Home / Romansa / Dalam Dekapan Musuh / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dalam Dekapan Musuh: Chapter 11 - Chapter 20

30 Chapters

Murka

Kembali lagi kepada situasi di mansion beberapa menit sebelum laporan tiba kepada Cullen. Awalnya Keira terkejut sekaligus bingung mendengar ucapan Bon. Dia kehilangan jarinya bukan atas kesalahan Keira, melainkan kesalahan dirinya sendiri yang bertindak sok hebat saat hendak membawanya kemari. Pun yang memotong jarinya bukan Keira melainkan Samuel tetapi kenapa dia malah dendam kepadanya? Bawahan sok hebat sepertinya memang seharusnya menerima hukuman berat. Dia mungkin mengira Keira lemah karena tampilannya lembut dan feminim. Tetapi jangan salah, Keira bukan tipe yang tidak tahu menyerang. Kehidupan masa lalunya bukan hanya tentang bermanja dan menghabiskan uang. Ayahnya mendidik begitu keras bahkan pernah melepaskan Keira di hutan selama dua hari tanpa perlengkapan makanan, selain senapan dan pisau lipat. Dalam dua hari itu, Keira mampu membunuh tiga harimau dan menikam ular besar yang hendak melititinya. Jadi bawahan rendahan seperti Bon sama sekali bukan lawannya. Keira
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Dia agak berbeda

Satu minggu sejak kejadian itu, keadaan kembali seperti semula seolah kejadian itu tidak pernah terjadi. Keira sadar memasuki hari kelima dan masih dirawat di kamar Cullen. Dua hari setelah sadar Keira masih belum melihat pria itu, hanya dokter dan Mia sesekali datang untuk memeriksa dan memberinya makanan. Jika bertanya apakah boleh keluar atau kembali ke kamar pembantu, Keira terus mendapat jawaban tidak.Apalagi jika bertanya kepada Mia, dia begitu sinis dan dingin kepadanya. Entah apa salah yang Keira perbuat? Apakah wanita itu marah karena Nia mendapat hukuman? Padahal sudah jelas kalau kerabatnya itu yang membuat ulah lebih dulu. Luka di tubuhnya sudah hampir mengering, sang dokter memberi perawatan terbaik kepadanya. Keira berterima kasih akan hal itu tapi tetap saja dia ingin keluar dari kamar yang terkunci. Sampai kapan dirinya di kurung di sini? Rasa bosan seakan hendak membunuhnya. Lagi pula Keira sudah merasa baikan dan tidak perlu berada di tempat ini terlalu lama.
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bukan teman

Memasuki minggu kedua, kondisi Keira benar-benar telah membaik dan dapat kembali ke kamar pembantu. Dia sangat bersyukur dapat bebas dan tidak terkurung di kamar Cullen lagi. Saat tiba di kamar, semua orang sudah menyambutnya, mereka lega melihatnya kembali dalam keadaan utuh. Terlebih lagi Daya dan Lily yang memeluk tubuhnya erat. Keduanya menangis dan memberitahu kekhawatiran sebab tidak melihatnya dalam jangka waktu dua minggu. "Kau sungguh sudah sehat?" Lily menyeka air matanya, hidungnya memerah karena terisak keras. "Iya Keira, tanyakan kepada kami jika ada yang sakit. Kami sungguh tidak bisa bekerja dengan tenang memikirkan keadaanmu," Daya menambahkan, air matanya sendiri sudah mengering di matanya. Sedangkan yang lain ikut menimpali, mengucapkan puji syukur dan lainnya. "Kau benar-benar hebat dapat bertahan." Yang lain mengangguk. "Syukurlah kau kembali." "Katanya bawahan itu dibunuh oleh Tuan Cullen?" "Eh benarkah?" "Bagaimana sikap Tuan Cullen kepadamu." "Hei be
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bertemu

