Semua Bab Tatapan Mr. Whiteller Membuatku Berdebar: Bab 61 - Bab 70

85 Bab

BAB 61

Tak lama setelah mereka tiba di rumah sakit, beberapa suster yang berjaga segera menghampiri dan membantu membawa Emily ke dalam. Dokter dengan sigap mengambil tindakan, lalu memindahkannya ke ruang inap untuk observasi lebih lanjut.Sylvester berdiri di depan ruangan, menatap Emily yang terbaring lemah di balik kaca. Napasnya berat, pikirannya berkecamuk. Ia berbalik menatap Ben yang masih berdiri di dekatnya."Aku tak percaya padamu, tapi boleh aku minta tolong?" ucap Sylvester akhirnya.Ben menatapnya datar. "Apa?" tanyanya."Bisa tolong jaga Emily sebentar? Ada hal yang perlu aku urus."Ben menyandarkan tubuhnya ke kursi tunggu, membuka ponselnya dengan santai. "Baiklah," jawabnya singkat. "Aku akan berjaga dari luar."Sylvester mengangguk. "Sesekali masuklah untuk mengeceknya."Ben hanya melirik sekilas. "Pergilah."Tanpa berbicara lebih banyak, Sylvester berbalik pergi. Ben tetap di kursinya, sesekali melirik ke arah pintu kamar Emily, tetapi matanya semakin berat. Ia tak sadar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

BAB 62

Wajah Sylvester tetap serius saat ia berkata, "Jangan dekat-dekat dengan Ben."Emily menghela napas. "Aku memang tak ingin dekat-dekat dengannya. Aku hanya ingin berterima kasih saja.""Tidak perlu. Dia akan besar kepala dan terus mengganggumu."Emily tersenyum tipis, malas berdebat. "Baiklah."Sylvester menoleh sebentar dan menyentuh pipi Emily dengan punggung tangannya. "Apa kau sudah benar-benar sembuh?"Emily tersenyum dan mengangguk. "Ya, aku sudah sembuh."Sylvester menghela napas panjang. "Cepat sekali kau pulihnya."Emily memutar bola matanya. "Lain kali, jangan membawaku ke tempat-tempat aneh."Sylvester terkekeh. "Aku tak pernah membawamu ke tempat aneh."Emily langsung menatapnya dengan tatapan tak percaya. "Kemarin, kau membawaku ke laut saat cuaca dingin!"Sylvester tertawa. "Laut bukan tempat yang aneh, Emily."Emily mendesah. "Ya, tapi saat musim dingin? Itu hanya orang gila yang melakukannya!"Sylvester menaikkan sebelah alis. "Berarti kau juga gila, Emily. Kau jelas-j
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

BAB 63

"Bagaimana udara di sini?" tanya Sylvester, menoleh sekilas ke arah Emily yang berjalan di sampingnya."Luar biasa. Aku suka aroma kayunya," jawab Emily sambil menarik napas dalam, menikmati kesejukan udara hutan yang menyelimuti mereka."Saat musim panas dan musim gugur, tempat ini jauh lebih indah. Banyak kupu-kupu beterbangan di sekitar sini," jelas Sylvester sambil menunjuk beberapa pohon.Emily meliriknya dengan rasa penasaran. "Kau terdengar sangat mengenal tempat ini."Sylvester mengangguk. "Ya. Dulu aku sempat tinggal di kota ini bersama nenekku."Emily mengerutkan kening, lalu mengangguk paham. "Pantas saja. Dari kemarin aku perhatikan kau tampak akrab dengan kota ini."Sylvester tersenyum kecil, lalu menoleh ke jalur di depan mereka. "Kita hampir sampai di bagian yang mulai menanjak. Apa kau siap?"Emily mendesah panjang. "Tidak, aku tidak siap sama sekali."Sylvester tertawa. "Ayolah, jangan manja. Aku janji, kau tidak akan menyesal saat tiba di atas."Emily merengut. "Mimp
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

