Pagi itu, Wulan berdiri gemetar di tengah kegelapan rumah suwung. Meski matahari bersinar terang di luar, suasana di dalam rumah terasa seperti malam pekat. Bau busuk menyengat hidung, hawa dingin menusuk hingga ke tulang. Tubuhnya seolah terkunci, matanya menatap sosok di depannya—Dyah, kakaknya yang telah berubah menjadi iblis.“Ti…tidak…,” bisik Wulan, suaranya serak, nyaris tak terdengar. Ia mencoba mundur perlahan, namun kakinya seperti meja kayu usang.Dyah tertawa, cekikikan yang menggema di seluruh ruangan, menyeramkan seperti cakar-cakar yang mencakar dinding. "Kau takut padaku, Wulan?" suara parau itu memenuhi udara. "Padahal, kita saudara. Kau adikku... yang menghancurkan kehidupan!""Apa maksudmu?" tanya Wulan, mencoba tegar meski tubuhnya gemetar.Dyah melangkah maju, wajahnya kini terlihat jelas di bawah redupnya cahaya yang menembus jendela pecah. Kulitnya kelabu, matanya merah menyala, dan bibirnya yang robek tersenyum lebar. "Gara-gara kau, aku tak pernah menikah. Gara
Terakhir Diperbarui : 2025-01-06 Baca selengkapnya