Share

Bab 302

Penulis: Miana
Tepat saat itu, ponsel Henry berdering.

Henry melirik ponselnya, lalu tersenyum padaku. "Lihat, kamu tidak jawab telepon, dia telepon aku."

Begitu panggilan tersambung, Henry sengaja mengaktifkan pengeras suara.

"Sudah dijemput?"

Nada suara Zayn seperti sedang menekan amarah.

Henry terkekeh-kekeh. "Sudah, dia duduk di sampingku. Mau bicara dengannya?"

"Tidak usah!"

Zayn berseru dengan cuek, lalu mengakhiri panggilan telepon.

Henry tiba-tiba tertawa. "Kalian cocok sekali, sama persis."

Aku bersandar di kursi dan memejamkan mata, tidak ingin berbicara.

Tidak sampai sejam, mobil berhenti di depan sebuah hotel mewah.

Henry menyerahkan kartu kamar dan koper padaku. "Lantai 20, nomornya ada di kartu. Kamu naik sendiri saja. Aku mau cari Zayn."

"Oke."

Aku mengambil kartu kamar. Melihat Henry hendak pergi, aku bertanya lagi, "Urusan kalian sangat mendesak, ya?"

Henry berujar dengan santai, "Tidak juga. Hanya saja, mereka agak licik. Tapi sekarang Zayn sudah ke sini, semuanya jadi gampang. Mung
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 303

    Aku bergidik kaget dan berhenti tertawa, bergegas bangun."Halo? Audrey, kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba diam?""Hmm, aku ada urusan. Sudah dulu, ya."Aku buru-buru mengakhiri panggilan telepon.Zayn menutup pintu kamar.Zayn berjalan ke dalam dengan satu tangan di dalam saku. Dia tersenyum dingin saat bertanya, "Telepon dengan siapa? Bahagia sekali kamu?"Aku ingin menjawab "apa hubungannya denganmu?", tetapi tidak berani.Meskipun aku sangat jengkel karena Zayn meninggalkanku di bandara tadi pagi,Aku sudah kembali tenang setelah tidur.Aku baru sadar betapa konyol kejengkelanku.Kini, status kami berbeda jauh. Aku hanyalah mainan Zayn, tidak pantas memiliki emosi di depan Zayn.Zayn bisa bertindak sesuka hati padaku.Alasan mengapa Zayn membiarkanku hidup sampai sekarang adalah karena belum puas mempermainkanku atau ingin meminjam rahimku.Kenyataan itu sadis, tetapi tidak dapat dipungkiri.Aku duduk dengan taat dan berkata, "Aku telepon dengan kakakku barusan."Zayn duduk di seberang

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 304

    Melirik ekspresi Zayn yang dingin, aku langsung menolak panggilan telepon.Aku mengirim pesan pada kakak karena takut dia akan khawatir: "Aku tidak kenapa-napa, sibuk kerja."Lalu, aku dengan waswas menoleh pada Zayn.Zayn bersandar di kursi dan menatapku sembari tersenyum, tetapi ekspresi matanya sangat dingin.Aku menjilat bibir, lalu berkata, "Aku juga bukan sengaja. Aku tidak nyangka bisa turun salju malam itu.""Lagi pula, memangnya kamu bodoh? Sudah turun salju, bukannya berteduh, malah berdiri di luar sepanjang malam."Aku berkata apa adanya.Aku memang menghukum Zayn berdiri di halaman semalam, tetapi tidak memaksa.Jika Zayn masuk ke kamar untuk tidur di tengah malam, aku juga tidak akan marah.Aku benar-benar tidak menyangka Zayn akan begitu keras kepala dan mengotot pada saat itu.Akan tetapi, itu memang salahku. Hanya karena sebuah pajangan kristal, aku menghukum Zayn berdiri di halaman dan dihujani salju sepanjang malam.Perbuatanku sungguh tidak manusiawi.Aku menatap Zay

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 305

    "Sedang apa?" Aku menatap Henry dengan heran.Henry mengangkat alis. Senyumannya makin usil. "Pria dan wanita sekamar di hotel, bisa apa lagi selain itu?"Wajahku menjadi masam.Zayn selalu berpikiran negatif, begitu pula temannya.Antah berkumpul sama antah, beras bersama beras!"Katakan saja. Apa kami mengganggu kalian tadi sehingga wajah Zayn segalak itu?"Aku tidak ingin menghiraukannya.Akan tetapi, Henry enggan menyerah. "Pasti iya. Kalau tidak, kenapa lama sekali Zayn panggil kamu makan?""Ini salah Cindy. Sudah kubilang tunggu di bawah saja, tapi Cindy bersikeras mau ketuk pintu kalian.""Zayn begitu tidak puas tadi, ckckck ...."Aku memutar mata dengan jengkel.Dengan mata mana Henry melihat Zayn tidak puas?Pikiran Henry terlalu cabul dan berprasangka buruk terhadap orang lain.Kota Yuma sangat dingin, seperti musim dingin di Kota Jenara.Begitu keluar dari hotel, aku menggigil kedinginan.Lebih sakit hati lagi, aku melihat Zayn sedang memakaikan mantel hitamnya pada Cindy.C