BAB 64

Mereka kembali terdiam, menikmati suasana magis di puncak bukit. Angin sore bertiup lembut, membawa aroma dedaunan dan tanah"Apa kau sering melihat pemandangan seperti ini?" tanya Emily tiba-tiba, matanya tak lepas dari langit yang mulai bergradasi ungu dan jingga."Hanya beberapa kali di tempat yang berbeda," jawab Sylvester. "Di tempat ini... ini yang kedua kali."Keheningan kembali menyelimuti mereka, hanya terdengar suara angin dan desiran dedaunan. Emily menghirup napas dalam-dalam, menikmati ketenangan yang jarang ia rasakan.Namun, tiba-tiba Sylvester memecah keheningan. "Emily.""Ya?" Emily menoleh, menatapnya.Sylvester menatapnya lekat, suaranya lebih serius dari sebelumnya. "Di matamu, aku ini bagaimana?"Emily mengerjapkan mata, sedikit terkejut dengan pertanyaannya. "Hmm... kau ternyata orang yang baik."Sylvester tersenyum sekilas, lalu kembali menatapnya dengan lebih dalam. "Emily.""Ya?"Sylvester menggenggam tangan Emily dengan lembut. "Maukah kau jadi pacarku, Em?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

BAB 65

"Sepertinya ini bukan jalan menuju penginapan," ucap Emily curiga."Bagaimana kau tahu?" tanya Sylvester sambil tetap fokus pada kemudi."Meskipun sudah gelap, aku masih mengingat jalannya. Ini berbeda," jawab Emily yakin.Sylvester hanya tersenyum kecil sebelum akhirnya berkata, "Ya, kita akan mampir ke suatu tempat lebih dulu.""Ke mana?" tanya Emily semakin penasaran."Ke rumah nenekku," jawab Sylvester santai. "Kita sudah sampai."Emily menatap Sylvester dengan alis berkerut, lalu melirik ke luar jendela. Di hadapannya berdiri sebuah rumah tua di tengah hutan, tanpa pagar yang mengelilinginya. Lampu teras hanya menyala redup, sementara jendela-jendelanya tampak gelap, seolah rumah itu kosong.Sylvester turun dari mobil, berjalan menuju pintu, dan mulai mengobrak-abrik sesuatu di antara pot dekat pintu masuk. Emily masih duduk di dalam mobil, ragu-ragu."Nenekmu benar-benar tinggal di tempat ini?" tanyanya sambil mengikuti Sylvester dengan langkah hati-hati."Ya," jawab Sylvester s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

BAB 66

Ruangan yang gelap dan suara hujan di luar semakin membuat suasana terasa mencekam. Emily hanya bisa menelan ludah, hatinya berdebar tak menentu.Emily menatap Sylvester dengan ragu. "Menginap? Di sini?"Sylvester mengangguk santai, sementara Emily menoleh ke sekeliling ruangan yang hanya diterangi nyala kecil lilin. Perabotan tua, rak buku yang berdebu, dan bayangan-bayangan aneh yang tercipta dari cahaya lilin membuat bulu kuduknya meremang."Aku tidak suka ini..." gumamnya pelan.Sylvester tersenyum kecil dan menepuk pundaknya. "Jangan khawatir, ini hanya rumah kosong, bukan rumah hantu."Emily menelan ludah. "Tapi kenapa rasanya... ada yang mengawasi kita?"Sylvester menoleh ke arahnya, kini ekspresinya lebih serius. "Kau merasa ada sesuatu di sini?"Emily menggeleng cepat. "Aku tidak tahu, mungkin hanya perasaanku saja. Tapi tempat ini terlalu sepi, terlalu sunyi, hanya suara hujan dan angin... itu saja sudah cukup membuatku meri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

BAB 67

Emily mengabaikannya dan beranjak menuju ke kamar di lantai dua. Sylvester menyusul, membawa lilin yang menjadi satu-satunya penerangan mereka. Saat mereka masuk, ruangan itu terasa sunyi dan sedikit berdebu, tapi tempat tidurnya tampak rapi.Emily duduk di tepi ranjang dan melepas sepatunya. "Jujur saja, aku tidak pernah mengira akan menginap di rumah kosong di tengah hutan seperti ini."Sylvester yang sedang membuka jaketnya hanya tersenyum tipis. "Kau bilang tadi, aku selalu membawamu ke tempat aneh. Kuharap besok kau tidak mengeluh lagi."Emily mendelik. "Kau bercanda? Aku pasti akan mengeluh lagi."Sylvester tertawa pelan sebelum memadamkan lilin. Kamar itu menjadi gelap gulita, hanya terdengar suara angin dari luar dan rintik hujan yang masih deras."Sylvester.""Hm?""Aku benar-benar tidak bisa melihat apa-apa.""Itu bagus. Jadi kau tidak bisa melihat wajah tampanku yang akan membuatmu tergoda."Emily mendengus. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

