Semua Bab Malam Panas Dengan Mantan Suami: Bab 81 - Bab 90

162 Bab

81. Hubungan kita masih baik

Papa menggeleng kepala, lalu menatapku dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Coba dibuka, Cal. Kita lihat apa isinya.""Iya, Pa." Aku meletakkan kotak itu di atas meja. Bersama Kenzie, kami membuka bungkusan itu. Ternyata isinya dua buah dress model ibu hamil. Warna dan motifnya sangat cantik, kainnya terasa lembut dan mewah—jelas seperti baju mahal."Baju, ya? Bagus sekali," puji Papa, jari-jarinya menyentuh kain lembut itu dengan penuh perhatian. Namun, di bawah baju itu ada selembar kertas terlipat rapi, seperti sebuah surat."Ada suratnya juga, Pa.""Coba baca, Cal."Aku mengangguk, lalu membacakan surat itu dengan suara pelan. "‘Viona, aku harap kamu bisa menerima dan memakai baju yang aku berikan. Aku juga berharap... setelah semua yang terjadi, hubungan kita masih baik. Semoga kehamilanmu selalu sehat, ya.’" Aku membacanya dengan hati-hati, berusaha menangkap setiap emosi yang tersirat di balik kata-kata Agnes. Ada ketulus
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

82. Viona diculik

Sebuah tangan kasar tiba-tiba mencengkram mulutku dari belakang, sapu tangan kasar menekan bibirku dengan kuat. Bau menyengat langsung menerjang hidungku, membuat kepala terasa berat, pandangan kabur, dan tubuhku lemas tak berdaya. Seolah-olah dunia berputar, aku merasakan tubuhku ambruk ke tanah. Jeritan minta tolong menggema di telingaku. "Kakak... tolonggg!!" Viona? Suara itu... Kenapa dia memanggilku? Apa yang terjadi? Ketakutan menusuk jantungku, sebuah rasa cemas yang dingin mencengkeram perutku. Namun, tubuhku tak berdaya. *** Entah sudah berapa lama mataku terpejam, rasanya seperti berabad-abad. Ketika akhirnya aku membuka mata, yang kulihat adalah langit-langit putih, khas kamar rumah sakit. Aku terbaring di ranjang, tubuhku terasa berat dan lemas. Pandanganku menjelajahi ruangan, mencari-cari sosok Viona. Jantungku berdebar kencang, kenangan jeritannya masih bergema dalam benakku. Apakah aku pingsan? Semoga saja Viona baik-baik saja. "Calvin... kamu sudah bangun? Syu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

83. Aku benar-benar khawatir

"Kenzie aman, Cal. Dia saat ini sedang berada dalam perjalanan pulang sekolah mau ke sini." Jawaban dari Ayah membuat hatiku sedikit lega, tapi rasa cemasku tetap mendera setelah mengetahui Viona diculik. Aku juga merasa kecewa pada diriku sendiri yang tidak becus melindungi Viona. Astaghfirullah ya, Allah ... aku harus segera mencari Viona. Aku benar-benar khawatir, apalagi dia sedang hamil. Aku segera duduk, lalu menarik diri hendak turun dari atas ranjang. Namun, seseorang tiba-tiba membuka pintu kamarku. Ceklek~ Masuklah Kenzie yang berlari kencang menghampiriku, bersama Papa Tatang yang menyusul. "Ayaaahhhh." "Dek!!" Aku langsung berjongkok, merentangkan kedua lenganku lebar-lebar menyambut pelukan hangat yang baru saja Kenzie berikan kepadaku. Kuciumi berulang kali puncak rambutnya. "Ayah, Ayah kenapa masuk lumah sakit? Ayah sakit apa?" tanyanya penuh perhatian, Kenzie menangkup kedua pipiku dan menatap dalam bola mata ini. "Ayah nggak apa-apa kok, Sayang. Tadi kamu pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

