Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Sang Penghancur Langit : Chapter 51 - Chapter 60

86 Chapters

Perintah Ketua Son

Wakil ketua Ambar berlutut pada seseorang yang berdiri angkuh di hadapannya."Ada apa dengan ketua mu?" tanya orang yang tak lain adalah ketua besar kelompok teratai, ketua Son Chong."Ketua samba kalah bertarung, ketua besar!" jawab wakil ketua Ambar."Kalah bertarung? Siapa yang mampu imbangi dia? Bahkan kalahkan dia, itu bisa dihitung jari di seluruh negeri ini!" tanya ketua Son Chong."Hanya seorang pemuda yang baru turun gunung, ketua!" jawab wakil ketua Ambar."Letakkan dia di atas batu itu, aku akan periksa keadaannya," kata ketua besar Son Chong.Tanpa membantah wakil ketua Ambar meletakkan ketua yang sangat dia hormati itu di atas batu yang ditunjukkan oleh ketua besar Son Chong.Ketua besar Son Chong menotok tubuh ketua samba, dan saat itulah dia merasakan masih ada sengatan petir dari tubuh ketua samba."Ini elemen petir," desis ketua besar Son Chong kaget."Benar ketua besar, ketua samba memang bertarung dengan seseorang yang memiliki elemen petir!" jawab wakil ketua Ambar
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Laporan Ganda

"Kau jangan bercanda anak muda!" kata ketua Son Chong tidak percaya."Aku tidak bercanda, aku adalah Ganda, salah satu wakil ketua dari Kelompok Pemuja Iblis, dan aku yang berhasil kabur!" kata Ganda.Ganda, setelah kabur dari bukit kutukan, memutuskan untuk menemui utusan dari Kelompok Teratai yang sudah menunggu barang pesanan, dia tak ingin utusan itu terlalu menunggu yang tidak akan datang lagi."Kabur? Apa maksudmu?' tanya ketua besar Son Chong."Kelompok Pemuja Iblis diserang oleh seseorang yang memiliki kemampuan yang tinggi, mungkin hanya ketua besar Son yang dapat kalahkan dia!" jawab Ganda."Siapa?" tanya ketua besar Son."Dia mengatakan namanya, Pendekar Naga Petir!" jawab Ganda."Pendekar Naga Petir? Kurang ajar! Dia sudah membuat namanya sendiri!" gumam ketua besar Son Chong dengan wajah yang tidak bagus.Ganda berbalik, dan akan mencari tempat yang aman."Kau akan kemana?" tanya ketua Son."Aku akan pergi, aku sudah melihat kekuatan yang mengerikan, aku tidak ingin jadi
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Mengobati Ki Ageng

Dengan segera Arya melakukan apa yang diminta oleh Ki Ageng, dan membawa orang yang baru dia kenal itu ke atas gunung yang katanya merupakan tempat tinggalnya.Arya melihat sebuah gubuk besar, jika di kota, gubuk itu akan jadi rumah yang nyaman."Pasti itu tempat tinggal kakek ini!" kata Arya.Arya mendekat, dan berjalan menuju pintu masuk."Kakek sudah kembali ya?"Satu suara seseorang yang cukup lembut terdengar dari dalam gubuk itu, dan sekalian dia membuka pintu.Tapi matanya melotot, dan dahinya berkerut saat melihat Arya yang menggendong Ki Ageng."Kakek!'Gadis itu berteriak melihat keadaan Ki Ageng yang kepayahan."Apakah aku boleh masuk?" tanya Arya."Jangan tanya lagi, segera bawa kakek ke dalam!" jawab gadis itu.Arya segera masuk, dan gadis itu mengarahkan Arya ke kamar Ki Ageng, dan Arya letakkan tubuh tua Ki Ageng di pembaringan di kamar itu."Kenapa kau melukai kakekku?" tanya gadis itu."Dari pada kau bertanya yang bukan-bukan, sebaiknya kau membuat ramuan obat untuk l
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Kecurigaan Ki Ageng

