Semua Bab Tatapan Mr. Whiteller Membuatku Berdebar: Bab 91 - Bab 100

125 Bab

BAB 91

Tak ingin terlalu memikirkan hal itu, Emily akhirnya melangkah mendekat. "Jika perlu, aku bisa menemani Clara ke klinik."Sebelum Clara bisa menjawab, Sylvester langsung berkata, "Aku yang akan menemani."Emily menatapnya sejenak, lalu mengangguk kecil. "Baiklah."Setelah Sylvester dan Clara serta Carol yang ikut menemani pergi ke klinik, Emily kembali ke kelompoknya, mencoba mengalihkan pikirannya ke sisa acara."Kau baik-baik saja?" tanya Amore, menatapnya dengan penuh arti.Emily mendesah. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah."Amore mengangkat alis, jelas tidak percaya. "Aku pikir kau akan lebih kesal."Emily menoleh padanya dengan ekspresi datar. "Kenapa aku harus kesal?""Oh, kau tahu alasannya," jawab Amore sambil menyeringai. "Carol terlihat sangat menunjukkan bahwa ia sangat perhatian dihadapan Sylvester tadi. Dan sekarang, dia pergi menemani Clara. Jika aku jadi kau, aku pasti sedikit… cemburu."Emil
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

BAB 92

Amore, yang menangkap nada sindiran dalam ucapan Carol, langsung menanggapi. "Menurutku, tak ada yang salah dengan itu. Perasaan tidak bisa dipaksakan."Carol tertawa kecil. "Itu kau yang bodoh. Bagaimana bisa kau berpacaran dengan lelaki yang berada di bawahmu?"Ucapan Carol membuat Emily, Sylvester, dan Amore saling melirik.Amore tersenyum miring sebelum berkata dengan nada tajam, "Lalu, jika yang setara denganmu adalah pria tua berperut buncit, apakah kau tetap mau? Aku lebih baik dengan pria yang kucintai, meskipun dia berada di bawahku, daripada mengejar seseorang yang sudah memiliki kekasih."Emily menyadari bahwa Carol dan Amore sedang saling menyindir.Tiba-tiba, Sylvester menoleh ke arah Amore. "Mengapa aku tidak tahu kalau kau sudah punya kekasih?"Amore tersenyum misterius. "Aku ingin menikmati kekasihku seorang diri. Orang lain tak perlu tahu."Sylvester mengangguk pelan. "Baiklah."Suasana sedikit mencair, tetapi Carol masih belum menyerah. Menyadari bahwa tidak ada gela
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

BAB 93

Emily sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Namun, setelah beberapa detik, ia tersenyum lembut. "Tentu saja."Sylvester menatapnya dalam, lalu tersenyum puas. "Bagus. Aku ingin memastikan itu."Emily tertawa kecil. "Apa kau pikir aku tidak bahagia?"Sylvester mengangkat bahu. "Aku hanya ingin mendengar jawabannya langsung darimu."Emily menggeleng pelan, merasa pria di hadapannya semakin sulit ditebak. Tiba-tiba, angin laut bertiup lebih kencang, membuat rambut Emily sedikit berantakan. Sylvester tertawa kecil, lalu tanpa ragu, ia merapikan helai rambut yang jatuh di wajah Emily, jemarinya menyentuh pipi gadis itu dengan lembut.Emily membeku sejenak, jantungnya berdetak lebih cepat."Rambutmu berantakan," bisik Sylvester.Emily menelan ludah, lalu berusaha bersikap biasa. "Salahkan angin, bukan aku."Sylvester tersenyum miring. "Tapi aku menyukainya."Emily memalingkan wajahnya, merasa wajahnya semakin panas. "Kau terlalu banyak bicara hari ini."Sylvester hanya terkekeh, lalu kemb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

