Home / Romansa / Milyader, Mari Bercerai / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Milyader, Mari Bercerai: Chapter 241 - Chapter 250

282 Chapters

Bab 241

Sudut pandang Anastasia:Dengan sambil terisak, aku berhenti mengetuk pintu saat mendengar langkah kaki tergesa-gesa mendekat. Aku bersandar pada pintu, tak bisa menahan tangisku.Aku sungguh-sungguh saat mengatakan semuanya sudah berakhir, tetapi ada bagian dalam diriku yang masih berharap dia akan mengejarku, memelukku dalam pelukannya, dan meyakinkanku bahwa semua ini hanyalah kesalahpahaman besar. Namun, yang dia lakukan hanyalah berdiri di sana, meneriakkan namaku seperti orang gila.Clara membuka pintu dengan senyum. Senyumnya sempat melebar saat melihatku, tetapi langsung memudar begitu melihat air mataku."Kamu baik-baik saja?" Dahinya berkerut, matanya dipenuhi pertanyaan. "Aku nggak tahu kamu bakal pulang secepat ini," katanya pelan, kerut di dahinya semakin dalam. "Ana, kamu baik-baik saja?"Clara mengulurkan tangan dan aku tidak bisa menahan diri lagi. Aku jatuh ke dalam pelukannya dan menangis seperti anak kecil. Dadaku terasa berat, bahuku bergetar saat aku mencengkeram s
Read more

Bab 242

"Pasti," ujarku sambil menyapu rambut dengan jari dan menjatuhkan diri ke tempat tidur. "Aku cuma butuh waktu.""Kamu nggak punya waktu itu," katanya sambil menarik lenganku. "Karena aku mau ke klub dan kamu harus ikut denganku.""Nggak," jawabku tegas, mulai menarik diri. "Aku nggak mau ke mana-mana.""Ayolah, Ana. Aku nggak bisa diam saja melihatmu seperti ini.""Biarkan aku melewati malam ini. Sudah empat tahun aku bersamanya!""Nggak peduli.""Clara ....""Aku yakin dia sekarang masih sibuk tidur dengan wanita lain, sementara kamu di sini meratapi nasib dengan menyedihkan."Mungkin dia benar. Bagaimanapun juga, wanita itu ada di rumahnya. Dia mungkin langsung kembali ke pelukannya setelah aku pergi."Bajingan seperti dia nggak pantas mendapatkanmu. Kamu harus keluar dan bersenang-senang. Buktikan ke dirimu sendiri dan ke dia kalau hidup terus berjalan, apa pun yang terjadi," katanya lembut.Aku menghela napas. "Oke."Begitulah akhirnya aku terseret ke klub, padahal aku seharusnya m
Read more

Bab 243

Sudut Pandang Anastasia:Aku menatap dokter itu dengan terkejut. Kepalaku terasa pusing saat kata-katanya terngiang di telingaku. Hamil? Bagaimana mungkin aku bisa hamil?Kilasan kenangan bersama Aiden membanjiri pikiranku. Dari kencan pertama kami, malam ketika dia melamar, saat kami bercinta dan membahas tentang impian keluarga masa depan kami.Namun, semua impian itu hancur saat aku memergokinya berselingkuh. Pengkhianatan itu begitu dalam hingga aku tak tahu apakah aku bisa memaafkannya atau tidak.Kini, seorang anak yang tak bersalah terjebak dalam kekacauan ini, kumpulan sel yang berkembang cepat menjadi kehidupan baru .... Anak Aiden ... anak kami.Meskipun aku masih marah, sebagian kecil dari hatiku masih mencintainya. Bisakah aku menjalani kehamilan ini setelah apa yang dia lakukan?Dokter itu sepertinya bisa merasakan pergolakan batinku. "Bu? Sepertinya kamu nggak senang dengan kabar ini ...."Aku perlahan menggeleng. "A ... aku baru saja tahu kalau pacarku selingkuh." Suarak
Read more

