Home / Horor / Rumah Angker Warisan Bapak / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Rumah Angker Warisan Bapak: Chapter 51 - Chapter 60

89 Chapters

Bab 51. Keluarga Hendra

Pintu angkot terbuka sendiri dengan bunyi berdecit. Di luar, bayangan rumah itu terlihat semakin mencekam di bawah sinar rembulan. Dengan langkah gemetar Astutik mulai turun. Tak lama setelah ia menginjakkan kaki di tanah, angkot itu meluncur dengan cepat, menghilang di balik gelapnya malam.Astutik terkesiap mendengar suara dari arah belakang. "Saya sepertinya pernah melihat Anda?" Suaranya pelan, tapi cukup untuk membuat bulu kuduknya meremang.
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 52. Ibu Dan Anak

"Baiklah kalau itu keputusanmu, tapi resiko tanggung sendiri," dengus Hendra kesal.Kartika tersenyum, ke arah ayah mertuanya. "Terimakasih ya, Yah, Kartika berjanji hanya sebatas memastikan kalau bu Astutik baik-baik saja.""Terserah kamu, hanya saja Ayah ingin menegaskan sesuatu." Hendra menatap Kartika dengan tajam, nadanya penuh tekanan. "Jangan ikut campur terlalu jauh. Ayah terus terang tidak menyukai sikap putri Bu Astutik, yang bernama Wulan itu."Kartika mengangguk pelan, menyadari ketegangan di balik kata-kata ayah mertuanya. Ia tahu Hendra jarang berbicara setegas ini kecuali ia benar-benar merasa terganggu. Perlahan, Kartika menggandeng lengan Astutik, berusaha menenangkan wanita tua itu yang tampak begitu rapuh. "Baik, Pak. Saya mengerti. Saya akan segera bersiap," ujarnya, berusaha tetap tenang.Astutik menatap Kartika dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih, Nak Kartika. Ibu tahu ini merepotkan.""Saya akan mempersiapkan pakaian anak saya dulu. Kita naik angkot jam semb
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 53. Tangisan Ibu

"Dyah... Nak, ini ibu...!" Suara Astutik lirih dan penuh kerinduan. Ia mencoba berjalan tertatih, mendekati sosok gaib putrinya. "Bu Astutik, jangan!" teriak Kartika panik, mencoba menghentikan langkah Astutik. Rasya pun memegangi bahu wanita tua itu, mencoba menariknya mundur. "Bu, itu bukan Dyah yang Ibu kenal!"Namun Astutik meronta, menepis tangan Rasya dan Kartika. "Lepaskan aku! Dia anakku! Dia membutuhkanku!" teriaknya sambil terus menangis. Tubuh renta itu tetap bergerak maju, mendekati sosok Dyah.Saat Astutik hanya tinggal beberapa langkah dari pintu, sosok Dyah tiba-tiba mengangkat tangannya. Dengan satu gerakan cepat, ia menyerang, mengeluarkan energi hitam yang melesat ke arah Astutik. Tubuh tua itu terpental ke belakang, jatuh ke pelukan Rasya yang berlari menangkapnya tepat waktu."Astaga, Bu, Ibu baik-baik saja?" Rasya bertanya panik sambil memeriksa kondisi Astutik. Wanita itu hanya menangis, memegangi dadanya yang terasa sesak.Sosok Dyah kini beralih menatap Kartika
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 54. Durhaka

Malam itu, suasana rumah Udin terasa mencekam. Langit mendung gelap, dan suara angin menerpa dinding rumah kayu, menambah suasana tegang. Astutik duduk di sudut ruangan dengan mata yang sembap karena tangis. Kartika mendekat, memberikan segelas teh hangat, namun tangan Astutik gemetar saat meraihnya.“Ibu tidak punya pilihan,” bisiknya dengan suara parau. “Ibu harus bicara dengan Wulan. Dia satu-satunya yang bisa membantu menyelesaikan masalah ini.”Kartika menatapnya dengan ragu. “Bu, Wulan... dia tidak akan mendengar. Apa Ibu yakin ini keputusan yang tepat?”Astutik tidak menjawab. Tangannya terulur meminta ponsel Kartika. Dengan berat hati, Kartika menyerahkannya. Astutik menekan nomor Wulan dengan tangan bergetar. Beberapa detik kemudian, sambungan tersambung.“Wulan, ini Ibu,” suara Astutik terdengar lirih, hampir seperti bisikan.Dari seberang, terdengar suara Wulan yang terdengar dingin. “Ada apa? Apa kau berhasil berbicara dengan Mbak Dyah? Ingat besok penyewa itu akan datang.
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 55. Kedatangan Penyewa

