All Chapters of Tatapan Mr. Whiteller Membuatku Berdebar: Chapter 71 - Chapter 80

85 Chapters

BAB 71

"Kau baik-baik saja?" tanyanya, duduk di seberang pria itu.Sylvester membuka matanya perlahan, menatapnya sebentar sebelum kembali mengalihkan pandangan. "Aku hanya ingin sendiri, Emily."Emily terdiam sejenak, lalu menghela napas. "Aku mengerti," ujarnya. "Tapi jika kau butuh seseorang untuk mendengarkan, aku di sini."Sylvester tersenyum tipis, meskipun matanya tetap menyimpan kesedihan. Ia mengusap wajahnya dengan satu tangan, lalu menatap Emily. "Ben seharusnya tidak membicarakannya."Emily menunggu, tidak ingin menekan Sylvester, tapi juga berharap ia mau berbicara.Setelah beberapa detik keheningan, Sylvester akhirnya membuka suara. "Bella adalah seseorang yang memiliki kenangan dengan kami," katanya pelan. "Seorang teman."Emily menelan ludah. Ada sesuatu di nada suaranya yang membuat hatinya sedikit mencelos. "Apa yang terjadi padanya?" tanyanya hati-hati.Sylvester menatap jendela, seakan menghindari tatapan Emily. "Dia suda
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

BAB 72

…Ketika pesawat akhirnya mendarat, Sylvester menggenggam tangan Emily sekilas sebelum beranjak berdiri. “Ayo, kita pulang.”Emily menatap tangannya yang masih merasakan hangat genggaman itu, lalu mengikuti Sylvester keluar dari pesawat. Ia tak tahu pasti apa yang akan terjadi setelah ini, tapi satu hal yang ia sadari—perasaan hangat itu mulai tumbuh lebih kuat di hatinya.Begitu mereka memasuki mobil dan duduk di bangku belakang, Emily menghela napas panjang, lalu menyandarkan punggungnya. Ia merasa sedikit lelah, tapi juga bersemangat. Tanpa sadar, kepalanya miring sedikit ke arah Sylvester yang duduk di sebelahnya."Rasanya kangen sekali dengan Dimas. Tidak sabar ingin bertemu dengannya," ucap Emily sambil menutup mata."Apa?" Sylvester menoleh tajam. "Kau tidak boleh lagi dekat dengan Dimas."Emily membuka matanya dan menatap Sylvester bingung. "Mengapa begitu? Dia temanku."Sylvester mendengus. "Mengapa k
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

BAB 73

Emily melirik ke arah Alice yang duduk di samping pria tersebut. "Hai, Alice," sapanya ramah."Hai, Emily," jawab Alice dengan senyum lembut.Sylvester menghela napas sebelum akhirnya menarik kursi dan duduk di hadapan pria itu, sementara Emily duduk di sampingnya. "Em, ini ayahku," ucapnya memperkenalkan.Emily tersenyum sopan. "Halo, apa kabar, Paman?""Halo... Panggil saja Ayah," sahut pria itu dengan nada menggoda, membuat Emily spontan menatap Sylvester dengan ekspresi tak percaya."Jadi, sudah berapa lama kalian bersama?" tanya ayah Sylvester dengan nada penasaran.Emily buru-buru menggeleng. "Tidak, Paman, kami tidak ada hubungan apa-apa," ujarnya tegas."Kami baru saja jadian hari ini," potong Sylvester tiba-tiba.Emily menoleh cepat dan mencubit perutnya. "Hei!" protesnya."Oh, pasangan baru rupanya," sahut sang ayah sambil terkekeh."Aku kira saat awal bertemu denganmu di sini, kalian sudah ada hubungan," tambah Alice."Belum," Emily buru-buru menjelaskan. "Maksudku, belum a
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

