Setelah mengatakan itu, dia menepis tanganku.Seluruh tubuhku menggigil dan aku memelototinya dengan marah, "Apa kamu begitu gila? Kapan aku menyerahkan diri untuk melayani orang lain demi cinta?""Bukankah ini gara-gara kamu yang bersikeras ingin makan masakanku dan memaksaku memasak untukmu?""Tanganku sudah melepuh. Tidak masalah kalau kamu menghiburku, ngapain begitu sinis?""Heh!"Dia mencibir, "Jadi, kamu memasak untuk Arya dengan sukarela, tapi memasak untukku karena terpaksa?"Aku hanya bisa memelototinya.Pria ini sangat pandai mengubah konsep.Karena tidak bisa bicara dengannya, aku juga tidak mau memedulikannya lagi.Aku berkata dengan suara rendah, "Cepat makan."Setelah itu, aku pergi ke kamar mandi.Daripada bertengkar dengannya yang tidak membawa manfaat apa pun, lebih baik tidur saja.Menyalakan pancuran dan air hangat mengguyur, akhirnya rasa lelah di sekujur tubuh mereda.Sebenarnya aku sangat bebas di lokasi syuting, pada dasarnya aku hanya bersandar di kursi malas u
Baca selengkapnya