Arya membuka matanya saat tatapan Ki Ageng begitu tajam menatapnya. Keduanya saling pandang dan itu membuat Ki Ageng merasa malu."Ada apa Ki? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Arya sambil berdiri dari tidurnya."Tidak ada anak muda, cuci mukamu, kita akan makan pagi!" kata Ki Ageng untuk menutupi rasa malunya."Makan? baiklah, aku juga sudah lapar," jawab Surya sambil mengelus perutnya sendiri.Ki Ageng geleng kepala karena sikap Arya yang sepertinya tidak peduli apapun, tapi sesungguhnya memiliki jiwa menolong yang tinggi."Anak muda ini, memiliki sisi yang mungkin tidak akan banyak orang pahami!" kata Ki Ageng membaca karakter Arya."Bagaimana makannya? Apa sudah siap, Ki?" tanya Arya begitu dia kembali masuk kedalam gubuk Ki Ageng."Sudah disiapkan oleh Kinanti!" jawab Ki Ageng."Kinanti? Siapa itu?" tanya Arya ingin tahu."Kau belum kenalan dengan cucuku yang cantik?" tanya Ki Ageng."Gadis judes itu?" tanya Surya balik bertanya."Hahahahah! Sepertinya kalian bertemu di saat y
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Menyerang Gubuk Ki Ageng

Begitu Haru memberikan perintah, seluruh adik-adik seperguruannya, dari perguruan bajing maut berlari kecil ke arah gubuk itu."Ki Ageng! Keluar kau!" teriak Haru dengan kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi.Haru, pendekar yang merupakan murid dari perguruan itu, sudah lama berkelana, dan sudah memiliki nama di dunia persilatan.Saat dia mendapatkan kabar, jika Ki Ageng mencuri sesuatu dari perguruannya, dia langsung kembali, dan atas tugas dari gurunya, si bajing kematian, dia mendapatkan tugas untuk merebut kembali pusaka perguruan mereka.Ki Ageng tidak langsung keluar, tapi dia mengintip, dan dia cukup kaget karena yang datang adalah murid dari perguruan bajing maut."Mereka sangat cepat menemukan keberadaan ku," gumam Ki Ageng.Ki Ageng menatap Kinanti yang meringkuk ketakutan. Itu yang jadi pemikiran Ki Ageng."Kinanti, kemari!"Kinanti dengan langkah ragu, mendekati kakeknya itu.Dengan segera Ki Ageng menarik tangan Kinanti, dan membawa gadis itu ke dalam kamarnya.Ki Agen
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Memperebutkan Kotak Rahasia

Satu pukulan Haru masuk ke dalam bagian depan Ki Ageng.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!Ki Ageng menjerit begitu keras, begitu melengking menahan sakit di tubuhnya.Huakkkkkk!!Pukulan Haru berisi tenaga dalam yang tinggi, dan itu membuat luka dalam Ki Ageng Kembali terbuka lebar. Itu terbukti dengan muntah darahnya Ki Ageng."Dimana kau sembunyikan kitab itu?" bentak Haru."Sampai kapanpun, kau tidak akan menemukan jawaban dariku!" kata Ki Ageng."Sialan! Apa kau memang ingin mati?" "Mati? Bukankah aku sudah mati!" ucap Ki Ageng."Badik! Bukankah kau mengatakan jika dia memiliki cucu? Segera cari!" kata Haru.Wajah Ki Ageng berubah warna karena Perkataan dari Haru, dai tidak menyangka jika mereka sudah di awasi."Jangan ganggu, cucuku!" kata Ki Ageng."Hei .. dia bicara! Segera cari dan bawa cucunya kemari! Siapa diantara kalian yang kenal cucunya?" "Aku mengenalnya!" jawab Badik."Kalau begitu kau cari, kemungkinan dia kabur dari belakang," kata Haru memberikan perintah."Baik kak, akan seger
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Korban Pertarungan

Arya keluar dari sebuah kedai setelah menikmati makan siang, dan baru saja dia akan berjalan menyusuri kota, dia orang bertarung di hadapan Arya.Arya melihat keduanya memperebutkan sebuah kotak yang dibungkus kain halus."Apa mereka tidak memiliki sesuatu yang harus perebutkan!" kata Arya sambil geleng kepala.Arya terus memperhatikan tanpa peduli dengan apa yang mereka perebutkan. Arya hanya menyaksikan pertarungan mereka tanpa peduli apa yang mereka inginkan dari pertarungan itu."Hanya menunggu waktu, orang yang berpakaian hijau itu akan kalahkan lawannya!" kata Arya memprediksi hasil pertarungan itu.Dan benar saja, tidak menunggu lama, badik mulai terdesak dengan serangan dari sangga.Plakkkkkk!!Satu pukulan sangga menghantam perut Badik, tidak hanya itu, sangga juga melanjutkan serangan dengan menendang bagian depan badik.Bammmmmmmmm!!Badik terlempar jauh, dan terkapar di tanah."kakak!"Dua adik seperguruannya Badik berlari ke arah badik, dan membantu badik untuk berdiri. S
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Menyerang Perguruan Bajing Maut