BAB 68

Sylvester hanya tersenyum kecil, lalu menatap kembali ke matahari terbit yang kini semakin tinggi."Kau menebak dengan tepat, Emily."Emily menunduk, mencoba menyembunyikan senyum yang tak bisa ia tahan. Ia tidak menjawab, tapi hatinya tahu—ada sesuatu yang mulai berubah dalam dirinya.Mereka berdua berdiri di sana cukup lama, menikmati pagi dengan keheningan yang nyaman. Tanpa mereka sadari, jarak di antara mereka semakin dekat—bukan hanya secara fisik, tapi juga di dalam hati.Setelah cukup lama menikmati pemandangan matahari terbit, Emily menarik napas dalam dan menoleh ke arah Sylvester."Kita harus kembali, aku mulai lapar," ujarnya dengan senyum kecil.Sylvester mengangkat alis. "Bukankah semalam kau tidak lapar?" godanya.Emily mendengus. "Itu semalam! Sekarang sudah pagi dan perutku butuh makanan."Sylvester terkekeh kecil. "Baiklah, ayo kita buat sarapan."Mereka pun berjalan kembali ke rumah dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

BAB 69

Emily hanya menghela napas panjang sambil menatap jendela. Meskipun ia tak mau mengakuinya, ada sesuatu dalam diri Sylvester yang membuat hatinya berdebar sejak awal. Dan semakin lama mereka bersama, semakin sulit baginya untuk mengabaikan perasaan itu.Mobil terus melaju dengan kecepatan sedang, menyusuri jalanan yang masih sedikit basah. Pepohonan di sisi jalan bergoyang lembut tertiup angin pagi, menciptakan suasana yang tenang dan damai.Emily bersandar di kursi, menikmati pemandangan di luar jendela. Sesekali, ia melirik ke arah Sylvester yang tampak santai mengemudi. "Aku tidak menyangka perjalanan ini akan jadi seperti ini," gumamnya.Sylvester meliriknya sekilas. "Maksudmu?""Awalnya aku pikir pergi ke amerika hanya perjalanan kerja biasa. Tapi ternyata... semua jadi lebih berwarna."Sylvester tersenyum tipis. "Apa itu berarti kau menikmati waktu bersamaku?" tanyanya dengan nada menggoda.Emily menoleh dan menatapnya dengan ekspresi setengah malas. "Jangan terlalu percaya diri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

BAB 70

Sylvester menatapnya sejenak sebelum mendesah. "Kau masih ingin tetap di sini?" tanyanya dengan nada pasrah.Ben mengangguk tanpa ragu.Sylvester mengangkat bahu. "Baiklah, pakailah tempat ini sesukamu. Kami akan pulang hari ini, jadi nikmatilah tempat ini sepuasmu." ucapnya, lalu tanpa ragu kembali menggenggam tangan Emily dan menariknya masuk ke dalam penginapan setelah sebelumnya membuka kunci pintu.Saat mereka sudah berada di dalam, Sylvester menoleh pada Emily. "Kita balik hari ini. Persiapkan barang-barang yang ingin kau bawa pulang."Emily menatapnya sejenak sebelum mengangguk. "Baiklah," ucapnya pelan, sedikit heran dengan perubahan sikap Sylvester yang tiba-tiba serius.Tanpa berkata apa-apa lagi, Sylvester menuju kamarnya untuk bersiap kembali, meninggalkan Emily yang masih berdiri di tempatnya, bertanya-tanya tentang hubungan Ben dengan Sylvester dan kenapa kehadirannya bisa membuat Sylvester berubah secepat itu."Hanya ini yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status