Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Sang Penghancur Langit : Chapter 11 - Chapter 20

38 Chapters

Datangnya Bantuan

"Bagaimana ketua Badrun? Apa kau akan tetap tak mengatakan dimana pemilik tubuh petir itu?" tanya ketua hasta."Sudah aku katakan, aku tidak tahu menahu tentang tubuh petir yang kau katakan itu," teriak Ki Badrun.Hiaaaaatttt!!Ki Badrun sudah mencabut pedangnya, dan saat dia alirkan tenaga dalam, pedangnya mengeluarkan cahaya merah. Itulah pamor dari pedang matahari.Ki hasta hanya tersenyum, meskipun mereka berasal dari jaman yang sama, tapi kemampuan ku hasta masih berada satu tingkat di atas Ki Badrun."Senjata mu akan segera tumpul!" kata Ki hasta.Wutttt ... whuuutt ... whuttttt..!!Ki Hasta memutar senjatanya, sebuah senjata berupa tongkat panjang dimana di ujung memiliki ukiran burung walet."Tidak akan aku biarkan!"Ki Badrun mulai gunakan jurus pedang matahari, jurus yang menggunakan kekuatan panas sebagai inti dari serangannya.Tapi Ki Hasta bukan tidak tahu semua itu, dan menunggu serangan Ki Badrun.Tranggggg!!Dua senjata andalan mereka beradu, dan tangan Ki Badrun berge
Read more

Memilih Mundur

Arya, yang meninggalkan hutan, menuju ke arah kota Mekar, dan ia merasakan kalau orang-orang yang dia jumpai selama dalam perjalanan memiliki kemampuan yang cukup tinggi.Arya mengambil kitab pusaka yang ada dibalik bajunya."Tapi setelah aku kuasai dengan sempurna kitab ini, aku yakin, aku pasti mampu kalahkan mereka!" ucap Arya. Arya, saat meninggalkan hutan kematian memang belum sepenuhnya kuasai seluruh jurus yang ada di dalam kitab itu.Arya merasa sudah saatnya dia tinggalkan tempat latihannya, dan sambil berkelana Arya akan berlatih dirinya dan juga melatih jurus yang ada di dalam kitab itu.Kitab pusaka itu merupakan kitab yang paling sempurna bagi seorang pendekar yang menggunakan tangan kosong.Selain jurus utama, dalam kitab itu juga ada jurus tapak petir, jurus jari petir dan jurus tangan kosong yang lain, serta jurus pedang yang tak kalah hebatnya. Karena banyaknya jurus yang terkandung dalam kitab tinju pusaka, maka Arya putuskan untuk meninggalkan hutan kematian.Jika
Read more

Perintah Ketua Badrun

Dengan bantuan dari Kuil Suci, keadaan di perguruan matahari mulai kondusif, meskipun itu tidak menutupi jika perguruan itu akan kehilangan pamor di dunia persilatan."Maafkan kami ketua Badrun, kami terlambat datang!" kata Biksu Suci pada ketua besar perguruan matahari.Wajah dari Biksu Suci terlihat tidak bagus, dia merasa sangat bersalah."Tidak, Biksu Suci. Aku malah sangat berterima kasih pada Biksu Suci, jika bukan karena Biksu Suci, mungkin perguruanku sudah rata dengan tanah," kata ketua Badrun.Wajah Biksu Suci tetap saja tidak baik, dia seperti memikirkan sesuatu."Siapa pemilik tubuh petir itu, ya?" ucap Biksu Suci."Aku juga berpikiran sama, Biksu Suci. Ki Hasta mengatakan jika pemilik tubuh petir itu berasal dari perguruan ku ini, padahal aku tidak tahu apa-apa," kata ketua Badrun."Tapi aku merasa ada sesuatu yang berhubungan antara dia dengan perguruan ini, atau mungkin dengan seseorang di perguruan ini," ucap Biksu Suci."Seseorang?" gumam ketua Badrun.Ketua Badrun da
Read more

