"Ringkus mereka berdua!"Salah satu guru memberikan perintah pada murid perguruan mata kelelawar yang sudah ada di pintu masuk kamar ketua besar perguruan mata kelelawar itu."Apakah kalian tidak tahu jika kami adalah bagian dari perguruan ini juga? Kami adalah perguruan cabang!" kata ketua Harda."Aku tahu! Aku bahkan mengenal dirimu!""Jadi kenapa kalian masih ingin menangkap kami?' tanya ketua Harda."Kalian memasuki kamar ketua, dan itu adalah kesalahan yang tidak dapat dimaafkan, apalagi kalian masuk secara paksa.""Kami melakukan ini karena terpaksa!" kata ketua Harda "Tidak ada semua itu, kalian tetap ganggu semedi panjang ketua!"Wajah ketua Harda dan Sangga berubah, mereka begitu pucat karena semua penjelasan mereka tidak di dengarkan oleh penghuni perguruan mata kelelawar."Sekarang menyerah saja!"Guru pengajar itu mengerahkan anak murid perguruan, dan hanya menunggu waktu saja maka ketua Harda dan Sangga akan diringkus.Tapi, saat semuanya sudah pasti, sesuatu yang kuat m
"Inikah kota Wan itu?" gumam Arya saat dia sampai di ibukota kerajaan Purawa.Arya berjalan menyusuri keadaan kota mewah yang penuh dengan kemewahan. Tidak hentinya Arya geleng kepala karena kagum akan indahnya keadaan kota itu.Satu lagi yang membuat Arya kagum adalah banyaknya perguruan silat di kota itu, bahkan itu membuat kota itu tidak jauh beda dengan kota silat."Apakah mereka tidak saling serang?" gumam Arya.Arya terus mencari keberadaan perguruan mata kelelawar, dan setelah mencari cukup lama, Arya akhirnya melihat Perguruan itu."Ini dia!" kata Arya.arya memasuki perguruan itu, dan berniat meminta baik-baik kotak yang sudah dicuri oleh Sangga."Kau mau kemana anak muda? Aku yakin kau bukan ingin jadi murid perguruan ini!" kata murid penjaga gerbang masuk pada Arya."Benar! Aku memang bukan ingin menjadi murid perguruan ini, tapi aku ingin bertemu dengan seseroang di perguruan ini!" jawab Arya."Siapa?" "Ketua kalian!" jawab Arya."Apa kau pikir kau bisa masuk, dan ingin b
Arya mendarat di tanah setelah jauh dari kota Wan, dan Arya menunggu kedatangan dari para pengejarnya."Kenapa kalian ingin membunuhku?" tanya Arya."Karena kau terlalu urus urusan kami!" "Urusan kalian? Apa kalian dari perguruan mata kelelawar?" tanya Arya."Sudah tidak salah lagi! Kami memang dari perguruan mata kelelawar. Bunuh dia!"Empat orang yang mengejar Arya langsung mengurung, dan menyerang secara bersamaan.Tapi dengan gerakan gesit, dan tidak tersentuh, Arya hindari setiap serangan yang datang padanya."Tidak buruk!" kata Arya."Jurus tinju penggetar langit!"Arya merapal jurus yang merupakan jurus andalan Surya kencana, dan siap untuk ladeni permainan dengan empat orang lawannya.Serangan demi serangan yang datang, Arya tahan dengan kedua tangannya, dan itu mengejutkan empat orang lawan pemuda itu."Dia kuat!" desis salah satu dari empat orang itu.Arya yang tidak ingin menghabiskan energi banyak menyerang balik, Arya kombinasikan jurus dalam jurus tinju penggetar langit
