Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Sang Penghancur Langit : Chapter 31 - Chapter 40

86 Chapters

Perguruan Alam Roh

Baru beberapa saat saja Nyai Sendawa mengunci gua obat, sesuatu terjadi di dalam gua obat. Dan sesuatu itu terjadi pada Arya.Asap tebal yang menyelubungi tubuh Arya perlahan meresap masuk kedalam tubuh Arya, dan menarik roh anak muda itu keluar dari tubuhnya.Roh Arya berdiri di samping tubuh kasarnya, dan melihat dengan begiru terpenjarat tidak percaya."Apa aku sudah mati?" gumam roh Arya.Arya mencoba memasuki tubuhnya.Whussssss!!Sesuatu kekuatan yany begitu besar mendorong roh Arya hingga terbuang jauh. Sampai Arya berkali-kali mencoba, tapi hasilnya tetap saja sama."Tidak, aku belum mati!" kata Arya tidak percaya dengan keadaan tubuhnya yang memang sudah seperti mayat. pucat memutih."Biarkan tubuhmu menerima pengobatan!"Satu suara terdengar, dan suara itu berasal dari seseorang yang Arya kenali."Resi Raspati?" tanya Arya tidak percaya."Iya, ini memang aku!" kata Resi Raspati."Apa yang harus kau lakukan, Resi?" tanya Arya."Banyak hal yang harus kau lakukan, termasuk berl
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Keputusan Yang Tepat

"Resi Raspati!"Lelaki pengganggu Arya dan Arya sama-sama menoleh dan kaget karena yang menghentikan mereka adalah pemilik perguruan roh itu.Lelaki pengganggu Arya berlutut pada Resi Raspati, dan menunjukkan rasa hormat yang begitu dalam pada Resi Raspati."Dia ... dia yang memulai semua ini, Resi? Dia pukul aku, ini buktinya!" kata lelaki itu dan menujukkan luka pada Resi Raspati."Aku sudah melihat semua itu Juhari, sudah aku lihat!' ucap resi Raspati."Iya resi, dia sejak awal sudah mencari masalah denganku!" kata Juhari.Resi Raspati tersenyum."Berikan kitab itu padaku, Juhari!" kata resi Raspati.Juhari dengan sangat membungkuk tanda hormat memberikan kitab tinju penggetar langit pada resi Raspati."Arya, ini kitab mu!' kata resi Raspati memberikan kitab itu pada Surya, sementara Juhari diam membisu."Ada apa ini Resi? kenapa kitab itu diberikan kembali padanya?" tanya Juhari."Kitab itu memang miliknya Juhari!" ucap resi Raspati."Tapi dia harus diusir dari sini!" kata Juhari.
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Wariskan Kita dan Senjata

Seperti biasa, kegiatan di perguruan bulan biru berjalan seperti semestinya. Tidak ada hal yang terlalu membuat perguruan itu melakukan kesibukan yang berlebihan.Sudah satu purnama berlalu sejak kematian Arya, dan kebohongan nyai Sendana masih terus berlanjut."Senja, gerakan tanganmu harus kau perhalus, jurus itu bukan jurus kasar!" kata nyai Sendana yang kini jadi guru bagi senja. Gadis muda yang dulu adalah putri keraton, tapi demi membalas dendam dia lepaskan semua hidup mewahnya."Baik, guru! Senja akan ulangi!" kata gadis itu.Sejak permintaan Senja pada nyai Sendana, guru besar Perguruan Bulan Biru itu sangat telaten melatih Senja, bahkan satu demi satu bakat dari Senja mulai terlihat."Bakatnya terpendam, dan jika belajar pada guru yang salah, dia akan jadi golongan hitam yang kuat!" kata nyai Sendana."Senja! Kemari lah! Hentikan dulu latihan mu!" kata nyai Sendana."Ada apa guru?" tanya Senja dan menghentikan latihan yang sedang dia lakukan."Istirahatlah! Besok kau akan me
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Serangan Kelompok Teratai