Si Pengintip

Dengan mengganti pakaian menjadi warna kuning, Arya berjalan menyusuri ibukota kerajaan Lingga, kota Mawar Putih."Inikah ibukota?' ucap Arya yang begitu kagum dengan kemegahan kota mawar putih. Kota yang bangunannya tertata dengan baik."Tapi kenapa kota ini seperti baru terjadi kekacauan?" gumam Arya.Seperti yang Arya ucapkan, kota Mawar Putih memang baru saja terjadi renovasi di berbagai sudut kota itu, Arya tidak tahu jika kota mawar putih, baru saja terjadi perebutan kekuasaan.Arya duduk di emperan toko yang ada di kota itu, ingin memasuki sebuah rumah makan tapi Arya sudah kehabisan uang."Nasib seorang pendekar memang sangat menyedihkan," ucap Arya.Arya memang tidak memiliki bekal selama perjalanan, dan ia hanya memiliki sedikit koin emas dan semua itu sudah habis saat Arya memulai perjalanan."Hei anak muda! Apa kau seorang pendekar?'Arya menoleh, dan yang ada didekatnya adalah seorang lelaki usia empat puluhan tahun."Hanya pendekar biasa, paman!" jawab Arya."Dari usiamu
Read more

Kecurigaan Arya

Mahapatih kerajaan Lingga saat ini, Mahapatih Ragajaya. Mahapatih yang terkenal dengan jurus tangan kosongnya."Ada apa Mahapatih? Kenapa tidak bicara saat berada di ruang pertemuan?" tanya raja Sembara karena Mahapatih Ragajaya mengutarakan sebuah ide.Ide Mahapatih itu adalah meminta bantuan dari perguruan gunung emas, perguruan yang merupakan Mahapatih itu berasal."Aku tidak ingin salah satu punggawa kerajaan mengatakan aku mengambil muka, pada yang mulia," kata Mahapatih Ragajaya."Kau benar juga Mahapatih, baik! Aku setuju jika itu memang untuk menjaga putriku!" kata raja Sembara."Iya Mahapatih! Kau juga harus bantu menjaga putri lembayung!" kata ratu Rumi."Pasti yang mulia ratu!" kata Mahapatih Ragajaya dan meninggalkan ruangan pribadi raja Sembara.Mahapatih Ragajaya, sesungguhnya adalah Mahapatih yang baru saja di angkat. Dia bertugas baru satu purnama, dia mulai bertugas setelah Mahapatih sebelumnya mengundurkan diri setelah perang saudara berakhir.Mahapatih Jagaraga awal
Read more

Mulai Bergerak

Ki Banula tiba di istana, dan beberapa prajurit mencoba menghadang dirinya."Aku guru Mahapatih Ragajaya, apakah kalian masih akan hentikan aku?" kata Ki Banula.Prajurit-prajurit yang menghadang Ki Banula diam, pucat dan takut."Si ... silahkan Ki!" kata prajurit yang menghadang langkah Ki Banula."Dasar prajurit tak tahu diri," kata Ki Banula.Ki Banula dengan langkah angkuh berjalan, dan meminta seorang prajurit untuk antarkan dia menuju ruangan Mahapatih Ragajaya."Guru!"Mahapatih itu sangat gembira dengan kedatangan gurunya, dan menyambut dengan hangat."Aku datang untuk memastikan jika kau sudah siap!" kata Ki Banula."Aku memang menunggu guru, sudah siap dari kemarin-kemarin," kata Mahapatih Ragajaya."Bagus! Kapan?" tanya Ki Banula."Dua hari lagi," kata Mahapatih Ragajaya."Apakah semua sudah dalam posisi?" tanya Ki Banula lagi."Sudah guru, semua tinggal menunggu hari saja," jawab Mahapatih Ragajaya.***Setelah pertemuan pertama dengan Arya, Patih Gunindra secara diam-diam
Read more

Mahapatih Pengkhianat

Haaaaaaaaaaa!!Dengan satu teriakan keras Ki Banula menyerang Patih Gunindra. sudah jelas Patih Gunindra kaget bukan kepalang.Dia tidak menyangka jika Ki Banula yang akan menyerang dirinya."Segera ringkus Raja Sembara, aku akan bereskan Patih ini," kata Ki Banula."Bagaimana dengan Putri Lembayung?" tanya Mahapatih Ragajaya."Adik-adikmu yang akan urus itu!" kata Ki Banula."Baik guru, aku akan ringkus Raja Sembara dan Ratu Rumi," kata Mahapatih Ragajaya."Tidak akan aki biarkan!" kata Patih Gunindra.Haaaaaaaaaaa!!Patih Gunindra melompat ke arah Mahapatih Ragajaya, tapi Ki Banula sudah terlebih dahulu halangi gerakannya."Tidak akan, sebaiknya biarkan dia," kata Ki Banula dengan tatapan tajam pada Patih Gunindra.Sretttttttt!!Patih Gunindra sadar jika dia tidak akan mampu hadapi Ki Banula dan memutuskan mencabut senjatanya.Dengan gerakan yang cepat, Patih Gunindra menyerang Ki Banula, tapi perbedaan kemampuan mulai terlihat pada awal jurus saja.Gerakan Ki Banula lebih ringan da
Read more