“Dengar baik-baik, Nak,” suara Mbah Kanjim terdengar tegas. Ia menunjuk boneka itu. “Perlu aku tegaskan, kalau boneka ini hanyalah alat. Lasmini ibumu, atau Dyah, adalah arwah bebas yang tidak terikat pada perantara. Seandainya aku menyegel boneka ini dalam kotak kaca, ibumu masih bisa berkeliaran di alam manusia, selama dia masih ada ganjalan hidup."Kartika menelan ludah. “Jadi ... ibu belum bisa pergi dengan tenang karena masih memiliki ganjalan hidup?” tanyanya dengan suara bergetar.Mbah Kanjim mengangguk. “Benar, yang perlu aku garis bawahi, Lasmini dan Dyah berasal dari dua energi yang berbeda. Dyah adalah jiwa yang telah tersesat jauh. Sementara ibumu, dia masih belum kembali ke alam seharusnya karena ...." Mbah Kanjim tampak berpikir keras. "Sebenarnya apa kau pernah menanyakan kepada ibumu, mengapa dia tidak segera pergi dari alam manusia?" Mbah Kanjim menatap kepada Kartika dengan penuh selidik."Mungkin karena ayah kandungku tidak bertanggung jawab kepadaku, juga karena ist
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 56. Ganti Rugi

Setelah berhasil keluar dari rumah angker itu, semua tampak kelelahan dan trauma. Kartika menatap Mbah Kanjim yang membawa kendi di tangannya. "Apa itu Mbah?" “Ini.…” Mbah Kanjim mengangkat kendi itu di hadapan Kartika. “Aku sudah membawa serta Lasmini keluar. Dia tidak lagi terperangkap di dalam rumah warisan bapakmu.”Kartika menarik napas lega, meskipun wajahnya masih menyiratkan kekhawatiran. “Syukurlah. Apa aku masih bisa berkomunikasi dengan Ibuku?"“Untuk sementara masih belum,” jawab Mbah Kanjim sambil mengetuk pelan kendi itu. “Untuk sementara waktu, dia akan berada di dalam kendi ini sampai aku bisa memastikan dia tidak akan membahayakan.”Astutik, yang sejak tadi duduk termenung, langsung berdiri ketika Pak Arif menghampirinya dengan wajah murka. “Bu, bagaimana ini? Kami sudah membayar mahal untuk rumah itu, tapi ternyata malah seperti neraka! Ada demit di sana! Kembalikan uang saya!”Astutik menggigit bibirnya, matanya mulai berkaca-kaca. “Pak, saya benar-benar tidak puny
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 57. Wanita Simpanan

Siang itu, di pos ronda, Amin sedang duduk santai sambil menyeruput teh hangat ketika sepasang suami-istri datang menghampirinya."Permisi, Mas," ujar wanita muda itu sambil tersenyum tipis. "Saya Mita, dan ini suami saya, Sigit. Maaf, apa saya boleh tahu alamat rumah ini?" Ia mengeluarkan foto rumah tua berwarna pudar sedikit pudar Amin memandang foto itu sejenak. “Oh, ini rumah almarhum pak Gatot, letaknya ada di ujung jalan sana. Tapi…”Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, pria yang dipanggil Sigit memotong dengan nada tegas, “Tidak perlu tapi-tapian. Bisa tunjukkan jalannya?”Amin merasa ragu, tapi akhirnya ia mengarahkan mereka ke lokasi rumah. “Ikuti jalan ini, nanti rumah itu ada di ujung, Pak.”Mita dan Sigit mengangguk, lalu melangkah pergi. Amin tetap di pos ronda, merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, rasa takutnya membuatnya bungkam.Sesampainya di depan rumah itu, Mita menatap bangunan dengan rumput liar yang mulai meninggi, itu dengan pandangan aneh.“Jadi
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 58. Jiwa Yang Tersegel