84. Mati bersama bayi

"Aaaaa sss ...." Aku mendesis, saat lakban dibibirku ditarik kasar oleh Nona Agnes, lalu dia menyentuh daguku dengan kasar, seperti ingin mencengkeramnya. "Apa kau tau, aku selama ini sudah bekerja keras hanya demi bisa menikah dengan Mas Calvin. Tapi usahaku sia-sia hanya karena kau, Viona! Hanya karena kesalahan yang kau perbuat!!" Nona Agnes berteriak, suaranya menggelegar dan membuat telingaku sakit. Rupanya, alasan dia melakukan hal ini karena Kak Calvin. Dugaanku selama ini memang benar, bahwa dia belum bisa move on dan pasti berencana ingin merebut Kak Calvin dariku. "Seharusnya, malam itu Mas Calvin bersamaku. Tidur denganku, bukan justru tidur denganmu sampai membuatmu hamil!!" Matanya melotot tajam, penuh dengan amarah dan kebencian. "Nona, bukankah masalah ini sudah—" Ucapanku seketika terhenti saat tangan mulus Nona Agnes menampar pipi kananku, membuatku tersentak dengan mata membulat. Rasa sakit yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

85. Bertahanlah

(POV Calvin)Aku mengemudikan mobil sesuai arahan dari Ayah, karena Ayah sudah berkoordinasi dengan Polisi untuk melacak kendaraan yang dipakai Viona dengan rekaman kamera pengawas di berbagai jalan.Namun, seketika aku menghentikan laju kendaraanku di pertigaan sebuah jalanan yang dipenuhi pepohonan, karena melihat suatu benda yang tergeletak dijalan."Kenapa berhenti, Cal?" tanya Ayah, suaranya terdengar khawatir. Aku segera turun dari mobil, lalu mendekat ke arah benda dan memungutnya. Benda itu adalah sepatu sebelah kanan, dan aku ingat betul ini adalah sepatu yang dipakai Viona."Ini sepatu Viona, Ayah. Aku yakin Viona berada di dekat sini."Dengan penuh semangat aku kembali masuk ke dalam mobil. Jantungku berdebar kencang, aku tidak sabar ingin segera menemukan Viona. Rasa khawatir akan keadaannya meningkat pesat, aku tidak akan berhenti sampai aku menemukannya.Ayah ikut masuk bersamaku, lalu mobil yang k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

86. Agnes harus mati

"Mungkin ini akan terdengar menyedihkan, Pak. Tapi saya harus menyampaikannya." Suara Dokter terdengar lirih, membuat jantungku berdebar cepat. Kegelisahan menyeruak, mencengkeram erat d*daku. Napasku tersengal, tubuhku mulai gemetar."Apa itu, Dok? Tolong katakan." Suaraku serak, hampir tak terdengar."Anak Anda tidak berhasil selamat. Dia meninggal di dalam kandungan karena racun yang masuk ke tubuh istri Anda sangatlah mematikan."Mataku membulat sempurna. Aku merasa hancur, tubuhku lemas dan aku hampir saja terjatuh jika tak ada lengan Papa yang menopangku."Racun?!"Ya Allah, istriku diberi racun dalam keadaan hamil?? Tega sekali orang yang melakukan hal itu. Amarah langsung membara di dalam d*da, menggerogoti hati dan jiwaku."Kalau Vionanya sendiri bagaimana, Dok? Anakku ... anakku pasti kuat. Dia pasti selamat, kan?" tanya Papa dengan suara gemetar. Kulihat sudah menangis, air mataku pun ikut berjatuhan mengalir membasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

87. Anak baik

Ayah dan aku bergegas menuju rumah Om Erick, diiringi para polisi. Harapanku, Agnes ada di sana, mempermudah penangkapannya. Awalnya, Ayah dan aku berniat menghajar pria suruhan Agnes terlebih dahulu. Namun, beberapa polisi menghalangi. Mau tak mau, kami mengurungkan niat itu. Yang terpenting kini adalah menangkap Agnes dan buronan lainnya. "Cal, Ayah nggak nyangka Agnes berbuat kejam sampai sejauh ini. Hanya karena perpisahan denganmu," Ayah berkata, suaranya kecewa, tatapannya tertuju padaku yang fokus menyetir. "Aku juga nggak nyangka, Ayah. Selama ini ... aku selalu menganggapnya perempuan yang baik." Beberapa menit kemudian, kami tiba. Namun, rumah mewah itu sunyi senyap. Tak ada satu pun mobil yang terparkir di halaman. "Selamat malam, Pak Calvin. Bapak mau bertamu?" Seorang satpam rumah menyapa, segera membukakan gerbang. Namun, raut wajahnya sedikit terkejut saat melihat mobil polisi di belakang mobilku. "Malam juga, Pak. Agnes ada di dalam?" tanyaku. "Nona Agnes
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