Haru kaget karena tidak menyangka jika perguruan mata kelelawar bergerak begitu cepat, dan dalam waktu singkat dia dan dua adik seperguruannya sudah tidak memiliki celah untuk kabur lagi."Sudah aku katakan, kau datang disaat yang tidak tepat! Semalam kami baru kehilangan empat guru pengajar kami, dan kau akan jadi pelampiasan amarah kami!' kata wakil ketua Danar."Mungkin kalian pikir aku akan mudah kau kalahkan, tidak! Aku tidak semudah itu kau kalahkan!" kata Haru.Hiatttttt!!Haru menujukkan kekuatan yang besar, dan itu memang sangat dia banggakan. Tapi kekuatannya sedikitpun tidak membuat wakil ketua Danar kagum. Bahkan terkesan meremehkan kemampuan yang dimiliki oleh Haru."Ternyata hanya segitu kemampuan orang terbaik dari perguruan bajing maut! Tidak akan sulit sepertinya!" kata wakil ketua Danar."Kalian kuliti dua orang temannya, aku yang akan bereskan dia!" kata wakil ketua Danar pada murid perguruan mata kelelawar."Baik, wakil ketua!'Wajah badik dan Badil jelas tidak bag
Satu demi satu anak buah Ki Rangga mengepung perguruan mata kelelawar, dan itu tidak ada yang sadari karena semua yang ada dalam perguruan itu sedang pertarungan melawan orang yang datang menuntut peti yang di bawa sangga dan ketua Harda.Begitu Pertarungan selesai, mereka semua tersenyum puas, karena lawan mereka sudah meregang nyawa tidak berdaya melawan mereka.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!Salah satu murid yang mendapatkan perintah tewas karena jarum beracun, dan suara ledakan juga terdengar dari belakang Perguruan mata kelelawar."Segera selamatkan perguruan kita!" teriak wakil ketua Danar.Tapi belum juga mereka bergerak, belasan orang muncul dan berdiri di tembok Perguruan itu dengan kokohnya."Kelompok teratai hitam!" desis wakil ketua Danar kaget.Bammmmmmmmm!!Kekagetan mereka semakin bertambah saat suara ledakan semakin keras terdengar dari belakang perguruan mereka.Dan, dari belakang bermunculan belasan orang lain yang memakai pakaian hitam.Huppppp!!Ki Rangga, ketua kelompok tera
Dengan melesat cepat menggunakan ilmu meringankan tubuhnya, Arya mendatangi perguruan mata kelelawar, dan sudah di depan perguruan itu."Kenapa sepi begini?" gumam Arya.Dengan pelan Arya mendorong pintu gerbang Perguruan mata kelelawar yang cukup tertutup dari luar."Apa yang terjadi disini?" ucap Arya tidak percaya.Di hadapan Arya, belasan mayat dan belasan tubuh yang terluka terbaring tidak ada yang mengurus.Arya masuk, dan berjalan di halaman perguruan yang baru kemarin terjadi pertarungan yang membuat perguruan itu jelas jatuh di mata dunia persilatan."Sesungguhnya apa yang sudah terjadi disini?" kata Arya.Arya melihat Ki Gondo yang juga terbaring karena luka dalam yang dia alami, tidak ada satu orang pun yang sehat di perguruan itu.Arya tidak tahu, saat pertarungan antara perguruan mata kelelawar dengan kelompok teratai hitam berakhir, anak murid dan guru pengajar yang masih hidup memilih untuk meninggalkan perguruan, dan mereka memilih meninggalkan guru dan saudara mereka
Arya yang meninggakan perguruan mata kelelawar memasuki kedai, dan mengawasi markas yang jadi tempat dari kelompok teratai hitam. Tapi saat Arya mengawasi rumah markas itu, mata Arya melotot melihat seorang lelaki yang memasuki kedai itu.Wajah Arya langsung merah karena amarah, lelaki itu yang menjadi awal dari Arya tidak menemukan siapapun lagi yang dia kenali.Dengan menahan rasa amarah Arya berjalan ke arah orang itu, dan duduk di depan mejanya. Serta duduk tanpa disuruh.Ki Pratap, orang yang dilihat oleh Arya mengerutkan dahinya saat Arya duduk di depan mejanya."Anak muda, Aku tidak memiliki niat untuk menjamu dirimu!" kata Ki Pratap."Siapa yang inginkan dijamu oleh lelaki keparat, seperti dirimu ini!" kata Arya.Ki Pratap semakin mengerutkan dahinya karena perkataan Arya, jelas jika Arya tidak suka padanya."Apa kita memiliki masalah anak muda?" tanya Ki Pratap."Mungkin aku tidak kenal diriku, tapi aku tidak pernah lupakan wajahmu!' ucap Arya.Ki Pratap semakin mencoba inga
