Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Kelompok Hitam Yang Rahasia

Share

Kelompok Hitam Yang Rahasia

last update Last Updated: 2024-11-17 19:10:33

Dua hari Arya mengawasi pergerakan kelompok menara hitam, dan dua hari juga Arya mengalirkan energi petir ke tubuh kenanga.

Saat Arya berhasil membuka semua sumbatan di tubuh kenanga, mata gadis itu terbuka. Dan pandangan yang pertama dia lihat adalah wajah tampan Arya.

"Putriku!"

Nyai Lara, ibu dari kenanga langsung memeluk putri semata wayangnya itu.

"Ibu!" kata kenanga.

"Ada apa dengan, Kenanga?" tanya gadis itu yang tidak tahu ada apa dengan dirinya.

"Tidak ada apa-apa, kau baik-baik saja putriku!" kata Nyai Lara.

Juragan Boiman juga sampai jatuhkan airmata karena begitu terharu dengan siuman-nya putrinya itu.

"Akhirnya kau kembali juga putriku!' kata Juragan Boiman.

"Sebaiknya biarkan dia istirahat dulu tuan juragan, berikan apa yang aku katakan itu," kata Arya pada Juragan itu.

"Baik .. baik, tabib muda!" kata Juragan Boiman.

Arya dan juragan Boiman keluar dari kamar kenanga, dan duduk di ruangan tengah, ruangan yang begitu mewah dan penuh dengan perabotan mahal.

"Kau sungguh me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Memasuki Markas Musuh

    Dalam waktu beberapa tarikan napas saja, Arya sudah dikurung anak buah Ki Pratap."Siapa kau anak muda?" tanya Waluyo penasaran dengan keberanian Arya yang menyusup ke markas mereka."Itu tidak penting! Yang penting adalah, kembalikan gadis yang sudah kalian culik dikota Sedayu!" kata Arya."Hahahaha! Lancang! Bunuh dia!' kata Waluyo pada anak buahnya.Belasan orang menyerang Arya, tapi Arya sudah siap menunggu serangan mereka. Belasan orang itu menerjang dengan kekuatan yang mereka miliki.Plakkkkkk!!Arya mencoba menahan salah satu serangan yang datang padanya, tapi dia cukup kaget karena anak buah kelompok itu memiliki kekuatan yang tidak rendah."Pantas saja pendekar di negeri ini dikatakan sangat kuat, ternyata anak buah saja sudah mencapai tingkat setinggi ini," gumam Arya.Haaaaaaaaaaa!!Arya berteriak keras.Jledaaarrrrrrr!!Arya terpaksa mengeluarkan tubuh petir, dan hanya itu yang dapat Arya lakukan untuk melawan musuhnya kali ini.Arya angkat tangan ke udara, dan pedang ura

    Last Updated : 2024-11-18
  • Sang Penghancur Langit    Menyamar

    "Bagaimana petunjuk dari Resi Raspati kakang?" tanya Putri Lembayung saat mereka sudah keluar dari kota Sambas, ibukota kerajaan Teruma."Kita jalan terus menuju Utara, hanya itu!" jawab Arya."Apa kakang yakin, jika kita akan menemukan perguruan itu?" tanya Putri Lembayung."Tidak usah pikirkan yakin atau tidak tuan putri, yang jelas kita menuju perguruan itu," jawab Arya.Putri Lembayung diam, dia merasa jika bicara dengan Arya lebih banyak Arya melarangnya berpikir jauh."Segera cepat jalannya tuan putri, bisa saja kita nanti akan diikuti lagi!" kata Arya."Ini sudah sangat cepat, Arya! Aku tidak biasa berjalan dengan cepat seperti ini," kata Putri Lembayung.Arya hanya geleng kepala, dia memang tahu jika yang bersamanya adalah putri keraton, putri dari kerajaan yang melarikan diri."Aku harus mencari cara agar kami selamat sampai ke Perguruan Bulan Biru!" ucap Arya.Arya berpikir begitu keras."Tapi apa?" gumam Arya."Arya! Ada keramaian!" kata Lembayung menunjuk ke arah depan."K