BAB 74

Emily terdiam. Kata-kata itu menggema di kepalanya."Pantas saja aku sudah curiga. Kenapa perusahaan sebesar Whiteller Corp mau memakai kita untuk proyek mereka, padahal di sini ada banyak desainer yang lebih baik? Rupanya alasannya karena Bu Carol adalah kekasihnya," lanjut Dimas sambil terkekeh kecil. "Aku tak menyangka bos kita bisa berpacaran dengan Mr. Whiteller."Emily masih diam. Matanya bergetar, pikirannya kacau. Jadi… ini semua hanya main main? selama ini dia hanyalah orang ketiga?"Em? Kau tak kaget?" tanya Dimas, mulai memperhatikan ekspresi Emily yang tampak aneh. "Kau kenapa?"Emily berusaha mengendalikan dirinya. "Aku rasa aku kelelahan."Dimas mengangguk mengerti. "Ya sudah, kau istirahatlah. Kau memang terlihat lelah."Emily mengangguk pelan.Saat Dimas berjalan menuju pintu, ia menoleh dan berkata, "Sampai jumpa besok, Em. Persiapkan dirimu menghadapi Bu Carol."Emily tidak menjawab. Ia hanya bergegas masuk ke kamarnya, menutup pintu, lalu menguncinya rapat-rapat.Pi
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

BAB 75

Saat Emily baru saja duduk di kursinya, tiba-tiba setumpuk kertas mendarat di mejanya."Aku sudah buatkan semua laporan dan hasil kerja selama kau tak ada. Pelajari semuanya untuk rapat evaluasi nanti," ucap Leni tanpa basa-basi.Emily menoleh dan menatap Leni yang berdiri di samping mejanya dengan ekspresi datar."Terima kasih, Len," ucap Emily dengan tulus.Leni mendengus pelan. "Aku tidak sedang membantumu. Aku hanya tak ingin tim ini terlihat buruk di depan orang orang."Emily tersenyum tipis. Sudah terbiasa dengan sikap dingin Leni, ia hanya mengangguk. "Tetap saja, terima kasih. Aku akan mempersiapkannya dengan baik."Leni menatap Emily sekilas sebelum akhirnya berkata, "Aku rasa Bu Carol mungkin akan ikut rapat nanti. Aku akan coba sedikit membantu kalau diperlukan."Mendengar itu, Emily sedikit terkejut. Sikap Leni memang cenderung ketus, tetapi kali ini, ia menunjukkan sedikit kepedulian."Aku menghargainya, Len. Terima kasih," ujar Emily dengan senyum kecil.Leni hanya mende
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

BAB 76

Amore menoleh ke arah Sylvester. "Kau memanggilku karena Carol datang?" tanyanya dengan nada menyelidik."Tidak."Sylvester kemudian beralih pada Carol. "Carol, bisakah kau keluar sebentar? Aku ada hal penting yang harus dibicarakan dengan Amore."Carol mengerutkan dahi. "Kenapa aku harus keluar? Dia temanku juga.""Ini soal kerjaan," jawab Sylvester tegas.Carol menoleh ke arah Amore dengan ekspresi terkejut. "Kau kerja bersamanya?"Amore mengangguk santai. "Ya, aku kerja di sini.""Apa ayahmu bangkrut?" tanya CarolAmore mendengus kecil. "Tidak. Ayahku masih kaya raya."Sylvester kembali menatap Carol dengan ekspresi serius. "Sebentar saja, Car. Please."Carol menatapnya sejenak sebelum akhirnya menghela napas. "Baiklah, aku akan pulang. Nanti malam aku ke rumahmu," katanya sebelum mengambil tasnya dan melangkah keluar dari ruangan.Begitu pintu tertutup, Sylvester dan Amore saling bertatapan."Apa maumu, Syl?" tanya Amore dengan nada penuh penasaran.Sylvester memijat pelipisnya, b
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

BAB 77

Sylvester menatapnya dalam, seolah mempertimbangkan sesuatu, lalu akhirnya menjawab, "Carol adalah seseorang yang dekat dengan keluargaku sejak lama. Orang-orang mungkin berpikir kami memiliki hubungan, tapi itu tidak benar. Kami memang pernah dekat, tapi tidak seperti yang kau pikirkan."Emily menatapnya, mencoba membaca ekspresi Sylvester. "Jadi, kau tak pernah memiliki hubungan dengannya?"Sylvester diam sejenak sebelum berkata, "Hubungan kami tidak lebih dari seorang teman.""hanya teman?" tanya Emily.Sylvester menghela napas. "Carol adalah temanku semasa sekolah dulu, dan hingga saat ini itu tidak berubah."Emily terdiam, mencoba mencerna kata-kata itu. "Jadi, kau tidak menyukainya?"Sylvester menatapnya lebih lama sebelum menjawab, "Tidak seperti itu."Emily mengerutkan kening. "Lalu, bagaimana perasaanmu terhadapku?"Sylvester tersenyum kecil, seolah sudah menunggu pertanyaan itu. "Aku pikir kau sudah tahu jawabannya."
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