Melarikan Putri Lembayung

Arya dengan segera mencari pakaian prajurit untuk Putri Lembayung, dan menutup kepala gadis muda itu dan kegelapan malam juga membantu Arya dan Putri Lembayung."Ada apa prajurit? Apa yang kau cari?" Salah satu prajurit pendukung Mahapatih Ragajaya memergoki Arya yang menyembunyikan Putri Lembayung."Tidak ada apa-apa!" jawab Arya.Tapi prajurit itu curiga pada Arya, dan dia mendekat."Siapa itu?" tanya prajurit itu dan mendekat ke arah Putri Lembayung.Bammmmmmmmm!!Arya memukul keras prajurit dari belakang.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!Jeritan itu mengejutkan banyak orang, tapi itu hanya sejenak, karena Arya sudah menarik tangan Putri Lembayung."Kita naik kuda," kata Putri Lembayung."Aku ..."Sudah! Dengan naik kuda kita akan segera lolos dari mereka," kata Putri Lembayung.Sebelum semakin ramai, Putri Lembayung menarik tangan Arya menuju kandang kuda."Kita pakai kuda hitam itu," kata Putri Lembayung."Tapi, Tuan Putri!""Sudah, segera naik dan pegang tali kekang kuda itu," kata Putri Lem
Read more

Petunjuk Dari Sang Resi

"Kau tak bisa membawa kuda, ya?" kata Putri Lembayung setelah rasa kagetnya sudah teratasi."Itu yang mau aku katakan, tapi tuan putri tidak mau mendengarkan," kata Arya."Eh, namamu siapa?" "Aku? Aku Arya, tuan putri!" jawabnya Arya."Aku Lemba ..."Sudah aku tahu!" potong Arya.Wajah Putri Lembayung cemberut karena kata-katanya dipotong oleh Arya."Bagaimana sekarang keadaan ayah?" tanya Lembayung dengan wajah sedih."Saat ini jangan terlalu pikirkan itu, Tuan Putri. Yang jelas kita harus cari cara untuk kabur dan mencari cara untuk membebaskan kerajaan dari tangan Mahapatih Ragajaya itu," kata Arya.Putri Lembayung diam, dia memikirkan apa yang dikatakan oleh, Arya."Tapi dia ayahku!" kata Putri Lembayung."Aku tahu, tapi saat ini yang penting adalah memikirkan apa yang aku katakan tadi?" kata Arya."Baiklah, aku akan menerima semua perkataanmu, semoga saja ayah masih hidup," kata Putri Lembayung."Tapi yang pertama saat ini adalah, bagaimana keluar dari jurang ini," kata Arya."A
Read more

Berpisah Demi Keselamatan

Dengan langkah yang terburu-buru, Arya memaksa langkah Putri Lembayung, tidak membiarkan gadis itu untuk beristirahat."Aku sudah tidak kuat lagi, Arya!" kata Putri Lembayung."Jangan jadi gadis manja, sekarang kau bukan dalam keraton lagi," kata Arya."Meskipun aku tidak dalam keraton lagi, tetap tidak dapat dipungkiri jika aku ini adalah putri keraton," kata Putri Lembayung.Tapi perkataan Putri Lembayung tidak terlalu didengarkan oleh Arya, itu karena, Arya mendengarkan langkah-langkah yang semakin dekat."Tuan putri, kita sudah dikejar!" kata Arya."Dikejar?" tanya Putri Lembayung tidak percaya."Benar! Ayo kita segera berjalan lebih cepat," ajak Arya.Mendengar itu, Putri Lembayung tidak mau memperlambat langkahnya lagi.Keduanya terus berjalan, dan itu membuat jarak semakin dekat."Itu mereka!"Anak buah kelompok pisau terbang sudah melihat keduanya.Arya kaget, begitu juga dengan Putri Lembayung."Ayo cepat!"Arya menarik tangan Putri Lembayung dengan segera, dan memaksa gadis
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status