Semua Bab Sang Penghancur Langit : Bab 21 - Bab 30

38 Bab

Tertangkap

Putri Lembayung senja berlari memasuki kota Sedayu, kota yang merupakan perbatasan kerajaan Lingga dengan kerajaan Teruma."Aku mohon, berikan aku pertolongan!" kata Putri Lembayung pada seorang lelaki berpakaian hitam.Lelaki berpakaian hitam itu terbelalak melihat wajah cantik Putri Lembayung, dan tidak menyangka jika akan ada bidadari yang meminta bantuan padanya."Ada anak, nona? Apa yang dapat aku bantu?" tanya lelaki tua itu."Ada orang-orang yang ingin menangkap ku!" kata putri lembayung."Kau disini saja! Aku akan jamin keselamatan mu!" kata lelaki tua itu."Benarkah itu?" tanya Putri Lembayung Senja."Sudah pasti!" kata lelaki tua itu.Putri Lembayung menoleh ke luar.Tukkkkkk!!Dengan gerakan yang sangat cepat, lelaki tua itu menotok leher Putri Lembayung."Bawa dia, sembunyikan sampai kita aman untuk keluar," kata lelaki itu."Baik ketua, kami mengerti!"Dua orang yang memiliki pakaian yang sama dengan lelaki tua itu, membawa Putri Lembayung ke bawah kedai yang dimasuki ole
Baca selengkapnya

Mencari Putri Lembayung

"Kau sudah bangun anak muda?" tanya Nyai Sirih pada Arya saat anak muda itu berdiri dari tempat tidurnya."Begitulah nyai! Terima kasih sudah membantuku!" kata Arya."Seharusnya kau istirahat saja anak muda, tidak ada gunanya kau mengejar kawanmu itu," kata Nyai Sirih."Tidak Nyai, aku harus mencari dia," kata Arya."Pikirkan hidupmu anak muda, Ki Pratap itu salah satu pendekar dari negeri Teruma, pendekar yang tak terlalu kuat di negeri itu, tapi sangat kuat di negeri kita ini," kata Nyai Sirih."Apa maksudnya, Nyai?" tanya Arya."Di negeri ini, untuk mencapai pendekar dewa, sesuatu hal yang sulit, dan itu akan sangat istimewa, bahkan sangat membanggakan. Tapi di negeri Teruma itu hal yang biasa saja," kata Nyai Sirih "Bagaimana mungkin?" tanya Arya."Itulah salah satu perbedaan negeri kita dengan negeri mereka," kata Nyai Sirih."Aku harus ke negeri itu, jika mungkin aku akan mengetahui apa yang membuat mereka begitu mudah mencapai pendekar dewa," kata Arya.Hahahaha!"Itu hanya al
Baca selengkapnya

Menjadi Tabib

Berhari-hari Arya terus ikuti perjalanan kelompok yang membawa putri lembayung, sudah tiga kota yang Arya lewati. Arya memang sangat menjaga jarak dengan kelompok itu, sehingga keberadaannya Arya tidak terendus kelompok itu.Di depan sana, jauh dari keberadaan Arya, sudah menunggu ibukota kerajaan Teruma, kota Sambas.Dari sekian banyaknya kelompok di negeri Teruma, Kelompok Menara Hitam merupakan salah atau kelompok yang tidaklah besar, meskipun sudah memiliki anggota di negeri Lingga tapi itu karena kelompok itu tidak mampu berkuasa di negeri Teruma.Bahkan keberadaan kelompok menara hitam sangatlah tidak dipandang oleh kelompok besar di negeri Teruma, itu karena kelompok itu hanya memiliki satu pendekar dewa, yaitu Ki Pratap sendiri.Ki Pratap memasuki sebuah rumah yang cukup besar, dan itulah markas mereka."Dimana gadis itu?" tanya Ki Pratap pada Waluyo, orang yang membawa Putri Lembayung ke kota Sambas."Dia ada di kamarnya, ketua!" "Bagus, aku akan berikan dia pada ketua besa
Baca selengkapnya

