Home / Romansa / Milyader, Mari Bercerai / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Milyader, Mari Bercerai: Chapter 221 - Chapter 230

282 Chapters

Bab 221

Sudut pandang Sydney:Hatiku mencelus melihat Bella menceritakan reaksi Tavon ketika Bella menyarankan agar Tavon melakukan tes DNA.Aku merosot di kursi rotan di teras taman. Teras taman adalah salah satu tempat favoritku di mansion ini. Selain karena letaknya yang terpencil dan sepi, sangat cocok untuk meditasi, tetapi sekarang ini juga menjadi lokasi yang ideal untuk mengadakan pertemuan tanpa takut ada yang menguping. Selain itu, tempat ini juga agak jauh dari mansion.Aku memejamkan mata, suara burung berkicau dan gemeresik dedaunan mengisi telingaku saat aku memikirkan langkah kami selanjutnya. Angin musim semi yang hangat membelai wajahku, tetapi aku tidak menemukan ketenangan di tengah suasana taman yang damai ini. Beban dari masalah kami terlalu berat untuk diabaikan.Tavon sama sekali tidak peduli apakah Dylan benar-benar keponakannya atau bukan. Bahkan, dia marah besar saat Bella mengusulkan tes DNA, hingga Bella mengerti kalau dia lebih baik tidak membicarakannya lagi.Itu
Read more

Bab 222

'Mungkin ...,' gumamku dalam hati, tiba-tiba merasa putus asa. Mungkin seharusnya aku pulang saja dan hidup dengan damai bersama keluargaku. Mungkin seharusnya aku melupakan dendam terhadap Dylan sebelum semua masalah ini membuatku terobsesi.Namun, aku sudah terlibat terlalu dalam di keluarga Esposito. Aku tidak akan bisa pergi begitu saja tanpa ketahuan. Dylan pada akhirnya akan sadar kalau aku menghilang dan dia pasti akan mencariku sampai ke ujung dunia.Aku tidak ingin Dylan mengetahui keberadaan Aiden. Aku menolak membiarkan putraku dalam bahaya karena orang gila itu. Tidak, aku sudah melangkah terlalu jauh untuk mundur sekarang. Meskipun godaan untuk kembali ke kehidupanku yang lama sangat berat untuk ditolak.Bahkan jika aku memutuskan untuk pulang dan Dylan mencariku, setidaknya aku yakin Mark tidak akan membiarkan dia atau anak buahnya mendekatiku dan anak-anakku. Mark pasti akan melakukan apa pun untuk melindungi kami ...."Jadi kalian mau nyerah?"Suara asing itu membuatku
Read more

Bab 223

Sudut pandang Sydney:Untuk sesaat, keheningan menyelimuti kami saat Bella dan aku mencerna jawaban Scarlet."Menyedihkan, ya ...," gumam Bella hampir serentak saat aku bertanya, "Jadi, menurutmu kita harus ngapain? Gimana kita bisa balas dendam pada Dylan atas semua yang dia lakukan pada kami dan juga kamu?""Yang pertama," ujar Scarlet seraya mendekat sambil mengisap rokok di tangannya. Dia memejamkan mata selama beberapa saat, lalu mengembuskan asap sambil tersenyum. Asapnya membuatku terbatuk sedikit, tetapi aku tidak mengutarakan keberatan.Jika Scarlet akan bergabung dengan kami dalam misi balas dendam ini, seperti halnya dengan Bella, mau tidak mau aku harus menerima segala keunikannya juga.Setelah puas mengembuskan asap rokoknya, Scarlet mengulangi, "Yang pertama, kalau kalian benar-benar mau balas dendam ... maksudku, kalau kalian ingin bertahan hidup supaya bisa balas dendam," ujarnya sambil menatap kami bergantian, lalu mencondongkan tubuh ke depan. Secara refleks, aku juga
Read more

