pun. Sebab apa pun yang terjadi, Keira perlu ke ruang bawah tanah malam ini juga, dia tidak bisa menunda lagi, juga merupakan kesempatan baik karena anggota keluarga Gran

    Last Updated : 2024-11-24
  • Dalam Dekapan Musuh   Ciuman

    Kelopak matanya mengerjap-ngerjap, pengelihatan buram, kepalanya berdenyut pelan. Keira berusaha mengumpulkan kesadaran, pipinya menekan lantai yang dingin. Saat pengelihatan mulai membaik, dia berkedip pelan, memandang dua orang yang berjarak beberapa langkah darinya, sedang berlutut dengan tampilan yang babak belur. Dengan rasa sakit kepala yang belum reda, Keira bangkit dan memandang sekeliling, menyadari bahwa dia berada di ruangan Cullen. Pandangan kembali kepada dua orang tersebut, salah satunya adalah bawahan yang ditemani Cullen ke ruang bawah tanah, dan di sebelahnya, yaitu Dion yang menunduk, darah tak henti menetes dari dagunya. Saat kakinya berdiri terhuyung, hendak melangkah, langkah Keira dihentikan oleh suara langkah kaki yang berderap di belakangnya. "Kau sudah bangun?" Suara Cullen bertanya malas, menggema menyebalkan di telinganya. Keira menoleh, menatap dengan kerutan samar di wajahnya. "Apa yang kau lakukan?" Tatapan Cullen berubah, pandangan semakin gelap. "

    Last Updated : 2024-11-25

Latest chapter

  • Dalam Dekapan Musuh   Percakapan tengah malam

    Bagaimana caranya untuk tidur jika pikiran berkecamuk? Memikirkan segalanya yang tiada habisnya. Tubuh Keira meringkuk di atas kasur, helaan napasnya terdengar berat setiap kali menghembuskan napas. Jam dinding menunjukkan pukul satu dini hari, dan sejak tadi yang dilakukan hanyalah menatap kosong ke arah jendela. Waktu berlalu begitu saja meski dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk tertidur. Memejamkan mata yang hanya berakhir gusar karena semua pikiran tetap bersarang di pikirannya. Tidak kuat dengan pikiran yang menganggu, Keira memilih bangkit dari kasur, dan mengendap keluar dari kamar. Langkah kakinya goyah berjalan di lorong yang sepi. Dia pun tidak tahu ingin ke mana, mencoba mengosongkan pikiran dan berakhir melangkah menuju taman mansion. Kepalanya mendongkak memandang langit malam yang cerah. Bulan bersinar penuh menyinari bumi, membuat bayangan Keira terbentuk sempurna di rerumputan. Suasana begitu sunyi, angin sepoi bertiup cukup kencang menerbangkan helai rambutnya.

  • Dalam Dekapan Musuh   Ibu

    Seharian Keira menghabiskan waktu di dalam kamar. Sekadar melamun di depan jendela atau menatap ikan di akuarium. Raganya seolah melayang setelah percakapan dengan Cullen berapa jam lalu. Kini Keira kembali memikirkan betapa tidak berguna dirinya yang masih hidup hingga sekarang. Apa waktunya menyusul ayahnya? Pikiran itu terus menganggu, seperti menghasut melakukan sesuatu yang gila. Namun Keira masih berusaha menahan diri, dan memikirkan berbagai macam kemungkinan baik yang ada ke depannya. Siapa yang tahu semua akan berubah nantinya, jika makna di balik surat ayahnya telah terungkap? "Apa yang bisa kulakukan?" Gumamnya malas. Menghela napas panjang, Keira kemudian bangkit, dan berjalan keluar dari kamar. Setidaknya dia ingin mencari angin segar dan menjernihkan pikiran yang berkecamuk. Langkahnya pelan menelusuri koridor, beberapa kali bertemu muka dengan pembantu yang dulu satu kamar dengannya, dan kebanyakan dari mereka menghindar. Saat berbelok di ujung koridor, bertepata

