Semua Bab Malam Panas Dengan Mantan Suami: Bab 71 - Bab 80

159 Bab

71. Konyol sekali

Konyol sekali memang, pada akhirnya aku tak mampu menolak lagi permintaan Viona. Aneh, pakai jurus apa Viona ini, sampai selalu bisa membuat hatiku luluh.Kami pun pergi ke rumah Bapak penjual es kelapa, yang katanya ada pohon kelapa di depan rumahnya.Sesampainya di sana, ternyata benar, di depan rumahnya ada pohon kelapa, bahkan lebih dari satu. Rumahnya juga tepat di tepi pantai, membuat Viona langsung merengek ingin berenang.Aku baru tahu, kalau perempuan hamil bisa bertingkah seperti anak kecil. Tapi, aku merasa gemas melihat tingkahnya."Jadi, kamu mau kita berenang dulu, atau minum air kelapa di atas pohon dulu?" tanyaku sambil menatap Viona yang terlihat berbinar-binar, memandangi suasana pantai yang ramai. Banyak orang berenang di air laut yang jernih."Aku mau minum air kelapa sambil berenang saja deh, Kak."Lho, berubah pikiran dia sekarang."Nggak jadi minum air kelapa di atas pohonnya?" tanyaku memastikan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

72. Dia pelakunya?

Tubuhku bergetar hebat, seakan tersambar petir, saat mendengar kabar buruk tentang Kenzie yang hilang. Ya Allah, aku tak pernah membayangkan hal ini akan terjadi lagi. Rasa takut dan cemas mencengkeram jantungku. "Kamu tunggu di sini dulu ya? Aku mau pergi menemui Bunda dan Ayah," pamit Kak Calvin, langsung berlari meninggalkan aku. Namun, aku segera mengejarnya, kakiku terasa ringan bagai diangkat angin, hingga sampai ke halaman rumah. Aku menarik tangannya, menahannya untuk pergi. "Aku mau ikut, Kak!" seruku dengan suara bergetar, dipenuhi kepanikan. Tak mungkin aku bisa berdiam diri di sini menunggu saja, sementara anakku hilang. Selain itu, aku penasaran dengan alasannya hilang, karena rasanya aneh, seperti ada yang tak beres. "Tapi kamu nanti capek, Vio, aku takut kamu kenapa-kenapa," ujar Kak Calvin, suaranya terdengar khawatir, seolah melarangku untuk pergi bersamanya. "Justru yang ada pikiranku yang capek, Kak, kalau disuruh nunggu. Aku juga mau tahu alasan Kenzie hilang,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

73. Itu bukan salahmu

Tak lama kemudian, dua mobil datang. Salah satunya adalah mobil polisi. Hatiku berdebar kencang. Aku tak bisa diam, tangan mengepal erat, mataku terus tertuju pada pintu mall. Apakah Kenzie sudah ditemukan? Apakah dia baik-baik saja? Sejuta pertanyaan berputar di kepalaku, menggerogoti ketenangan yang berusaha kutepis. Beberapa orang keluar dari mobil. Salah satunya adalah Ayah Andre. Mereka langsung berhamburan masuk ke dalam mall, mencari Kenzie. Aku, Bunda, dan Chika tetap di dalam mobil. Tangan Bunda menenangkan punggungku, lembut dan hangat. "Jangan berhenti berdoa, Vio," bisiknya. "Kenzie anak yang kuat dan pintar. Dia pasti akan baik-baik saja. Kita harus berpikir positif, ya." "Iya, Bun," jawabku, berusaha meyakinkan diri sendiri. Chika masih terlihat terpuruk, matanya berkaca-kaca. "Mbak, maafin Chika, ya. Gara-gara Chika, Dedek Kenzie hilang..." Aku tersenyum kecil, berusaha menenangkannya. "Ini bukan salahmu, Chik. Ini musibah." Bunda tiba-tiba berbisik, "Vio, Bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