    Last Updated : 2024-11-18
  • Sang Penghancur Langit    Mengancam Nyai Sendana

    Waluyo dan Ki Pratap tersenyum lebar setelah mendapatkan jawaban panjang lebar dari juragan Boiman."Seharusnya dari tadi!" kata Ki Pratap."Maafkan aku tuan!" kata juragan Boiman."Sudah, tinggalkan saja rumah ini, dia masih kita butuhkan, uang yang dia berikan tiap bulan masih perlu bagi kelompok kita, jika tidak sudah dari tadi dia aku bunuh!" kata Ki Pratap dan meninggalkan rumah juragan Boiman.Wajah juragan Boiman, begitu pucat karena perkataan Ki Pratap, tapi dia masih bersyukur karena diberikan kehidupan oleh ketua besar Kelompok Menara Hitam itu."Semoga tabib muda itu masih dapat hidup meskipun sudah bertemu dengan Ki Pratap!" kata juragan Boiman mendoakan Arya.Tanpa menunggu waktu lagi, Ki Pratap dan anak buahnya melesat menuju arah yang dikatakan oleh juragan Boiman, sudah pasti menuju perguruan bulan biru."Kita sudah di kota Sembada, coba cari keberadaannya dua orang itu," kata Ki Pratap.Semua anak buahnya berpencar, termasuk Waluyo dan Ki Pratap. Mereka tidak mau berp

    Last Updated : 2024-11-19
  • Sang Penghancur Langit    Penyamaran Terbongkar

    Putri Lembayung yang belum pernah berhadapan dengan dunia persilatan langsung kaget dan pucat karena kehadiran Ki Pratap dan anak buahnya."Aku ... Aku bukan orang yang kalian cari!" kata Putri Lembayung dengan wajah pucat pasi."Siapa yang mengatakan jika kami mencari seseorang?' kata Ki Pratap."Aku ... Aku ...!!"Putri Lembayung semakin tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dia hanya menatap Arya.Arya langsung ambil sikap waspada. Sudah jelas jika Arya tidak ingin penyamaran mereka tidak terbongkar."Maaf kisanak, ada apa?"Arya melangkah menghadang Ki Pratap agar Putri Lembayung mampu menutupi rasa kagetnya.Ki Pratap menatap Arya yang berwajah perempuan. Dia memang belum pernah bertemu dengan Arya, tapi Waluyo sudah."Aku merasa dia pemuda yang kita cari, ketua!" bisik Waluyo pada Ki Pratap."Apa kau yakin? Tapi kenapa dia perempuan?' tanya Ki Pratap."Aku yakin mereka berdua menyamar, dan meminum sesuatu untuk ubah suara mereka," kata Waluyo."Itu bisa saja, Waluyo!" ucap Ki Prata

    Last Updated : 2024-11-19
  • Sang Penghancur Langit    Kemunculan Nyai Sendana

    "Akhirnya selesai juga!" kata Ki Pratap.Waluyo dan lima anak buah Ki Pratap juga mendekati ketua besar kelompok menara hitam itu."Ketua, tidak apa-apa?" tanya Waluyo."Tidak, Waluyo! Hanya sedikit terluka karena kurang waspada di serangan terakhir!" kata Ki Pratap."Aku akan benar-benar lumpuhkan dia!" kata Ki Pratap.Tapi saat itulah Ki Pratap merasakan tekanan yang besar di pundaknya."Siapa yang ingin main-main dengan, Ki Pratap!" maki Ki Pratap.***Nyai Sendana dan belasan guru pengajar dari perguruan bulan biru melesat mengejar Ki Pratap dan anak buahnya.Tapi sebelum mereka sampai di kaki gunung, mereka melihat seorang pemuda berlari ke puncak gunung."Hadang dia, jangan biarkan seorang lelaki memasuki perguruan!" kata Nyai Sendana.Huppppp!!Tiga guru pengajar mengadang langkah pemuda itu.Aawwwwww!!Lelaki itu kaget, tapi suara yang terdengar adalah suara perempuan."Ketua! Dia perempuan!" teriak salah satu guru pengajar di Perguruan Bulan Biru."Perempuan?" kata Nyai Senda

