Semua Bab Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku: Bab 301 - Bab 310

328 Bab

Bab 301

Tepat saat itu, aku mendengar suara yang familier.Suaranya agak bersemangat dan terengah-engah.Aku menolehkan kepala. Henry sedang berlari ke arahku dengan penuh semangat.Henry berkeringat banyak, tampak sangat cemas.Aku menatap Henry. "Kamu juga ke sini?""Apa maksudnya aku juga ke sini?" Henry memprotes, "Aku selalu di sini, oke? Aku datang untuk menjemputmu. Ke mana saja kamu? Aku sudah cari ke mana-mana, bikin orang khawatir saja. Kalau tidak menjemputmu, Zayn mungkin ....""Kamu datang untuk menjemputku? Kenapa aku tidak tahu?"Aku memotong perkataan Henry dengan ekspresi kosong, "Kamu datang untuk menjemputku, tapi tidak mengabariku, malah menyalahkanku sembarangan pergi?""Ehm ...."Henry tidak bisa berkata-kata.Sesaat kemudian, Henry menarik lenganku dan berkata, "Oke, oke, ini salahku. Ayo ikut aku. Oh, ya, nanti berikan nomormu, biar aku simpan. Kalau ada masalah lagi, aku juga bisa telepon kamu."Henry membawaku berjalan keluar sambil berceloteh.Aku tidak mendengarkan
Baca selengkapnya

Bab 302

Tepat saat itu, ponsel Henry berdering.Henry melirik ponselnya, lalu tersenyum padaku. "Lihat, kamu tidak jawab telepon, dia telepon aku."Begitu panggilan tersambung, Henry sengaja mengaktifkan pengeras suara."Sudah dijemput?"Nada suara Zayn seperti sedang menekan amarah.Henry terkekeh-kekeh. "Sudah, dia duduk di sampingku. Mau bicara dengannya?""Tidak usah!"Zayn berseru dengan cuek, lalu mengakhiri panggilan telepon.Henry tiba-tiba tertawa. "Kalian cocok sekali, sama persis."Aku bersandar di kursi dan memejamkan mata, tidak ingin berbicara.Tidak sampai sejam, mobil berhenti di depan sebuah hotel mewah.Henry menyerahkan kartu kamar dan koper padaku. "Lantai 20, nomornya ada di kartu. Kamu naik sendiri saja. Aku mau cari Zayn.""Oke."Aku mengambil kartu kamar. Melihat Henry hendak pergi, aku bertanya lagi, "Urusan kalian sangat mendesak, ya?"Henry berujar dengan santai, "Tidak juga. Hanya saja, mereka agak licik. Tapi sekarang Zayn sudah ke sini, semuanya jadi gampang. Mung
Baca selengkapnya

Bab 303

Aku bergidik kaget dan berhenti tertawa, bergegas bangun."Halo? Audrey, kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba diam?""Hmm, aku ada urusan. Sudah dulu, ya."Aku buru-buru mengakhiri panggilan telepon.Zayn menutup pintu kamar.Zayn berjalan ke dalam dengan satu tangan di dalam saku. Dia tersenyum dingin saat bertanya, "Telepon dengan siapa? Bahagia sekali kamu?"Aku ingin menjawab "apa hubungannya denganmu?", tetapi tidak berani.Meskipun aku sangat jengkel karena Zayn meninggalkanku di bandara tadi pagi,Aku sudah kembali tenang setelah tidur.Aku baru sadar betapa konyol kejengkelanku.Kini, status kami berbeda jauh. Aku hanyalah mainan Zayn, tidak pantas memiliki emosi di depan Zayn.Zayn bisa bertindak sesuka hati padaku.Alasan mengapa Zayn membiarkanku hidup sampai sekarang adalah karena belum puas mempermainkanku atau ingin meminjam rahimku.Kenyataan itu sadis, tetapi tidak dapat dipungkiri.Aku duduk dengan taat dan berkata, "Aku telepon dengan kakakku barusan."Zayn duduk di seberang
Baca selengkapnya

