Home / Romansa / Milyader, Mari Bercerai / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Milyader, Mari Bercerai: Chapter 251 - Chapter 260

282 Chapters

Bab 251

Alis Clara terangkat. "Sungguh?"Aku mengangguk perlahan sambil menggigit stroberi, mengunyah dengan diam."Hm, itu cukup menarik. Kedengarannya tim administrasi baru ini suka bersenang-senang, ya?"Aku memutar mata tanpa mengatakan apa-apa."Dan …," desak Clara sambil tetap menatapku dengan tajam.Aku memandangnya. "Dan apa, Clara?""Kamu harus siap-siap untuk ke pesta.""Nggak," kataku dengan tergesa-gesa. "Tentu saja, aku nggak akan pergi," cibirku. "Apalagi setelah cara kejamnya memperkenalkan dirinya dengan memecat karyawan yang nggak bersalah.""Kenapa kamu nggak mau pergi?""Kamu nggak dengar ucapanku?""Alasan itu nggak cukup kuat, Ana. Menurutku, kamu harus pergi.""Nggak, menurutku nggak.""Kamu harus pergi. Kamu butuh itu.""Kenapa?" tanyaku dengan tidak percaya. "Apa aku akan dibayar lebih kalau pergi? Nggak, aku nggak akan buang-buang waktu untuk itu. Aku lebih baik tinggal di rumah dan tidur nyenyak dengan putriku.""Tunggu." Clara menggeser kentang yang sudah dipotong da
Read more

Bab 252

Sudut pandang Anastasia:Aku menarik napas dalam-dalam sambil menunggu sopir taksi memberikan kembalianku. Udara sore cukup sejuk dan nyaman di kulitku, tetapi tempat yang aku tuju membuatku sedikit tidak nyaman."Ini, Bu," kata sopir itu sambil menyerahkan uang kertas yang masih baru dengan senyum sopan."Terima kasih." Aku menundukkan kepala saat turun dari mobil, lalu berjalan menuju gedung PT Tasoron.Untuk sesaat, aku terhenti beberapa langkah dari pintu yang dijaga dua pria berbadan besar dengan setelan rapi. Tidak ada yang memberi tahu kami tentang pengaturan pesta ini. Undangannya tidak menjelaskan tentang cara berpakaian.Bagaimana jika gaunku sangat bertentangan dengan tema pesta?Aku ingin sekali menatap gaun midi sutra model kimono yang kukenakan dan merapikannya dengan tangan, tetapi para pria di pintu itu menatap ke arahku dan sikapku akan terlihat aneh, bukan?Aku mengembuskan napas. Apa pun tema pesta ini, aku harus bisa menyatu dengan suasananya. Dengan pikiran itu, ak
Read more

Bab 253

"Nggak apa-apa," kataku dengan suara serak, lalu berpamitan. "Aku pergi sebentar."Aku memasang senyum saat berjalan keluar dari ruang pesta, lalu keluar ke lorong belakang yang mengarah ke tangga. Peralihan dari pesta yang meriah ke lorong yang sepi sangat mengejutkan.Aku mengerutkan dahi. Di sini ada lift, tidak ada yang pernah menggunakan tangga, jadi apa masalahnya? Ruang percetakan dan ruang istirahat di sini juga jarang digunakan, tetapi aku tetap melangkah melalui lorong.Mungkin ada masalah dengan mesin cetak? Mungkin salah satu anggota tim administrasi baru membutuhkan suatu bantuan di belakang sini? Namun, kenapa harus aku? Kenapa bukan Rachel atau manajer pemasaran utama?Saat aku membuka pintu ruang percetakan, jari-jari hangat melingkari pergelangan tanganku yang satunya dan menarikku ke arah yang berlawanan.Gerakan itu cepat dan lembut, tetapi hampir membuatku jantungan.Saat pintu ruangan yang aku masuki terhempas tertutup, aku menoleh begitu cepat sehingga leherku ham
Read more