    Last Updated : 2024-11-20
  • Sang Penghancur Langit    Kebohongan Besar

    Nyai Sendana mendekati tubuh Arya, dan dia memeriksa tubuh Arya."Ada apa dengan tubuh anak muda ini?" gumam Nyai Sendana.Jarinya menyentuh tubuh Arya, tapi sesuatu yang kuat malah menyentrum jarinya."Ada apa ini?'Nyai Sendana menarik jarinya dengan cepat, dan kaget dengan keadaan Arya."Bagaimana ketua? Apa kita akan membawa dia?' tanya salah satu guru pengajar di Perguruan Bulan Biru."Aku juga bingung bagaimana membawa tubuhnya, tubuhnya mengalirkan sesuatu yang kuat," kata Nyai Sendana.Semua perempuan yang datang dari Perguruan Bulan Biru itu mengelilingi tubuh Arya, seolah berpikir bagaimana membawa tubuh pemuda itu."Aku akan periksa lagi kondisinya!' kata Nyai Sendana.Kali ini saat dia memeriksa, dia kaget, dia merasakan jika tubuh Arya sudah mengalirkan energi yang kuat lagi, tapi yang dia rasakan adalah hampir seluruh jaringan tubuh dan peredaran darah Arya sudah rusak parah.Dengan segera, nyai Sendana membawa Arya, dan terbang melesat menuju Perguruan Bulan Biru."Ketu

    Last Updated : 2024-11-20
  • Sang Penghancur Langit    Perguruan Alam Roh

    Baru beberapa saat saja Nyai Sendawa mengunci gua obat, sesuatu terjadi di dalam gua obat. Dan sesuatu itu terjadi pada Arya.Asap tebal yang menyelubungi tubuh Arya perlahan meresap masuk kedalam tubuh Arya, dan menarik roh anak muda itu keluar dari tubuhnya.Roh Arya berdiri di samping tubuh kasarnya, dan melihat dengan begiru terpenjarat tidak percaya."Apa aku sudah mati?" gumam roh Arya.Arya mencoba memasuki tubuhnya.Whussssss!!Sesuatu kekuatan yany begitu besar mendorong roh Arya hingga terbuang jauh. Sampai Arya berkali-kali mencoba, tapi hasilnya tetap saja sama."Tidak, aku belum mati!" kata Arya tidak percaya dengan keadaan tubuhnya yang memang sudah seperti mayat. pucat memutih."Biarkan tubuhmu menerima pengobatan!"Satu suara terdengar, dan suara itu berasal dari seseorang yang Arya kenali."Resi Raspati?" tanya Arya tidak percaya."Iya, ini memang aku!" kata Resi Raspati."Apa yang harus kau lakukan, Resi?" tanya Arya."Banyak hal yang harus kau lakukan, termasuk berl

    Last Updated : 2024-11-21
  • Sang Penghancur Langit    Keputusan Yang Tepat

    "Resi Raspati!"Lelaki pengganggu Arya dan Arya sama-sama menoleh dan kaget karena yang menghentikan mereka adalah pemilik perguruan roh itu.Lelaki pengganggu Arya berlutut pada Resi Raspati, dan menunjukkan rasa hormat yang begitu dalam pada Resi Raspati."Dia ... dia yang memulai semua ini, Resi? Dia pukul aku, ini buktinya!" kata lelaki itu dan menujukkan luka pada Resi Raspati."Aku sudah melihat semua itu Juhari, sudah aku lihat!' ucap resi Raspati."Iya resi, dia sejak awal sudah mencari masalah denganku!" kata Juhari.Resi Raspati tersenyum."Berikan kitab itu padaku, Juhari!" kata resi Raspati.Juhari dengan sangat membungkuk tanda hormat memberikan kitab tinju penggetar langit pada resi Raspati."Arya, ini kitab mu!' kata resi Raspati memberikan kitab itu pada Surya, sementara Juhari diam membisu."Ada apa ini Resi? kenapa kitab itu diberikan kembali padanya?" tanya Juhari."Kitab itu memang miliknya Juhari!" ucap resi Raspati."Tapi dia harus diusir dari sini!" kata Juhari.