88. Suara itu...

"Bicara dengan tenang pada Viona, Cal. Bunda tidak ingin membuatnya terkejut, dia baru saja sadar," Bunda Dinda memperingatkan sebelum aku memasuki kamar Viona. Aku mengangguk, lalu menitipkan Kenzie kepadanya. Klik~ Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan Viona terbaring lemah, kulitnya pucat. Tatapannya bertemu pandang denganku, namun ada kilatan kebingungan yang menusuk dalam kedalaman matanya, bukan hanya heran. "Viona sayang... bagaimana keadaanmu? Apa yang kamu rasakan? Apa yang sakit?" Pertanyaan-pertanyaan itu terlontar tanpa bisa kucegah, gelisah menggigitku. Aku mendekat, hatiku berdebar, ingin menyentuh puncak rambutnya yang lembut. Namun, dengan gerakan tiba-tiba, Viona menepis tanganku. Tubuhku menegang. Kenapa? Apakah dia marah padaku? Pikiran itu menusukku, karena memang, aku tak bisa menyangkal kelalaianku. "Aku minta maaf, Vio. Maaf karena aku telah menjadi—" Kalimatku terhenti, terpotong oleh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

89. Aku akan membunuhmu!

Aku terkejut mendengar suaranya, suara itu seperti milik.... Agnes. Apakah benar dia Agnes? Dengan gerakan cepat, kucabut masker yang menutupi wajahnya. "Agnes!" Nama itu terlontar dari bibirku, suara penuh tak percaya dan amarah. Benar, itu dia. "Br*ngsek kau, Agnes!!" Amarah membuncah, mengalir deras bagai lava panas. Tanpa banyak berpikir, aku langsung mencekik lehernya, mendorong tubuhnya hingga menempel di dinding yang dingin. "Ma-maf... aku ingin menjelas-kan, Mas. Jangan ...." Agnes memohon, suaranya terputus-putus, diselingi isakan yang nyaris tak terdengar. Namun, kemarahan membutakan penglihatanku. Hanya dendam yang membara di d*daku. "Penjelasanmu tak kubu-tuhkan lagi! Kau monster, Nes! Kau telah memb*nuh anakku, dan sekarang... aku akan memb*nuhmu!" Kekuatan penuh kucurahkan untuk menjerat lehernya. Wajah Agnes membiru, matanya melotot, napasnya tersenggal-senggal. Tubuhnya menggigi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

90. Mandi bareng

"Ya sudah, kalau begitu aku mau mencari ruangan dokter yang menangani Viona dulu, Yah." Dadaku sesak mengingat kondisi Viona saat ini. Wajah pucatnya, tubuhnya yang lemah. "Ayok, Cal," ajak Ayah, suaranya terdengar berat. Aku hanya mengangguk, langkahku terasa berat. Kami berjalan bersama, untungnya Ayah tahu ruangan Dokter Meka. Dua polisi yang tadi bersama Ayah tidak ikut, tugas mereka mengawasi Agnes agar perempuan itu tidak kabur lagi. Sesampainya di ruangan dokter, aku menceritakan semuanya—tentang Viona yang tak mengenaliku, tentang dia yang tak ingat kejadian mengerikan yang telah dialaminya. Setiap kata yang keluar dari mulutku terasa begitu pahit. Ayah tampak terkejut, wajahnya berubah pucat. Dia langsung bertanya pada dokter, suaranya bergetar, "Apakah ini artinya Viona amnesia, Dok?" Dokter itu hanya mengangguk pelan, "Kita langsung ke kamar Bu Viona saja, Pak. Biar saya periksa dia dulu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
17
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status