"Apa ini?" kata nyai Sendana dengan wajah yang pucat."Ada apa guru?" tanya senja pada gurunya itu."Kau tunggu disini, aku merasakan sesuatu yang buruk mendekati perguruan!" kata nyai Sendana."Sesuatu yang buruk seperti apa guru?" tanya senja."Jangan banyak tanya, segera kau ambil pedang naga angin itu, kau sudah berhak membawanya," kata nyai Sendana.Setelah ucapkan itu, nyai Sendana meninggalkan ruangan pribadinya, meninggalkan senja sendirian di dalam ruangan itu.Senja masih menatap pedang naga angin dengan begitu berbinar, matanya begitu bercahaya karena melihat pedang itu.Senja ambil pedang naga angin, dan menimang sarung pedang itu, senja seolah lupakan tentang keberadaan batu yang seperti mulut gua, dan lupakan peringatan gurunya.Sementara itu, nyai Sendana yang meninggalkan senja sudah sampai di halaman perguruan."Semua guru pengajar berkumpul, aku merasakan akan ada serangan!" teriak nyai Sendana dengan mengerahkan kekuatan tenaga dalam yang tinggi.Semuanya guru penga
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Meneruskan Latihan

Asap tebal membumbung tinggi ke atas udara, asap itu muncul dari perguruan bulan biru yang berada di atas puncak gunung biru. Kini Perguruan itu sudah rata dengan tanah."Itu, ketua! Segera bantu dia!"Guru pengajar segera membawa tubuh nyai Sendana menjauh dari api yang semakin besar, dan kini mereka berkumpul bersama dengan murid-murid perguruan yang semuanya semuanya adalah murid perempuan."Apa yang akan kita lakukan?" tanya salah satu guru pengajar."Kita bangunkan dulu ketua dari pingsannya, setelah itu ketua yang tentukan semuanya.""Kalian benar!" Semua guru pengajar berkeliling di sekitar tubuh nyai Sendana, dan beberapa guru memberikan bantuan dengan mengalirkan hawa murni."Bagaimana?""Mungkin tidak lama lagi, ketua akan membuka matanya!" Seperti yang dikatakan guru pengajar itu, mata nyai Sendana perlahan mulai terbuka, dan yang pertama terlihat di pandangannya adalah, warna merah yang terlihat masih kabur."Apa itu apa?" gumam nyai Sendana."Api?"Mata nyai Sendana lan
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Alam Setengah Khayal

Ki Pratap tak mampu lagi menggerakkan badannya, dia begitu tertekan karena tekanan yang dikeluarkan ketua Son Chong.Tangan ketua Son Chong mencekik leher Ki Pratap, dan matanya menatap tajam."Aku bisa saja mematahkan lehermu dengan mudahnya, tapi kau sudah berusaha untukku! Mulai sekarang kau adalah bagian dari kelompok tengkorak! Apa kau paham?" ucap ketua Son pada Ki Pratap.Ki Pratap tak mampu menjawab, suaranya tertahan karena cekikan di lehernya."Tugasmu sekarang, cari makam pemilik tubuh petir itu sampai dapat, jika tidak kau temukan dalam beberapa purnama ke depan, jangan salahkan aku jika kau akan tewas," kata ketua Son Chong memberikan ancaman sekalian melepaskan cengkeraman di leher Ki Pratap.Dengan segera, dan dengan tubuh yang ketakutan, Ki Pratap berlutut pada ketua Son."Aku ... Aku akan lakukan, aku akan setia pada ketua!" kata Ki Pratap."Pergilah dari sini!" usir ketua Son Chong.Dengan segera, dan dengan gerakan yang cepat, Ki Pratap kabur dari ruangan itu."Dasa
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Dua Tubuh Arya

Orang yang menangkap tangan Arya tersenyum, dan itu adalah senyum yang begitu hangat menurut Arya."Jangan mendekat kesana, wahai diriku, itu akan mengubah diriku juga!" kata orang itu.Yang ada dihadapan Arya adalah orang yang memiliki wajah seperti dirinya, tubuh seperti dirinya, bahkan sedikitpun tidak ada beda antara Arya dengan dirinya."Siapa kau?" tanya Arya."Siapa aku? Aku adalah kau, kau adalah aku! Kita adalah atau kesatuan yang tidak dapat dipisahkan!" "Aku tidak memahami semua ini," kata Arya."Kau tidak usah pahami semua itu, cukup kau terima saja diriku!" kata tubuh lain Arya itu."Menerima dirimu?" tanya Arya."Iya!"Hahahahahahaha!!"Untuk apa kau terima sesuatu yang membuat dirimu lemah, wahai diriku!"Dari daratan hitam itu terdengar suara, dan saat Arya menoleh kesana, Arya juga melihat orang yang sama seperti dirinya , hanya saja orang itu memilik sikap yang jauh berbeda."Kemarilah!' kata orang yang mirip Arya di daratan hitam."Jangan dengarkan dia, dia hanya i
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Buah Aneh

