Henry mengusap hidungnya seraya berkata, "Sebenarnya, kurasa cuacanya tidak terlalu dingin."Detik berikutnya, mulai turun salju.Henry tersenyum canggung. "Sebenarnya, turun salju juga tidak terlalu dingin, 'kan?"Tatapan mata Cindy tertuju pada Zayn, tidak menghiraukan Henry.Aku memeluk tanganku seraya melirik Henry dengan sinis, "Tidak dingin? Kalau begitu, berikan jaketmu padaku."Aku cukup kedinginan.Jika bukan karena kemunafikan Cindy, aku benar-benar akan memakai mantel Zayn.Sebenarnya, aku hanya bercanda dengan Henry.Henry benar-benar melepas jaket dan memberikannya padaku. "Hehehe, kenapa tidak? Audrey mau pakai jaketku, itu kehormatanku."Melihat Henry hanya memakai baju rajut tipis, aku buru-buru melambaikan tangan dan berujar, "Tidak usah, tidak usah, aku bercanda. Cepat pakai, awas sakit.""Tidak apa-apa. Aku ini pria jantan, tidak takut dingin." Henry dengan keras kepala memakaikan jaketnya ke badanku.Saat aku menolak dengan canggung, Zayn membentak dengan suara ding
Baca selengkapnya