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 306

    Henry mengusap hidungnya seraya berkata, "Sebenarnya, kurasa cuacanya tidak terlalu dingin."Detik berikutnya, mulai turun salju.Henry tersenyum canggung. "Sebenarnya, turun salju juga tidak terlalu dingin, 'kan?"Tatapan mata Cindy tertuju pada Zayn, tidak menghiraukan Henry.Aku memeluk tanganku seraya melirik Henry dengan sinis, "Tidak dingin? Kalau begitu, berikan jaketmu padaku."Aku cukup kedinginan.Jika bukan karena kemunafikan Cindy, aku benar-benar akan memakai mantel Zayn.Sebenarnya, aku hanya bercanda dengan Henry.Henry benar-benar melepas jaket dan memberikannya padaku. "Hehehe, kenapa tidak? Audrey mau pakai jaketku, itu kehormatanku."Melihat Henry hanya memakai baju rajut tipis, aku buru-buru melambaikan tangan dan berujar, "Tidak usah, tidak usah, aku bercanda. Cepat pakai, awas sakit.""Tidak apa-apa. Aku ini pria jantan, tidak takut dingin." Henry dengan keras kepala memakaikan jaketnya ke badanku.Saat aku menolak dengan canggung, Zayn membentak dengan suara ding

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 307

    Henry termangu sejenak, lalu tersenyum seraya menyahut, "Oke, oke."Henry mengambil sup di tangan Cindy dan menaruhnya di depanku.Aku tersenyum pada Cindy dan berucap, "Terima kasih atas sup Nona Cindy. Aku pasti minum sampai habis nanti."Kemarahan melintas kilat di mata Cindy.Sesaat kemudian, Cindy tersenyum penuh arti saat berkata, "Nona Audrey beruntung sekali punya penggemar yang begitu perhatian seperti Kak Henry."Henry mengangkat alis seraya melirik Zayn, sengaja diam.Cindy berkata lagi padaku, "Kapan Nona Audrey berencana menikah dengan Kak Henry? Ingat undang aku dan Kak Zayn, ya."Suara Cindy sangat lembut, tetapi sangat berisik dan menjengkelkan bagiku.Aku menatap Cindy dengan ekspresi mata dingin sembari tersenyum. "Kenapa? Makan pun masih cerewet?"Cindy tidak lagi berpura-pura lemah dan kasihan, melainkan tersenyum meledek padaku. "Aduh, Nona Audrey malu-malu, ya? Ayo katakan, kapan kamu dan Kak Henry akan tunangan? Aku sudah tidak sabar."Aku menoleh pada Henry deng

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 308

    Zayn memang sangat dendam dan benci terhadapku.Akan tetapi, entah mengapa, aku sama sekali tidak memercayai omongan Cindy barusan.Menurutku, pria seperti Zayn tidak akan memberikan wanitanya untuk dimainkan oleh orang lain.Zayn tidak sudi meraih tujuannya dengan taktik curang.Jika tidak, selama tiga tahun kami menikah, Zayn sudah menjadi sukses dengan memanfaatkan koneksi keluargaku.Sebaliknya, Zayn tidak pernah menggunakan koneksi keluargaku.Jadi, tadi Cindy sepertinya sengaja berkata demikian untuk menghinaku.Berpikir demikian, hatiku menjadi lebih tenang.Zayn dan Henry tidak kembali lagi setelah keluar.Cindy yang menyusul keluar juga tidak kembali.Usai makan, aku menunggu di ruangan selama beberapa waktu. Mereka bertiga tetap tidak kembali.Samar-samar ada firasat buruk dalam hatiku.Jangan-jangan Zayn meninggalkanku di restoran lagi?Apakah semeja makanan ini sudah dibayar?Aku buru-buru beranjak dari kursi, mengambil tasku, dan berjalan keluar.Aku memandang sekeliling d