"Kenapa Ki Pratap? Apa sekarang kau masih memiliki keyakinan?' ejek Arya.Ki Pratap yang baru saja merasakan salah satu jurus Arya menahan rasa geramnya."Aku pasti tetap akan menang! Aku sudah pernah kalahkan dirimu!' kata Ki Pratap."Itu dulu, sekarang sudah berbeda, ki Pratap!" kata Arya."Tidak ada yang berbeda, kau akan tetap akan aku ringkus!"Hiatttttt!!Ki Pratap yang sudah dipenuhi dengan emosi dan keinginan untuk memiliki tubuh petir miliki Arya menyerang.Seluruh tubuhnya sudah diselimuti aura hitam, aura dan kekuatan hitam yang dia miliki, dan aura itu mencoba menekan Arya.Haaaaaaaaaaa!!Arya berteriak keras, dan Arya juga keluarkan tekanan tenaga dalam yang menghantam tubuh Ki Pratap.Angin dari tekanan tenaga dalam saja sudah menerbangkan rambut ki Pratap, dan semakin menujukkan jika Arya sudah lagi lawan Ki Pratap.Tapi Ki Pratap tidak lagi memikirkan apapun, dia sangat inginkan tubuh Arya, tubuh yang sudah pernah dia kalahkan.Arya tersenyum melihat kekerasan hati ki
Arya sungguh kaget saat tahu yang membawa Intan adalah Ki reksa, dia tidak tahu apa maksud Ki reksa membawa Intan."Apa Ki reksa mengatakan sesuatu nyai?" tanya Arya."Kota Kuala!" jawab nyai Rara lirih.Setelah ucapkan itu nyai Rara jatuh dan tewas di pelukan Arya."Kota Kuala?" ucap Arya.***Beberapa hari sebelum Arya sampai di desa Hursa, Ki Reksa terus mencari keberadaan Arya, dan saat itulah dia sampai di desa Hursa.Dari penduduk desa Hursa, Ki reksa tahu tentang hubungan Arya dan Ki Bonggol, dan itu membuat Ki reksa gelap mata.Ki reksa memberikan kode pada anak buahnya, kelompok bintang hitam yang sudah dia kumpulkan dalam waktu yang singkat.Dan saat warga desa Hursa terlena dalam tidur yang indah, anak buah Ki reksa datang dan porak-poranda seluruh desa itu.Brakkkkkkk!Ki reksa masuk ke rumah nyai Rara, dan itu mengejutkan nyai Rara maupun Intan yang ada dalam rumah itu."Apa yang kau inginkan?" tanya nyai Rara."Gadis itu!" jawab Ki reksa."Jangan harap kau akan dapatkan
Arya, setelah dapatkan pusaka kijang dewa, dia meninggalkan puncak bukit kijang, setelah itu melesat menuju kota Kuala."Apa saja yang sudah terjadi?" gumam Arya saat dia melewati kota bangau.Begitu banyak yang terjadi di kota itu, ada beberapa rumah yang hancur, seolah kota itu baru saja di terpa gempa yang besar."Ada apa ini Ki?" tanya Arya pada seorang lelaki yang berhasil selamat dari kehancuran kota itu."Kelompok bintang hitam!"Whusssssssss!!Crasssssss!Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!Belum juga Arya dapatkan jawaban yang jelas, sebuah bintang hitam sudah menancap dalam di leher lelaki tua itu."Apa-apaan ini?" gumam Arya.Arya melihat ke arah datangnya serangan itu, dan melihat seorang lelaki dengan pakaian hitam dan wajah tertutup."Hei apa yang kau lakukan?" teriak Arya.Tapi jawaban untuk Arya adalah sebuah pukulan jarak jauh yang cukup keras.Bammmmmmm!!Arya memukul balik pukulan jarak jauh itu, dan pukulan itu mentah di tengah jalan."Jangan kabur kau!" teriak Arya dan melompat k