Bab 244

Sudut pandang Anastasia:Lima tahun kemudian."Kenapa aku harus ke sana setiap hari? Aku mau ikut denganmu!" ucapnya sambil membuang muka dariku.Aku menghela napas, meletakkan ransel, kotak makan siangnya, serta tasku di kursi, lalu berjongkok agar sejajar dengannya."Sayang," panggilku lembut, tetapi dia malah memalingkan wajah lagi."Amie, ayolah." Aku meraih tangannya, tetapi dia langsung menepisnya."Jangan bicara padaku.""Amie, lihat aku," kataku dengan suara tegas. Seketika dia menoleh dengan bibir manyun dan mata berair. Aku benci harus menaikkan nada suaraku padanya, tetapi terkadang itu satu-satunya cara agar dia mau mendengar.Aku menggenggam tangannya dengan lembut dan syukurlah, kali ini dia tidak menolak. "Sayang, kamu nggak bisa ikut Mama ke tempat kerja. Itu nggak diperbolehkan.""Kenapa?" rengeknya. "Aku bisa bekerja.""Aku tahu, Amie," ujarku dengan senyum kecil. "Kamu anak yang sangat rajin. Tapi sekarang, sekolah jauh lebih penting untukmu, oke? Saat waktunya tiba,
Read more

Bab 245

Aku menghela napas lega. "Oh, Dennis, kamu benar-benar penyelamat," ujarku saat dia turun dari mobil dan membantuku memasukkan Amie, menempatkannya dengan aman di kursi belakang."Kamu bisa bilang sekali lagi," jawabnya dengan seringai sambil membukakan pintu depan untukku. Aku pun naik ke dalam mobil.Herannya, Dennis, pria berbahaya yang dulu bertekad kuhindari, kini menjadi salah satu teman terdekatku. Sejak hari itu di bar, setelah membawaku ke rumah sakit, dia menungguku sampai aku sadar. Sejak saat itu, dia selalu ada di sekitarku. Bahkan, lebih dari sekadar hadir. Dia benar-benar menjadi teman sejati. Bahkan di masa-masa tergelapku, dia selalu ada untuk menghiburku.Tak butuh waktu lama sampai dia mengonfirmasi kecurigaanku bahwa dia memang tertarik padaku. Aku senang bisa menolaknya dengan berita kehamilanku, tetapi itu sama sekali tidak menghalanginya. Dia siap menerima aku dan kehamilanku tanpa sekalipun bertanya siapa ayah dari anakku.Keikhlasan dan perhatiannya menyentuh h
Read more

Bab 246

Sudut pandang Anastasia:"Apa?"Semua aturan tentang betapa pentingnya menjaga keheningan di tempat kerja langsung terlupakan saat aku menjerit. Jojo langsung melirik ke sekeliling dengan mata membelalak ketakutan. "Kamu terlalu berisik."Mataku juga membelalak, mungkin lebih besar darinya. "Kamu serius?" Aku bisa merasakan jantungku berdegup kencang, seakan ingin meledak. Dunia terasa berputar di sekelilingku saat aku mencoba mencerna informasi ini.Rachel menghela napas dan memutar matanya. "Lihat sekeliling, Anastasia," katanya sambil melambaikan tangan, menunjuk ke ruangan sekitar. "Apa suasana di sini terlihat seperti ini hanya lelucon bodoh?"Ya Tuhan. Tidak, tidak mungkin. "Apa? Kenapa? Tunggu, kapan ini terjadi?" seruku dengan suara yang mulai bergetar. Tuhan, tolong, semoga ini hanya lelucon kejam. Namun, melihat ekspresi di wajahnya, aku tahu ini bukan lelucon.Rachel menghela napas lagi, lalu menjatuhkan tubuhnya ke kursi. Untuk pertama kalinya, aku bisa melihat betapa berat
Read more

Bab 247

"Mama!"Amie berlari ke dalam pelukanku dan untuk pertama kalinya sejak mendengar kabar buruk di kantor, senyuman tulus menghiasi wajahku."Sayangku!" Aku menyerang wajahnya dengan ciuman, membuatnya tertawa kecil. "Bagaimana sekolahnya?""Baik! Aku menjawab pertanyaan hari ini.""Wah, anak pintar!" Aku memberikan tos kepadanya dan memintanya menceritakan pertanyaan yang dia jawab. Dia pun mulai berceloteh panjang lebar.Saat kami melangkah keluar dari gedung sekolahnya, wali kelasnya menghampiriku."Aku lupa memberikan ini," katanya setelah menyapaku, lalu menyerahkan sebuah formulir. "Kami akan mengadakan perjalanan sebelum semester berakhir. Jika Amie ingin ikut, pastikan formulir ini diisi dan dikembalikan sebelum minggu depan.""Baik, terima kasih. Aku akan menghubungimu lagi." Aku menjawab, lalu membawa Amie pergi.Di dalam taksi, aku menatap biaya mahal untuk tamasya itu, sementara Amie terus berbicara tentang betapa inginnya dia ikut."Mama, video yang mereka tunjukkan tentang
Read more