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 309

    Tubuhku bergidik. Aku buru-buru berbalik badan.Zayn sedang bersandar di sebelah kanan pintu restoran dan merokok dengan santai.Asap berkepul-kepul di udara dan segera buyar karena angin dingin.Zayn menatap lurus padaku. Tatapannya yang tenang menyiratkan tekanan yang menggetarkan hati.Aku menarik kembali tanganku dan meminta maaf pada sopir taksi, lalu berjalan ke arah Zayn.Ekspresi Zayn cuek, tetapi ekspresi matanya kelam.Aku sangat tidak suka bertatapan dengan Zayn. Setiap kali bertatapan, aku merasa seperti akan ditembusi oleh matanya.Aku berjalan menuju Zayn sambil menundukkan tatapan, lalu tersenyum dan berkata, "Pak Zayn belum pergi? Aku pikir kalian semua sudah pergi dan meninggalkanku sendirian lagi di sini.""Tadi, kamu bilang ke sopir mau ke bandara ...."Di tengah embusan angin dingin, suara Zayn terkesan makin dingin. "Buat apa kamu ke bandara? Mau kabur?"Hatiku menegang.Zayn benar-benar pintar, selalu bisa menebak isi hatiku.Aku menenangkan diri dan tersenyum saa

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 310

    Zayn benar-benar gila.Zayn melepas mantelnya, lalu mendengus dan berkata, "Tidak ada apa-apa, hanya tidak suka jaket Henry."Aku tidak bisa berkata-kata.Zayn membungkus badanku dengan mantelnya.Aku merasakan suhu tubuh Zayn dan bau rokok samar-samar. Rasanya hangat, juga menenangkan hati.Mengapa Zayn mengotot agar aku memakai mantelnya?Aku menatap lurus pada Zayn. Timbul sedikit keharuan di hatiku.Akan tetapi, ucapan Zayn selanjutnya menghancurkan keharuan itu."Kamu bepergian bersamaku untuk urusan kerja, bukan untuk liburan. Lain kali, jangan tolak mantelku. Jangan sampai sakit dan merepotkan orang lain. Tidak ada orang yang akan merawatmu."Cih!Jika ingin mendengar kata-kata positif dari Zayn,Mungkin harus menunggu sampai di kehidupan selanjutnya.Tidak!Aku tidak ingin bertemu dengan Zayn lagi di kehidupan selanjutnya!Sambil merenung, aku melihat Zayn melempar jaket kulit Henry pada seorang staf. "Sumbangkan jaket ini."Staf terbengong, lalu mengangguk. "Baik, baik."Aku p

Bab terbaru

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 328

    "Jadi ... apa yang kamu katakan barusan, berarti kamu ... suka aku?"Aku mencengkeram selimut erat-erat, dan pada saat dia berbalik, aku tanpa sadar bertanya.Sebenarnya, begitu pertanyaan itu keluar, aku langsung menyesalinya.Pertanyaan ini, yang tadi terus dia desak, aku selalu menghindarinya. Sudah bertekad untuk tidak menanyakannya.Ironisnya, dalam situasi seperti ini, pertanyaan itu justru keluar dengan begitu mudahnya.Pada akhirnya, hatiku masih belum cukup teguh, bukan begitu?Tubuh Zayn tampak terdiam sejenak.Dia tidak berbalik, suaranya yang dingin disertai sedikit ejekan terdengar, "Suka kamu? Apa itu mungkin?"Setelah dia mengatakan itu, dia pergi, langkah kakinya tanpa sedikit pun keraguan.Pintu luar ditutup olehnya dengan keras, menghasilkan suara yang cukup keras.Aku menundukkan kepala, tersenyum pahit dengan rasa sedih.Jadi, pertanyaan itu memang seharusnya tidak dilontarkan, 'kan?Mengingat bagaimana dia pergi dengan penuh emosi, aku mentertawakan diri sendiri. N

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 327

    "Kenapa tidak bertanya?"Tangannya makin berlebihan, dengan cerdik memancing sarafku.Pelan-pelan, aku merasa wajahku mulai memanas. Tubuhnya yang tadinya dingin kini terasa seperti membara.Aku yang berada di pelukannya, meskipun saraf tegang, kakiku lemas, hampir tidak mampu berdiri.Aku mencengkeram kerah bajunya, seluruh tubuhku hanya ditopang oleh kekuatan di pinggangku.Dengan susah payah, aku membuka mulut, "Ti ... tidak ada alasan, aku ... aku memang mau tidur."Mata hitamnya yang dalam menatapku lekat-lekat, mendesakku terus-menerus, "Kita bicara dulu baru tidur. Ayo, katakan padaku, apa sebenarnya yang mau kamu tanyakan tadi?"Nada suara berat dan lembut itu, seolah membawa daya tarik tersendiri, menyeret hatiku ke jurang yang makin dalam.Aku melihat ke dalam matanya yang dalam, hatiku terus bergetar.Tubuhku melemah oleh sentuhannya yang lembut.Dengan hampir memohon, aku berkata kepadanya, "Bisakah kamu berhenti seperti ini? Topik tadi, aku benar-benar tidak mau bahas lagi