Bab 304

Melirik ekspresi Zayn yang dingin, aku langsung menolak panggilan telepon.Aku mengirim pesan pada kakak karena takut dia akan khawatir: "Aku tidak kenapa-napa, sibuk kerja."Lalu, aku dengan waswas menoleh pada Zayn.Zayn bersandar di kursi dan menatapku sembari tersenyum, tetapi ekspresi matanya sangat dingin.Aku menjilat bibir, lalu berkata, "Aku juga bukan sengaja. Aku tidak nyangka bisa turun salju malam itu.""Lagi pula, memangnya kamu bodoh? Sudah turun salju, bukannya berteduh, malah berdiri di luar sepanjang malam."Aku berkata apa adanya.Aku memang menghukum Zayn berdiri di halaman semalam, tetapi tidak memaksa.Jika Zayn masuk ke kamar untuk tidur di tengah malam, aku juga tidak akan marah.Aku benar-benar tidak menyangka Zayn akan begitu keras kepala dan mengotot pada saat itu.Akan tetapi, itu memang salahku. Hanya karena sebuah pajangan kristal, aku menghukum Zayn berdiri di halaman dan dihujani salju sepanjang malam.Perbuatanku sungguh tidak manusiawi.Aku menatap Zay
Baca selengkapnya

Bab 305

"Sedang apa?" Aku menatap Henry dengan heran.Henry mengangkat alis. Senyumannya makin usil. "Pria dan wanita sekamar di hotel, bisa apa lagi selain itu?"Wajahku menjadi masam.Zayn selalu berpikiran negatif, begitu pula temannya.Antah berkumpul sama antah, beras bersama beras!"Katakan saja. Apa kami mengganggu kalian tadi sehingga wajah Zayn segalak itu?"Aku tidak ingin menghiraukannya.Akan tetapi, Henry enggan menyerah. "Pasti iya. Kalau tidak, kenapa lama sekali Zayn panggil kamu makan?""Ini salah Cindy. Sudah kubilang tunggu di bawah saja, tapi Cindy bersikeras mau ketuk pintu kalian.""Zayn begitu tidak puas tadi, ckckck ...."Aku memutar mata dengan jengkel.Dengan mata mana Henry melihat Zayn tidak puas?Pikiran Henry terlalu cabul dan berprasangka buruk terhadap orang lain.Kota Yuma sangat dingin, seperti musim dingin di Kota Jenara.Begitu keluar dari hotel, aku menggigil kedinginan.Lebih sakit hati lagi, aku melihat Zayn sedang memakaikan mantel hitamnya pada Cindy.C
Baca selengkapnya

Bab 306

Henry mengusap hidungnya seraya berkata, "Sebenarnya, kurasa cuacanya tidak terlalu dingin."Detik berikutnya, mulai turun salju.Henry tersenyum canggung. "Sebenarnya, turun salju juga tidak terlalu dingin, 'kan?"Tatapan mata Cindy tertuju pada Zayn, tidak menghiraukan Henry.Aku memeluk tanganku seraya melirik Henry dengan sinis, "Tidak dingin? Kalau begitu, berikan jaketmu padaku."Aku cukup kedinginan.Jika bukan karena kemunafikan Cindy, aku benar-benar akan memakai mantel Zayn.Sebenarnya, aku hanya bercanda dengan Henry.Henry benar-benar melepas jaket dan memberikannya padaku. "Hehehe, kenapa tidak? Audrey mau pakai jaketku, itu kehormatanku."Melihat Henry hanya memakai baju rajut tipis, aku buru-buru melambaikan tangan dan berujar, "Tidak usah, tidak usah, aku bercanda. Cepat pakai, awas sakit.""Tidak apa-apa. Aku ini pria jantan, tidak takut dingin." Henry dengan keras kepala memakaikan jaketnya ke badanku.Saat aku menolak dengan canggung, Zayn membentak dengan suara ding
Baca selengkapnya

Bab 307

Henry termangu sejenak, lalu tersenyum seraya menyahut, "Oke, oke."Henry mengambil sup di tangan Cindy dan menaruhnya di depanku.Aku tersenyum pada Cindy dan berucap, "Terima kasih atas sup Nona Cindy. Aku pasti minum sampai habis nanti."Kemarahan melintas kilat di mata Cindy.Sesaat kemudian, Cindy tersenyum penuh arti saat berkata, "Nona Audrey beruntung sekali punya penggemar yang begitu perhatian seperti Kak Henry."Henry mengangkat alis seraya melirik Zayn, sengaja diam.Cindy berkata lagi padaku, "Kapan Nona Audrey berencana menikah dengan Kak Henry? Ingat undang aku dan Kak Zayn, ya."Suara Cindy sangat lembut, tetapi sangat berisik dan menjengkelkan bagiku.Aku menatap Cindy dengan ekspresi mata dingin sembari tersenyum. "Kenapa? Makan pun masih cerewet?"Cindy tidak lagi berpura-pura lemah dan kasihan, melainkan tersenyum meledek padaku. "Aduh, Nona Audrey malu-malu, ya? Ayo katakan, kapan kamu dan Kak Henry akan tunangan? Aku sudah tidak sabar."Aku menoleh pada Henry deng
Baca selengkapnya