    Last Updated : 2024-11-21

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Menjaga Kecurigaan Intan

    Di dalam ruangan Tetua Chu Cai, Ki Barata dan pemilik rumah megah itu duduk dengan posisi yang berhadapan."Sungguh satu keberhasilan karena kita bisa mendapatkan tubuh es bulan!" kata Tetua Chu Cai."Iya, dan aku rasa kau harus mengambil kekuatan es bulan itu, Chu Cai!" kata Ki Barata. "Kau tidak ingin kekuatan di tubuh gadis itu, Barata?" tanya Tetua Chu Cai."Bagaimana mungkin aku tidak inginkan tubuhnya? Namun elemen yang aku miliki tidak bisa memiliki tubuh es bulan itu! Aku memiliki elemen api, dan itu pasti berlainan elemen dengan tubuh es bulan itu!" kata Ki Barata. "Kau benar juga, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Aku tidak ingin melepaskan kesempatannya kita untuk hidup abadi, setelah ini bantu aku menemui seseorang, dia memiliki tubuh petir!" kata Ki Barata. "Pemilik tubuh petir juga sudah terlihat?" kata Tetua Chu kaget. "Iya, dan aku yakin, pemuda itu akan datang kemari! Dia mengenal pemilik tubuh bulan es itu!" kata Ki Barata. "Tenang saja, setelah aku kuasai kemampuan

  • Sang Penghancur Langit    Chu Cai Si Kaya

    Tetua Chu Cai membawa Ki Barata, dan Intan ke sebuah bangunan yang sangat besar, dan megah. Dan itu tak ubahnya sebuah istana yang indah. "Kau tinggal di sini, Chu Cai?" tanya Ki Barata tidak percaya. "Hahahaha, apakah kau pikir aku akan duduk tenang, dan tak mencari harta? Itu tidak mungkin, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Tapi semua ini tidak mungkin bisa kau dapatkan hanya dalam waktu yang singkat!" kata Ki Barata. "Bodoh, tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat!" kata Tetua Chu Cai."Tetap saja, untuk kumpulkan harta sebanyak ini tidak mungkin bisa dilakukan hanya dalam waktu tiga puluh tahun saja!" kata Ki Barata."Lupakan soal itu, untuk saat ini kau dan dia tinggal di sini! Anggap ini rumahmu juga!" kata Tetua Chu Cai."Luar biasa!" kata Ki Barata yang masih tidak bisa menutupi rasa kagum akan pencapain Tetua Chu Cai itu.Saat Tetua Chu Cai datang, belasan pelayan datang dan mereka berikan hormat pada Tetua Chu Cai, pemilik rumah besar itu."Siapkan dua kamar di lantai atas!

  • Sang Penghancur Langit    Simbol Tengkorak di Langit

    Dua ekor kuda dengan penunggang kuda yang terlihat adalah pasangan kakek dan cucunya sama-sama memacu kuda mereka dengan kecepatan yang tinggi. Orang yang ada di depan, selemah lelaki tua yang seluruh rambutnya sudah memutih, namun itu tak membuat pergerakan lelaki tua itu dalam mengendalikan kudanya terlihat lemah. Dan di sampingnya, seorang gadis cantik dengan pakaian kuning, dan rambut yang panjang, dia berada tepat di samping lelaki tua itu. Keduanya sama-sama memacu kuda, dan sama-sama menuju ke satu tujuan yang mungkin hanya lelaki tua itu akan kemana tujuan mereka. Kedua orang itu adalah, Ki Barata, dan Intan. Yang mana saat ini Intan sudah sepenuhnya percaya pada Ki Barata. Hingga akhirnya, mereka berdua tiba di sebuah padang rumput yang cukup hijau dan luas. "Ini tempatnya!" kata Ki Barata dan hentikan laju kudanya. Ki Barata yang berhenti secara tiba-tiba membuat Intan bingung, dan ia menatap ke arah lelaki tua itu. "Ki Barata, kenapa kita berhenti?" tanya Intan."Ak