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 326

    Dorin kembali berbicara denganku tentang beberapa hal sehari-hari, bahkan menanyakan tentang kondisi bayiku.Saat berbicara tentang bayi, aku perlahan melupakan kebingungan tadi.Aku memberitahukan Dorin bahwa sebelum perutku mulai terlihat besar, aku akan mencari kesempatan untuk meninggalkan Kota Jenara ini.Dia bilang saat itu nanti, filmnya juga sudah selesai, dan dia akan membantuku mencari jalan.Setelah mengobrol dengan Dorin, waktu sudah hampir pukul satu dini hari.Zayn belum juga kembali, atau mungkin, malam ini dia menemani Cindy di rumah sakit.Aku mematikan lampu dan masuk ke dalam selimut.Aku merasakan kasur suite presidensial yang besar dan lembut.Walau begitu, mungkin karena suasana hati yang tidak merasa aman, aku tidur dengan sangat gelisah.Aku terus-menerus terbangun beberapa kali, Dalam selang waktu belasan hingga dua puluh menit, aku selalu terbangun.Aku menghela napas dan mengambil ponsel sambil menggulir layarnya.Setelah sekitar setengah jam, mataku mulai te

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 325

    Aku terpaku menatap wajah itu, sampai-sampai lupa bernapas.Pria itu mengenakan kostum tradisional. Terlihat alisnya yang tebal melengkung, matanya bersinar tajam, dengan rambut yang diikat tinggi dan dihias mahkota giok.Di bahunya tersampir mantel berbulu rubah, melengkapi wajahnya yang tampan luar biasa. Penampilannya memang memancarkan keanggunan tak tertandingi.Aku tertegun cukup lama sebelum akhirnya mengenali dia sebagai Arya.Melihat aku terpesona, Dorin di sampingku tertawa. "Audrey, kamu ini mata keranjang. Lihat pria tampan saja sampai matamu tidak bisa berpaling."Aku langsung memerah, lalu menatapnya dengan kesal, "Jangan asal bicara. Aku cuma butuh waktu untuk mengenali dia adalah Pak Arya.""Haha, Pak Arya memang tampan baik dalam kostum tradisional maupun pakaian modern. Tidak kalah dengan Zayn-mu, 'kan?"Arya tiba-tiba muncul di panggilan video kami. Suara Dorin masih terdengar di samping, tetapi sosoknya menghilang dari layar.Sekarang, di layar video hanya ada Arya,

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 324

    "Maaf, Kak Zayn, aku ... aku selalu ganggu kalian. Maaf ...."Cindy berkata sambil air matanya terus mengalir.Tampangnya yang lemah dan menyedihkan itu jelas terlihat tidak dibuat-buat.Zayn terburu-buru menghiburnya, "Jangan berkata begitu. Kamu jatuh sakit, itu juga bukan keinginanmu.""Maaf, Kak Zayn ... ah, sakit sekali, Kak Zayn, dadaku sangat sakit. Apa yang harus kulakukan ...."Cindy menangis, tampak sangat kesakitan.Zayn segera menggendongnya dan berkata dengan suara rendah, "Aku akan bawa kamu ke rumah sakit sekarang."Dia dengan tergesa-gesa menuju pintu lift.Setelah berjalan beberapa langkah, dia berbalik dengan gelisah menatapku, "Tunggu aku kembali."Aku menggigit bibir tanpa berkata apa-apa, tetapi hatiku terasa seperti ditusuk, sangat menyakitkan.Zayn menatapku dalam-dalam, lalu membawa Cindy masuk ke dalam lift.Sampai bayangan mereka menghilang di pintu lift, aku baru bisa memaksakan senyum kaku, dan air mata yang kutahan akhirnya jatuh juga.Saat itu, Henry tiba-