BAB 78

Nada suaranya terdengar seperti sindiran, namun sebelum Emily sempat merespons, ayah Sylvester menyela, "Oh iya, Carol, perkenalkan ini kekasih Sylvester."Carol melirik Emily, bibirnya membentuk senyum tipis. "Ya, Emily," ucapnya dengan nada seolah ia sudah mengetahui lebih dulu.Ayah Sylvester menatap Carol dengan heran. "Bagaimana kau bisa tahu namanya?"Carol terkekeh kecil. "Aku tahu, Paman. Emily bekerja di perusahaanku. Dia hanya salah satu anggota tim dan kebetulan menangani proyek di Whiteller Corp."Emily hanya tersenyum kecil, sementara Sylvester tetap diam, matanya memperhatikan ekspresi Carol dengan penuh selidik."Oh, kalau begitu, Emily, kita harus banyak berbincang lain kali," ucap sang ayah dengan ramah.Emily mengangguk sopan. "Dengan senang hati, Tuan Whiteller."Seolah ingin mengalihkan perhatian, Carol tiba-tiba berkata, "Aku punya oleh-oleh untuk kalian!"Ia mengambil beberapa kantong dari dalam tas besar
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

BAB 79

Emily masih diam, tidak tahu harus merespons seperti apa."Kalau kau ingin tahu lebih banyak tentang Sylvester, tanyakan saja pada temanmu Amore. Aku dengar kau cukup dekat dengannya"Emily menoleh ke arah Carol, tapi perempuan itu tetap fokus menyetir."Tapi tak usah terlalu dipikirkan," tambahnya dengan nada lebih ringan. "Aku tidak mau pembicaraan ini mengganggu pekerjaanmu."Mobil melambat sebelum akhirnya berhenti di depan gedung apartemen Emily."Sepertinya kita sudah sampai. Kau tinggal di sini, kan?"Emily mengangguk cepat. "Ah, ya. Terima kasih, Bu."Tanpa banyak bicara lagi, ia segera membuka pintu dan keluar. Langkahnya cepat menuju pintu apartemen, tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.Carol hanya menatap punggungnya sebentar sebelum tersenyum tipis, lalu kembali melajukan mobilnya.…"Kau sudah sampai?" suara Sylvester terdengar dari telepon begitu Emily mengangkatnya."Ya, baru saja ak
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

BAB 80

Beberapa menit kemudian, Emily keluar dengan pakaian kerja yang rapi. Ia membawa tasnya dan menatap Amore yang masih berdiri santai sambil memeriksa ponselnya."Ayo pergi," ucap Emily, berusaha mengabaikan rasa kesalnya.Amore menatapnya sekilas, lalu mengangguk. "Kau yakin tidak ingin ke dokter dulu?"Emily menegakkan bahu. "Aku tidak ada janji dengan dokter. Lagipula, aku masih baik-baik saja."Amore menghela napas pelan. "Baiklah. Tapi kau tahu kan, kalau Sylvester bisa sangat keras kepala?"Emily mendesah. "Ya, aku tahu. Aku akan bicara dengannya nanti."Mereka akhirnya berjalan bersama keluar dari apartemen dan memutuskan untuk berjalan kaki ke kantor. Di tengah perjalanan, Emily memecah keheningan."Amore," panggilnya."Ya?" jawab Amore tanpa mengurangi langkahnya."Bisakah kau jujur padaku?" tanya Emily.Amore meliriknya sekilas. "Maksudmu?""Aku ingin bertanya sesuatu, tapi aku ingin kau menjawab de
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status