Bab 224

Bella menjawab sambil mengangkat bahu, "Sekarang ini, selain Tavon yang punya kekuasaan mutlak sebagai Bos, ada Dylan, lalu ada Axel."Tatapanku langsung tertuju pada Bella, dahiku berkerut karena ini pertama kalinya aku mendengar nama 'Axel'. Bella menoleh padaku dan menjelaskan, "Axel itu anak kandung Tavon. Dia anak semata wayangnya. Kamu mungkin sudah tahu kalau Dylan selalu berselisih sama Axel. Mereka berdua sama-sama mengincar posisi Bos selanjutnya."Scarlet mengangguk, tampak terkesan mendengar jawaban Bella. "Kamu harus tahu kalau konflik ini sudah meningkat ke level yang serius banget. Benar-benar serius sampai di titik di mana mereka ingin saling bunuh."Aku menggeleng pelan, mulutku membentuk huruf O ketika akhirnya aku bisa melengkapi kepingan puzzle yang hilang di benakku.Sekarang aku mengerti mengapa Dylan memutuskan untuk menempatkanku di sisi Tavon. Dia ingin aku mengamati dan mencari tahu siapa yang dipilih Tavon untuk menjadi penerusnya.Dylan memang pernah bilang
Read more

Bab 225

Sudut pandang Sydney:"Jadi," tanya Dylan seraya mengangkat alis. "Gimana sejauh ini?"Aku mengangkat bahu dan sengaja mengulur waktu sebelum menjawab, "Nggak ada berita yang menarik."Senyum Dylan pupus, digantikan dengan ekspresi cemberut. "Apa maksudmu, nggak ada yang menarik? Ayolah, kasih aku laporan yang benar. Apa saja yang dia lakukan sejak terakhir kali kita bicara? Dia ketemu siapa? Makan apa? ...."Dylan terus mengoceh, menyebutkan satu per satu hal yang ingin dia dengar sambil menghitung dengan jarinya."Hal-hal kayak gitu, kamu tahu maksudku, 'kan?" Lalu, matanya menyipit dengan curiga. "Tunggu dulu, kamu sengaja ngulur-ngulur waktu, ya?"Aku mengangkat bahu lagi. "Aku nggak ngulur waktu. Tapi memang nggak ada yang terlalu penting buat dilaporin." Sebagian diriku sedikit merasa bersalah karena telah berlagak bodoh, tetapi aku segera menepis perasaan itu. Hal ini terlalu penting. Aku tidak bisa membahayakan penyamaranku hanya karena kebohongan kecil."Biarpun dia cuma boker
Read more

Bab 226

"Aku kangen kamu. Kalau kamu lebih sering datang menjenguk Tavon, kita bisa sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Kamu bukan cuma bisa ketemu aku ...," ujarku sambil menatap Dylan dengan kedipan mata yang menggoda."Tapi kamu juga bisa memperkuat posisimu di mata Tavon sebagai pewaris dengan menunjukkan komitmenmu pada keluarga."Dylan menggeleng pelan, lalu menoleh padaku dengan wajah suram."Nggak. Sekarang sudah terlambat, Sydney. Apa kamu sempat dengar detail tentang apa yang sebenarnya mereka bahas dalam pertemuan-pertemuan itu?" tanyanya dengan wajah muram. Sepertinya, dia sedang berpikir keras hingga aku nyaris bisa mendengar otaknya berputar untuk membuat rencana baru."Nggak juga, sih," jawabku sambil menggeleng pelan. "Mereka selalu ngomong dengan suara pelan, jadi aku nggak bisa menangkap semuanya. Tapi aku rasa Tavon pelan-pelan mulai nyerahin kekuasaannya ke Axel."Aku mengangkat bahu saat Dylan menatapku dengan curiga. "Maksudku, kalau bukan itu alasannya, buat apa
Read more

Bab 227

Beberapa hari kemudian.Sudut pandang Sydney:Aku terbangun di rumah yang sunyi. Bukan berarti biasanya mansion ini ramai, tetapi selalu ada semacam energi yang terasa aktif di rumah ini.Entah itu suara Tavon yang sedang membicarakan bisnis di telepon dengan nada formal yang sangat berbeda dengan suaranya saat berada di kamar, suara pecutan cambuk yang samar-samar terdengar, dentingan piring di dapur, atau suara tawa para staf Tavon saat mereka sedang bersenda gurau.Aku sudah terbiasa dengan suasana mansion yang sepi, tetapi tidak sesunyi pagi ini. Mansion ini benar-benar hening. Jika ada jarum yang terjatuh, aku yakin suaranya akan bergema di seluruh rumah. Suasananya begitu sunyi, seolah-olah dindingnya pun ikut menahan napas.Aku beberapa kali mengintip keluar, berharap bisa mendengar bisik-bisik para staf atau mencari tahu apa yang terjadi, tetapi usahaku tidak membuahkan hasil. Aku menyerah dan memutuskan untuk mandi. Air hangat yang mengalir dari pancuran tidak banyak membantu
Read more