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 323

    "Zayn, sebenarnya aku ....""Kak Zayn!"Aku baru saja membuka mulut ketika suara lembut nan manis tiba-tiba terdengar dari belakang pria itu.Tubuhku langsung membeku, dan getaran hati yang kurasakan tadi seketika menghilang tanpa jejak.Aku tersenyum pahit pada diriku sendiri.Bagaimana bisa aku lupa kalau ada Cindy?Barusan aku hampir saja kehilangan akal di bawah suara rendah dan lembut Zayn, hampir membuka hati padanya.Zayn tetap menatapku dengan dalam.Aku mendorong dadanya pelan, mengingatkannya dengan suara rendah, "Nona Cindy sudah datang.""Audrey!"Zayn mengerutkan alisnya dan dengan keras kepala berkata, "Jawab dulu pertanyaanku tadi!""Lalu, apa yang mau kamu dengar? Katakan saja."Aku menatapnya.Tatapan kami bertemu. Matanya gelap dan dalam, hingga akhirnya secara perlahan muncul secercah sikap dingin."Apa maksudmu?"Aku menundukkan kepala, berkata datar, "Tidak ada maksud apa-apa. Aku cuma mau bilang, apa pun jawaban yang mau Pak Zayn dengar, itulah yang akan kukatakan

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 322

    Uh ....Henry berkata dengan kesal, "Baiklah, aku kalah bicara. Aku mau kembali ke kamar untuk tidur."Dia berbalik dan berjalan beberapa langkah, lalu sepertinya teringat sesuatu dan buru-buru menoleh, mengingatkan Zayn, "Jangan lupa belikan aku mantel kulit, ya.""Uangnya sudah aku transfer ke rekeningmu, beli sendiri."Mendengar itu, mata Henry membelalak, lalu segera memeriksa ponselnya.Beberapa saat kemudian, dia tertawa kecil, "Lumayan, lebih banyak dari yang kupikirkan. Nanti aku juga bawakan satu untukmu, ya.""Tidak perlu." Zayn menjawab dingin tanpa ekspresi.Henry melanjutkan, "Kalau begitu, aku bawakan untuk Audrey saja.""Tidak boleh!" Zayn memotong dengan dingin dua kata.Henry memonyongkan bibirnya, "Kalau tidak boleh, ya sudah. Uang lebihnya bisa kupakai beli yang lain."Setelah berkata demikian, dia langsung kabur ke kamarnya sendiri.Begitu Henry pergi, aku merasa suasana di sekitarku jadi agak menekan.Aku memegang tasku dan mundur dua langkah hingga punggungku meny

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 321

    Aku segera memanggilnya, "Tuan Henry, tunggu sebentar."Henry tertegun sejenak, lalu menoleh ke arahku, "Kenapa, Audrey?""Itu ... kamar aku di mana?"Henry tampak terkejut, "Bukankah ini kamar kamu?"Sambil berbicara, pandangannya jatuh pada tas yang kubawa, dan dia bertanya, "Kamu tidak mau tinggal di kamar ini? Ini adalah satu-satunya kamar suite presidensial yang aku pesan, kamar terbaik di hotel ini.""Tapi, ini kamar Zayn."Henry tertawa kecil, "Kamarnya dia 'kan sama saja dengan kamar kamu? Kalian dulu pasangan suami istri, hal-hal yang harus dilakukan juga sudah dilakukan, kenapa masih dipisah-pisah?"Melihatku mengerutkan kening, dia segera tertawa lagi, "Baiklah, aku tidak canda lagi.""Tapi, aku cuma pesan tiga kamar, kalau kamu tidak tinggal di kamar ini, mau tinggal di mana?""Kalau begitu, aku akan pesan kamar biasa saja."Henry buru-buru menghentikan aku, "Jangan repot-repot, ini hotel terbaik di daerah ini, sudah penuh sejak lama. Aku harus pesan jauh sebelumnya untuk d

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 320

    Namun meskipun tidak disukai oleh Keluarga Hale sejak masih kecil, Zayn tetaplah Tuan Muda dari Keluarga Hale. Bagaimana bisa terlibat dengan seorang gadis desa?"Ya, dulu Cindy dari pedesaan. Zayn menjemputnya setelah bercerai denganmu."Setelah mendengar ini, aku merasakan kepedihan di hatiku.Terlepas Cindy adalah orang pedesaan atau bukan, Zayn menceraikan aku karena Cindy."Hei, Cindy sebenarnya cukup menyebalkan, sangat lemah bahkan tidak bisa teriak ataupun berbicara.""Pikiran dan perasaannya begitu aneh sehingga aku harus berhati-hati saat berbicara dengannya.""Aku benar-benar tidak tahu kenapa Zayn bersikeras bersikap baik padanya. Audrey, kamu jauh lebih baik darinya. "Henry berkata dengan ekspresi jijik.Aku menahan ketidaknyamanan di hatiku dan berkata sambil tersenyum tipis, "Setiap orang punya daya tarik masing-masing. Mungkin Zayn hanya menyukai yang itu.""Tidak ...." Henry mengerutkan kening dan berkata, "Menurutku Zayn belum tentu menyukai Cindy, tapi tidak bisa di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status