74. Aku mohon jangan begini

"Tapi kok Kakak bisa tau, kalau Kenzie ada di rumah Nona Agnes? Apa Nona Agnes menghubungi Kakak?" tanyaku, d*daku terasa panas. Aku sangat berharap mereka sudah tak lagi berkomunikasi, tapi sepertinya harapanku terlalu tinggi, ya?"Aku tau dari Ayah. Agnes memberitahukan melalui Ayah," jawab Kak Calvin."Ayah?" Lega rasanya mendengarnya.**Tak lama, mobil yang kami tunggangi akhirnya sampai di depan halaman rumah Nona Agnes. Dari kejauhan, kulihat Kenzie berdiri di sana bersama Nona Agnes. Tampaknya dia menunggu kedatangan kami, dan hatiku langsung berbunga melihatnya dalam keadaan baik."Bundaaaa!! Ayaaahh!!" Kenzie berteriak, dan langsung berlari menghambur ke pelukan kami saat kami baru saja turun dari mobil. Tapi yang lebih dulu dia peluk adalah Kak Calvin, lalu selanjutnya adalah aku."Kamu baik-baik saja 'kan, Nak? Apa kamu terluka?" Aku segera menggendong Kenzie, lalu kuperhatikan seluruh tubuh dan wajahnya sambil k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

75. Kenapa dia ada di sini?

Hari berganti. "Tunggu sebentar, ya, aku mau angkat telepon dari rekan bisnisku dulu," kata Kak Calvin, suaranya sedikit terburu-buru, sebelum pamit dari ruang makan. "Iya, Kak." Aku mengangguk. Segera kutuangkan nasi goreng di atas piring Kenzie. Bocah kecilku duduk di sampingku. Dia sudah mandi dan berpakaian rapih dengan seragam sekolahnya, tapi Kak Calvin meminta agar Kenzie tidak masuk sekolah dulu. Aku tahu dia pasti masih takut, mungkin trauma, atas apa yang telah terjadi pada anak kami. Dan aku pun begitu. Rasa takut itu masih mencengkeram erat, tak mau melepaskan. "Kenzie mau makannya disuapi Ayah, Bunda." Kenzie menggelengkan kepala, saat baru saja aku hendak menyuapinya. "Ya udah, kita tunggu Ayah selesai menelepon dulu, ya?" tanyaku lembut, tangannya meraih tanganku. Kenzie mengangguk, matanya menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kenzie duduk di sini dulu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

76. Memfitnah tanpa bukti

(POV Calvin)"Nona Agnes, kenapa Nona ada di sini?" tanya Viona yang tampak terkejut melihat kehadiran Agnes. Sementara aku, hanya bingung mengapa dia berada di sini. Apa dia ingin menjelaskan padaku secara langsung, tentang peristiwa yang telah terjadi?Mungkin saja."Eh, Viona ... Mas Calvin." Perempuan itu tersenyum menatapku, senyumnya terlihat begitu manis. Dapat kurasakan genggam tangan Viona semakin erat pada lenganku, seolah-olah takut jika aku pergi darinya. "Kalian ternyata ke sini juga? Kebetulan sekali, aku datang karena ingin bertamu.""Ayok duduk, Cal, Vio," titah Bunda. Dia berdiri, melangkah ke arahku dengan lengan terulur hendak menggendong Kenzie. Tapi bocah lucu yang berada dalam gendonganku itu menolak, menggelengkan kepalanya."Ayok kita duduk, Kak." Viona menarikku, mengajak untuk duduk bersama dalam satu sofa. Sementara Kenzie kududukkan di atas pangkuanku. Kulihat wajah Viona cemberut. Aku mengerti, pasti dia tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

77. Sudah mulai move on

Senyum hangat Bunda merekah saat dia memasuki ruangan, Bibi pembantu setia di sisinya, membawa minuman dan cemilan yang tertata apik di atas meja. Agnes, yang sedari tadi duduk di sofa, berdiri dengan senyum lembut."Kalau begitu, aku pamit pulang dulu ya, Om, Tante," ucapnya, matanya beralih ke Kenzie, senyumnya melebar. Dia meraih paper bag yang tergeletak di atas meja, "Oh ya, Tante juga belikan Kenzie mainan lho. Semoga kamu suka dengan mainan yang Tante beli, ya?"Kenzie menatap benda di dalam paper bag dengan mata berbinar, lalu menoleh padaku, seolah meminta izin."Ambil saja, Sayang," kataku sambil tersenyum lembut. Bocah itu mengangguk, tangan mungilnya meraih paper bag itu dengan penuh semangat."Terima kasih, Tante.""Sama-sama, Sayang," jawab Agnes.Bunda mengulurkan tangan, menahan Agnes yang hendak beranjak, "Kamu jangan pulang dulu lah, Nes, kan baru sampai. Minuman sama cemilan juga baru Tante ambilkan."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