Bab 228

Di balik kata-kata Scarlet, tersirat nada mencemooh. Menurutnya, rasa terkejutku ini adalah kebodohan yang naif."Bukan gitu maksudku ...," kataku lirih. Namun, aku tidak mampu menyelesaikan kalimatku.Tentu saja, aku tahu Dylan mampu membunuh Axel, aku hanya tidak menyangka dia akan melakukannya secepat ini. Membunuh dengan kejam adalah hal yang biasa, tetapi menghabisi putra seorang Bos yang begitu berkuasa dengan terang-terangan ...? Itu tidak masuk akal.Maksudku, sebagai seorang putra kandung Bos, seharusnya Axel lebih kuat dan lebih cerdas, bukan?'Ya, tapi dia nggak perlu berpura-pura menjadi orang lain selama bertahun-tahun dan harus membunuh banyak orang demi menjaga rahasianya,' bisik suara kecil di benakku.Mungkin kehidupan Dylan yang penuh penipuan dan kekerasan telah melatihnya untuk menghadapi realitas brutal yang kami alami sekarang.Namun, tetap saja, Axel dibesarkan di dunia mafia, dunia yang penuh bahaya. Dia seharusnya tahu bahwa akan ada orang-orang yang mengincarn
Read more

Bab 229

Aku tahu di balik semua ketangguhan, sarkasme, dan sikap masa bodohnya, Scarlet adalah gadis yang cerdas, lucu, dan peduli pada orang lain. Mungkin itulah alasan mengapa dia bisa jatuh cinta begitu dalam pada Luigi yang penuh pesona itu sejak awal. Sayangnya, lelaki yang dia cintai mati-matian itu sudah tiada.Momen damai kami dibuyarkan oleh deru mesin mobil Tavon yang memasuki halaman. Ban-ban mobilnya berdecit di atas kerikil.Secara refleks, aku dan Scarlet langsung menegang.Scarlet cepat-cepat berdiri dan mematikan rokoknya. "Aku harus kembali ke tempat kerjaku," katanya singkat. Nada ringan di suaranya kini lenyap begitu saja. Tanpa menoleh ke belakang, dia langsung melangkah pergi, meninggalkanku sendirian di teras.Aku menghela napas dengan berat, lalu ikut berdiri dan masuk ke rumah untuk menyambut Tavon. Mungkin, aku juga akan menyampaikan belasungkawa atas kehilangan yang baru saja dia alami meskipun situasi ini terasa begitu canggung bagiku.Begitu pintu terbuka, Bella dan
Read more

Bab 230

Sudut pandang Sydney:Scarlet tidak mau memberi tahu lebih banyak tentang jalannya rencana kami meskipun Tavon telah memutuskan untuk mengampuni nyawa Dylan. Aku tidak tahu apakah Bella sudah mengetahui perkembangan ini. Aku ingin bertanya padanya, tetapi dia tidak terlihat karena sibuk menenangkan kekasihnya.Tanpa buang-buang waktu, aku bersiap-siap dan segera pergi dari mansion. Jujur saja, aku tidak tahu bagaimana cara untuk sampai ke rumah Dylan. Aku tidak punya alat komunikasi atau kendaraan. Aku hanya bisa berdiri di depan pintu gerbang sambil mencoba memikirkan cara ....Untungnya, salah satu anak buah Tavon berjalan mendekatiku. Dia memberi isyarat ke arah sebuah mobil mewah dengan senyum yang kaku. "Bos meminta saya untuk mengantar Anda ke mansion Tuan Lucas."Oh, baguslah kalau begitu! "Oke," jawabku seraya membalas senyum hambarnya dengan senyum lebar. "Makasih," ujarku, lalu dia mengantarku ke mobil.Dia mengantarkanku ke rumah Dylan. Kami harus menunggu beberapa menit se
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status