Kelompok Hitam Yang Rahasia

Dua hari Arya mengawasi pergerakan kelompok menara hitam, dan dua hari juga Arya mengalirkan energi petir ke tubuh kenanga.Saat Arya berhasil membuka semua sumbatan di tubuh kenanga, mata gadis itu terbuka. Dan pandangan yang pertama dia lihat adalah wajah tampan Arya."Putriku!"Nyai Lara, ibu dari kenanga langsung memeluk putri semata wayangnya itu."Ibu!" kata kenanga."Ada apa dengan, Kenanga?" tanya gadis itu yang tidak tahu ada apa dengan dirinya."Tidak ada apa-apa, kau baik-baik saja putriku!" kata Nyai Lara.Juragan Boiman juga sampai jatuhkan airmata karena begitu terharu dengan siuman-nya putrinya itu."Akhirnya kau kembali juga putriku!' kata Juragan Boiman."Sebaiknya biarkan dia istirahat dulu tuan juragan, berikan apa yang aku katakan itu," kata Arya pada Juragan itu."Baik .. baik, tabib muda!" kata Juragan Boiman.Arya dan juragan Boiman keluar dari kamar kenanga, dan duduk di ruangan tengah, ruangan yang begitu mewah dan penuh dengan perabotan mahal."Kau sungguh me
Baca selengkapnya

Memasuki Markas Musuh

Dalam waktu beberapa tarikan napas saja, Arya sudah dikurung anak buah Ki Pratap."Siapa kau anak muda?" tanya Waluyo penasaran dengan keberanian Arya yang menyusup ke markas mereka."Itu tidak penting! Yang penting adalah, kembalikan gadis yang sudah kalian culik dikota Sedayu!" kata Arya."Hahahaha! Lancang! Bunuh dia!' kata Waluyo pada anak buahnya.Belasan orang menyerang Arya, tapi Arya sudah siap menunggu serangan mereka. Belasan orang itu menerjang dengan kekuatan yang mereka miliki.Plakkkkkk!!Arya mencoba menahan salah satu serangan yang datang padanya, tapi dia cukup kaget karena anak buah kelompok itu memiliki kekuatan yang tidak rendah."Pantas saja pendekar di negeri ini dikatakan sangat kuat, ternyata anak buah saja sudah mencapai tingkat setinggi ini," gumam Arya.Haaaaaaaaaaa!!Arya berteriak keras.Jledaaarrrrrrr!!Arya terpaksa mengeluarkan tubuh petir, dan hanya itu yang dapat Arya lakukan untuk melawan musuhnya kali ini.Arya angkat tangan ke udara, dan pedang ura
Baca selengkapnya

Menyamar

"Bagaimana petunjuk dari Resi Raspati kakang?" tanya Putri Lembayung saat mereka sudah keluar dari kota Sambas, ibukota kerajaan Teruma."Kita jalan terus menuju Utara, hanya itu!" jawab Arya."Apa kakang yakin, jika kita akan menemukan perguruan itu?" tanya Putri Lembayung."Tidak usah pikirkan yakin atau tidak tuan putri, yang jelas kita menuju perguruan itu," jawab Arya.Putri Lembayung diam, dia merasa jika bicara dengan Arya lebih banyak Arya melarangnya berpikir jauh."Segera cepat jalannya tuan putri, bisa saja kita nanti akan diikuti lagi!" kata Arya."Ini sudah sangat cepat, Arya! Aku tidak biasa berjalan dengan cepat seperti ini," kata Putri Lembayung.Arya hanya geleng kepala, dia memang tahu jika yang bersamanya adalah putri keraton, putri dari kerajaan yang melarikan diri."Aku harus mencari cara agar kami selamat sampai ke Perguruan Bulan Biru!" ucap Arya.Arya berpikir begitu keras."Tapi apa?" gumam Arya."Arya! Ada keramaian!" kata Lembayung menunjuk ke arah depan."K
Baca selengkapnya

Mengancam Nyai Sendana

Waluyo dan Ki Pratap tersenyum lebar setelah mendapatkan jawaban panjang lebar dari juragan Boiman."Seharusnya dari tadi!" kata Ki Pratap."Maafkan aku tuan!" kata juragan Boiman."Sudah, tinggalkan saja rumah ini, dia masih kita butuhkan, uang yang dia berikan tiap bulan masih perlu bagi kelompok kita, jika tidak sudah dari tadi dia aku bunuh!" kata Ki Pratap dan meninggalkan rumah juragan Boiman.Wajah juragan Boiman, begitu pucat karena perkataan Ki Pratap, tapi dia masih bersyukur karena diberikan kehidupan oleh ketua besar Kelompok Menara Hitam itu."Semoga tabib muda itu masih dapat hidup meskipun sudah bertemu dengan Ki Pratap!" kata juragan Boiman mendoakan Arya.Tanpa menunggu waktu lagi, Ki Pratap dan anak buahnya melesat menuju arah yang dikatakan oleh juragan Boiman, sudah pasti menuju perguruan bulan biru."Kita sudah di kota Sembada, coba cari keberadaannya dua orang itu," kata Ki Pratap.Semua anak buahnya berpencar, termasuk Waluyo dan Ki Pratap. Mereka tidak mau berp
Baca selengkapnya