78. Minta tolong

Kalau sudah bawa-bawa anak, aku mengaku kalah. Hatiku langsung melunak dan akan menuruti permintaannya."Ya sudah, aku keluar dulu buat beli jambu dan bahan-bahan untuk membuat sambel rujaknya. Tapi sebelum makan rujak, kamu harus makan nasi dulu. Kalau nggak makan nasi, aku nggak akan membelikannya." Aku sengaja sedikit mengancamnya, itu dilakukan karena aku sayang padanya. Aku tidak ingin Viona sakit perut karena belum terisi nasi malam ini. "Kalau kamu nggak kepengen nasi goreng. Aku belikan bubur saja bagaimana? Bubur ayam, ya?""Boleh deh." Viona mengangguk senang, dia tersenyum dan menggenggam tanganku. "Tapi belinya nggak perlu Kakak keluar rumah. Kakak beli lewat online saja, nanti yang ngirim ojol.""Oke deh."Aku setuju, itu akan menghemat tenaga dan waktu. Segera mengambil ponsel untuk memesan apa saja yang Viona inginkan. Bubur yang kubeli juga bukan hanya satu bungkus, melainkan dua. Sebab takutnya Kenzie ikut kepengen, pasti nanti Vi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

79. Suami takut istri

"Kan kamu tau sendiri, kalau perusahaan Om mengalami kebangkrutan. Otomatis Om jadi pengangguran. Om mau ... kamu berikan Om pekerjaan di perusahaanmu. Tapi Om mau posisinya yang tinggi dan gajinya besar, Cal." Aku sedikit terkejut mendengarnya. Om Erick, yang biasanya selalu bersemangat, kini terlihat lesu. Dia ingin bekerja denganku, tapi menginginkan posisi tinggi? Ini situasi yang sulit. "Maaf, Om. Bukan aku tidak mau, tapi semua posisi di kantorku penuh." Aku berusaha menyampaikannya dengan lembut. "Masa sih, satu posisi saja nggak bisa nambah? Perusahaanmu 'kan besar." Om Erick terlihat tidak percaya, raut wajahnya menunjukkan kekecewaan. "Perusahaanku memang besar, tapi posisi tinggi yang Om maksud sudah penuh. Kalau Om mau jadi security atau office boy, aku bisa memberikannya." Aku menawarkan alternatif, meskipun tahu itu bukan yang Om Erick harapkan. "Masa kamu ngasih posisi rendahan buat Om sih, Cal? Tega amat." Kekecewaan Om Erick semakin terlihat. Suaranya terdengar g
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

80. Jangan langsung marah

Aku menghela napas berat, lalu memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu.Aku teringat akan permintaan Viona untuk membuatkannya sambel rujak. Itu harus jadi sebelum Viona terbangun."Pak Erick sudah pulang, Cal?" Suara Papa memecah kesunyian dapur. Beliau menghampiriku, mengambil gelas dari rak, lalu menuangkan air putih."Iya, Pa." Aku mengangguk pelan, jari-jariku sudah membuka aplikasi di ponsel, mencari video tutorial sambal rujak."Papa senang, hubunganmu dan Nona Agnes berakhir dengan damai. Jujur, Papa juga merasa iba pada Nona Agnes, tapi mungkin ini jalan terbaik untuk kalian berdua." Suaranya lembut, penuh pengertian."Iya, Pa. Aku juga berharap begitu. Sekarang, aku hanya ingin fokus pada keluargaku. Mereka adalah prioritasku." Kalimat itu keluar dari lubuk hatiku yang terdalam.Papa tersenyum, matanya mengamati tanganku yang sibuk menyiapkan bahan-bahan di atas meja dapur. "Mau Papa bantu, Cal?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status