"Apa kakak yakin? " tanya Badik kaget dengan perintah dari kakak seperguruannya itu."Kenapa badik? Apa kau takut?' kata Haru pada badik."Bukan kak, tapi di perguruan cabang itu ada ketua Harda yang cukup kuat!" jawab Badik."Aku yang akan habisi orang tua itu, aku sudah lama ingin habisi dia!' kata Haru menjawab keraguan Badik."Apa kakak akan mampu?" tanya Badik.Mata Haru melotot, tidak percaya jika badik akan meremehkan kemampuan yang dia miliki.Tappppp!!Dengan satu tangkapan saja, leher badik sudah ada di genggaman tangan Haru."Asal aku tahu, jangan ketua Harda itu, seluruh anak murid perguruan cabang itu akan aku bunuh!" kata Haru dengan mata merah pada Badik.Brukkkk!!Haru lemparkan tubuh badik yang ketakutan dan menunduk."Haru! Kau harus hati-hati pada ketua Harda itu."Seorang lelaki tua yang dari tadi memperhatikan mendekat, dia adalah ketua dari perguruan bajing maut, dialah si bajing kematian."Ketua!" kata Haru sangat hormat pada ketua besar itu."Ingat, jangan samp
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Menuju Kota Wan

Arya kencana yang menjadi penonton hanya mampu membuka mulutnya lebar-lebar karena tidak menyangka jika perguruan bajing maut akan membantai seluruh murid perguruan mata kelelawar."Sungguh kejam!" gumam Arya.Arya tidak mau membantu karena dia hanya inginkan informasi, dan kini dia sudah dapatkan informasi yang dia inginkan itu."Saatnya aku menuju kota Wan! Tidak ada gunanya menunda waktu lagi!" kata Arya.Huppppp!!Tanpa peduli lagi dengan mayat-mayat yang ada di halaman perguruan mata kelelawar, Arya melesat menuju kota Wan, tujuan berikutnya dari anak muda itu. ***"Akhirnya kita sampai juga!" kata ketua Harda pada sangga saat pintu masuk ibukota kerajaan Purawa sudah terlihat."Inikah ibukota?" tanya Sangga tidak percaya jika ibukota sangat beda dengan kotanya."Sudah! Jangan terlalu membuat malu! Ayo kita memasuki perguruan!" kata ketua Harda.Mereka berjalan dengan sangat cepat, sampai mereka tidak sadari jika di depan mereka ada sekelompok orang yang berpakaian hitam.Para
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Kelompok Teratai Ikut Campur

"Ringkus mereka berdua!"Salah satu guru memberikan perintah pada murid perguruan mata kelelawar yang sudah ada di pintu masuk kamar ketua besar perguruan mata kelelawar itu."Apakah kalian tidak tahu jika kami adalah bagian dari perguruan ini juga? Kami adalah perguruan cabang!" kata ketua Harda."Aku tahu! Aku bahkan mengenal dirimu!""Jadi kenapa kalian masih ingin menangkap kami?' tanya ketua Harda."Kalian memasuki kamar ketua, dan itu adalah kesalahan yang tidak dapat dimaafkan, apalagi kalian masuk secara paksa.""Kami melakukan ini karena terpaksa!" kata ketua Harda "Tidak ada semua itu, kalian tetap ganggu semedi panjang ketua!"Wajah ketua Harda dan Sangga berubah, mereka begitu pucat karena semua penjelasan mereka tidak di dengarkan oleh penghuni perguruan mata kelelawar."Sekarang menyerah saja!"Guru pengajar itu mengerahkan anak murid perguruan, dan hanya menunggu waktu saja maka ketua Harda dan Sangga akan diringkus.Tapi, saat semuanya sudah pasti, sesuatu yang kuat m
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status