  • Dalam Dekapan Musuh   Penjelasan

    "Untungnya kalian tiba tepat waktu tadinya, jadi mereka berdua masih bisa selamat. Memang terkadang hal gila selalu terjadi sini." Amanda keluar dari ruangan, menghembuskan napas panjang. Keira yang sejak tadi duduk di bangku segera berdiri, entah kenapa dia malah tetap duduk di sana sepanjang waktu, padahal dia bisa saja pergi ke kamarnya. Pikirannya masih linglung, tangannya mengenggam erat liontin tersebut. Dia menatap Amanda agak lama, kemudian bersuara. "Mereka selamat?" "Tentu mereka selamat, ini bukan pertama kali aku menangani hal semacam ini. Dapat dikatakan mereka sudah kebal terhadap peluru?" Amanda mengusap keringatnya, bersandar di dinding. Terlihat jelas jika dia kelelahan setelah mengurus dua orang sekaligus. Skillnya tidak main-main, tetapi Keira menganggap itu tidak masuk akal. Bagaimana bisa seseorang melakukan operasi pengangkatan peluru terhadap dua orang sekaligus? Hal tersebut tidak sampai di otaknya, seperti hal mustahil. Tapi mungkin, Amanda sehebat itu, t

  • Dalam Dekapan Musuh   Pilihan Keira

    Saat berada di luar ruangan, penjahat itu berhenti, cengkaramannya semakin mengencang. Sebelah tangannya bergerak, menempelkan ujung pistol di pelipis Keira, mulai menekan pelatuk. Keira yang tidak bisa melawan, mulai memikirkan segala kejadian yang pernah terjadi dalam hidupnya. Lebih tepatnya mengenang kehidupan sebelum berakhir di tangan penjahat tersebut. Dalam hidupnya, Keira belum pernah mencapai sesuatu yang betul-betul diimpikan. Dia menjalani kehidupan dengan sangat datar, tanpa ambisi, dan cita-cita. Mungkin inilah hukuman untuk seseorang yang tidak pernah menikmati kehidupan dengan semestinya. "Terimalah kematianmu," bisik penjahat tersebut. "Eh?" Matanya membulat, terkejut. "Samuel?" "Huh?" Cengkraman pada lehernya mengendur, Keira menjadikan itu sebagai kesempatan untuk menjauh dan berbalik, memandangnya dengan keterkejutan yang masih sama. "Kau Samuel, kan?" "Huh?!""Tidak perlu berbohong, aku tahu itu kau," tangan Keira bergerak hendak menarik topeng, tapi pria

  • Dalam Dekapan Musuh   Kekacauan

    "Aku tidak mengira akan bertemu denganmu di sini, Keira. Kau menghilang setelah hari kelulusan, bahkan chatku saja tidak dibalas. Kau ke mana selama ini?"Mereka kini berada di ruangan tanpa pintu tempat penyimpanan barang cadangan. Keira berdiri di depan Evan, memandangnya. Mereka memang sudah lama tidak bertemu, oiya Evan merupakan teman kampus Keira, mereka dulunya satu jurusan dan sering berada di kelas yang sama. Evan adalah pria yang pernah Keira pikirkan sebagai pilihan untuk kabur. Ya, dia pria yang memliki kapal pesiar yang berlabuh mengelilingi dunia. Termasuk dari keluarga kaya raya di dunia. Dia pria tampan berambut pirang, yang baik hati dan sering menolongnya dahulu. Bahkan saat status Keira hanyalah mahasiswa yang mendapatkan bantuan dari sekolah dulunya. Alan sangat tidak ingin jika seseorang mengetahui siapa Keira sebenarnya, maka dari itu, sepanjang hidupnya Keira lebih banyak menyembunyikan dirinya yang sebenarnya. Di kampusnya dia dikenal sebagai gadis miskin ta

  • Dalam Dekapan Musuh   Familiar

    Nia memasuki ruangan Cullen dengan setengah hati, ada rasa gugup, takut, sekaligus kesal melihat bagaimana Keira dapat menghindari hukuman begitu mudah. Meski Nia tahu bahwa wanita itu bukan seorang pembantu sepertinya, tapi seharusnya diberi hukuman juga, kan? Keluarga Grant yang dia tahu adalah keluarga yang tidak segan menghukum seseorang yang melakukan keributan atau bertengkar di mansion. Namun di sinilah Nia sekarang, berdiri sembari menahan getaran di kaki, menunduk saat Cullen melayangkan tatapan membunuh ke arahnya. Tatapan Cullen saja sudah seperti hukuman. Nia merasa seolah tatapan itu menembus ke dalam jiwa dan merobeknya secara perlahan. Dia sangat tersiksa hingga menimbulkan sesak di dadanya. Hukuman apa yang akan Nia terima? Selama berada di mansion, dia sudah berapa kali dihukum dan dapat dibilang sudah terbiasa, maka dari itu, dia menenangkan diri dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja saat waktu berlalu nantinya. "Anda memanggil saya Tuan?" Pintu terbuk