Bab 248

Sudut pandang Anastasia:Aiden adalah pemilik baru? Bagaimana bisa?Tatapan kami bertemu dan jantungku seolah berhenti berdetak. Dalam sekejap, bertahun-tahun yang telah berlalu terasa mencair, membawa gelombang kenangan manis sekaligus pahit.Saat aku menatap matanya, aku seperti dilempar kembali ke masa lalu. Seperti kilas balik yang kabur, dari saat-saat indah yang kami habiskan bersama hingga hari yang buruk ... tidak, hari yang paling buruk. Rasa sakit dari momen terakhir itu masih terasa baru, bahkan setelah sekian lama.Setelah aku mengatakan padanya bahwa semuanya sudah berakhir, aku tak pernah mendengar kabar darinya lagi. Itu hanya semakin mengonfirmasi bahwa dia memang tidak pernah peduli padaku. Tidak pernah. Aku hanyalah sumber hiburan baginya, terus-menerus mengatakan betapa aku mencintainya dan yakin bahwa aku akan menghabiskan sisa hidupku dengannya.Tuhan! Aku bahkan pernah merancang rumah impian kami dan menunjukkannya padanya, memaksanya memilih nama untuk anak-anak
Read more

Bab 249

Direktur pelaksana kembali duduk dan ruang rapat menjadi hening saat Aiden berdiri untuk berbicara."Seperti yang sudah disampaikan oleh direktur pelaksana, aku adalah pemilik baru PT Tasoron. Aku meminta maaf atas situasi yang tiba-tiba ini, kami nggak punya banyak waktu untuk mengirimkan pemberitahuan sebelumnya ...."Aku menatapnya tajam saat dia melontarkan pidato panjangnya tentang visi baru perusahaan serta hal-hal hebat yang akan dicapai dan membuat PT Tasoron dikenali di masa depan.Aiden berhenti sejenak, menatap semua orang dengan senyum kaku. "Aku menantikan untuk bekerja sama dengan kalian semua demi membawa PT Tasoron ke puncak yang lebih tinggi."Setelah itu, dia kembali duduk dan ruangan langsung dipenuhi dengan suara tepuk tangan berlebihan sekali lagi.Direktur pelaksana berdiri lagi, kali ini dengan senyum lebar. "Sekarang setelah kalian bertemu dengan CEO baru, aku akan menutup pertemuan ini dengan pengumuman yang menyenangkan.""Akan ada pesta untuk merayakan awal k
Read more

Bab 250

"Terima kasih," gumamku pelan sambil melepaskan diri darinya.Sentuhan singkat itu meninggalkanku dengan perasaan tak menentu, tubuhku masih mengingat kenyamanan yang dulu terasa akrab, tetapi pikiranku membenci kenangan yang ikut berputar di dalamnya.Tanpa memberinya satu tatapan pun, aku berbalik dan berjalan kembali ke kantorku. Lebih tepatnya, aku melarikan diri ke kantorku, dengan jantung nyaris tersangkut di tenggorokan. Hak tinggi sepatuku berdenting cepat di atas lantai yang mengilap, selaras dengan detak jantungku yang berpacu.Aku ingin sekali meninju wajahku sendiri.Sialan, padahal sudah bertahun-tahun!Lima tahun berlalu, tetapi aku masih bisa mengenali aroma parfum favoritnya. Aroma itu masih tertinggal di hidungku, membawa kembali kenangan-kenangan yang kupikir sudah lama terkubur. Yah, itu memang salah satu hal pertama yang membuatku tertarik padanya, jadi wajar saja, 'kan?Aku berusaha memperbaiki reaksiku, tetapi suara kecil di kepalaku berbisik pelan bahwa mungkin,
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status