Mita terbangun dalam kegelapan yang pekat. Segala suara mendadak lenyap, hanya keheningan yang menyesakkan dadanya. Kakinya gemetar, dan tubuhnya terasa berat seolah ditarik ke tanah. Napasnya tersengal-sengal saat matanya tertuju pada sosok mengerikan yang berdiri di depannya. Bayangan itu tinggi, dengan rambut hitam panjang yang menutupi sebagian wajahnya, dan mata merah menyala yang menusuk jiwanya."Si... siapa kau?" Mita tergagap, suaranya serak penuh ketakutan.Sosok itu tertawa pelan, tawa yang semakin lama semakin menyeramkan. "Kau ingin tahu siapa aku?" desisnya. Suaranya seperti bisikan angin yang menusuk telinga. "Aku adalah Dyah. Dan kau, wanita bodoh yang telah masuk ke dalam perangkapku. Hihihihihihi."Mita mundur beberapa langkah, lututnya hampir tak mampu menahan tubuhnya. "Aku tak paham... aku hanya ingin menyewa rumah ini... tolong, lepaskan aku!"Dyah bergerak mendekat, membuat udara di sekitar Mita semakin dingin. "Setelah sekian lama menunggu, akhirnya aku akan bi
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 59. Orang Ketiga

Sosok Mita melangkah keluar rumah dengan tekad bulat. Tujuannya satu: pabrik tempat Dyah pernah bekerja. Ia tahu, untuk melanjutkan misi balas dendam Dyah, ia harus menemukan Alfian. Saat tiba di pabrik, suasana sibuk langsung menyambutnya. Buruh-buruh bekerja dengan wajah penuh peluh, mesin-mesin berderu tanpa henti. Namun, Mita tetap melangkah percaya diri, memancarkan aura misterius yang menarik perhatian.Sampai di pos keamanan, seorang satpam menghentikannya. "Mbak, ada perlu apa ke sini? Kalau bukan karyawan, nggak boleh masuk sembarangan."Mita tersenyum manis, suaranya lembut tetapi tegas. “Saya sepupu jauh Alfian. Saya hanya ingin mencari tahu kabarnya. Apakah mungkin saya bisa bicara dengan seseorang yang tahu tentang dia?”Satpam itu terdiam sejenak, matanya menyipit curiga. Namun senyum Mita yang menawan membuatnya mengendurkan sikap. “Tunggu sebentar. Saya panggilkan kepala HRD. Mungkin dia bisa membantu.”Tak lama, seorang pria paruh baya muncul. Kepala HRD pabrik yang t
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 60. Jiwa Jahat

Siska tergeletak tak sadarkan diri di lantai teras rumahnya. Keributan itu mengundang anak-anaknya keluar menuju teras. Tangisan bayi menggema, memecah keheningan. Anak sulungnya, Ardi, tersentak saat baru keluar pintu, matanya membelalak melihat tubuh ibunya yang terkulai lemas. “Ibu! Bangun, Bu!” teriaknya panik, mengguncang-guncang tubuh Siska. "Kenapa, Bu?"Adiknya yang lebih kecil ikut keluar, wajahnya pucat, lalu mulai menangis. “Kak, kenapa Ibu? Ibu kenapa?” tanyanya, suara lirih penuh ketakutan.Namun tangisan itu hanya memicu lebih banyak kegaduhan. Bayi di gendongan Ardi menangis lebih keras, jeritannya menggema hingga keluar rumah, menarik perhatian para tetangga.Mita, atau lebih tepatnya Dyah yang bersemayam dalam tubuhnya, berdiri mematung. Wajahnya tampak pucat, matanya bergerak liar, menimbang-nimbang langkah selanjutnya. “Jika Mita mati.…” gumamnya sambil melirik tubuh Siska. “Aku bisa saja kehilangan kesempatan ini. Kalau para warga mengeroyokku dan Mita mati, aku ak
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status