Bab 254

Sudut pandang Anastasia:Ya Tuhan! Aku tahu tidak seharusnya kutinggalkan Amie untuk acara sebodoh ini."Aku datang sekarang," ucapku terbata-bata kepada Clara, suaraku bergetar karena khawatir. Kemudian, aku berbalik begitu saja dan hampir menabrak Aiden yang sudah ada di sampingku."Ada masalah?" tanya Aiden, tepat saat panggilan telepon itu tiba-tiba terputus.Aku meraih tas dari sofa, terburu-buru membuka kaitnya. Kemudian, aku berjalan ke pintu sambil menggumamkan sesuatu seperti, "Aku permisi dulu."Kemudian, aku berlari keluar tanpa menoleh lagi. Tenggorokanku serasa tercekik saat aku terus menelepon nomor Clara. Kenapa panggilan itu tiba-tiba terputus?"Ana?" Rachel tiba-tiba ada di depanku dan aku hampir menjatuhkan nampan yang ada di tangannya. Gelas-gelas di atasnya bergetar.Aku mengalihkan pandanganku dari ponselku ke wajahnya. Matanya penuh keingintahuan, fokus menatap wajahku. Matanya lebar dengan kekhawatiran, mencari jawabanku."Kamu nggak apa-apa? Mau ke mana?" tanya
Read more

Bab 255

"Nggak akan terlambat, taksiku dalam perjalanan," ucapku berbohong, kata-kata itu terasa pahit di lidahku."Kamu sudah di luar lebih dari lima menit," ungkap Aiden. "Berapa lama lagi taksinya sampai?" tanyanya, mengangkat alis saat mengatakan 'taksi'."Satu menit. Dua menit?" Aku mengangkat bahu, berusaha terlihat santai. "Taksinya segera sampai.""Jangan bodoh! Ana, naiklah ke mobilku! Aku nggak tahu kondisi darurat apa yang kamu hadapi, tapi kalau kamu keluar dengan terburu-buru seperti itu, jelas itu sangat penting." Suaranya sedikit meninggi.Aku menggertakkan gigi dan menggenggam ponselku lebih erat."Baiklah!" geramku sambil berlari mengelilingi mobil untuk masuk ke kursi penumpang depan."Kita mau ke mana?" tanyanya, pandangannya lurus ke depan, tangannya menggenggam setir.Aku mengernyit. Kenapa dia harus mengatakan 'kita'?"Aku mau ke RS Drey," jawabku sambil memastikan bahwa kata 'aku' terdengar jelas untuk menyampaikan pesan yang tepat.Aku melihat bibirnya bergerak-gerak da
Read more

Bab 256

Sudut pandang Anastasia:"Kamu lupa ini.""Oh!" Aku mengeluarkan suara tinggi. "Terima kasih." Kemudian, aku merebut benda itu dari tangan Aiden.Kenapa aku merebut seperti itu? Aku mengomeli diriku sendiri dalam hati, tetapi Aiden bahkan tidak tampak memperhatikan karena dia tidak melihat ke arahku lagi.Apakah Aiden mendengar ucapan Amie? Aku bertanya-tanya sambil memicingkan mata ke sisi wajahnya saat dia menatap Clara yang berjalan cepat memasuki rumah sakit bersama Amie yang aman di pelukannya. Aku tidak bisa memastikan siapa yang ditatapnya dan itu membuatku makin khawatir.Namun, aku mencoba menenangkan pikiranku. Aiden tidak tampak seperti telah mendengar sesuatu. Amie masih linglung dari tidur selama perjalanan, jadi suaranya tidak keras. Aiden tidak mendengar, 'kan? Pasti tidak. Aku hanya paranoid akibat semua skenario bagaimana Aiden menemukan Amie yang sudah kuciptakan dalam kepalaku selama perjalanan ini.Aku mengikuti arah pandangan Aiden yang masih terpaku dan aku terbaw
Read more

Bab 257

Saat kami berjalan, aku tidak bisa mengabaikan betapa sepinya rumah sakit pada jam-jam seperti ini. Hanya terdengar suara gemuruh mesin dan bisikan percakapan yang samar-samar, mengisi keheningan yang ada.Dokter mempersilakan kami masuk, lalu dia menunjuk kursi dan tersenyum. "Selamat malam.""Selamat malam, Dokter," jawab Clara dan aku serentak.Setelah duduk, aku langsung memulai pembicaraan. "Jadi, Amie kenapa? Temanku ini bilang bahwa Amie diopname untuk beberapa tes." Aku maju sedikit lebih dekat ke meja dan duduk di ujung kursi. "Dia baik-baik saja tadi pagi. Apa ada yang serius dengan kondisinya?"Dokter menggelengkan kepala. "Nggak ada yang perlu dikhawatirkan, Bu. Saat ini, gejalanya mengarah pada flu biasa, tapi bisa jadi lebih dari itu, jadi kami akan melakukan beberapa tes untuk memastikan semuanya aman."Aku merasakan Clara memberi pelukan empati di bahuku saat mendengarkan penjelasan dokter. Kehadirannya memberikan rasa nyaman, mengingatkanku bahwa aku tidak sendirian me
Read more