Arya kaget, untuk kedua kalinya Arya merasakan bau bunga mawar itu, dan yang pertama adalah saat Arya sampai di negeri Malaya.Selain itu, yang membuat Arya heran adalah, belasan serigala yang sudah bersiap menyerang Arya dengan cakaran dan taring tajamnya menghentikan gerakan mereka. Wajah dari belasan serigala itu terhenti dan tak melanjutkan serangan pada Arya."Apa sesungguhnya yang ada di balik bau bunga mawar ini?" gumam Arya.Arya berpikir keras, tapi dia tidak menemukan jawaban yang dia harapkan, sampai cahaya kuning menyilaukan terlihat dari bawah lembah bukit kijang.Arya ingin melangkah ke sana, tapi keberadaan para serigala itu membuat Arya urungkan niatnya, dia tidak ingin mayat dari empat orang yang sudah dia kumpulkan jadi santapan serigala ganas itu.Tapi keadaan sepertinya sangat mendukung Arya, saat Arya dalam dilema, dilema antara ingin melihat keberadaan cahaya kuning emas itu dan menjaga para Mayat-mayat, saat itu juga para serigala memilih tinggalkan puncak bukit
Seorang pemuda dengan rambut panjang dan pakaian kuning emas berjalan ke arah hutan yang cukup lebat.Pemuda itu memakai caping bambu yang cukup lebar, dan itu sengaja dia pakai untuk menutupi wajah tampannya.Huppppp!!Dengan gerakan cepat dia melesat, meninggalkan desa terakhir sebelum dia mendekati hutan itu."Kau mau kemana anak muda?" Seorang perempuan tua dengan pakaian yang bermotif lipan menahan langkah pemuda itu."Tidak ada nyai, hanya ingin melihat hasil buruan jerat yang aku pasang di hutan," jawab pemuda itu."Hati-hati di hutan ini, sangat banyak hewan buas," "Terima kasih nyai," kata pemuda itu.Perempuan itu merasa jika pemuda itu cukup misterius, itu terlihat karena pemusa itu menutupi wajahnya dengan caping bambu yang lebar."Siapa namamu anak muda?" tanya perempuan itu.Pemuda itu tidak menjawab, tapi dia malah berjalan tinggalkan perempuan itu masuk ke dalam hutan."Hei .. apa kau acuhkan aku?" teriak perempuan itu membentak pemuda yang sudah masuk ke dalam hutan
Ki Bonggol ingin berlari ke arah guru Harada, tapi lagi-lagi gerakan Ki Bonggol ditahan oleh Ki jalak dan Ki Taga."Kau juga akan mati, Ki Bonggol!"Ki Reksa setelah membunuh guru Harada mendekati Ki Bonggol, dan berjalan ke arah Ki Bonggol yang sudah ditahan oleh Ki jalak dan Ki Taga."Kau itu sudah menjadi hitam dari hitam Ki reksa, sungguh tidak aku percaya," kata Ki Bonggol."Apa aku terlihat perduli dengan ucapanmu itu Ki Bonggol!" Kata Ki Reksa.Ki Bonggol tidak menjawab, dia jelas berada di ujung tombak, nyawanya kemungkinan tidak mungkin dapat di selamatkan lagi, dan kemungkinan dia akan mati di bukit kijang.Hiatttttt!Ki Bonggol tidak terima, dan menyerang ke arah Ki Reksa. Ki jalak dan Ki Taga ingin menahan tapi Ki Reksa memberikan kode pada keduanya untuk menjauh."Biarkan aku yang membunuh dia!" Ucap Ki Reksa.Ki jalak dan Ki Taga memilih menerima perkataan Ki reksa, dan mereka mendekati nyai lipan. Whusssssssss!!Ki reksa tidak anggap serangan dari Ki Bonggol. Itu karen
"Apa yang terjadi? Tidak mungkin!"Guru Harada yang bertahan dari setiap serangan Ki jalak dan Ki Taga masih sempat mendengar suara jeritan kematian Ki Indang, dan itu menjatuhkan semangat juangnya.Pukulan pemburu nyawa!Whusssssssss!Guru Harada melepaskan satu pukulan jarak jauh yang kuat, dan itu mengarah kepada Ki Reksa yang baru saja membunuh Ki Indang.Ki Reksa memutar tubuhnya, dan menahan pukulan jarak jauh guru Harada dengan tangan kanannya, dan pukulan itu mentah di tengah jalan."Kurang ajar! Kau tidak akan aku maafkan," ucap guru Harada dan melompat ke arah Ki reksa."Jangan anggap kami tidak ada!" Ki jalak menghalangi gerakan guru Harada, dan menahan pergerakan dari guru dari raja Adnan, penguasa negeri Malaya.Di belakang guru Harada, juga sudah ada Ki Taga, sehingga guru Harada berada di antara dua orang yang memiliki kekuatan hitam yang tidak dapat diremehkan.Haaaaaaaaaaa!Guru Harada memukul Ki jalak, tapi dengan enteng Ki jalak menahan dengan telapak tangannya, ta