  • Sang Penghancur Langit    Informasi Dari Ketua Noat

    Setelah mengetahui kalau Arya diutus oleh Putri Gut, Ketua Noat tidak memiliki pilihan, dan mau tak mau dia menerima kedatangan anak muda itu di perguruan yang ia pimpin itu.Ketua Noat membawa Arya ke sebuah ruangan, dan mereka duduk berhadapan dalam situasi yang tegang. Satu hal lain yang membuat Ketua Naot bersedia menerima kedatangan Arya karena dia sudah merasakan kekuatan anak muda itu. Ketua Noat ikut merasakan getaran karena kekuatan dari teriakan Arya itu, dan itulah juga jadi alasan yang membuat ia menerima kedatangan Arya "Katakan apa yang diinginkan oleh Putri Gut dari aku?" tanya Ketua Noat. "Yang Pertama, aku minta maaf, karena sudah memaksa Ketua Besar untuk menerima diriku di sini!" kata Arya. Permintaan maaf Arya itu membuat Ketua Noat tersenyum, dan ketegangan itu langsung hilang karena sikap sopan dari anak muda itu. "Kemudian yang kedua, tuan putri tidak meminta apa-apa dari ketua, tapi aku membutuhkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang ingin aku ajukan pa

  • Sang Penghancur Langit    Tak Mau Bertemu

    Dengan kuda yang dia tunggangi, Arya melesat meninggalkan hutan, dan ia memilih untuk ikuti jalan yang ada di depannya.Arya beruntung karena jalan itu merupakan jalan tunggal, dan jalan satu-satunya yang ia lalui hingga ia tak merasa bingung selama dalam perjalanan itu.Satu hari satu malam Arya berada dalam perjalanan, dan yang dia lalui hanya jalanan tanpa pernah melihat sebuah desa apalagi sebuah kota. "Apakah di negeri ini tidak ada kota atau sebuah desa?" kata Arya bingung akan hal itu. Bahkan saat hari akan sore, Arya tetap tidak melihat sebuah desa, padahal ia sudah butuh tempat yang tenang untuk istirahat."Manusia!" kata Arya. Di kejauhan, mata Arya melihat ada dua orang yang sedang berjalan kaki, dan Arya memilih untuk mendatangi mereka. Arya segera turun dari atas kudanya, dan mendekati kedua orang itu."Mohon maaf, apakah ada desa yang dekat do sekitar hutan ini?" tanya Arya. "Tidak ada anak muda! Tapi jika kau ingin istirahat, kau bisa datangi Perguruan Mawar Kuning

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Hutan

    Kusir Kereta Kuda yang membawa Putri Gut terus memacu kereta kuda itu hingga mereka masuk ke dalam hutan. Arya yang berada di bagian belakang kereta kuda itu semakin curiga, dan ia yakin kalau kusir kereta itu tidak bisa untuk dipercaya."Kita istirahat!" teriak Arya dan memacu kuda hingga berada di samping Kusir Kereta Kuda itu."Tidak bisa, kita harus keluar dari hutan ini, barulah kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda itu. "Kita harus istirahat!" kata Arya. Namun Kusir Kereta Kuda itu masih saja memaksa kuda yang menarik kereta kuda untuk berlari, hingga mereka sampai di tengah-tengah hutan itu. "Baiklah, kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda dan ia menarik tali pekana kuda.Huppppp!!Dan setelah itu, dia melompat dari kursi kusir kereta kuda, dan ia memperlihatkan ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi. "Siapa kau sebenarnya?" tanya Arya ingin tahu. Kecurigaan pada Kusir Kereta Kuda itu semakin besar, dan itu membuat Arya jadi waspada."Keluar kalian semua!" teriak Kus