Bab 308

Zayn memang sangat dendam dan benci terhadapku.Akan tetapi, entah mengapa, aku sama sekali tidak memercayai omongan Cindy barusan.Menurutku, pria seperti Zayn tidak akan memberikan wanitanya untuk dimainkan oleh orang lain.Zayn tidak sudi meraih tujuannya dengan taktik curang.Jika tidak, selama tiga tahun kami menikah, Zayn sudah menjadi sukses dengan memanfaatkan koneksi keluargaku.Sebaliknya, Zayn tidak pernah menggunakan koneksi keluargaku.Jadi, tadi Cindy sepertinya sengaja berkata demikian untuk menghinaku.Berpikir demikian, hatiku menjadi lebih tenang.Zayn dan Henry tidak kembali lagi setelah keluar.Cindy yang menyusul keluar juga tidak kembali.Usai makan, aku menunggu di ruangan selama beberapa waktu. Mereka bertiga tetap tidak kembali.Samar-samar ada firasat buruk dalam hatiku.Jangan-jangan Zayn meninggalkanku di restoran lagi?Apakah semeja makanan ini sudah dibayar?Aku buru-buru beranjak dari kursi, mengambil tasku, dan berjalan keluar.Aku memandang sekeliling d
Baca selengkapnya

Bab 309

Tubuhku bergidik. Aku buru-buru berbalik badan.Zayn sedang bersandar di sebelah kanan pintu restoran dan merokok dengan santai.Asap berkepul-kepul di udara dan segera buyar karena angin dingin.Zayn menatap lurus padaku. Tatapannya yang tenang menyiratkan tekanan yang menggetarkan hati.Aku menarik kembali tanganku dan meminta maaf pada sopir taksi, lalu berjalan ke arah Zayn.Ekspresi Zayn cuek, tetapi ekspresi matanya kelam.Aku sangat tidak suka bertatapan dengan Zayn. Setiap kali bertatapan, aku merasa seperti akan ditembusi oleh matanya.Aku berjalan menuju Zayn sambil menundukkan tatapan, lalu tersenyum dan berkata, "Pak Zayn belum pergi? Aku pikir kalian semua sudah pergi dan meninggalkanku sendirian lagi di sini.""Tadi, kamu bilang ke sopir mau ke bandara ...."Di tengah embusan angin dingin, suara Zayn terkesan makin dingin. "Buat apa kamu ke bandara? Mau kabur?"Hatiku menegang.Zayn benar-benar pintar, selalu bisa menebak isi hatiku.Aku menenangkan diri dan tersenyum saa
Baca selengkapnya

Bab 310

Zayn benar-benar gila.Zayn melepas mantelnya, lalu mendengus dan berkata, "Tidak ada apa-apa, hanya tidak suka jaket Henry."Aku tidak bisa berkata-kata.Zayn membungkus badanku dengan mantelnya.Aku merasakan suhu tubuh Zayn dan bau rokok samar-samar. Rasanya hangat, juga menenangkan hati.Mengapa Zayn mengotot agar aku memakai mantelnya?Aku menatap lurus pada Zayn. Timbul sedikit keharuan di hatiku.Akan tetapi, ucapan Zayn selanjutnya menghancurkan keharuan itu."Kamu bepergian bersamaku untuk urusan kerja, bukan untuk liburan. Lain kali, jangan tolak mantelku. Jangan sampai sakit dan merepotkan orang lain. Tidak ada orang yang akan merawatmu."Cih!Jika ingin mendengar kata-kata positif dari Zayn,Mungkin harus menunggu sampai di kehidupan selanjutnya.Tidak!Aku tidak ingin bertemu dengan Zayn lagi di kehidupan selanjutnya!Sambil merenung, aku melihat Zayn melempar jaket kulit Henry pada seorang staf. "Sumbangkan jaket ini."Staf terbengong, lalu mengangguk. "Baik, baik."Aku p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
282930313233
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status