BAB 94

Sylvester tertawa kecil dan mengusap kepala Emily dengan lembut. "Jangan terlalu banyak berpikir."Emily tersenyum tipis dan mengangguk. "Terima kasih, Sylvester."Sylvester menatapnya penuh arti, lalu menggenggam tangannya lebih erat. "Ayo, kita kembali. Amore pasti sudah menunggumu dengan sejuta pertanyaan."Mereka berjalan beriringan menuju kamar, dengan perasaan yang lebih tenang—meskipun di benak Emily, masih ada banyak hal yang belum bisa ia cerna sepenuhnya.…Di dalam kamar, jam sudah hampir tengah malam, namun Emily masih belum bisa memejamkan mata. Ia melirik ke arah Amore yang ternyata juga belum tidur."Am," panggil Emily pelan."Ya?" sahut Amore tanpa mengalihkan pandangannya dari langit-langit kamar.Emily ragu sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Menurutmu, Carol itu seperti apa?"Amore menoleh sekilas, lalu mengernyit. "Kenapa tiba-tiba menanyakannya?"Emily menggigit bibirnya, berpikir sejenak sebelum menjawab. "Aku rasa… dia menyukai Sylvester."Amore diam, masih mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

BAB 95

Emily mendelik curiga. "Apa lagi sekarang?"Sylvester tersenyum penuh arti, mendekatkan wajahnya ke arah Emily. "Sebagai gantinya, setelah ini kau harus menemaniku berjalan-jalan sepanjang pantai."Emily menatapnya ragu. "Kau yakin ini bukan jebakan lagi?"Sylvester tertawa. "Tidak. Ini hanya tawaran eksklusif yang sangat sulit untuk kau tolak."Emily pura-pura mendesah, lalu melanjutkan makannya. "Baiklah, tapi aku tetap tidak mau jadi gemuk."Sylvester hanya terkekeh. "Tidak apa-apa. Kalau kau gemuk, aku yang akan jadi treadmill pribadimu."Emily menahan senyum, tapi pipinya bersemu merah. "Baiklah, kau boleh makan setengahnya. Tapi jangan sekali-kali mengambil bagian ayam favoritku!""Tergantung, seberapa cepat kau menghabiskannya," balas Sylvester dengan nada menggoda, membuat Emily buru-buru menyuapkan makanan lagi ke mulutnya.Tawa mereka mengisi udara pagi yang sejuk, menciptakan kenangan manis.Setelah sarapan yang penuh tawa dan godaan, mereka berjalan santai di sepanjang pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

BAB 96 (18+)

Sylvester membalas tatapannya dengan lembut. "Aku senang jika kau menyukainya."Tiba-tiba, Emily mengeluarkan ponselnya dari kantong. "Boleh kau fotokan aku?" tanyanya sambil menyerahkan ponselnya pada Sylvester.Sylvester mengambil ponsel itu, lalu mengawasi Emily yang mulai melangkah ke arah pinggir tebing untuk mencari angle yang bagus."No, Emily. Jangan terlalu ke pinggir," ucap Sylvester tegas.Emily menoleh, melihat ekspresi khawatir di wajah pria itu."Kembalilah ke sini. Aku akan memotretmu dengan bagus dari sini," lanjutnya.Emily terkekeh. "Baiklah, baiklah."Ia pun kembali ke tempat yang lebih aman dan mulai berpose. Sylvester mengambil beberapa foto, sesekali memberikan arahan agar hasilnya lebih bagus.Setelah puas dengan hasil foto, Emily tiba-tiba tersenyum jahil. "Sylvester, kita belum ada foto bersama. Kemarilah."Tanpa menunggu jawaban, Emily menarik tangan Sylvester agar lebih dekat, lalu membuka kame
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

BAB 97

Sylvester terdiam sesaat, menatap Emily dengan mata yang berkabut oleh perasaan yang sulit dikendalikan. Napasnya berat, seolah tengah menahan diri."Aku menginginkannya, Emily…" ucapnya lirih.Emily menatapnya dalam, melihat sorot mata pria itu. Ia menggigit bibirnya sebelum akhirnya menggeleng pelan."Maaf… Aku tak bisa," ucapnya dengan suara penuh ketulusan.Sylvester menutup matanya sejenak, menarik napas dalam sebelum akhirnya menghembuskannya perlahan. Lalu, alih-alih memaksakan keinginannya, ia malah menarik Emily ke dalam pelukannya, merengkuhnya erat."Baiklah… Maafkan aku," bisiknya di dekat telinga Emily.Emily tersenyum kecil, mengusap punggung Sylvester sebagai isyarat bahwa semuanya baik-baik saja."Bolehkah… kita tetap seperti ini sebentar saja?" pinta Sylvester dengan suara rendah, seolah masih menenangkan debaran jantungnya yang tak karuan.Emily mengangguk pelan, membiarkan dirinya tenggelam dalam dekapan hangat pria itu.Mereka tetap dalam posisi itu selama beberapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