Baik Jake maupun Samuel masih berada di negara tetangga selama dua minggu lebih. Mereka belum mendapat panggilan pulang dari Cullen, meski semua bisnis telah diselesaikan. Keduanya bahkan tidak tahu apa yang saja yang terjadi di mansion selama mereka pergi. Siang menjelang sore hari, akhirnya Jake menerima panggilan dari Cullen dan menyuruh mereka pulang nanti malam. "Sialan Cullen, akhirnya dia mengingat juga kalau mempunyai adik di sini," Samuel mencibir sinis, meletakkan botol wine kosong yang dia habiskan sendiri. Jake tidak mengatakan apa pun, hanya membuang waktu meladeni orang seperti Samuel. "Aku keluar dulu," walau telah satu botol wine, Samuel masih belum mabuk, dia mempunyai toleran tinggi terhadap alkohol. "Jangan membuat kekacauan," Jake memberi peringatan ketika melihat seringai lebar di wajah Samuel yang menurutnya aneh. Anak itu memang berbeda, lain dari yang lain. Seperti bocah yang masih membutuhkan pengawasan. Samuel terkekeh, membuka pintu, menoleh, seringain
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Danau biru

Sejak hari itu, Daya mau pun Lily tidak pernah mengajaknya mengobrol atau sekadar duduk di bawah pohon rindang. Mereka menjauhinya bahkan melihatnya saja enggan. Karena hal itu, yang lainnya sempat bertanya-tanya, bingung. "Kalian marahan?" "Kok tidak pernah bertiga lagi?" "Ada apa dengan kalian?" Dihadapkan pertanyaan demikian, Keira lebih memilih untuk tidak menjawab. Jika mereka semakin mendesaknya, maka hanya ada satu ucapan yang bisa dia katakan. "Tidak ada masalah." "Masa?" Namun mereka tidak percaya, dan pindah bertanya kepada keduanya. Lily pun enggan menjawab tetapi Daya menjawab dengan lantang dan didengar oleh semua orang. "Dia tidak butuh teman, kami tidak dianggap teman. Jadi buat apa bersamanya?" Beberapa ada yang tidak percaya. "Masa sih?" "Kalau tidak percaya coba saja dekati. Dia cuma bisa diam dan malas bicara dengan orang seperti kami," Daya melengos, menarik Lucy untuk keluar dari ruangan. Sebentar lagi semuanya akan memulai kembali pekerjaan. Mereka
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Menemukan lokasi

Sekarang waktu yang pas untuk melancarkan aksinya, yaitu mencari letak ruang bawah tanah mansion. Beberapa hari belakangan, Keira sibuk mencari lokasinya, setelah bekerja dan makan siang, dia pasti mengunjungi perpustakaan, mencari peta atau petunjuk yang bisa dia dapatkan. Tetapi Keira sama sekali tidak menemukan petunjuk, jangakan petunjuk, peta mansion saja tidak ada. Sebelum-sebelumnya, dia banyak mendapatkan informasi dari Lily dan kini dia sudah kehilangan sumber informasi mengenai mansion Grant. Harus bertanya kepada siapa lagi? Yang lainnya tampak tidak meyakinkan. Jika tidak punya petunjuk, sampai tua pun Keira tidak akan pernah menemukan lokasi mansion. Tidak mungkin kan, dia menjelajahi mansion seluas ini, mencari secara terang-terangan, bukannya ketemu, malah dia yang bisa tertangkap. Kalau bertindak gegabah pun, kemungkinan besar Keira bertemu dengan anggota keluarga Grant, sungguh menyebalkan, sebab ketiganya sama saja. "Dion tidak pernah memberimu buah lagi?" Li
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Ruang bawah tanah

"Saat makan malam selesai, kalian harus balik ke kamar, tidak ada yang berkeliaran. Jika aku melihat salah satu di antara kalian keluar pada jam yang telah ditentukan, siap-siap menerima hukuman." Ucapan Mia seolah perintah mutlak yang tidak bisa dibantah. Mereka semua diam, mendengarkan, dilarang membuat satu patah kata karena itu sama saja dengan membantah, Mia tidak akan suka, dan seketika memberi hukuman yang berat. Keira menatap sisa makanan pada nampan, nafsu makannya hilang, bahkan sejak tadi dia hanya memaksa dirinya untuk menyantap makanan agar Mia yang berpatroli dan memantau para pembantu, tidak akan curiga dan melaporkannya kepada keluarga Grant, terutama Cullen. Bahaya kalau sampai hal itu terjadi. Kepalanya sejak tadi pusing memikirkan cara untuk keluar dari kamar nantinya, tanpa ketahuan oleh siapa pun. Sebab apa pun yang terjadi, Keira perlu ke ruang bawah tanah malam ini juga, dia tidak bisa menunda lagi, juga merupakan kesempatan baik karena anggota keluarga Gran
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Ciuman