  • Dalam Dekapan Musuh   Ajakan pesta

    Keesokan harinya, Keira berjalan-jalan di sekitar halaman belakang mansion. Sejak tadi malam, pikirannya dipenuhi oleh perkataan Cullen dan isi diary serta surat yang ditinggalkan ayahnya. Jika menggunakan pemikiran jangka pendek, semuanya tampak tidak masuk akal, seolah hanya sesuatu yang dibuat-buat untuk mendramatisi kematian ayahnya. Namun jika memikirkannya secara jangka panjang, segala sesuatu memang saling terhubung. Kemungkinan besar ada sosok dibalik kejadian kejam masa lalu Alan, yang membuat ayahnya melakukan sesuatu keji dan tak bermoral. Dan saat waktunya tiba, ayahnya sengaja bunuh diri, dan mengungkap seperti teka-teki agar mereka yang mendapatkan suratnya dapat menyelidiki setelah kematiannya. "Keira." Langkahnya terhenti, Keira segera menoleh menemukan Lily dan Daya berdiri tak jauh darinya. Mereka berdua memegang keranjang kosong, sepertinya telah selesai menjemur pakaian. Lily maju selangkah, gugup ingin berbicara dengan Keira setelah saling mendiami selama be

  • Dalam Dekapan Musuh   Kemungkinan baru

    Keira menatap keluar jendela, rintik-rintik hujan mengentuk atap saat mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Pandangannya kosong, juga pikirannya yang sudah terlalu penuh sebab memikirkan semuanya. Cobaan hidupnya sangat berat, rumit, dimulai dari ibunya yang meninggal saat melahirkannya, membuatnya tumbuh dan besar tanpa pernah merasakan kasih sayang. Hidup bersama sang ayah yang kadang bersikap kejam dan dingin padanya, sering meninggalkan Keira yang kesepian. Jika Keira protes atau melampiaskan kekesalan sekali saja, maka Alan tak akan segan memberi hukuman. Seperti mengurung Keira di gudang yang gelap gulita dan hanya sedikit sirkulasi udara, atau membawanya ke hutan dan meninggalkannya sendiri, Keira harus berjuang agar keluar dari hutan sebelum malam hari. Pokoknya hidupnya tidak lurus dan sempurna seperti kata orang-orang, Keira banyak mengalami kesulitan terutama saat beranjak remaja. Meski begitu, terlepas dari sikap buruk Alan, Keira dapat tumbuh sebagai sosok anak perempu

  • Dalam Dekapan Musuh   Pemakaman

    Selama menjalani perawatan, Keira berada di kamar Cullen, lebih tepat dikurung, pintu hanya terbuka jika Amanda datang untuk memeriksa atau Mia yang datang membawa makanan. Kamar tersebut dirancang seketat mungkin. Jendelanya diberi trali besi, sejenis cairan sabun atau sampo berbahaya dihilangkan. Kini rak kamar mandi Cullen hanya dipenuhi oleh sejenis sabun mandi bayi yang aman jika tertelan. Sejak berada di kamar tersebut, Clara hanya bisa berbaring, memandang kosong ke arah langit-langit. Dia kembali lagi dalam model boneka, terlihat tak bernyawa dan begitu hampa. Untuk sementara waktu, Clara mencoba tidak memikirkan apa pun. Menjerihkan pikiran, terlalu banyak berpikir juga membuatnya lelah, dan merasakan energinya terbuang habis. Saat kesadaran hampir hilang, pintu yang terbuka membuat matanya terbuka. Keira bangkit dari posisi tidur saat mengenali suara langkah tersebut, yang mengetuk lantai keras dan terburu-buru. Cullen datang. "Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya blak-blaka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status