Bab 258

Sudut pandang Aiden:Aku kesulitan untuk tetap fokus di jalan. Mataku tertuju kepada jalan yang remang-remang di depan, tetapi yang kupikirkan dan kubayangkan hanya Anastasia. Garis-garis kuning itu kabur saat pikiranku melayang mengingat momen-momen dari masa lalu kami dan membayangkan apa yang bisa saja terjadi.Aku berharap bisa kembali ke sana dan tinggal bersamanya. Aku berharap bisa menariknya ke pelukanku dan mengatakan betapa aku merindukannya, sekaligus mengomel tentang betapa marahnya aku karena dia bahkan tidak mau repot-repot memberikan penjelasan.Tanganku menggenggam kemudi lebih erat saat aku berjuang melawan dorongan untuk memutar balik mobil dan kembali ke Anastasia.Aku ingin menciumnya dan memberitahunya bahwa ketika dia dahulu pergi, dia telah membawa sebagian dari diriku. Sakit di dadaku terasa sama segarnya seperti lima tahun yang lalu, sebagai pengingat terus-menerus akan kekosongan yang ditinggalkannya.Setiap lagu di radio sepertinya berbicara tentang cinta yan
Read more

Bab 259

Aku berharap Anastasia akan datang ke pesta dan hampir saja meminta manajerku untuk menjadikan pesta itu wajib bagi semua karyawan yang masih dipertahankan, tetapi aku menahan diri. Aku tidak ingin memaksakan sesuatu.Aku memutuskan untuk menunggu dan melihat apakah dia akan datang. Jika iya, bagus, aku akan berbicara dengannya di pesta. Jika tidak, aku akan membicarakannya di tempat kerja.Namun, dia datang. Aku melihatnya begitu dia masuk ke ruangan, menerangi tempat itu dengan kehadirannya yang memukau. Saat aku melihatnya berdiri di pintu masuk dan mengagumi perubahan besar di ruangan yang tadinya adalah area resepsionis, aku menahan diri untuk tidak berlari ke arahnya dan memeluknya.Aku tidak yakin bagaimana reaksinya jika aku mencoba berbicara dengannya di depan orang banyak. Sejauh yang aku tahu, Ana yang aku kenal dahulu tidak akan ragu untuk melemparkan minumannya ke wajahku meskipun aku adalah bosnya. Jadi, aku mengirim salah satu pelayan untuk memanggilnya.Namun, Ana tidak
Read more

Bab 260

Sudut pandang Anastasia:Ya Tuhan, tidak.Tidak.Aku terus mengulang kata-kata itu dalam pikiranku saat air mata jatuh dari mataku ke telapak tangan dan membasahi sela-sela jari-jariku.Bukan Amie-ku. Bukan dia. Gadisku yang sangat kucintai, yang memiliki tawa yang menular dan energi tanpa batas. Bagaimana ini bisa terjadi?Aku masih menundukkan kepala ketika dokter mulai berbicara dengan penuh simpati dan secara profesional."Aku paham bahwa kabar ini sangat berat, Bu Anastasia. Aku ingin Ibu tahu bahwa kami memiliki tim berdedikasi yang siap membantu dan membimbing Ibu melalui proses perawatan ini."Pikiranku merasa asing dengan kata-katanya, seolah-olah bahasa yang tidak bisa aku mengerti sedang diucapkan kepadaku. Aku ingin mengangkat kepalaku dan bertanya bagaimana mungkin anak perempuan lima tahunku bisa didiagnosis dengan penyakit seperti ini.Mungkin ada kesalahan di suatu tempat.Namun, aku bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Jika aku mencoba berbicara, aku hanya a
Read more
PREV
1
...
242526272829
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status