BAB 98

Malam semakin larut, angin pantai berhembus lembut membawa aroma laut yang khas. Di area pantai hotel, lampu-lampu kecil tergantung menghiasi sepanjang area pesta, menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Para staf mulai berkumpul diaula, tawa dan obrolan ringan terdengar di antara iringan musik akustik yang mengalun pelan.Di ruang aula Meja-meja ditata dengan apik, hidangan berjejer menggoda, sementara di pantai ada staff yang sedang menyiapkan beberapa permainan kecil. Api unggun mulai dinyalakan di tengah-tengah, menjadi pusat perhatian.Emily berdiri bersama Amore dan Beni di dekat salah satu meja. Sesekali tatapannya mencari-cari sosok tertentu di tengah keramaian.Tak butuh waktu lama, Sylvester muncul, mengenakan kemeja putih santai yang lengannya digulung, wajahnya tenang seperti biasa namun ada senyum tipis di sudut bibirnya saat matanya bertemu dengan Emily.Seseorang dari tim hotel memanggil Sylvester ke depan."Tuan Whiteller, waktunya menyampaikan sepatah dua kata."Sy
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

BAB 99

Tak lama, Amore menghampiri Emily dengan senyum penuh arti. Ia mencondongkan tubuh, berbisik pelan,"Kita obrolin nanti ya. Tapi malam ini… nikmati saja." Ia menepuk lembut bahu Emily sebelum pergi.Saat api unggun mulai menyala, menari di antara semilir angin pantai, Sylvester menggenggam tangan Emily dan menatapnya dalam."Mau berdansa?"Emily menggeleng cepat, tertawa kecil."Aku malu, Sylvester. Aku bahkan tak bisa berdansa."Sylvester tersenyum tenang, menggenggam tangannya lebih erat."Aku akan mengajarkanmu. Tenang saja, ikuti langkahku."Dengan ragu, Emily akhirnya mengangguk. Mereka berdiri di depan api unggun, diiringi melodi yang mengalun pelan. Langkah demi langkah, Emily mulai mengikuti gerakan Sylvester, tubuhnya perlahan rileks di bawah bimbingan pria itu.Sorak-sorai kecil terdengar dari arah teman-teman mereka, meski ada satu sosok yang tampak menatap tanpa ekspresi—Carol. Namun Emily tak lagi pedul
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

BAB 100

Pria itu menatapnya lekat, seolah bisa membaca keraguan di matanya. "Aku tak akan macam-macam, Em. Aku hanya ingin malam ini… kau ada di sini. Anggap saja kita menikmati waktu berdua, sebelum kita tak bertemu lagi untuk beberapa waktu ke depan."Suara bariton itu meredup di akhir kalimatnya, membuat dada Emily terasa berat.Ia terdiam sejenak, menimbang, sebelum akhirnya mendekat pelan dan duduk di pinggir kasur."Baiklah… tidurlah, Sylvester."Tanpa banyak bicara, Sylvester menarik Emily perlahan hingga ia berbaring di sampingnya. Lengannya melingkari tubuh Emily dengan tenang, kepalanya menyender ringan di bahu gadis itu, napasnya menghangat di telinga.Tak ada kata-kata lagi di antara mereka. Hanya suara detak jantung yang perlahan selaras, ditemani sayup-sayup suara ombak dari luar jendela.…Keesokan paginya, setelah malam penuh kenangan, suasana penginapan terasa lebih riuh dari biasanya. Orang orang sibuk menyiapkan koper, bercakap sambil sesekali tertawa kecil, meski suasana p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status