Meskipun tidak mereka susun secara langsung, tapi rencana menguras tenaga dalam Ki Reksa langsung diketahui oleh Ki Reksa, dan itu semakin membuat Ki Reksa naik darah."Kalian! Apa kalian hanya ingin menyaksikan saja? Kalian golongan hitam, apa kalian tidak akan membantu diriku?" ucap Ki reksa ke arah Ki jalak dan dua rekan golongan hitam lainnya.Ki jalak menatap nyai lipan dan Ki Taga. "Bagaimana menurut kalian?" tanya Ki jalak."Terserah padamu tapi jika kita membantu dia, apa nyawa kita terselamatkan? Apa ada jaminan?" tanya nyai Lipan."Bodoh! Aku sekarang berada di pihak golongan hitam! Jangankan kalian, Ki Barata saja mampu aku bunuh bagaikan lalat kecil!" bentak Ki reksa yang secara tidak sengaja mendengar pembicaraan tiga golongan hitam yang ada di sana."Baik, kami akan membantu dirimu, tapi kami ingin kau juga jangan membunuh kami, tangan maut," pinta Ki jalak."Bagus, kalian memilih pihak yang tepat," kata Ki Reksa.Haaaaaaaaaaa!!Ki Reksa tanpa banyak bicara lagi langsun
Whusssssssss!!Dari arah selatan tiba-tiba datang selarik cahaya hitam dengan kecepatan yang tinggi."MENGHINDAR!" teriak Guru Harada karena dia yang pertama melihat serangan jarak jauh itu.Tujuh pendekar di puncak bukit kijang itu melompat menghindar ke segala arah. Dan itu tepat waktu, saat itulah energi besar dari arah selatan itu datang menghantam tempat ke tujuh pendekar itu berdiri.Jledaaarrrrrrr!!Bukit kijang langsung berguncang dengan kuatnya, itu karena kuatnya ledakan dari tenaga dalam yang datang ke arah ke tujuh pendekar dari dua golongan itu."Siapa yang sudah menyerang kita? Berani sekali dia?" tanya Ki Turang sambil menatap ke arah guru Harada."Mana aku tahu, kan orangnya belum terlihat," kata guru Harada sambil angkat kedua bahunya."Apa kita tidak menyerang ke sana?" tanya Ki Indang.Tidak ada yang menjawab, mereka memilih tidak peduli dengan perkataan Ki Indang, mereka hanya melihat ke arah datang serangan yang baru saja mengguncang bukit kijang.Belum juga merek
Jauh dari desa Hursa, di sebuah bukit yang memiliki puncak yang rata, dan itu adalah puncak ilalang yang di kelilingi oleh hutan lebat.Di puncak bukit itu, belasan orang dengan usia yang tidak terlalu jauh berbeda mulai berdatangan dari segala penjuru bukit itu.Bukit itu adalah bukit kijang, bukit yang memang selalu digunakan golongan putih untuk berkumpul bersama.Kali ini pun mereka memutuskan untuk berkumpul bersama, itu untuk membahas kembalinya si tangan maut, Ki reksa yang sudah kembali ke jalan hitam.Guru Harada, orang yang memutuskan mengumpulkan seluruh golongan putih, dan beberapa golongan hitam yang menurutnya dapat di ajak kerja sama.Meskipun mendapatkan tentangan dari golongan putih, tapi guru Harada tidak peduli, dia hanya ingin masalah tentang di tangan maut segera di selesaikan."Guru Harada, apa Ki Barata juga akan datang?""Aku tidak tahu, aku sudah memberikan undangan cepat padanya, jika dia bergabung aku merasa kita akan memiliki kekuatan yang lebih besar lagi,