  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Pada Kusir Kereta Kuda

    Beberapa hari setelah Ki Barata dan Intan sampai di Negeri Burma, kapal yang membawa Putri Gut dan pengawalnya, serta Arya pun tiba Negeri yang cukup besar itu. "Mari kita turun, Arya! Setelah itu kita akan lanjutkan perjalanan menggunakan kereta kuda!" kata Putri Gut. "Baik, Tuan Putri!" kata Arya. Putri Gut kembali kenakan topeng untuk menutupi wajahnya, dan itu dia lakukan untuk mengurangi masalah karena wajahnya yang cukup cantik dan menarik perhatian orang-orang."Cari sebuah kamar penginapan, aku akan istirahat sebelum kita lanjutkan perjalanan ke ibu kota!" kata Putri Gut pada salah satu pengawalnya. "Baik, Tuan Putri!" kata salah satu pengawalnya dan segera mencari penginapan yang pantas untuk Putri Kedua dari Raja Burma itu. Putri Gut menunggu, dan memilih untuk duduk di sebuah kursi yang kosong, yang mana dua pengawal, dan Arya mengawasi Putri Gut. Tidak berapa lama, pengawal yang mencari kamar itu kembali datang, dan ia katakan kalau sudah menyewa kamar untuk tempat i

  • Sang Penghancur Langit    Merusak Pikiran Intan

    Selama dalam perjalanan menuju Negeri Burma, Arya selalu saja berada di geladak kapal, dan menunggu kapan mereka akan tiba di Negeri itu. "Dari keterangan yang diberikan oleh Baju Kijang Emas, masih ada empat baju pelindung yang harus aku cari, dan keberadaan baju pelindung itu ada dua di Negri Burma! Aku harap menemukan petunjuk tentang hal itu!" kata Arya. Arya merasa mendatangi Negeri Burma merupakan sebuah takdir, dan ia yakin dia baju pelindung yang ada di Negeri Burma pun pasti ditakdirkan untuk dia miliki. Saat Arya menatap ke arah lautan, saat itulah Putri Gut datang dan berdiri di samping anak muda itu."Apa yang kau pikirkan, Arya?" tanya Putri Gut. "Sudah jelas aku memikirkan sahabatku, Tuan Putri! Aku harus mencari dia," kata Rangga Satria."Aku akan berikan kau sedikit petunjuk!" kata Putri Gut."Petunjuk apa itu, Tuan Putri?" tanya Arya. "Datangi Perguruan Mawar Kuning, jumpai Ketua Noat, dia pasti tahu sesuatu!" kata Putri Gut. "Dimana Perguruan Mawar Kuning itu,

  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Negeri Malaya

    Peerempuan berkerudung kuning itu keluar dari kedai bersama dengan pengawalnya.Ke tujuh orang dengan warna kulit yang cukup berbeda dengan penduduk negeri Malaya itu memasuki kedai yang lain."Mana orangnya?" tanya perempuan itu."Itu tuan putri!" jawab panglima Cun dan menunjuk nakhoda Rundi.Perempuan itu mendekati nakhoda Rundi dan duduk tanpa diminta."Apakah tuan nakhoda yang akan membawa kapal menuju negeri Burma?" tanya perempuan itu."Benar nona, apa nona rekan dari dia?" tanya nakhoda Rundi menujuk panglima Cun."Benar! Dan aku yang menyuruh dia untuk mencari kapal, apakan benar jika kapal itu ada, tapi kekurangan penumpang?" tanya perempuan itu."Benar nona, bahkan sampai sekarang baru satu penumpang yang akan menuju negeri Burma, tidak mungkin aku berangkat hanya dengan tujuh atau delapan penumpang saja, kecuali kalian membayar lebih," kata nakhoda Rundi."Berapa yang kau inginkan?" tanya perempuan berkerudung kuning itu."Berapa ya? Aku tidak dapat memastikan berapa nona,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status