Kelopak matanya mengerjap-ngerjap, pengelihatan buram, kepalanya berdenyut pelan. Keira berusaha mengumpulkan kesadaran, pipinya menekan lantai yang dingin. Saat pengelihatan mulai membaik, dia berkedip pelan, memandang dua orang yang berjarak beberapa langkah darinya, sedang berlutut dengan tampilan yang babak belur. Dengan rasa sakit kepala yang belum reda, Keira bangkit dan memandang sekeliling, menyadari bahwa dia berada di ruangan Cullen. Pandangan kembali kepada dua orang tersebut, salah satunya adalah bawahan yang ditemani Cullen ke ruang bawah tanah, dan di sebelahnya, yaitu Dion yang menunduk, darah tak henti menetes dari dagunya. Saat kakinya berdiri terhuyung, hendak melangkah, langkah Keira dihentikan oleh suara langkah kaki yang berderap di belakangnya. "Kau sudah bangun?" Suara Cullen bertanya malas, menggema menyebalkan di telinganya. Keira menoleh, menatap dengan kerutan samar di wajahnya. "Apa yang kau lakukan?" Tatapan Cullen berubah, pandangan semakin gelap. "
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Kesempatan

Ciuman terlepas saat Keira menarik diri lebih dulu, napasnya tersenggal, memasok banyak udara. Punggung tangannya mengusap bibir yang basah, keinginan untuk menampar Cullen begitu kuat, ingin rasanya Keira mencakar wajah yang memasang raut puas tersebut. Namun, sekali lagi, Keira merasakan efek dari Cullen yang menekan, dan membuat tangannya tak bisa bergerak untuk menamparnya. Raut wajahnya berkerut tidak suka, matanya memandang seolah ingin membakarnya. "Ternyata lebih bagus seperti ini," ujar Cullen, menarik tangannya dan menyeretnya memasuki kamar. "He! Lepaskan," Keira yang tidak terima memberontak, tetapi cengkraman Cullen pada pergelangan tangannya begitu erat, kakinya terseok-seok mengikuti langkah kakinya yang panjang. "Jangan memerintahku." "Kalau begitu jangan memaksaku sesuka hatimu juga." Cullen kemudian mendorong tubuhnya masuk ke kamar, tangannya berpindah memegang knop pintu, senyum sinis tersungging di bibirnya. "Ingat, kau bukan siapa-siapa di sini, Keira," ta
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Racun

Seminggu berlalu sejak pagi itu, perkataan Cullen masih segar dalam ingatannya, tetapi sudah hampir memasuki hari kedelapan, Keira belum menerima kabar lagi darinya. Cullen melakukan perjalan ke luar negeri tiga hari lalu, menyisakan Keira yang uring-uringan dengan ucapannya.Apakah sungguh Cullen akan mempertemukannya dengan ayahnya atau itu hanya omong kosong? Namun ucapan Cullen yang menyuruhnya berhenti mencuci itu sungguhan, disampaikan langsung oleh Mia di hadapan semua pembantu. Keira tidak mempunyai kewajiban lagi mencuci sekeranjang pakaian yang membuat tangannya memerah. Meski begitu, rasanya begitu tersiksa tidak melakukan sesuatu. Hari-harinya menjadi sangat membosankan, terkadang ke perpustakaan, berjalan-jalan di taman, atau sekadar mencuci mata pada ladang buah yang berbuah lebat dan ranum. "Dia sebenarnya siapa?" "Entah, dia satu-satunya pembantu yang menerima perlakuan spesial dari keluarga Grant." "Bukankah dari awal dia memang tidak pernah menceritakan asal-usu
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status