Penyamaran Terbongkar

Putri Lembayung yang belum pernah berhadapan dengan dunia persilatan langsung kaget dan pucat karena kehadiran Ki Pratap dan anak buahnya."Aku ... Aku bukan orang yang kalian cari!" kata Putri Lembayung dengan wajah pucat pasi."Siapa yang mengatakan jika kami mencari seseorang?' kata Ki Pratap."Aku ... Aku ...!!"Putri Lembayung semakin tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dia hanya menatap Arya.Arya langsung ambil sikap waspada. Sudah jelas jika Arya tidak ingin penyamaran mereka tidak terbongkar."Maaf kisanak, ada apa?"Arya melangkah menghadang Ki Pratap agar Putri Lembayung mampu menutupi rasa kagetnya.Ki Pratap menatap Arya yang berwajah perempuan. Dia memang belum pernah bertemu dengan Arya, tapi Waluyo sudah."Aku merasa dia pemuda yang kita cari, ketua!" bisik Waluyo pada Ki Pratap."Apa kau yakin? Tapi kenapa dia perempuan?' tanya Ki Pratap."Aku yakin mereka berdua menyamar, dan meminum sesuatu untuk ubah suara mereka," kata Waluyo."Itu bisa saja, Waluyo!" ucap Ki Prata
Baca selengkapnya

Kemunculan Nyai Sendana

"Akhirnya selesai juga!" kata Ki Pratap.Waluyo dan lima anak buah Ki Pratap juga mendekati ketua besar kelompok menara hitam itu."Ketua, tidak apa-apa?" tanya Waluyo."Tidak, Waluyo! Hanya sedikit terluka karena kurang waspada di serangan terakhir!" kata Ki Pratap."Aku akan benar-benar lumpuhkan dia!" kata Ki Pratap.Tapi saat itulah Ki Pratap merasakan tekanan yang besar di pundaknya."Siapa yang ingin main-main dengan, Ki Pratap!" maki Ki Pratap.***Nyai Sendana dan belasan guru pengajar dari perguruan bulan biru melesat mengejar Ki Pratap dan anak buahnya.Tapi sebelum mereka sampai di kaki gunung, mereka melihat seorang pemuda berlari ke puncak gunung."Hadang dia, jangan biarkan seorang lelaki memasuki perguruan!" kata Nyai Sendana.Huppppp!!Tiga guru pengajar mengadang langkah pemuda itu.Aawwwwww!!Lelaki itu kaget, tapi suara yang terdengar adalah suara perempuan."Ketua! Dia perempuan!" teriak salah satu guru pengajar di Perguruan Bulan Biru."Perempuan?" kata Nyai Senda
Baca selengkapnya

Kebohongan Besar

Nyai Sendana mendekati tubuh Arya, dan dia memeriksa tubuh Arya."Ada apa dengan tubuh anak muda ini?" gumam Nyai Sendana.Jarinya menyentuh tubuh Arya, tapi sesuatu yang kuat malah menyentrum jarinya."Ada apa ini?'Nyai Sendana menarik jarinya dengan cepat, dan kaget dengan keadaan Arya."Bagaimana ketua? Apa kita akan membawa dia?' tanya salah satu guru pengajar di Perguruan Bulan Biru."Aku juga bingung bagaimana membawa tubuhnya, tubuhnya mengalirkan sesuatu yang kuat," kata Nyai Sendana.Semua perempuan yang datang dari Perguruan Bulan Biru itu mengelilingi tubuh Arya, seolah berpikir bagaimana membawa tubuh pemuda itu."Aku akan periksa lagi kondisinya!' kata Nyai Sendana.Kali ini saat dia memeriksa, dia kaget, dia merasakan jika tubuh Arya sudah mengalirkan energi yang kuat lagi, tapi yang dia rasakan adalah hampir seluruh jaringan tubuh dan peredaran darah Arya sudah rusak parah.Dengan segera, nyai Sendana membawa Arya, dan terbang melesat menuju Perguruan Bulan Biru."Ketu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status