Arya merasa semuanya kembali tenang, Arya kini sudah kembali menguasai dirinya. "Terimakasih guru!" kata Arya yang kembali berlutut pada Ki manunggal Wahid."Aku adalah gurumu, aku selalu inginkan yang terbaik untukmu, cucuku!" kata Ki Manunggal Wahid."Apakah sudah saatnya kau kembali ke tubuhku, guru?" tanya Arya."Benar! Memang itu yang harus kau lakukan!" kata Ki Manunggal Wahid.Arya angguk kepala, meskipun dia masih ingin bercerita panjang lebar dengan Ki Manunggal Wahid, tapi Arya sadar jika dia saat ini di butuhkan di dunia nyata."Aku akan berikan sisa-sisa yang aku miliki untukmu!" kata Ki Manunggal Wahid."Apa itu guru?" tanya Arya.Ki Manunggal Wahid memegang tangan Arya, dan yang dia berikan adalah seluruh kemampuan, seluruh tehknik tertinggi yang dia miliki dalam memainkan jurus pedang naga.Arya kaget, tapi sekaligus sangat terharu."Satu hal lagi, belajarlah untuk kendalikan ilmu meringankan tubuh!" kata Ki manunggal Wahid.arya menggaruk kepalanya, dia memang belum
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Meninggalkan Gua Obat

Arya masih di dalam gua obat dalam waktu yang cukup lama, memastikan jika dia memang sudah cukup kuat untuk menghadapi kerasnya dunia persilatan.Selain itu, Arya juga terus menyatukan jurus dengan tubuhnya, itu karena Arya berlatih dengan rohnya sehingga Arya harus benar-benar pastikan jika seluruh ilmu yang dia pelajari di perguruan roh benar-benar telah diterima oleh tubuhnya.Arya juga mempelajari ilmu meringankan tubuh, dan Arya hanya harus keluar agar tahu apakah dia sungguh sudah kuasai ilmu meringankan tubuh seperti petunjuk dari Ki Manunggal Wahid.Setelah selesai dengan semua itu, Arya bersemedi, mencari ketenangan sebelum memutuskan untuk keluar dari gua obat.Jledaaarrrrrrr!!Gua obat bergetar hebat, dan itu menganggu semedi Arya. Saat Arya membuka mata, dia melihat pedang urat petir melayang-layang di udara."Ternyata kau sudah menemukan siapa dirimu, wahai tuanku?" kata pedang urat petir."Hubungan kita bukan tuan dan senjata, tapi hubungan kita adalah hubungan ikatan pe
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Perguruan Merpati Putih

"Kenapa? Bukankah aku tidak membuat keributan?" tanya Arya."Itu peraturan dari ketua besar perguruan ini, anak muda, maaf!" kata guru pengajar itu.Arya hanya diam, dia menatap guru perempuan yang ada dihadapannya."Padahal aku hanya ingin istirahat Nyai, aku sudah sangat lelah!" kata Arya."Memangnya kau darimana?" "Aku baru saja dari gunung biru!" jawab Arya."Gunung biru? Negeri Teruma?" tanya guru perempuan itu bingung."Iya Nyai! Negeri Teruma! Kenapa?" tanya Arya."Kau sungguh sudah jauh berkelana anak muda, ini sudah negeri Purawa!" kata guru perempuan itu ."Apa? Sudah negeri Purawa?" tanya Arya tidak percaya."Benar!' Saat Arya dan guru perempuan itu bicara, datang segerombolan orang dengan pakaian merah."Dimana nyai Dariah?" tanya salah satu dari mereka."Jangan bicara tidak sopan pada ketua kami! Dia itu orang yang paling kami hormati!" kata guru perempuan itu."Aku tidak peduli, katakan jika kelompok teratai merah ingin bertemu!" Mata perempuan itu melotot, begitu jug
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status